BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. tidak lain sebagai alat menanamkan nilai-nilai atau moral dan budi pekerti, agar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. itu, suatu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah untuk memperoleh pengetahuan. Pendidikan berlangsung secara terus menerus dan tidak ada habisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan memiliki efek positif terhadap kehidupan dan kemajuan sebuah bangsa. Seorang pendidik dapat dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran mampu menumbuhkan semangat belajar peserta didik sehingga menjadikan mereka aktif, kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tercapainya jati diri bangsa. Berbagai mata pelajaran diajarkan disekolah, salah satunya adalah pelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dan dikembangkan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Hal ini diperkuat menurut. Tarigan (2008:1), keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen. Empat komponen tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut merupakan kesatuan yang tiap keterampilannya erat sekali saling berhubungan. Tarigan (2008:7), menyatakan, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Keterampilan membaca bertujuan untuk memahami makna atau pesan yang disampaikan penulis. Seorang pembaca yang baik mampu memahami makna suatu teks. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh sang anak; melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelummatangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu 1

2 keterlambatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa. Perlu kita sadari juga bahwa keterampilan-keterampilan yang diperlukan bagi lkegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif; dalam keterampilan-keterampilan berrbahasa yang lainnya itu. (Greene & petty dalam tarigan 1981 : 3-4). Cerita pendek merupakan karya sastra berupa prosa fiksi yang memiliki sifat teks naratif. Cerpen memiliki dua fungsi, yaitu menghibur dan memberikan pelajaran kehidupan. Seorang pembaca cerpen seharusnya mampu menangkap dan memahami pelajaran kehidupan yang ada di dalam teks cerpen. Maka dari itu, pembelajran sastra khususnya cerpen seharusnya lebih menekankan pada keberhasilan dalam pendalaman dan penghayatan karya sastra atau cerpen yang dibaca. Kosasih dkk. (2004:431), mengatakan bahwa cerita pendek merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Mempelajari teks cerpen merupakan pembelajaran yang sangat penting. Pembelajaran tentang teks cerpen dapat berjala baik jika pembelajaran dipusatkan pada pemahaman siswa akan makna dalam teks cerpen. Yus Rusyana (dalam Hidayati 2009: 79), menyatakan pengajaran sastra hanya dapat berlangsung dengan baik apabila berlandaskan hasil sastra untuk dihayati. Penghayatan itu semakin mendalam apabila disertai dengan pemahaman terhdapnya. Pelajaran sastra bertujuan untuk menghayati dan mendalami makna yang akan disampaikan penulis dalam karya sastranya. Cerpen merupakan karya sastra yang memiliki fungsi menghibur, jika dikaji secara mendalam cerpen dapat memberikan pelajaran nilai kehidupan. Cerpen memiliki pesan atau nilai dalam kehidupan sehari-hari yang baik untuk dipelajari. Karya sastra khususnya fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat leluhur manusia memperjuangkan hak dan martabat manusia. Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen tentu memiliki kesamaan

3 dengan kehidupan sehari-hari. Dari nilai-nilai tersenut kita dapat mengambil segi positifnya. Pada saat ini, hampir setiap media massa yang terbit di Indonesia menyajikan cerpen setiap minggunya. Setiap majalah hampir selalu memuat satu atau dua cerpen, cerpen sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahkan ada yang menjadi penggemar berat cerpen, terbukti dengan adanya penerbit yang sengaja menerbitkan kumpulan cerpen dalam bentuk buku layaknya novel. Cerpen sudah memiliki banyak penikmat di masyarakat karena mengisahkan tentang kisah hidup manusia yang dibumbu-bumbui oleh fiktif. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul Pembelajaran Mendemonstrasikan Nilai Kehidupan yang Berorientasi pada Nilai Moral dalam Teks Cerpen dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi Tahun Pealajaran 2017/2018. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Siswa masih belum mengenali dan memahami pembelajaran mendemonstrasikan nilai kehidupan dalam teks cerpen dikarenakan materi tersebut merupakan materi yang baru. 2. Teks cerita pendek merupakan karangan sastra yang bersifat fiktif, meskipun seperti itu cerpen memiliki beberapa nilai kehidupan yang baik diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari yang belum diketahui oleh siswa. 3. Metode role playing diharapkan lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran mendemonstrasikan nilai-nilai kehidupan dalam teks cerpen dikelas XI. C. Rumusan Masalah Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi. Masalah juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan, dipecahkan, persoalan. Masalah yang diartikan atau dipilih itu,

4 selanjutnya perlu dirumuskan secara tegas, sehingga jelas batasan fokus dan lingkupnya (Faisal, 1982:61). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menyimpulkan permasalahanpermasalahan sebagai berikut. 1. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran mendemonstrasikan nilai kehidupan berorientasi pada nilai moral yang dipelajari dalam cerita pendek dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas XI SMA Pasunan 1 Cimahi? 2. Mampukah siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi dalam mendemonstrasikan nilai kehidupan berorientasi pada nilai moral yang dipelajari dalam teks cerpen dengan menggunakan metode role playing? 3. Efektifkah metode role playing digunakan dalam pembelajaran mendemonstrasikan nilai kehidupan yang berorientasi pada nilai moral yang dipelajari dalam teks cerpen dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi? D. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan pedoman atau arah bagi penulis dalam menentian setiap langkah yang akan ditempuh. Tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran mendemonstrasikan nilai kehidupan berorientasi pada nilai moral yang dipelajari dalam cerita pendek dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi dalam mendemonstrasikan nilai kehidupan berorientasi pada nilai moral dalam cerita pendek dengan menggunakan metode role playing. 3. Untuk mengetahui keefektifan metode role playing dalam pembelajaran mendemonstrasikan nilai kehidupan berorientasi pada nilai moral yang dipelajari dalam teks cerpen pada kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi.

5 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Penulis Manfaat untuk penulis setelah dilakukan penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran cerpen. Sebagai calon guru yang mengajarkan bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran mendemonstrasikan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dengan menggunakan metode role playing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat membiasakan siswa dalam mendemonstrasikan nilainilai kehidupan dalam teks cerpen sehingga siswa terampil, aktif, dan mudah dalam mengikuti pembelajaran yang diinginkan. 3. Bagi Dunia Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan bagi seorang guru dalam mengembangkan ilmu bahasa, serta menjadi nilai tambah dalam meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar. 4. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan gambaran untuk melakukan penelitian pembelajaran menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi yang berorientasi pada permasalahan yan terjadi di lingkungan. F. Definis Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian, secara oparasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul Pembelajaran Mendemonstrasikan Nilai Kehidupan Berorientasi pada Nilai Moral yang dipelajari dalam Cerita Pendek dengan Menggunakan

6 Metode Role Playing Pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 1 CImahi Tahun Pelajaran 2017-2018 dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses yang dialami oleh peserta didik untuk memperoleh kompetensi tertentu sehingga mencapai suatu hasil belajar yang diinginkan. 2. Mendemonstrasikan adalah mempertunjukkan, mempertontonkan, memperagakan suatu peristiwa yang pernah terjadi ataupun yang akan dilakukan oleh seseorang. Gintings ( 2007:53) menyatakan bahwa kata peragaan dalam bahasa inggris demonstrate. Skalipun kedua kata tersebut secara umum dapat diartikan sebagai memperlihatkan, tetapi dalam konteks pembelajaran peragaan atau demonstrasi tidak berarti sekedar memperlihatkan tetapi lebih dari itu, peragaan diartikan sebagai membimbing dengan cara memperlihatkan langkah-langkah atau menguraikan rincian dari suatu proses. Lebih sederhana dari peragaan adalah showing atau memperlihatkan bentuk dan penampilan secara sepintas. 3. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. 4. Membaca Keterampilan membaca merupakan aspek kebahasaan yang penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Tarigan (2008:7) mengatakan bahwa, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. 5. Nilai kehidupan berarti isi, kadar, mutu, atau sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan, dalam karya sastra biasanya terdapat pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangnnya tentang nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan pada pembaca. 6. Teks cerita pendek, atau yang lebih populer dengan sebutan cerpen, merupakan salah satu jenis prosa fiksi yang dengan ukuran yang relative pendek, yang bisa selesai dibaca dalam sekali duduk. Artinya tidak memerlukan waktu yang banyak.

7 7. Metode role playing merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk praktik menempatkan diri mereka dalam peran-peran, dan situasisituasi yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinankeyakinan mereka dan orang lain. G. Sistematika Skripsi 1. Bab I pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latarbelakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II kajian teoritis Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembahasan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum, keterampilan berbicara, teori tentang teks cerita pendek, serta penjabaran penggunaan metode role playing. 3. Bab III metode penelitian. Bab III berisi tentang deskripsi mengenai metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian. 4. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meli-puti pengolahan data dan analisis temuan dengan disertai pembahasannya secara tepat. 5. Bab V simpulan dan saran. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan.