2016 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI DUOLINGO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS

dokumen-dokumen yang mirip
2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE TEXT TO SPEECH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun suatu peradaban, termasuk negara. Bangsa yang maju merupakan bangsa yang fokus kepada kemajuan pendidikannya. Pendidikan menjadi kunci bagi suatu bangsa untuk membangun peradaban yang lebih baik. Oleh karena itu, banyak negara maju yang berfokus kepada sistem pendidikan mereka, termasuk Indonesia. Menurut Undang-Undang Sisdiknas RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan sebagai berikut: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negera. Pendidikan nasional memiliki fungsi yang diatur dalam UU Sisdiknas RI No 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3, yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan prestasi belajar siswa. Tentunya untuk mewujudkannya tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua elemen mulai dari orang tua, guru, masyarakat dan siswa itu sendiri. 1

2 Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari Koresponden Pendidikan BBC dalam majalah online Financial Times yang dirilis pada 13 Mei 2015, Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 76 negara di dunia tentang kualitas pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang masih rendah di dunia. Rendahnya kualias pendidikan Indonesia akan berakibat kepada rendahnya daya saing kita di dunia internasional. Terlebih dalam masa globalisasi seperti sekarang ini, diperlukan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni agar dapat bersaing dengan masyarakat internasional. Sejalan dengan hal itu Astika (2015, hlm. 88) mengatakan bahwa masa depan bangsa kita bergantung kepada kualitas sumber daya manusia Indonesia dan kualitas ini harus diperjuangkan melalui pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan bahasa Inggris. Salah satu aspek yang dapat mendongkrak daya saing Indonesia di dunia internasional adalah kemampuan bahasa Inggris. Karena bahasa inggris memiliki peran yang cukup penting, bukan hanya sebagai bahasa internasional. Wittgenstein (dalam Hikmasari, 2012, hlm. 3) mengatakan bahwa bahasa Inggris berperan sebagai alat komunikasi professional di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, komputer, transportasi, dan untuk komunikasi pribadi dalam bepergian. Kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki agar dapat bersaing secara internasional. Menurut data yang dimuat dalam Education First Proficiency Index (EF EPI) 2015, Indonesia menempati urutan ke-32 dari 70 negara tentang kemampuan bahasa Inggris. Sementara dalam tingkat Asia, Indonesia menempati perinkat ke-8 dari 16 negara. Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia berada dalam level menengah dalam penguasaan bahasa Inggris, baik secara internasional maupun regional Asia. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rata-rata hasil Ujian Nasional tingkat SMP dalam mata pelajaran Bahasa

3 Inggris pada tahun 2015 adalah 60,1. Sementara untuk provinsi Jawa Barat adalah sebesar 55,69. Hal ini menunjukan bahwa siswa di Indonesia belum memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni. Kurangnya kemampuan bahasa Inggris tak lepas dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Menurut Hermayawati (2010, hlm. 2) kesulitan belajar didasari oleh (1) motivasi belajar; (2) intakes BI; (3) peran guru dan siswa dalam pembelajaran; (4) sarana prasarana; (5) materi pembelajaran, dan (6) lingkungan belajar. Kesulitan dalam belajar akan mengakibatkan minimnya penguasaan tentang bahasa Inggris tersebut. Hal ini akan berakibat kepada kemampuan siswa untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris yang tidak maksimal. Agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan orang lain diperlukan kepercayaan diri. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya. (Kusrini dan Prihartanti, 2014, hlm. 132). Diperlukan kepercayaan diri agar komunikasi dapat berjalan lancar, khususnya ketika berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris sebagai medianya. dengan orang asing yang Menurut Kusrini dan Prihartanti, (2014, hlm. 132) bahwa kurang percaya diri dapat menghambat pengembangan potensi diri. Kurangnya percaya diri merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan bisa menjadi penghambat dalam upaya siswa untuk belajar bahasa Inggris. Menurut riset yang telah dilakukan oleh lembaga kursus Bahasa Inggris Easy Speak Bandung dalam Fitria (2015, hlm. 3) didapatkan hasil bahwa terdapat lima pokok sense yang menjadi kelemahan dan kendala secara relevan sering muncul ketika berhadapan dengan bahasa Inggris yaitu rasa malas (lazy), rasa malu (shame), rasa takut (fear), rasa bosan (boring), dan kurangnya kepercayaan diri siswa (lower confident).

4 Kompetensi bahasa Inggris yang harus dimiliki meliputi kemampuan berbicara (speaking), membaca (reading), mendengarkan (listening), dan menulis (writing). Pembelajaran bahasa Inggris yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang baik tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal (Hermayanti, 2010, hlm. 12). Oleh karena itu diperlukan penggunaan sumber belajar yang seluas-luasnya untuk mengoptimal pembelajaran bahasa Inggris dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah tidak dapat terbendung lagi. Setiap hari hadir inovasi dan pembaharuan tentang teknologi yang bertujuan untuk membantu kehidupan umat manusia diseluruh dunia. Dimulai dengan ditemukannya personal computer, handphone, notebook, dan internet. Teknologi internet merupakan titik awal pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Perkembangan internet berdampak kepada aliran informasi di seluruh dunia, baik tentang ekonomi, sosial-budaya, dan pendidikan. Sekarang setiap orang bisa mengetahui semua informasi yang terdapat di seluruh dunia dengan bantuan internet. Bahkan dengan adanya perangkat mobile seperti smartphone, setiap orang bisa dengan mudah dan cepat mengakses informasi apapun yang di perlukan. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi mobile semakin berkembang dan semakin banyak digunakan. Bahkan saat ini perangkat mobile semakin dekat dengan kehidupan manusia dan cenderung menimbulkan ketergantungan. Tentu hal demikian tidak baik jika penggunaannya yang begitu dominan tidak diperuntukan bagi hal-hal yang bersifat positif. Penggunaan perangkat mobile secara berlebihan juga akan menimbulkan dampak negatif khususnya bagi kesehatan mata karena pancaran radiasi dari layar akan menyebabkan mata kelelahan. Pada tahun 2013, jumlah pelanggan seluler mencapai 313 juta pelanggan (Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara

5 Telekomunikasi, 2014, hlm. 17). Jumlah tersebut bahkan melebihi jumlah penduduk Indonesia itu sendiri. Sedangkan pada tahun 2014, Puslitbang PPI Kominfo melakukan survei tentang penggunaan Mobile Phone dan didapatkan hasil bahwa sebagian besar penggunanya adalah kalangan akademis dan lebih dari 29% hanya menggunakannya untuk keperluan media sosial saja. Berikut data lengkapnya. Grafik 1.1 Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (Puslitbang PPI Kominfo, 2014, hlm. 29) Aktivitas utama yang sering dilakukan responden disaat mengakses internet adalah membuka situs jejaring sosial (29,9%), selanjutnya menjual atau membeli barang dan jasa (20,7%), melakukan aktivitas belajar (13,7%), mengirim pesan melalui instant messaging (7,2%), menerima/mengirim email (5,7%), mencari informasi mengenai kesehatan atau pelayanan kesehatan (5,5%), (Puslitbang PPI Kominfo, 2014, hllm. 37).

6 Grafik 1.2 Aktivitas Utama Penggunaan Internet (Puslitbang PPI Kominfo, 2014, hlm. 37) Kalangan pelajar dan akademis di Indonesia menempati peringkat pertama dalam penggunaan smartphone. Bahkan diantaranya ada yang sudah begitu ketergantungan. Hal demikian perlu untuk ditanggulangi. Pendidikan harus bisa berinovasi dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk kepentingan pembelajaran. Penelitian terdahulu mengenai penggunaan media pembelajaran yang dilakukan seperti yang dikemukakan oleh Handayani, (2014, hlm. 151) media pembelajaran akan merangsang anak untuk menyampaikan pikiran, gagasan, ide untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung.... Penggunaan media akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, interaktif dan menuntut kemandirian yang tinggi dari peserta didik. Karena media memiliki kedudukan bukan hanya sebagai alat bantu mengajar, tetapi juga merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif (Marfuah, 2007 hlm. 77). Salah satu media yang dapat digunakan adalah mobile learning. Mobile learning adalah suatu konsep pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan bantuan media pembelajaran yang berbasis mobile seperti smartphone dan internet. Tamimudin (2007, hlm. 1) berpendapat bahwa M-Learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan pun dan dimana pun. Terdapat banyak aplikasi berbasis mobile yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Para pengembang berlomba-lomba menciptakan aplikasi yang bertema pendidikan, seperti game pendidikan. Salah satu yang populer adalah Duolingo. Aplikasi Duolingo menjadi

7 popular dikarenakan penggunaan aplikasi yang mudah dan dirasa cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, juga di dukung dengan tersedianya berbagai bahasa di dalamnya termasuk Bahasa Inggris. Penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2015, hlm. 74) yang mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan aplikasi Google Text to Speech sebagai media pembelajaran terhadap kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris siswa. Artinya bahwa ada keterkaitan antara siswa yang menggunakan aplikasi Google Text to Speech sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara bahasa Inggris. Melihat pemaparan di atas mengenai masalah yang muncul pada mata pelajaran bahasa Inggris dan pesatnya perkembangan perangkat mobile di kalangan pelajar, peneliti telah melakukan studi pendahuluan ke SMPN 17 Bandung pada tanggal 11 Maret 2016. Hasil dari wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa Inggris adalah pembelajaran sudah menggunakan metode yang beragam, namun belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. Hal itu berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Dilihat dari hasil murni Ujian Tengah Semester tahun ajaran 2016/2017 nilai rata-rata pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII adalah 64,25 dengan nilai KKM sebesar 75. Dilihat pula dalam prosesnya, masih banyak siswa yang belum berani untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris. Dari 428 siswa kelas VIII, lebih dari 50% telah memiliki perangkat mobile yaitu smartphone. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penggunaan Aplikasi Duolingo sebagai Media Pembelajaran terhadap Kepercayaan Diri Berbicara Bahasa Inggris. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara penggunaan

8 aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris?. Secara khusus masalah penelitian tersebut dirinci dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris siswa aspek keyakinan pada kemampuan diri sendiri? 2. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris siswa pada aspek berani berbicara? 3. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris siswa pada aspek rasa positif diri? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri berbicara Bahasa Inggris siswa aspek keyakinan pada kemampuan diri sendiri. b. Mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri Berbicara Bahasa Inggris siswa pada aspek berani berbicara. c. Mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri Berbicara Bahasa Inggris siswa pada aspek rasa positif diri.

9 D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan penggunaan aplikasi Duolingo sebagai media pembelajaran dengan kepercayaan diri Berbicara Bahasa Inggris siswa ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini secara khusus diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar seperti yang di paparkan dibawah ini : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada khasanah kajian keilmuan tentang penggunaan media pembelajaran guna membantu mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber kajian yang bernilai positif terhadap pengembangan proses pembelajaran yang lebih inovatif. 2. Manfaat Praktis a. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penggunaan media pembelajaran untuk anak disleksia dan dalam pemanfaatan media pembelajaran sebagai alat penunjang proses pembelajaran di sekolah. b. Praktisi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberika kontribusi positif kepada praktisi pendidikan sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran. Juga diharapkan dapat menjadi alternatif media baru yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

10 E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan pedoman penulisan karya tulis ilmiah (2015) yang telah ditentukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang diuraikan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka. Dalam bab ini membahas mengenai landasan teoritik yang mendukung data penelitian, berupa konsep media pembelajaran, konsep mobile learning, aplikasi Duolingo, mata pelajaran Bahasa Inggris, metode audiolingual, kepercayaan diri, penelitian terdahulu, serta asumsi dan hipotesis. BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini dibahas mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan. Terdiri dari metode dan desain penelitian, lokasi, populasi, sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengembangan instrumen, analisis data serta asumsi dan hipotesis. BAB IV Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini membahas mengenai dekskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini membahas mengenai tiga hal pokok yaitu kesimpulan berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga implikasi dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk lembaga yang terkait.

11