BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

2015 POLA ASUH ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA IBU YANG BERPROFESI BURUH

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi usia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban antara orang tua dan anak. Disebutkan dalam Undang-undang No 1

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ialah Ilmu pengetahuan / Pendidikan. Keberadaan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia, sekata,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga. dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kualitas sumber daya manusia di tengah-tengah pesatnya perkembangan IPTEK dewasa ini, seakan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi suatu bangsa. Hal tersebut dilakukan untuk menghantarkan bangsa tersebut agar tumbuh dan berkembang,sehingga mampu bersaing dan memainkan peranan penting dalam persaingan global. Dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia ini didukung oleh berbagai macam sektor yang saling berkaitan satu sama lainnya. Seperti yang di terangkan oleh Ace Suryadi (2012, hlm.1) bahwa sektor-sektor yang berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia adalah: pendidikan, pelatihan, perbaikan gizi dan kesehatan, migrasi tenaga kerja, serta program-program sosial yang bertujuan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Sebagai salah satu sektor yang berkontribusi secara langsung, pendidikan merupakan sektor kunci dari peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini selaras dengan definisi pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat mampu membuat manusia untuk terus tumbuh dan berkembang, karena dengan proses seperti ini manusia akan selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi setiap harinya, maupun melalui pengalaman yang telah di alami. Dengan konsep seperti itu, maka pendidikan dapat terjadi kapanpun, dimanapun, dan pada siapapun. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di jalur formal (sekolah), akan tetapi juga berlangsung di jalur nonformal dan informal. Ketiga jalur pendidikan ini merujuk pada jalur pendidikan yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2 Pendidikan Informal sebagai salah satu jalur pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pendidikan, hal ini dikarenakan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga. Sebagai unit sosial terkecil, keluarga menjadi tempat pertama bagi setiap individu untuk mendapatkan pendidikan. Dalam dan dari keluarga manusia mempelajari banyak hal, seperti bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, bertutur kata, tatakrama dan sopan santun, menyampaikan pendapat, hingga bagaimana menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip dalam hidup, sehingga pendidikan dalam keluarga ini dianggap sebagai dasar bagi pembentukan karakter individu. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama dalam pendidikan keluarga, selain itu orang tua juga berperan sebagai guru serta teman bagi anak-anaknya, dan merupakan pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak di rumah. Anak-anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Di dalam mengasuh anak, masing-masing orangtua memiliki pola asuh tersendiri. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, mata pencaharian, keadaan sosial-ekonomi, adat istiadat, keutuhan serta keharmonisan rumah tangga, dan sebagainya. Keutuhan dan keharmonisan orang tua merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan seorang anak dalam keluarga, karena itu akan membuat seorang anak merasa mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Perubahan sosial yang terjadi saat ini sedikit banyaknya telah mempengaruhi dan membawa perubahan terhadap keluarga itu sendiri. Permasalahan yang timbul menjadi sangat kompleks, sehingga tidak jarang menimbulkan suatu kondisi baru yang menyebabkan keluarga tersebut menjadi terpisah dan salah satu dari orang tua (ayah ataupun ibu) memiliki status baru sebagai seorang orang tua tunggal dan memiliki peranan ganda dalam keluarganya. Dewasa ini istilah orang tua tunggal sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Orang tua tunggal atau biasa disebut dengan istilah single parent merupakan orang tua yang hanya terdiri dari satu orang saja, di mana di dalam rumah tangga ia memiliki peranan sebagai kepala rumah tangga. Kecenderungannya yang terjadi saat ini adalah jumlah perempuan yang menjadi orang tua tunggal lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan yang

3 menjadi orang tua tunggal ini sering disebut sebagai Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Perubahan status ini menimbulkan masalah baru. Perempuan yang bercerai ataupun yang memutuskan untuk menjadi orang tua tunggal seringkali dibebani dengan masalah ekonomi. Permasalahan ini akan terasa lebih berat jika dialami oleh perempuan yang sebelumnya sangat menggantungkan hidupnya pada suaminya dan memilih tidak bekerja. Banyak wanita yang setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya dengan alasan untuk mengurus keluarga, sehingga pada saat ditinggalkan oleh suaminya (meninggal atau bercerai), tidak ada kestabilan secara ekonomi. Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat penghasilan tidak terlalu besar karena faktor pengalaman kerja yang masih minim. Belum lagi perasaan tidak terbiasa karena harus mengurus keluarga sekaligus mencari nafkah. Kondisi mental mulai terganggu, yang akhirnya menimbulkan rasa depresi. Pergeseran peran yang menyebabkan perempuan menjadi kepala keluarga, memberikan dampak tersendiri dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki andil yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Ketiadaan salah satu pihak sedikit banyaknya akan mempengaruhi proses pendidikan anak-anak, bahkan tidak bisa dihindari bahwa anak akan mengalami dampak psikologis yang memengaruhi terhadap perilakunya sehari-hari, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Perempuan kepala keluarga harus pandai membagi waktu dan harus pandai menjalankan perannya sebagai kepala keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perempuan kepala keluarga diharuskan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, harus mengasuh, dan membesarkan anaknya, serta mengurus hal-hal lainnya yang ada dalam rumah, sehingga dalam kondisi bekerja pun tetap harus mampu memonitor apa yang terjadi di rumah. Kondisi seperti di atas menunjukan bahwa dalam prosesnya pendidikan keluarga cenderung tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, karena orang tua tidak dapat menjadi role model yang memuaskan bagi anak-anak. Ketidakmampuan orang tua tunggal untuk menjadi role model yang sebagaimana mestinya bagi anak dalam pandangan saya disebabkan oleh adanya kecenderungan di masyarakat yang menciptakan dan membentuk konstruksi sosial yang terkait

4 dengan gender, kemudian ditempelkan pada individu sesuai dengan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan). Gender yang dimaksud dalam tulisan ini seperti yang diungkapkan oleh Rianingsih Djohani (1996, hlm.7) adalah hal yang berkaitan dengan pembagian peran, kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan masyarakat setempat. Disadari atau tidak, dalam setiap masyarakat baik perempuan maupun laki-laki ditentukan untuk mengisi peran, tugas, dan kedudukan tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya, sehingga sedari kecil orang tua telah mengenalkan pada hal-hal yang pantas untuk dilakukan oleh seorang laki-laki, maupun perempuan. Hal ini berdampak pada perilaku individu tersebut, di mana terdapat kecenderungan laki-laki akan bersifat lebih maskulin dan perempuan akan bersifat lebih feminin, sehingga mengajarkan sesuatu yang bersifat maskulin kepada seorang anak lak-laki oleh orang tua tunggal (ibu) dianggap sulit untuk dilakukan. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya ketidakmampuan orang tunggal untuk menjadi role model yang utuh bagi anak.. Ketidakmampuan orang tua tunggal untuk menjadi role model yang utuh, akan menimbulkan kegagalan peran di dalam rumah. Menurut William J. Goode (2005, hlm. 206) kegagalan peran tersebut rupanya mempunyai akibat yang lebih merusak terhadap anak-anak. Kondisi yang tercipta adalah anak mencari contoh lain untuk dijadukan panutan, perilaku anak menjadi lebih bebas, anak menjadi lebih sulit diatur, anak menjadi lebih sering bermain di luar rumah, dan sekolah hanya sekedar pergi ke sekolah, bermain dan mendapat uang jajan. Kondisi ini melahirkan sebuah program yang bertujuan untuk menempatkan perempuan kepala keluarga lebih pada kedudukan, peran, dan tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga. Selain itu, upaya ini diharapkan mampu membuat perubahan sosial dengan mengangkat martabat janda dalam masyarakat yang selama ini terlanjur mempunyai stereotipe negatif. Program ini diberi judul Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA). Salah satu kelompok PEKKA yang ada di Kecamatan Lembang adalah Kelompok PEKKA Samawa (sakinah, mawadah, warahmah), yang berlokasi di Kp.

5 Sukajadi RT/RW 03/02 Desa Lembang Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Kelompok Samawa ini didirikan pada awal tahun 2014, dan hingga saat ini memiliki 20 anggota. Anggota kelompok ini mayoritas berusia dari 30 tahun hingga 60 tahun. Di mana mayoritasnya, 80% anggota merupakan lulusan SD, sisanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP dan SMA. Mayoritas dari anggota kelompok PEKKA Samawa mencari nafkah dengan cara berwirausaha, yang lainnya bekerja sebagai buruh dan tidak bekerja. Selain itu didapati informasi bahwa umumnya anggota kelompok PEKKA Samawa memiliki pendapatan dibawah Rp. 15,000,- / hari, tetapi ada dari beberapa anggota yang mendapatkan penghasilan hingga Rp. 50.000,- / harinya. Dengan kondisi perekonomian yang mengharuskan perempuan kepala keluarga bekerja, maka waktunya dirumah menjadi semakin berkurang. Setiap pagi mereka berangkat bekerja, dan baru kembali ke rumah pada sore atau malam hari, sehingga tidak sedikit dari mereka yang menitipkan putra-putrinya kepada neneknya, terutama jika usia anak-anak mereka masih balita. Untuk mengatasi permasalahan di atas, Kelompok PEKKA Samawa memiliki program pendampingan yang dipandang sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran anggotanya akan pentingnya pendidikan keluarga melalui peningkatan kapasitas dan membangun kesadaran kritis anggotanya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar anggota PEKKA menyadari pentingnya pendidikan keluarga. Program pendampingan yang dilakukan oleh Kelompok PEKKA Samawa ini dilaksanakan dengan mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan ke dalam dua bidang, yaitu ekonomi, dan pendidikan. Di bidang ekonomi kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan simpan pinjam dan usaha ekonomi kreatif. Sedangkan di bidang pendidikan kegiatan yang sering dilakukan biasanya bersifat sharing mengenai permasalahan yang sering dihadapi oleh perempuan kepala keluarga, tidak jarang juga pelaksanaan kegiatannya bekerja sama dengan POS KB Desa Lembang. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh petugas lapangan atau pun oleh ibu-ibu kader. Hasil dari program pendampingan ini berbeda pada setiap keluarga anggota kelompok PEKKA Samawa. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan perilaku

6 yang terjadi pada beberapa anak dari anggota kelompok ini, di mana mereka menjadi lebih rajin dan patuh terhadap orang tua, serta mau membantu orang tuanya dalam hal ekonomi dengan cara bekerja di pabrik atau garmen. Meskipun begitu, tetap saja ada anak-anak dari anggota kelompok ini yang tidak mengalami perubahan perilaku. Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Nilai-nilai Maskulin Dalam Kelompok PEKKA Samawa Sebagai Upaya Pendidikan Keluarga. B. Rumusan Masalah Setelah melakukan observasi pada Kelompok PEKKA Samawa didapati hal-hal sebagai berikut : 1. Proses pelaksanaan pendidikan dalam keluarga memiliki pola yang berbeda di masing-masing keluarga, hal ini dikarenakan tiap keluarga memili latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi dan situasi lingkungan yang berbeda, 2. Umumnya anggota kelompok PEKKA Samawa memiliki pendapatan dibawah Rp. 15,000,- / hari, tetapi ada dari beberapa anggota yang mendapatkan penghasilan hingga Rp. 50.000,- / harinya, di mana perolehan biaya ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak dan kehidupan sehari-hari, 3. Kegiatan program pendampingan yang telah dilakukan di kelompokan ke dalam dua bidang, yaitu ekonomi dan pendidikan, hanya saja dalam pelaksanaanya program pendampingan bidang ekonomi lebih di prioritaskan di bandingkan dengan program pendampingan bidang pendidikan, 4. Hasil dari program pendampingan ini berbeda pada masing-masing keluarga anggota Kelompok PEKKA Samawa, hal ini dikarenakan ada beberapa keluarga yang hanya mengikuti program pendampingan bidang ekonomi saja, sedangkan program pendampingan bidang pendidikan tidak mereka ikuti. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan: Bagaimana proses implementasi nilai-nilai maskulin sebagai upaya pendidikan keluarga dalam Anggota Kelompok PEKKA Samawa setelah mengikuti Program Pendampingan yang dilakukan oleh Kelompok PEKKA Samawa?

7 Permasalahan yang akan diteliti dibatasi menjadi: 1. Bagaimana proses penerapan nilai-nilai maskulin dalam keluarga anggota kelompok PEKKA Samawa yang telah mengikuti program pendampingan? 2. Bagaimana proses penerapan pengendalian perilaku maskulin dalam keluarga anggota kelompok PEKKA Samawa yang telah mengikuti program pendampingan? 3. Hambatan yang dihadapi dalam penerapan hasil program pendampingan dalam proses pendidikan keluarga anggota Kelompok PEKKA Samawa? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana proses implementasi nilai-nilai maskulin sebagai upaya pendidikan keluarga dalam Anggota Kelompok PEKKA Samawa setelah mengikuti Program Pendampingan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan informasi mengenai proses penerapan nilai-nilai maskulin dalam keluarga anggota kelompok PEKKA Samawa yang telah mengikuti program pendampingan; 2. Untuk mendapatkan informasi mengenai proses penerapan pengendalian perilaku maskulin dalam keluarga anggota kelompok PEKKA Samawa yang telah mengikuti program pendampingan; 3. Untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. D. Manfaat Penelitian Merujuk pada permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan bahwa manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat/Signifikasi dari Segi Teori Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dan mampu memperkuat konsep yang sudah ada sebelumnya dalam memecahkan permasalahan mengenai perempuan kepala keluarga.

8 2. Manfaat/Signifikasi dari Segi Kebijakan Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam merumuskan dan menentukan berbagai kebijakan yang dapat dijadikan solusi untuk memecahkan permasalahan mengenai perempuan kepala keluarga. 3. Manfaat/Signifikasi dari Segi Praktik Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam perencenaan program yang sesuai dengan kebutuhan PEKKA,sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perempuan kepala keluarga. 4. Manfaat dari Segi Aksi Sosial Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam membangun kesadaran masyarakat bahwa pandangan negatif yang terkait dengan PEKKA sudah saatnya untuk di rubah. E. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: HALAMAN JUDUL Judul skripsi yang disusun sesuai isi dari skripsi dan dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif, dan afirmatif. HALAMAN PENGESAHAN Halaman ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa karya tulis ini legal, karena telah mendapatkan persetujuan dari pembimbing dan ketua jurusan. HALAMAN PERNYATAAN Pernyataan ini menegaskan bahwa karya tulis adalah benar-benar karya mahasiswa yang bersangkutan, dan bukan jiplakan. HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH Halaman ini merupakan bentuk apresiasi penulis terhadap pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyusunan karya tulis yang bersangkutan

9 ABSTRAK Abstrak merupakan uraian singkat tetapi lengkap, yang di dalamnya memuat judul, informasi umum mengenai penelitian, tujuan penelitian, alasan dilaksanakannya penelitian, metode yang digunakan, dan temuan penelitian. DAFTAR ISI Merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci, untuk mempermudah para pembaca dalam mencari judul ataupun sub judul. DAFTAR TABEL Menyajikan tabel secara berurutan. DAFTAR LAMPIRAN Menyajikan lampiran secara berurutan. BAB I PENDAHULUAN BAB I merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah. Pada bagian pendahuluan berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORETIS Kajian teoretis dalam sebuah karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Melalui karya pustaka ditunjukan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Pengambilan teori yang dijadikan landasan dalam kegiatan penelitian ini diharuskan mampu menuntun peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. BAB III METODE PENELITIAN Menguraikan tentang desain penelitian yang diterapkan, partisipan dan tempat penelitian, metode serta teknik pengumpulan data yang dipilih, instrumen pengumpulan data yang digunakan, dan langkah-langkah dalam mengolah serta menganalisis data yang telah diperoleh. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB ini menjelaskan tentang hasil temuan penelitian dan pembahasan terhadap data yang telah diperoleh. Di dalamnya memuat tentang gambaran umum objek penelitian, dan pemaparan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

10 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB ini merupakan laporan akhir dari suatu penelitian. Di bagian ini disimpulkan apa saja yang telah berhasil dikumpulkan selama kegiatan penelitian, dan saran yang ditulis setelah kesimpulan diharapkan mampu membantu memberikan solusi dari hasil akhir penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Daftar rujukan memuat semua sumber tertulis yang pernah dikutip dan digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. LAMPIRAN Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. RIWAYAT HIDUP Riwayat hidup dibuat secara ringkas dan padat, hanya memuat hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah dari penulis yang bersangkutan.