BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lama daripada kubis bunga. Tumbuhan ini tersusun dari bunga-bunga kecil yang. : Magnoliopsida. : Brassica

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dihentikan sama sekali dengan upaya-upaya mencegah faktor penyebab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

Kenaikan konsentrasi kolesterol dalam darah merupakan salah satu dari banyak faktor risiko terjadinya PJK. Faktor risiko atau atherogenic factor

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Jus Noni terhadap Jumlah Total Leukosit. kontrol mempunyai rata-rata 4,7x10 3 /mm 3, sedangkan pada kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no 19, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

I. Pendahuluan. suatu gejala yang sebagian besar dipicu oleh adanya Coronary Heart. arteri koroner yang merupakan produk dari coronary artery disease

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Brokoli Brokoli merupakan tumbuhan yang memiliki bunga berwarna hijau hidup pada dataran dengan ketinggian di atas 700 mdpl dan memiliki masa tumbuh lebih lama daripada kubis bunga. Tumbuhan ini tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis dengan tangkai bunga yang lebih panjang. Taksonomi Tumbuhan Brokoli Divisio Subdivisio Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Capparales : Brassicaceae : Brassica : Brassica oleracea L.var italica 2.1.1. Kandungan Brokoli Brokoli merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki kandungan karotenoid, triterpenoid, flavonoid, vitamin A, C, E, tiamin, riboflavin, betakaroten, lutein dan glutation yang bersifat antioksidan. 8 Hasil pengujian penapisan fitokimia dengan metode maserasi, kandungan senyawa yang terdeteksi pada brokoli (Brassica oleracea L.var italica) adalah flavonoid, kuinon, 7

8 monoterpen dan seskuiterpen, triterpenoid dan steroid, dan saponin. 11 Tabel 2. Hasil Uji Antioksidan Brokoli 11 2.1.2. Manfaat Brokoli Brokoli merupakan sayuran yang memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Brokoli dapat digunakan sebagai agen antiaterogenik karena memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan alami yang banyak terdapat pada buah dan sayur seperti beta karoten, vitamin C, E, dan A, karotenoid, dan polifenol terutama flavonoid merupakan senyawa bioaktif dalam brokoli. 9 Berdasarkan penelitian Helmi Arifin et al, vitamin C berperan sebagai antioksidan dengan memutus rantai dan mengentikan perkembangan Reactive Oxygen Species (ROS) serta menangkap radikal bebas. 12 Vitamin C juga berperan dalam sintesis kolagen sehingga dapat mengurangi terjadinya perdarahan. 13 Karotenoid merupakan tetraterpenoid C40 yang berfungsi sebagai pigmen tumbuhan. Salah satu jenis karotenoid yang penting adalah lutein. Penelitian terhadap 6 kultivar brokoli menghasilkan kandungan lutein berkisar 0,41 1,02 mg/kg bobot basah. Lutein juga memiliki aktivitas antioksidan yang dapat melindungi sel-sel terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. 11 Pada penelitian dengan cara

9 ekstraksi yang berbeda, yaitu metode maserasi, brokoli memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50: 3,63 μg/ml. Nilai IC50 berbanding lurus dengan besar kandungan flavonoid yang ada. 14 Tabel 3. Kadar Flavonoid Total dan Nilai IC50 Ekstrak Brokoli 14 Pengujian Kadar Flavonoid Nilai IC50 Total (µg/ml) (µg/ml) Ekstrak maserasi 43,67 3,63 Fraksi air 33,08 8,36 Fraksi etik asetat 21,25 11,78 Fraksi n-heksan 9,27 52,3 Senyawa flavonoid ini menangkap radikal bebas dengan melepaskan atom hydrogen dari gugus hidroksilnya. 15 Pemberian atom hydrogen menyebabkan radikal bebas menjadi stabil dan berhenti melakukan oksidasi dan merangsang nitrit oksida yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh daran dan turunnya tingkat oksidasi LDL. mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis. 10 Flavonoid dan steroid yang terkandung dalam brokoli dapat mengurangi inflamasi endotel pembuluh darah melalui penghambatan jalur cyclooxygenase (COX) dan lipoxygenase (LOX). 16 Sedangkan, mekanisme antiinflamasi saponin adalah dengan menghambat kenaikan permeabilitas pembuluh darah dan pembentukan eksudat. 17 Brokoli juga berpotensi sebagai antiaterosklerosis dengan adanya kandungan terpenoid. Terdapat 43 jenis turunan terpenoid yang dapat menghambat sinyal NF-kb sehingga tidak terjadi proses inflamasi pada endotel pembuluh darah 9.

10 2.2 Radikal Bebas Radikal bebas merupakan molekul yang mempunyai satu atau lebih electron yang tidak berpasangan di orbit luarnya sehingga relative tidak stabil. 18 Untuk mengembalikan keseimbangannya maka radikal bebas berusaha mencari pasangan elektronnya sehingga disebut sebagai reactive oxygen species (ROS). 7 Terdapat 2 tipe ROS, antara lain : (1) molekul oksigen dengan elektron yang tidak mempunyai pasangan dan, (2) molekul oksigen tunggal. Molekul yang termasuk radikal bebas tipe 1 diantaranya anion superoksida (+O 2- ), radikal hidroksil (OH - ), dan radikal peroksil lipid. Radikal bebas dapat terbentuk secara alamiah melalui sistem biologi tubuh dan dapat juga berasal dari faktor eksternal antara lain sinar ultraviolet matahari, polusi asap rokok dan emisi kendaraan bermotor. 19 Stress oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan yakni kelebihan radikal bebas dan kurangnya antioksidan. Lipid menjadi target radikal bebas, peroksidasi lipid di membran sel dapat merusak membran sel dengan menggangu permeabilitas membran dan mengganggu fungsi membrane. 20 2.3 Aterosklerosis Aterosklerosis merupakan penyakit sumbatan arteri, di mana lesi lemak yang disebut plak atheromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri. 3 Bentuk arteriosklerosis yang paling umum ditemukan adalah aterosklerosis yang menyerang arteri besar dan sedang, antara lain pembuluh koroner, pembuluh serebral, dan aorta. 4

11 Gambar 1. Pembentukan plak aterosklerosis Hipotesis modifikasi oksidatif menyatakan bahwa pada mulanya LDL terakumulasi di lapisan subendotel arteri dan teroksidasi oleh senyawa oksidatif seperti ion superoksida menjadi minimally modified LDL. Minimally modified LDL belum bersifat sitotoksik terhadap sel endotel namun memicu Cell Adhesion Molecule (CAM), kemokin, Monocyte Chemotactic Protein (MCP)-1, Interleukin (IL)-8, Platelet Derivated Growth Factor (PDGF), Fibroblast Growth Factor (FGF), dan Monocyte Stimulating Factor (M-SCF). 21 Peningkatan CAM menyebabkan lebih banyak monosit menempel pada endotel pembuluh darah kemudian menembus lapisan endothelium memasuki lapisan subintima dengan dibantu oleh senyawa kemokin. M-SCF memicu diferensisi monosit menjadi makrofag dan meningkatkan ekspresi reseptor scavenger, banyaknya makrofag di dalam lapisan subintima menyebabkan oksidasi LDL lebih lanjut. LDL yang teroksidasi lengkap akan dikenali oleh reseptor scavenger makrofag dan diubah menjadi sel busa. Penumpukan sel busa akan membentuk fatty streak yang merupakan lesi awal aterosklerosis. 7 Selanjutnya PDGF akan memicu migrasi sel otot polos untuk ikut masuk ke dalam ruang subintima, sedangkan FGF akan

12 memicu proliferasi sel otot polos, fibroblast, dan sekresi kolagen oleh fibroblast. Sel otot polos intima membelah dan bergabung dengan matriks ekstraseluler dan mendorong akumulasi matriks pada plak aterosklerosis. 22 MCP-1 menyebabkan migrasi leukosit, yang apabila berlanjut akan meningkatkan jumlah makrofag dan limfosit dalam endotel pembuluh darah. Aktivasi makrofag dan limfosit menimbulkan pelepasan enzim hidrolitik, sitokin, kemokin dan faktor pertumbuhan yang kemudian dapat menginduksi kerusakan lebih lanjut dan menimbulkan nekrosis fokal yang menyebabkan terjadinya perdarahan. 22 2.4 Uji Praklinik Berdasarkan kesepakatan WHO, suatu bahan yang akan digunakan untuk tujuan pengobatan baik sebagai obat hewan maupun obat manusia harus melalui tahapan uji yaitu uji praklinik dan uji klinik. Uji praklinik merupakan suatu uji yang dilakukan dengan tujuan mengetahui kebenaran khasiat dan keamanan suatu bahan uji secara ilmiah yang dilakukan melalui uji aktivitas dan uji toksisitas. 23 2.4.1 Uji Aktivitas Uji aktivitas disebut juga uji khasiat, merupakan suatu uji untuk menentukan kebenaran khasiat suatu bahan uji yang dibutuhkan secara ilmiah pada hewan coba atau pada bahan biologi tertentu dengan metode dan parameter yang akan diuji ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan bahan uji yang akan dipakai di klinik. 24 Uji aktivitas secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu uji aktivitas in vitro (suatu uji yang dilakukan di luar tubuh hewan coba) dan uji

13 aktivitas in vivo (di dalam tubuh hewan coba). Bahan uji yang telah dibuktikan aktivitasnya secara in vitro tetap harus dilanjutkan dengan uji aktivitas in vivo pada hewan coba. 25 2.4.2 Uji Toksisitas Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi tingkat ketoksikan suatu zat/ bahan yang akan digunakan sebagai obat. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan uji toksisitas dapat memberikan informasi tentang tingkat keamanan suatu zat/bahan pada hewan coba atau bahan biologi lainnya sebelum zat/bahan tersebut digunakan di klinik. Sama seperti uji aktivitas, uji toksisitas juga dilakukan secara in vitro dan in vivo. 25 Informasi yang diperoleh dari hasil uji toksisitas in vitro adalah mengetahui besarnya konsentrasi bahan uji yang dapat membunuh 50% (lethal concentration 50% = LC50) dari bahan biologi yang di kultur/di benihkan, disamping juga dapat menentukan aktivitas suatu bahan uji dalam menghambat atau membunuh penyebab penyakit secara in vitro. 24 Uji toksisitas in vivo adalah suatu uji toksisitas yang dilakukan pada hewan coba, dengan tujuan untuk menentukan tingkat ketoksikan suatu zat/bahan terhadap perubahan fungsi fisiologis maupun perubahan yang bersifat patologis pada organ vital dalam kurun waktu tertentu. Uji toksisitas in vivo meliputi uji toksisitas umum dan uji toksisitas khusus. Berdasarkan lama waktu terjadinya efek toksik maka uji toksisitas umum dibagi atas tiga bagian yakni uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronis dan uji toksisitas kronis, sedangkan uji toksisitas khusus meliputi uji teratogenik, uji kasinogenik dan uji mutagenik. 26

14 2.5 Kerangka Teori Gambar 2. Kerangka Teori 2.6 Kerangka Konsep Ekstrak Brokoli Histopatologi Aorta Gambar 3. Kerangka Konsep

15 2.7 Hipotesis 2.6.1 Hipotesis Mayor Pemberian ekstrak brokoli berpengaruh terhadap histopatologi aorta tikus Wistar hiperlipidemia. 2.6.2 Hipotesis Minor 1. Pemberian ekstrak brokoli 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 750mg/kgBB berpengaruh terhadap penurunan derajat sel busa pada gambaran histopatologi aorta tikus Wistar hiperlipidemia. 2. Pemberian ekstrak brokoli 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 750mg/kgBB berpengaruh terhadap penurunan derajat peradangan pada gambaran histopatologi aorta tikus Wistar hiperlipidemia. 3. Pemberian ekstrak brokoli 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 750mg/kgBB berpengaruh terhadap penurunan derajat perdarahan pada gambaran histopatologi aorta tikus Wistar hiperlipidemia.