LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI SUMBA TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENANAMAN MODAL

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2014

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Salinan NO : 4/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU. Salinan NO : 2/LD/2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PENYERTAAN MODAL DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIANTAN SELATAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN ACEH TIMUR

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENANAMAN MODAL

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 10 SERI E

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2017

1 Salinan NO : 15/LD/2017 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 BUPATI INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa potensi produk unggulan di Kabupaten Indramayu semakin beragam dan memiliki daya saing yang dapat dikembangkan dan didayagunakan sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat;

2 b. bahwa untuk menjamin tercapainya sasaran pengembangan produk unggulan di Kabupaten Indramayu yang memiliki daya saing pangsa pasar lokal, nasional dan internasional, diperlukan dukungan Pemerintah Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pengembangan Produk Unggulan Daerah. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia

3 Tahun 1950); sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia

4 Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa

5 kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); 9. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan serta Pengendalian Pusat Perbelanjaan dan Toko

6 Modern (Lembaran Daerah Kabupaten Indamayu Nomor 7 Tahun 2011 Seri : B.1) sebagaimana diubah dengan Peraturan daerah Nomor 4 tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Perlindungan, Pemberdayaan pasar Tradisional dan Penataan serta Pengendalian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (Lembaran Daerah Kabupaten Indamayu Nomor 7 Tahun 2011 Seri : B.1). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU dan BUPATI INDRAMAYU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

7 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Indramayu. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Indramayu. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Indramayu. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Peangkat Daerah yang membidangi Produk Unggulan; 6. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah Perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah daerah yang mempunyai wilayah kerja di Kabupaten Indramayu.

8 7. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar - besarnya kesejahteraan masyarakat Desa; 8. Perusahaan swasta adalah sebuah Perusahaan bisnis yang dimiliki oleh organisasi nonpemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham atau anggota-anggota perusahaan yang tidak menawarkan atau memperdagangkan stok (saham) perusahaannya kepada masyarakat melalui pasar saham, namun saham prusahaan ditawarkan, dimiliki dan diperdagangkan atau dibursakan secara swasta yang mempunyai wilayah kerja di Kabupaten Indramayu. 9. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah.

9 10. Produk Unggulan adalah produk produk unggulan daerah Kabupaten Indramayu baik berupa barang maupun jasa yang dihasilkan oleh Koperasi, BUMDesa, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang potensial untuk dikembangkan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki oleh daerah, baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya lokal, serta mendatangkan pendapatan bagi mayarakat maupun pemerintah yang diharapkan menjadi kekuatan ekonomi bagi daerah dan masyarakat setempat sebagai produk potensial yang memiliki daya saing dan daya jual untuk memasuki pasar global. BAB II ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Pengembangan produk unggulan berdasarkan azas : a. kedaulatan; b. kemandirian; c. kebermanfaatan; d. keterpaduan; e. kebersamaan; f. keterbukaan; g. keberlanjutan;

10 h. efesiensi berkeadilan; i. kelestarian fungsi lingkungan; j. kearifan lokal; dan k. daya saing. Pasal 3 Maksud ditetapkan Peraturan Daerah ini adalah : a. sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam upaya mengembangkan produk unggulan. b. memberikan fasilitas kemudahan bagi pelaku usaha dalam mempromosikan produknya sebagai produk unggulan; dan c. memberikan kepastian hukum terhadap upaya pengembangan produk unggulan di Kabupaten Indramayu. Pasal 4 Tujuan untuk : ditetapkannya Peraturan daerah ini adalah a. mendorong pertumbuhan usaha-usaha ekonomi kerakyatan berbasis potensi sumber daya lokal;

11 b. memberikan insentif, fasilitas dan kemudahan dalam perizinan, pembinaan peningkatan pertumbuhan usaha, permodalan, pemasaran, ketersediaan bahan baku, pengadaan sarana prasarana produksi, kepemilikan hak atas kekayaan intelektual, dan sertifikasi produk unggulan. c. mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya wirausaha baru; d. memotivasi pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan diversifikasi produk yang berkualitas dan berdaya saing; dan e. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan. Pasal 5 Bentuk dan program pengembangan produk unggulan dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat.

12 BAB III USAHA PRODUK UNGGULAN Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah memberikan insentif dan kemudahan bagi kegiatan usaha produk unggulan, dan penanaman modal bagi investasi usaha produk unggulan. (2) Bentuk insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian keringanan pajak daerah, retribusi daerah, kemudahan pelayanan perizinan, dan/atau pemberian penghargaan. (3) Tata cara pemberian keringanan pajak daerah, retribusi daerah, kemudahan pelayanan perizinan, dan/atau pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Bupati. Pasal 7 (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tugasnya terkait dengan usaha produk unggulan, melakukan pendataan jenis usaha produk lokal yang berpotensi menjadi produk unggulan dengan memperhatikan sebagai berikut : a. penggunaan bahan baku lokal; b. penggunaan tenaga kerja lokal; dan/atau

13 c. merupakan usaha lokal. (2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk menentukan kebutuhan advokasinya. (3) Hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan pengembangan terhadap usaha produk unggulan. BAB IV TENAGA KERJA Pasal 8 (1) Perusahaan yang memproduksi produk unggulan berkewajiban mengutamakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja warga daerah sesuai kompetensinya. (2) Pemerintah Daerah memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja antara perusahaan yang memproduksi produk unggulan dengan tenaga kerja warga daerah. (3) Bentuk fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa : a. kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah dan perusahaan dalam mengutamakan penggunaan tenaga kerja warga daerah, dan/atau

14 b. pembinaan dalam bentuk bimbingan dan pelatihan bidang : 1. manajemen perusahaan produk unggulan; 2. keahlian dan keterampilan tenaga kerja; dan 3. kewirausahaan. Pasal 9 (1) Perusahaan memberikan perlindungan kepada tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan yang memproduksi produk unggulan. (2) Perlindungan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk : a. pelatihan teknis untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan kerja; b. fasilitasi keikutsertaan dalam program jaminan ketenagakerjaan dan program jaminan kesehatan; dan c. pemberian bantuan peralatan kerja yang mendukung keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.

15 Pasal 10 Dalam rangka penyusunan program dan kebijakan pembinaan tenaga kerja pada usaha produk unggulan dilakukan pendataan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yag membidangi. BAB V KEWENANGAN Pasal 11 (1) Pemerintah Daerah berwenang menyusun dan menetapkan produk unggulan. (2) Produk unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VI PERENCANAAN Pasal 12 (1) Produk unggulan Kabupaten Indramayu disusun dan ditetapkan sesuai dengan kriteria produk unggulan daerah. (2) Bupati melalui SKPD yang terkait langsung dengan pengembangan produk unggulan menyusun rencana pengembangan produk unggulan.

16 (3) Rencana pengembangan produk unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas : a. pengembangan produk unggulan jangka panjang daerah; dan b. pengembangan produk unggulan jangka menengah daerah. Pasal 13 (1) Kriteria produk unggulan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) adalah : a. penyerapan tenaga kerja; b. sumbangan terhadap perekonomian; c. sektor basis ekonomi daerah; d. dapat diperbaharui; e. sosial budaya; f. ketersediaan pasar; g. bahan baku; h. modal; i. sarana dan prasarana produksi; j. teknologi; k. manajemen usaha; dan l. harga. (2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f mutlak harus dipenuhi dalam penetapan produk unggulan.

17 Pasal 14 (1) Perencanaan pengembangan produk unggulan jangka panjang daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf a disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah. (2) Perencanaan pengembangan produk unggulan jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) huruf b disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah dan Renstra SKPD. Pasal 15 (1) Perencanaan pengembangan produk unggulan daerah jangka menengah daerah dilakukan antara lain dengan model : a. inkubator; b. klaster; c. one village one product/ovop; dan d. kompetensi Inti. (2) Model pengembangan produk unggulan jangka menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan antara lain melalui : a. peningkatan kualitas daya tarik produk unggulan; b. peningkatan kualitas infrastruktur;

18 c. peningkatan promosi dan investasi produk unggulan; d. peningkatan kerjasama; e. peningkatan peran serta masyarakat; dan f. peningkatan perlindungan terhadap produk unggulan daerah. (3) Ketentuan pelaksanaan pengembangan produk unggulan jangka menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. BAB VII PEMASARAN PRODUK UNGGULAN Pasal 16 (1) Pemasaran produk unggulan diselengarakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha melalui gerakan penggunaan produk unggulan. (2) Pemasaran produk unggulan berorientasi kepada permintaan, kepuasan dan nilai pasar berdasarkan segmentasi dan target pasar. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasaran produk unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

19 Pasal 17 (1) Rumah makan, hotel, dan cafe, wajib menfasilitasi pajangan pemasaran produk unggulan daerah di tempat yang strategis. (2) Minimarket atau toko moderen wajib menfasilitasi pemasaran produk unggulan pada outlet atau gerainya berdasarkan standar produk yang telah disepakati dan menempatkan di tempat yang strategis. BAB VIII PENGGUNAAN PRODUK UNGGULAN Pasal 18 Penggunaan produk unggulan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. setiap Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Daerah, Karyawan BUMD dan karyawan perusahaan swasta, menggunakan produk unggulan pada kegiatan aktivitas kerjanya; b. setiap SKPD, BUMD dan karyawan Perusahaan Swasta dalam pelaksanaan rapat-rapat, sosialisasi, seminar, pelatihan, workshop, dan pertemuan lainya memanfaatkan produk unggulan; dan

20 c. Pemberian cinderamata dan atau souvenir kepada tamu negara atau daerah yang berkunjung ke daerah hendaknya memaksimalkan pemanfaatan produk unggulan sebagai cinderamata ciri khas daerah. Pasal 19 Produsen penyedia produk unggulan wajib : a. menjamin dan bertangungjawab penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan; dan b. memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX KEMITRAAN Pasal 20 (1) Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha, memfasilitasi mendukung dan menstimulasi kegiatan kemitraan yang saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

21 (2) Kemitraan antara usaha mikro kecil dengan usaha menengah dan usaha besar mencakup proses alih keterampilan melalui pola pendampingan di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia dan teknologi. (3) Pemerintah daerah memberikan penghargaan kepada usaha menengah dan usaha besar yang melakukan kemitraan dengan usaha mikro kecil. BAB X PENGEMBANGAN Pasal 21 (1) Pengembangan produk unggulan daerah dilakukan melalui : a. penataan kawasan produksi produk unggulan; b. penyediaan sarana dan prasarana guna mendukung produksi produk unggulan; c. menjamin ketersediaan bahan baku lokal; dan d. pemeliharaan kelestarian dan mutu lingkungan hidup.

22 (2) Pengembangan kawasan produksi produk unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh masyarakat, Koperasi, BUMDesa, pengusaha, kelompok usaha, dan Pemerintah Daerah dalam bentuk kemitraan. (3) Kawasan-kawasan tertentu sebagai sentra produksi produk unggulan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Bupati berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan mengenai pengembangan produk unggulan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

23 BAB XII HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Pasal 23 (1) Pemerintah Daerah memfasilitasi kepemilikan hak atas kekayaan intelektual, sertifikasi dan standarisasi bagi usaha produk unggulan. (2) Sertifikasi dan standarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XIII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 24 (1) Masyarakat dapat berperan aktif dalam program pengembangan produk unggulan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. (2) Keterlibatan masyarakat dalam program perlindungan produk unggulan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi. (3) SKPD memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pengembangan produk unggulan.

24 BAB XIV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 25 (1) Setiap pelanggaran atas ketentuan Pasal 17 dan Pasal 19, dikenakan sanksi administrasi. (2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa teguran tertulis atau pencabutan izin usaha. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XV PENUTUP Pasal 26 Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

25 Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu. Ditetapkan di Indramayu pada tanggal 29 Desember 2017 BUPATI INDRAMAYU, Cap/ttd ANNA SOPHANAH

26 Diundangkan di Indramayu pada tanggal 29 Desember 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU, Cap/ttd AHMAD BAHTIAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 NOMOR : 15 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU ALI FIKRI, SH., MH NIP. 19670224 199003 1 004 NOMOR REGISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT: 15/355/2017

27 PENJELASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN KABUPATEN INDRAMAYU I. UMUM Pengembangan produk lokal yang potensial menjadi produk unggulan daerah yang memilik daya saing global merupakan upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu, guna meningkatkan pertumbuhan usaha-usaha ekonomi kerakyatan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal yang kemudian berandil besar dalam mendorong terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya wirausaha baru. Upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar produk-produk unggulan memiliki daya saing antara lain dengan membuat kebijakan dalam bentuk regulasi yang mengatur tentang halhal terkait dengan pengembangan produk unggulan Kabupaten Indramayu.

28 Berdasarlan pertimbangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Indramayu perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu tentang Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten Indramayu. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan : a. Asas Kedaulatan adalah bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dibidang produk unggulan dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia. b. Asas Kemandirian adalah bahwa pengelolaan produk unggulan dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan keunggulan sumber daya daerah. c. Asas kebermanfaatan adalah bahwa pengelolaan produk unggulan ini benarbenar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat

29 khususnya pelaku pengelolaan produk unggulan. d. Asas Keterpaduan adalah bahwa Produk Unggulan dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau mensinergikan berbagai komponen terkait. e. Asas Kebersamaan adalah bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pengelolaan produk unggulan. f. Asas Keterbukaan adalah bahwa pembentukan Peraturan daerah mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, atau penetapan dan pengundanagan bersifat terbuka dan transparan. g. Asas berkelanjutan adalah adanya kesinambungan antara kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan sebelumnya baik itu dalam aspek perencanaan, penyelengaraan ataupun pemanfaatan terhadap produk unggulan. h. Asas Efisiensi berkeadilan adalah segala upaya dalam menyelengarakan produk unggulan kepada konsumen dan pelaku usaha memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

30 i. Asas kelestarian Fungsi Lingkungan adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesama dalam satu generasi yang ditujukan melalui upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung ekosistem dan memperbaiki kualitas hidup. j. Asas Kearifan Lokal adalah dalam pelaksanaan pengelolaan produk unggulan memperhatikan kondisi khusus daerah serta nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat setempat. k. Asas daya saing adalah pengundangan peraturan daerah agar dapat digunakan sebagai alat untuk memperkecil ketergantungan kepada daerah lain. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6

31 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Huruf a

32 Inkubator merupakan suatu bentuk infrastruktur diarahkan untuk mendukung dan memelihara pembentukan dan pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Huruf b Klaster adalah upaya mendorong kolaborasi dan sinergi peran serta fungsi para aktor inovasi di daerah yang dikenal sebagai ABGC (Academic, Business, Government plus Community), dalam upaya mengembangkan produk unggulan daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Huruf c One Village One Product (OVOP) adalah suatu pendekatan pembangunan daerah yang bertujuan untuk memajukan ekonomi daerah tersebut. Huruf d Kompetensi Inti (core competence) adalah suatu kumpulan yang terintegrasi dari

33 serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi dari pembelajaran, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis. Kompetensi inti adalah kemampuan suatu daerah untuk menarik investasi dari luar daerah itu, baik investasi asing maupun investasi dalam negeri serta memfasilitasi perekonomian yang menghasilkan nilai tambah. Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20

34 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN : 2017 NOMOR : 1