ylenteri KEUANGAN IEPUBL1K INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANdA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 20 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012, Kementerian Negara/Lembaga yang melakukan optimalisasi anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2011 dapat menggunakan hasil optimalisasi anggaran belanja tersebut pada Tahun Anggaran 2012 dan Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 dapat dikenakan pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran 2012; b. bahwa sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012, Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal perlu mengatur tata cara pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/ Lembaga Tahun Anggaran 2011; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);.: 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung dawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); V
MENTERI KEUANGAN - 2-4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5254); 5. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Hasil Optimalisasi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah dicapai. 2. Target Kinerja adalah rencana prestasi kerja berupa volume keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur yang tertuang dalam dokumen anggaran. 3. Inisiatif Baru (new initiative] adalah usulan tambahan rencana kinerja selain yang telah dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2012 yang dapat berupa program, kegiatan, dan/atau keluaran baru. 4. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja, yang selanjutnya disingkat RKA Satker, adalah dokumen rencana keuangan tahunan satuan kerja yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. Pasal 2 Kementerian Negara/ Lembaga yang melakukan optimalisasi anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2011, dapat menggunakan Hasil Optimalisasi anggaran belanja tersebut pada Tahun Anggaran 2012, yang selanjutnya disebut dengan penghargaan.
MENTERIKEUANGAN - 3 - Pasal 3 Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2011, dapat dikenakan pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran 2012, yang selanjutnya disebut dengan sanksi. Bagian Kedua Kriteria Pemberian dan Bentuk Penghargaan Pasal 4 Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan kepada Kementerian Negara/Lembaga dengan kriteria sebagai berikut; a. mempunyai Hasil Optimalisasi di Tahun Anggaran 2011 dan belum digunakan pada Tahun Anggaran 2011; dan b. Hasil Optimalisasi yang belum digunakan pada Tahun Anggaran 2011 lebih besar dari sisa anggaran yang tidak dapat dipertanggungj awabkan. Pasal 5 (1) Penghargaan yang diberikan kepada Kementerian Negara/ Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat berupa: a. tambahan alokasi anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2012; b. prioritas dalam mendapatkan dana atas Inisiatif Baru (new initiative) yang diajukan; atau c. prioritas dalam mendapatkan anggaran belanja tambahan apabila kondisi keuangan negara memungkinkan. (2) Tambahan alokasi anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling banyak sebesar Hasil Optimalisasi yang belum digunakan pada Tahun Anggaran 2011. (3) Tambahan alokasi anggaran pada Tahun Anggaran 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan untuk meningkatkan volume keluaran atau untuk. kegiatan dalam program yang sama. (4) Penghargaan kepada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada satuan kerja yang memberikan kontribusi terhadap perolehan penghargaan yang bersangkutan.
I MENTERIKEUANGAN - 4- Bagian Ketiga Kriteria Pengenaan dan Bentuk Sanksi Pasal 6 Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenakan kepada Kementerian Negara/Lembaga dengan kriteria sebagai berikut: a. terdapat sisa anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan b. sisa anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan lebih besar dari Hasil Optimalisasi yang belum digunakan di Tahun Anggaran 2011. Pasal 7 (1) Sanksi yang dikenakan kepada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 berupa pemotongan alokasi anggaran Tahun Anggaran 2012. (2) Pemotongan alokasi anggaran Tahun Anggaran 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak sebesar sisa anggaran Tahun Anggaran 2011 yang tidak dapat dipertanggungj awabkan. (3) Sanksi kepada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan kepada satuan kerja yang memberikan kontribusi terhadap pengenaan sanksi yang bersangkutan. (4) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh menghambat pencapaian target pembangunan nasional dan menurunkan pelayanan kepada publik. (5) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dikenakan kepada Kementerian Negara/Lembaga dalam hal target kinerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan telah tercapai seluruhnya. Pasal 8 (1) Sisa anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dan Pasal 6 huruf b yaitu sisa anggaran belanja yang tidak terserap pada Tahun Anggaran 2011 yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: a. tidak dipenuhinya kriteria-kriteria kegiatan yang dapat dibiayai dari anggaran belanja Tahun Anggaran 2011;
MENTERI KEUANGAN b. tidak diikutinya peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah; c. keterlambatan penunjukan kepala satuan kerja dan/atau pelaksana kegiatan; d. alokasi anggaran yang diblokir oleh Direktorat Jenderal Anggaran sebagai akibat tidak dipenuhinya dokumen TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait; dan/atau e. kelalaian Kuasa Pengguna Anggaran/Pelaksana Kegiatan dalam pelaksanaan anggaran belanja Tahun Anggaran 2011. (2) Sisa anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk sisa anggaran yang berasal dari: a. pelaksanaan Kegiatan Operasional yang termasuk dalam komponen 001 (gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji, lembur, vakasi, dan pembayaran yang terkait dengan belanja pegawai) dan komponen 002 (kebutuhan sehari-hari perkantoran, langganan daya/jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran yang terkait dengan pelaksanaan operasional kantor); b. pelaksanaan paket-paket pekerjaan yang dilaksanakan secara kontrak tahun jamak dan masih berkelanjutan (ongoing); c. pelaksanaan paket-paket kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola yang target sasarannya telah tercapai; d. pelaksanaan paket-paket kegiatan yang dananya bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri, Pinjaman/Hibah Dalam Negeri, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Rupiah Murni Badan Layanan Umum (BLU) dan Rupiah Murni Pendamping; e. alokasi anggaran yang penggunaannya harus mendapatkan persetujuan DPR RI dan/atau diblokir oleh DPR RI; f. alokasi anggaran yang diblokir oleh Direktorat Jenderal Anggaran selain karena alasan tidak dipenuhinya dokumen TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait; atau g. akibat keadaan kahar (force majeure) antara lain meliputi bencana alam, terjadi konflik/berpotensi terjadi konflik sosial, dan cuaca.
MENTERI KEUANGAN - 6 - BAB II MEKANISME PENETAPAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI Pasal 9 (1) Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan laporan realisasi anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 beserta Arsip Data Komputer (ADK) kepada Menteri Keuangan Cq Direktorat Jenderal Anggaran yang memuat; a. data pagu anggaran berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2011 dan realisasi anggaran menurut unit eselon I per program; dan b. penjelasan atas anggaran belanja yang tidak terserap. (2) Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga tidak mencantumkan penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, sisa anggaran belanja tersebut dikategorikan sebagai sisa anggaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. (3) Format laporan realisasi anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 (1) Laporan realisasi anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. pagu per program yang dicantumkan adalah pagu terakhir sampai dengan 31 Desember 2011; b. realisasi per program yang dicantumkan adalah realisasi terakhir Tahun Anggaran 2011 hasil rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan; c. Hasil Optimalisasi yang dituangkan dalam laporan realisasi anggaran belanja adalah Hasil Optimalisasi yang belum digunakan pada Tahun Anggaran 2011; d. sisa anggaran yang bukan merupakan Hasil- Optimalisasi yang dituangkan dalam laporan realisasi anggaran belanja adalah sisa anggaran Tahun Anggaran 2011 dikurangi dengan Hasil Optimalisasi sebagaimana dimaksud pada huruf c; dan
MENTERI KEUANGAN -7 - e. penjelasan yang dicantumkan dalam laporan realisasi anggaran belanja adalah penjelasan atas anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 yang tidak terserap, khususnya untuk sisa anggaran yang bukan merupakan Hasil Optimaiisasi. (2) Hasil Optimaiisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c wajib dilengkapi dokumen pendukung berupa: a. ringkasan kontrak Hasil Optimaiisasi Tahun Anggaran 2011 sumber dana rupiah murni yang telah ditandatangani oleh pimpinan unit eselon I atau pejabat lain sebagai penanggungjawab program berkenaan; dan b. surat pernyataan dari pimpinan unit Eselon 1 atau pejabat lain setingkat eselon I terkait. (3) Format ringkasan kontrak Hasil Optimaiisasi Tahun Anggaran 2011 sumber dana rupiah murni sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 11 (1) Berdasarkan laporan realisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Menteri Keuangan cq Direktorat Jenderal Anggaran melakukan penilaian dalam rangka pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi kepada Kementerian Negara/ Lembaga. (2) Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga tidak menyampaikan laporan realisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), penilaian dalam rangka pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi dilakukan berdasarkan data yang ada pada Menteri Keuangan cq Direktorat Jenderal Anggaran. (3) Menteri Keuangan menyampaikan hasil penilaian pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011 kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan. (4) Berdasarkan persetujuan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Menteri Keuangan menetapkan keputusan tentang pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi kepada Kementerian Negara/Lembaga paling lambat tanggal 31 Maret 2012. /
MENTER1 KEUANGAN BAB III PENYESUAIAN RKA SATKER DAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) Pasal 12 (1) Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4), Kementerian Negara/Lembaga melakukan penyesuaian terhadap RKA Satker sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata cara revisi anggaran. (2) Penyesuaian RKA Satker berkaitan dengan pengenaan sanksi, harus memperhatikan realisasi DIPA Satker berkenaan sehingga tidak mengakibatkan pagu minus, dengan melampirkan data realisasi yang diketahui oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat. (3) Penyesuaian RKA Satker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi dasar untuk penyesuaian DIPA Satker berkenaan. (4) Penyesuaian DIPA Satker sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling lambat tanggal 30 April 2012. Pasal 13 Penyesuaian RKA Satker/DIPA Satker yang dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dilakukan sepanjang tidak mengurangi alokasi anggaran untuk: a. pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% (dua puluh persen) dari anggaran belanja negara Tahun Anggaran 2012; b. pencapaian kegiatan prioritas nasional dan prioritas bidang sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012; c. pemenuhan pembayaran gaji, tunjangan yang melekat pada gaji, honor tetap, lembur, dan vakasi; d. pemenuhan biaya operasional dan pemeliharaan perkantoran minimum; e. pemenuhan kegiatan yang pelaksanaannya lebih dari satu tahun anggaran (multiyears project); f. pemenuhan dana rupiah murni untuk kegiatan Badan Layanan Umum (BLU);dan
MENTERI KEUANGAN _ 9 _ g. pemenuhan dana pendamping untuk kegiatan yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) dan Pinjaman Dalam Negeri (PDN). BAB IV PELAPORAN Pasal 14 Penyesuaian pagu RKA Satker/DIPA Satker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilaporkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2012 dan/atau Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012. Pasal 15 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur oleh Direktur Jenderal Anggaran dan Direktur Jenderal Perbendaharaan secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan kewenangannya. Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2012 MENTERI KEUANGAN, ttd. AGUS D.W. MARTOWARDOJO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA TAHUN 2012 NOMOR 329 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA NIP
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN nomor 45/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 MENTER! KEUANGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2011 Kementerian Negara/Lembaga Unit Organisasi (Eselon I) (1) (2) (miliar rupiah) No Urut Kode dan Nama Program Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Sisa Anggaran Hasil Bukan Hasil Optimalisasi Optimalisasi Penjelasan *) 1 2 3 4 5 6 7 XX (3) XXXXX (4) 999,99 (5) 999,99 (6) 999,99 (7) 999,999 (8) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX (9) Jumlah 999,999 999,999 999,999 999,999 DIREKTUR JENDERAL/KEPALA (10) *) penjelasan dapat ditambahkan pada halaman tersendiri apabila halaman ini tidak mencukupi XXXXXXXXXXXXXXXX (11) NIP YYYYYYYYYYYYY (12)
MENTER1 KEUANGAN - 2 - PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2011 NO URAIAN (1) Diisi dengan nama dan kode Kementerian Negara/Lembaga. (2) Diisi dengan nama dan kode unit eselon I. (3) Diisi dengan nomor urut. (4) Diisi dengan kode dan nama program. (5) Diisi dengan pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2011. (6) Diisi dengan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2011. (7) Diisi dengan sisa anggaran yang bersumber dari Hasil Optimalisasi pada Tahun Anggaran 2011 dan belum digunakan pada Tahun Anggaran 2011, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hasil Optimalisasi anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 yang dapat digunakan pada Tahun Anggaran 2012 yaitu: 1) Hasil Optimalisasi yang berasal dari paket-paket pekerjaan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan secara kontraktual yang target sasarannya telah dicapai; 2) dananya bersumber dari rupiah murni; dan 3) belum digunakan di Tahun Anggaran 2011. b. Besarnya Hasil Optimalisasi yang dapat digunakan untuk penghitungan penghargaan wajib dilengkapi dokumen pendukung dan surat pernyataan dari Eselon I atau pejabat lain setingkat eselon I terkait. (8) Diisi dengan sisa anggaran yang diperoleh bukan dari Hasil Optimalisasi pada Tahun Anggaran 2011. Sisa anggaran Tahun Anggaran 2011 yang bukan merupakan Hasil Optimalisasi meliputi antara lain: a. Sisa anggaran yang berasal dari Kegiatan Operasional yang dialokasikan dalam komponen 001 (gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji, lembur, vakasi, dan pembayaran yang terkait dengan belanja pegawai) dan komponen 002 (kebutuhan sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran yang terkait dengan operasional kantor); b. Sisa anggaran yang berasal dari paket-paket kegiatan yang dananya bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri, Pinjaman/Hibah Dalam Negeri, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Rupiah Murni BLU, dan Rupiah Murni Pendamping; c Sisa anggaran yang berasal dari paket-paket pekerjaan yang dilaksanakan secara kontrak tahun jamak dan masih berlanjut [on going);
MENTERI KEUANGAN - 3 - d. Sisa anggaran yang berasal dari paket-paket pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola; e. Alokasi anggaran yang penggunaannya harus mendapatkan persetujuan DPR RI dan/atau di blokir oleh DPR RI; f. Alokasi anggaran yang diblokir oleh DJA selain karena alasan yang tidak dipenuhinya dokumen TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait; atau g. Sisa anggaran akibat keadaan kahar (force majeure) al. meliputi bencana alam, terjadi konflik/berpotensi terjadi konflik sosial dan cuaca. (9) Diisi dengan penjelasan atas anggaran belanja Tahun Anggaran 2011 yang tidak terserap, khususnya sisa anggaran yang bukan merupakan Hasil Optimalisasi. (10) Diisi dengan nama jabatan eselon I atau jabatan setingkat eselon I Diisi dengan nama pejabat eselon I atau pejabat setingkat eselon I (12) Diisi dengan nomor induk pejabat eselon 1 atau pejabat setingkat eselon I Salman sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO UMUM MENTERI KEUANGAN, ttd, AGUS D.W. MARTOWARDOJO
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN nomor 45/PKK.02/2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011 MENTERI,.EUANGAN RINGKASAN KONTRAK HASIL OPTIMALISASI TAHUN ANGGARAN 2011 SUMBER DANA RUPIAH MURNI Kementerian Negara/ Lembaga Unit Organisasi (Eselon I) (2) (miliar rupiah) No Urut Tgl dan No DIPA Kode dan Nama Program Pagu Kontrak (DIPA) Kontrak Nilai Tgl dan No Kontrak Kontrak Sisa Pagu Kontrak (DIPA) Penjelasan 1 2 3 4 5 6=2-4 7 X(3) XXXX(4) XXXXXX(5) 999,99 (6) 999,99 (7) XXXXX(8) 999,99 (9) XXXXXXXXXX(IO) Jumlah, 2012 Direktur Jenderal/Kepala (11) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX (12) NIP (13)
MENTERI KEUANGAN - 2 - PETUNJUK PENGISIAN RINGKASAN KONTRAK HASIL OPTIMALISASI TAHUN ANGGARAN 2011 SUMBER DANA RUPIAH MURNI NO (1) URAIAN Diisi dengan nama dan kode Kementerian Negara/Lembaga (2) Diisi dengan nama dan kode unit eselon I (3) Diisi dengan nomor urut (4) Diisi dengan tanggal dan nomor Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran {DIPA) Tahun Anggaran 2011 (5) Diisi dengan kode dan nama program (6) Diisi dengan alokasi pagu paket pekerjaan kontrakual dari suatu kegiatan yang terdapat dalam DIPA Tahun Anggaran 2011 pada program terkait (7) Diisi dengan nilai kontrak pekerjaan kontraktual dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah tercapai (8) Diisi dengan tanggal dan nomor kontrak pekerjaan kontraktual dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah tercapai (9) Diisi dengan hasil lebih atau sisa pagu DIPA Tahun Anggaran 2011 pada program terkait yang diperoleh setelah pelaksanaan kontrak pekerjaan kontrakual dari suatu kegiatan yang target sasarannya telah dicapai (10) Diisi dengan penjelasan atas hasil lebih atau sisa pagu DIPA Tahun Anggaran 2011 yang diperoleh setelah pelaksanaan kontrak pekerjaan kontraktual dari suatu kegiatan yang sasarannya telah dicapai. (11) Diisi dengan nama jabatan eselon I atau jabatan setingkat eselon I (12) Diisi dengan nama pejabat eselon I atau pejabat setingkat eselon I (13) Diisi dengan nomor induk pejabat eselon I atau pejabat setingkat eselon I Salinan sesuai dengan asliny. MENTERI KEUANGAN, ttd AGUS D.W. MARTOWARDOJO