HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN. Septi Viantri Kurdaningsih

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM NURTILA PALEMBANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

1 * Yuhendri Putra, 2 Junios. *

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 6-24 BULAN Program Studi DIII Keperawatan, STIKES Aisyiyah Palembang daning23@gmail.com ABSTRAK Latar belakang: Gizi pada anak merupakan peranan penting agar tumbuh kembang anak menjadi optimal. Status gizi anak dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsinya terutama pada anak yang mulai diberikan makanan pendamping ASI. Tujuan: diketahuinya hubungan pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi pada pada balita usia 6-24 bulan di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 6-24 bulan yang berjumlah 36 responden, tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisa data meliputi univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: Berdasarkan uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi (p value = 0.032). Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi. Disarankan untuk ibu yang mempuyai balita hendaknya memberikan makanan pendamping ASI secara tepat dengan asupan gizi yang cukup supaya anaknya memilki status gizi yang baik, untuk penelitian lebih lanjut dapat menambahkan faktor lain seperti dukungan keluarga dan sosial ekonomi keluarga dengan jumlah sampel yang lebih besar. Kata kunci : Makanan Pendamping Asi, Status Gizi ABSTRACT Background: Nutrition in children is an important role so that children's growth becomes optimal. The nutritional status of children can be seen from the food they consume, especially in children who start to be given complementary food for breast milk. Objective: to find out the relationship between breastfeeding complementary feeding and nutritional status among children aged 6-24 months at one of Sukarami Health Center in Muara Enim Regency in 2018. Methods: This study used a cross sectional approach. The sample in this study were children aged 6-24 months, amounting to 36 respondents, sampling techniques using accidental sampling. Data analysis includes univariate and bivariate using the chi-square test. Results: Based on statistical tests, it was found that there was a significant relationship between ASI complementary feeding and nutritional status (p value = 0.032). Conclusion: There is a significant relationship between complementary feeding of breast milk and nutritional status. It is recommended for mothers who have toddlers to provide ASI complementary food appropriately with adequate nutritional intake so that their children have good nutritional status, for further research to add other factors such as family support and family socio-economic with a larger sample size. Keywords: Asi Complementary Food, Nutritional Status Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 109

PENDAHULUAN Gizi merupakan peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak menjadi optimal. Kekurangan gizi pada anak akan menimbulkan banyak masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, dan apabila tidak ditangani secara tepat akan berdampak pada usia dewasa (Putri et all, 2015). Menurut laporan organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), permasalahan gizi dapat ditunjukan dengan besarnya angka kejadian gizi buruk yang menunjukan kesehatan masyarakat Indonesia terendah di ASEAN, dan menduduki peringkat ke 142 dari 170 negara. Data WHO menyebutkan bahwa Indonesia tergolong negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi pada tahun 2015 yaitu 14,5% (Afriyaniet all, 2016). Data di Indonesia menunjukan status gizi bayi bulan tahun 2015 adalah sebesar 6,5% termasuk gizi buruk ; 8,2% termasuk dalam gizi kurang; 76,2% termasuk gizi baik dan 8,7% termasuk gizi lebih. Tahun 2017 di Indonesia bayi yang dapat ASI sebesar 4,5% bayi yang mendapat ASI dan MP-ASI dini sebesar 81,54%; sedangkan untuk cakupan status gizi bayi 0-24 bulan pada tahun 2017 adalah 4,2% termasuk gizi buruk 7,2% termasuk dalam gizi kurang 82,3% termasuk gizi baik dan 6,2% termasuk gizi lebih (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 terlihat adanya kecenderungan bertambahnya prevalensi anak balita pendek kurus, bertambahnya prevalensi anak balita pendek normal (2,1%) dan normal-gemuk (0,3%) dari tahun 2010. Sebaliknya, ada kecenderungan penurunan prevalensi pendek-gemuk (0,8%), normalkurus (1,5%) dan normal-normal (0,5%) dari tahun 2010. pada tahun 2013 prevalensi gemuk secara nasional di Indonesia adalah 11,9 % yang menunjukkan terjadi penurunan dari 14 % pada tahun 2010 (Kemenkes,2013). Status gizi balita di Sumatera Selatan pada tahun 2015 gizi buruk sebanyak 2,3%, gizi kurang 15,8%, gizi baik 80,8%, gizi lebih 1,2%. Pada tahun 2016 terjadi penurunan gizi buruk menjadi 1,9%, gizi kurang 9,3%, gizi baik 87,2% gizi lebih 1,6%. Dan pada tahun 2017 terjadi penaikan lagi menjadi gizi buruk 2,1%, gizi kurang 10,2%, gizi baik 86.7%, gizi lebih 1,1% (Dinkes Provinsi Sumsel, 2018). Berdasarkan data dari Dinkes Kota Palembang dilaporkan pada tahun 2015 gizi buruk sebanyak 0,02%, gizi kurang 1,13%, gizi baik 97,30%, gizi lebih 1,55%. Pada tahun 2016 gizi buruk 0,03%, gizi kurang 2,45%. Gizi baik 96,02%, gizi lebih 1,15%. Dan pada tahun 2017 gizi buruk Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 110

0,02%, gizi kurang 96,77%, gizi lebih 1,22% (Dinkes Kota Palembang, 2018). Status gizi pada balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsumsi makanan, infeksi, status ekonomi keluarga, pola asuh orang tua dan pendidikan orangtua. Faktor konsumsi makanan pada anak usia 6-24 bulan berupa MP ASI sangatlah penting karena dibutuhkan karena merupakan transisi dari ASI ekslusif ke makanan keluarga (Prayitna, 2014). Pemberian MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, melalui dari MP- ASI jenis lumat, sampai anak terbiasa dengan makanan keluarga (Kemenkes RI, 2015). Pada anak usia 6 bulan mulai bisa diberi mekanan pendamping ASI. Karena masa itu bayi sudah mempunyai reflek menguyah dengan pencernaan yang lebih kuat dalam pemberian makanan bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu pemberian, frekuensi, jenis jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Adanya kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, antara lain pemberian makanan terlalu dini atau terlambat, makanan yang diberikan tidak cukup dan frekuensi yang kurang bisa menyebabkan masalah gizi (Masuku dan Owaga, 2012). Hasil Penelitian Nurhayati (2018) bahwa ada hubungan yang bermakna antara praktik pemberian MP ASI dengan status gizi baduta. Penelitian ini menujukkan bahwa semakin baik praktik pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) semakin baik status gizinya. Kurangnya pemberian MP ASI yang tepat dan baik membuat anak tidak maksimal mendapatkan asupan gizi sehingga anak memiliki status gizi yang kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng dan Pratiwi (2017) menunjukkan hasil analisis bahwa faktor yang paling mempengaruhi pemberian MP ASI terhadap berat badan bayi usia 6-24 bulan adalah usia awal dan jenis pemberian MP- ASI. Anak yang mendapatkan jenis pemberian MP ASI yang salah akan mengalami berat badan tidak normal daripada anak yang pemberian MP ASI sesuai usianya. Pengambilan data awal di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2018, diketahui dari bulan Januari sampai bulan April 2018, Bayi usia 6-24 bulan berjumlah 321 bayi, yang mendapatkan MP-ASI berjumlah 321 bayi. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 ibu yang mempunyai bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas Sukarami Kab Muara Enim Tahun 2018 di dapatkan data 2 bayi yang Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 111

telah diberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan dan 1 bayi diberikan MP-ASI Usia 6 bulan. Pemberian MP ASI terlalu dini masih banyak dilakukan oleh masyarakat Berdasarkan uraian diatas maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan pemberian makanan pendamping ASI dengan satus gizi pada balita usia 6-24 bulan di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2018. accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim. Teknik pengumpulan data dengan data primer, yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pengolahan data yang digunakan teknik analisis univariat dan bivariat, dengan menggunakan uji statistik chi-square. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan survey analitik, desain penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 6-24 bulan berjumlah 36 responden, tehnik pengambilan sample menggunakan HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Analisis univariat terdiri dari pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan status gizi di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2018. Analisis univariat tersebut dapat dilihat dari tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Menurut Pemberian MP ASI dan Status Gizi No Variabel Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Pemberian MP ASI - Ya - Tidak 15 21 41.7 58.3 Jumlah 36 100 2 Status Gizi - Baik 25 69.4 - Buruk 11 30.6 Jumlah 36 100 Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 112

Berdasarkan Tabel 1 diatas diperoleh hasil distribusi frekuensi dari 36 responden, variabel pemberian MP ASI tertinggi dengan kategori tidak sebanyak 21 responden (58,3%) dan variabel status gizi tertinggi dengan kategori baik sebanyak 25 responden (69,4%). Analisis Bivariat Berdasarkan hasil penelitian pada analisa bivariat terdapat variabel independen (Pemberian MP ASI) dan variabel dependen (Status Gizi),dapat di lihat pada tabel 2. Tabel 2. Hubungan Pemberian MP ASI dengan Status Gizi Status Gizi Baik Buruk Pemberian MP ASI Tidak Ya Total 7 18 25 27,8 % 72,2 % 100 % 8 3 11 72,7 % 27,3 % 100 % P value 0.032 PEMBAHASAN Hubungan Pemberian MP ASI dengan Status Gizi Berdasarkan hasil penelitian dari 36 bayi yang menunjukkan bahwa dari 25 bayi yang tidak diberikan MPASI sebanyak 7 (28,0%) sementara yang diberikan MPASI sebanyak 18 (72,0%) sedangkan bayi yang memiliki status gizi buruk sebanyak 11 bayi, yang tidak diberikan MPASI sebanyak 8 (72,7%) sementara yang diberikan MPASI sebanyak 3 (27,3%). Berdasarkan hasil uji statistik yang menggunakan Uji Chi Square test diperoleh nilai P- Value 0,032 hal ini menunjukan bahwa ada hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di salah satu Puskesmas di Kabupaten Muara Enim. Hasil Penelitian Nurhayati (2018) bahwa ada hubungan yang bermakna antara praktik pemberian MP ASI dengan status gizi baduta. Penelitian ini menujukkan bahwa semakin baik praktik pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) semakin baik status gizinya. Kurangnya pemberian MP ASI yang tepat dan baik membuat anak tidak maksimal mendapatkan asupan gizi sehingga anak memiliki status gizi yang kurang. Dari hasil yang diatas makan peneliti berpendapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 113

dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan. Semakin baik pemberian MP ASI pada balita maka semakin baik pula status gizinya. Pola pemberian MP ASI dipengaruhi oleh faktor ibu, karena ibulah yang sangat berperan dalam mengatur konsumsi anak, yang kemudian akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Pemberian makanan yang kurang tepat dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi dan pemberian yang berlebihan akan menyebabkan kegemukan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sebagian responden tidak melakukan pemberian MP ASI sebesar 58,3%. 2. Sebagian responden memiliki status gizi baik sebesar 69,4%. 3. Ada hubungan antara pemberian MP ASI dengan Status Gizi (p-value = 0,032). Saran 1. Bagi Puskesmas Sukarami Hasil Penelitian ini diharapankan dapat memberi masukan kepada pihak Puskesmas dalam melakukan intervensi dan pemantauan pemberian MP-ASI pada ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan dengan memberikan MP ASI yang tepat dengan asupan gizi yang cukup supaya anaknya memiliki status gizi yang baik. 2. Bagi STIKES Aisyiyah Palembang Memberikan bahan masukan dan informasi bagi mahasiswa dan menyediakan referensi yang lengkap sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa, dan memberikan masukan untuk mengembangkan keilmuan dalam keperawatan Anak tentang hubungan pemberian MPASI dengan Status Gizi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat memperluas penelitian dengan menggunakan variabel lain seperti dukungan keluarga dan sosial ekonomi keluarga dengan jumlah sampel yang lebih besar. Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 114

DAFTAR PUSTAKA Afriyani, R., Malahayati, N., & Hartati, H. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Wasting pada Balita Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Talang Betutu Kota Palembang. Jurnal Kesehatan, 7(1), 66-72. Agustin, K., & Utami, U. 2017. Hubungan Ketepatan Pemberian Mp-Asi Dengan Kejadian Anemia Pada Batita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tasikmadu. Jurnal Ilmiah Maternal, 2(2). Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Profil Data Status Gizi Balita Kota Palembang Tahun 2017. Palembang : Dinas Kesehatan Kota Palembang. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2018. Profil Data Status Gizi Balita Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017. Palembang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Kementerian Keseharan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Keseharan RI. Kementerian Keseharan RI. 2015. Buku Saku Pemantauan Status Gizi dan Indikator Kinerja Gizi Tahun 2015. Jakarta :Kementerian Keseharan RI Kementerian Keseharan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Maelana, S., & Putri, H. A. (2017). Hubungan Ketepatan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Umbulharjo I (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta). Masuku-Maseko, S. K. S., & Owaga, E. E. 2012. Child malnutrition and mortality in Swaziland: situation analysis of the immediate, underlying and basic causes. African Journal of Food, Agriculture, Nutrition and Development, 12(2), 5994-6006. Nurhayati, S., SB, T. W. A., & Gizi, S. K. M. 2018. Hubungan Praktik Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI) dengan Status Gizi Baduta di Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir Kota Salatiga (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Prayitna A, Asrol U. 2014. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: PT Erex Media Komputindo. Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1). Wilujeng, C. S., Sariati, Y., & Pratiwi, R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping Asi Terhadap Berat Badan Anak Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Cluwak Kabupaten Pati. Majalah Kesehatan FKUB, 4(2), 88-95. Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 115