Bimafika, 2015, 6, 742-747 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN BERBASIS KONSTRUKTIISTIK BAGI SISWA MAN 2 MODEL MAKASSAR Dewiyanti Fadly 1 1 Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon Diterima 02-03-2015 ; diterbitkan 30-05-2015 ABSTRACT This study was research and development. The aimed of this study was to examine (i) the steps of developing learning module of constructivist-based of balance in solvent, (ii) the quality of constructivist-based of balance in solvent module which was valid, effective, and practical. The validity was obtained based on the validation from the experts on the module made. The effectiveness covered the KKM achievement in a classical way and the implementation of students and teachers activity which was set. The practicality covered the learning management by teacher and students response on the learning. The result which was in a form of module, RPP, and THB that fulfilled the criteria (1) valid based on the evaluation of the experts with few revision, (2) effective because the classical mastery had been fulfilled, and (3) practical because all the learning aspects could be conducted during the teaching learning process. Kata Kunci: Module Development, Constructivist, Equilibrium in Solvent. PENDAHULUAN Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan dalam mencapai hasil belajar. Kesulitan yang sering dialami siswa dalam mempelajari kimia diantaranya adalah kesulitan dalam menghubungkan antar konsep kimia, kesulitan dalam memanfaatkan kemampuan logika, matematika, dan bahasa. Hal ini terjadi pada siswa MAN 2 Model Makassar. Kesetimbangan dalam larutan merupakan salah satu pelajaran kimia yang memuat tiga materi didalamnya yaitu larutan penyangga, hidrolisis garam, dan hasil kali kelarutan (Ksp). Kesulitan siswa dalam memahami materi seperti ini disebabkan kurangnya penguasaan konsep-konsep awal yang sangat penting dibutuhkan untuk lebih lanjut digunakan memahami konsep-konsep baru. Dengan demikian, guru dituntut mampu membelajarkan siswa dengan berbagai macam strategi pembelajaran serta bahan ajar yang mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran kimia. Salah satu cara untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar kimia adalah dengan merancang bahan ajar berupa modul berbasis konstruktivistik. Modul berbasis konstruktivistik merupakan bahan ajar yang disusun sedemikian rupa agar siswa dapat aktif membangun struktur kognitif mereka sendiri dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang sudah dimiliki sebelumnya. Penyusunan modul berbasis konstruktivistik mampu membuat siswa belajar lebih mandiri dan mampu lebih memahami materi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa masingmasing. Dengan begitu proses belajar mengajar akan lebih bermakna dan berjalan lebih optimal dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas belajar siswa diharapkan juga meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran kesetimbangan dalam larutan berbasis konstruktivistik bagi siswa MAN 2 Model Makassar? 2. Bagaimana kualitas dari modul pembelajaran kesetimbangan dalam larutan berbasis konstruktivistik bagi siswa MAN 2 Model Makassar yang telah dikembangkan? 742
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and DevelopmentI) yang mengembangkan modul pembelajaran kesetimbangan dalam larutan berbasis konstruktivistik bagi siswa MAN 2 Model Makassar. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa MAN 2 Model Makassar tahunajaran 2010/2011 yang terdiri atas lima kelas dengan 27 siswa setiap kelas. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Di dalam KTSP, tujuan umum pembelajaran tampak pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam hal ini, mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk materi kimia kelas XI semester genap. b. Menganalisis materi pembelajaran. Analisis dalam hal ini meliputi penentuan materi yang harus dipelajari dan dikuasai serta pengalaman belajar yang harus didapatkan oleh peserta didik. Penentuan materi pembelajaran didasarkan pada materi pokok yang terdapat pada mata pelajaran kimia kelas XI semester genap, yaitu kesetimbangan dalam larutan. c. Menganalisis sumber belajar apa saja yang telah dimiliki siswa dan yang telah tersedia di perpustakaan sekolah. Hasil kegiatan ini berupa daftar sumber belajar yang tersedia yang dapat mendukung proses pembelajaran. d. Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal siswa. Pengidentifikasian dilakukan dengan mempelajari beberapa materi yang pernah dipelajari siswa sebelum mempelajari kesetimbangan dalam larutan seperti kesetimbangan kimia dan larutan asam-basa kelas XI. Hal ini dilakukan untuk mngetahui kemampuan kognitif dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik. 2. Tahap pengembangan dan penyusunan modul a. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran. Langkah ini berupa pengaturan urutan topik-topik sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran. Penyampaian isi pembelajaran mengacu pada cara yang dipakai untuk menyampaikan materi kepada siswa sekaligus menerima dan merespon masukan-masukan dari siswa. c. Menyusun draft berupa modul yang dikembangkan yang komponennya terdiri atas kata pengantar, kompetensi dasar dan indikator, kegiatan belajar, serta daftar rujukan. 3. Tahap uji coba a. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dalam hal ini adalah dilakukan validasi oleh tim ahli untuk melihat relevansi indikator dengan kompetensi dasar, ketepatan perumusan indikator, relevansi tes dengan indikator, kualitas teknik penulisan tes, relevansi strategi instruksional dengan indikator, relevansi modul yang dihasilkan dengan tes dan indikator, kualitas teknis modul yang dihasilkan. b. Melakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan, RPP, dan tes hasil belajar berdasarkan saran dari validator. c. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Dalam hal ini dilakukan uji coba lapangan terhadap modul yang telah direvisi berdasarkan saran validator. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, beberapa instrumen berdasarkan panduan yang sudah dirancang, sesuai dengan bahan ajar yang dibuat. Instrumen yang dimaksud adalah lembar validasi, lembar pengamatan aktivitas siswa (untuk menjamin bahwa implementasi pembelajaran menggunakan modul berbasis konstruktivistik telah sesuai), lembar responsi siswa, lembar pengelolaan pembelajaran, serta lembar tes hasil belajar siswa. 743
Teknik Analisis Data 1. Analisis data kevalidan Analisis data kevalidan dilakukan terhadap semua format modul pembelajaran dan semua instrumen pengumpulan data penelitian. aliditas format modul akan ditentukan dengan mencocokkan rata-rata total validitas seluruh butir penilaian dengan kriteria vaiditas berikut: Tidak valid (T), jika skor: 1,0 < 1,5 Cukup valid (C), jika skor: 1,5 < 2,5 alid (), jika skor : 2,5 < 3,5 Sangat valid (), jika skor: 3,5 < 4 2. Analisis Data Kepraktisan Data keparktisan diperoleh dari hasil pengamatan dua orang observer mengenai keterlaksanaan penggunaan modul pembelajaran berdasarkan strategi dalam rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Data mengenai keparktisan modul yang dikembangkan tercermin dalam lembar penilaian pengelolaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap kemampuan guru (KG) melaksanakan tiap-tiap aspek dari pembelajaran kimia menggunakan modul berbasis konstruktivistik. Penentuan kemampuan guru (KG) dikategorikan sebagai berikut: 3,5 KG < 4 berarti sangat tinggi (ST) 2,5 KG < 3,5 berarti tinggi (T) 1,5 KG < 2,5 berarti cukup tinggi (CT) KG < 1,5 berarti tidak tinggi (TT) 3. Analisis Data Keefektifan Analisis terhadap keefektifan modul pembelajaran berbasis konstruktivistik didukung oleh hasil dari analisis data dari empat komponen keefektifan, yaitu (1) aktivitas siswa (2) respon siswa (3) tes hasil belajar. a. Analisis aktivitas siswa Data hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung frekuensi tiap kategori aktivitas pada semua subjek amatan yang dilakukan dengan cara menjumlahkan frekuensi kategori yang dimaksud dibagi dengan keseluruhan titik amatan pada semua subjek amatan dan dikalikan 100%. Modul memenuhi kriteria keefektifan jika 50% aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan strategi dan waktu yang ditetapkan terhadap minimal 70% kategori amatan. b. Analisis data respon siswa Data tentang respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan selanjutnya dianalisis dengan persentase. Kriteria yang ditetapkan untuk mengatakan bahwa para siswa memiliki respon positif terhadap modul pembelajaran adalah lebih dari 50% dari mereka memberi respon positif terhadap minimal 70% jumlah aspek yang ditanyakan. c. Analisis data tes hasil belajar Data hasil belajar siswa secara individu dianalisis menggunakan analsis persentase skor yang benar dari seluruh butir tes yang diberikan. Penentuan ketuntasan belajar siswa didasarkan pada kriteria nilai tertentu, artinya membandingkan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar dengan suatu kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pencapaian hasil belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi hasil penilaian validator terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan (Analisis kevalidan) Aspek-aspek yang diperhatikan untuk menilai modul pembelajaran yang dikembangkan adalah ketepatan cakupan isi, penggunaan bahasa, tampilan modul, sajian materi, serta kelengkapan komponen. Deskripsi hasil penilaian validator diuraikan pada Tabel 1. Berdasarkan penilaian validator, hasil validasi modul menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan diantaranya adalah materi yang masih belum mencerminkan konstruktivistik, selain itu materi yang dimasukkan pada tiap bab di dalam modul terlalu banyak. Maka dari itu, perlu dilakukan revisi terhadap modul yang dikembangkan. 744
Tabel 1. Hasil Penilaian alidator Peran gkat Aspek Penilaian Penilai an Katego ri RPP a.format RPP b.kompetensi c.materi Prasyarat d. Materi pelajaran e. Penilaian f.kegiatan Pembelajaran g. Alokasi waktu h. Manfaat RPP 3,7 3,4 3,5 3,3 3,5 3,2 3,5 3,0 Rata-rata 3,4 Modul a. Ketepatan cakupan isi b. Penggunaan bahasa c. Tampilan modul d. Sajian materi e. Kelengkapan komponen THB 3,3 3,4 3,7 3,1 3,8 Rata-rata 3,4 a. Tujuan 3,3 b. Konstruksi 3,6 c. Bahasa 3,2 Rata-rata 3,4 Ringkasan hasil validasi seluruh komponen dari modul, RPP, dan THB yang dikembangkan menunjukkan bahwa rata-rata semua aspek penilaian pada setiap komponen yang divalidasi berada pada interval 2,5 X < 3,5, artinya semua aspek penilaian seluruh komponen yang divalidasi termasuk dalam kategori valid. Mengingat bahwa modul berbasis konstruktivistik menuntut banyak peran siswa sendiri dalam membangun pengetahuannya dengan sedikit bantuan dari guru, maka modul disusun sedemikian rupa dengan memberikan uraian singkat mengenai pengetahuan awal yang dibutuhkan siswa untuk dapat dikonstruksi sehingga lebih mudah memahami materi atau konsep baru yang akan diberikan. Dengan bantuan uraian materi prasyarat dalam modul serta bantuan guru yang sebatas mengarahkan dengan pemberian pertanyaanpertanyaan, diharapkan dapat membantu siswa sebatas mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Pada kegiatan belajar dalam modul, uraian materi tidak langsung memaparkan konsep-konsep baru, tetapi uraian materi dimulai dari pemberian contoh langsung atau aplikasi dari konsep baru. Dari uraian contoh tersebut kemudian diharapkan siswa mampu memproses informasi dari pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa disertai bantuan arahan dari guru agar tidak terjadi miskonsepsi. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memenuhi kriteria valid. Hal ini berarti RPP disusun sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP, langkahlangkah penyusunan RPP, dan seluruh komponen dalam penyusunan RPP telah tercantum, sehingga RPP dapat diterapkan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Begitu pula halnya dengan tes hasil belajar yang telah memenuhi kriteria valid karena telah mampu mengukur tujuan pembelajaran. 2. Analisis Keefektifan Keefektifan modul pembelajaran ditentukan oleh dua hal yaitu tes hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa ariabel Nilai Statistik Subjek penelitian 27 Nilai Ideal 100 Rata-rata 85,65 Nilai Maksimum 97 Nilai minimum 65 Jumlah siswa tuntas 24 Jumlah siswa tidak tuntas 3 Aktivitas siswa diperoleh berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan diamati oleh dua orang observer. Rangkuman data aktivitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa Persentase Memperhatikan penjelasan 21,19% dari guru Mengajukan pertanyaan 17,38% Menjawab/menanggapi 7,51% pertanyaan Mencatat 18,47% Membaca modul 16,82% 745
Mengerjakan soal yang ada 12,91% di dalam modul Mendiskusikan soal latihan 8,18% dengan teman Kegiatan di luar 9,31% pembelajaran Berdasarkan data tes hasil belajar diperoleh ada 80% siswa yang telah mencapai nilai KKM. Dengan demikian, berdasarkan uji coba yang telah dilakukan maka kriteria keefektifan tercapai dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa. Hal ini mengindikasikan siswa mampu menyerap pelajaran dengan baik dengan memanfaatkan modul pembelajaran yang berbasis konstruktivistik. Dari data aktivitas siswa terlihat bahwa aktivitas yang paling dominan dilakukan oleh siswa adalah mengajukan pertanyaan. nya frekuensi pada aspek ini mengindikasikan bahwa siswa sangat aktif mengonstruk pengetahuannya sendiri setelah membaca modul pembelajaran yang dibagikan. Dilihat dari data angket, responden yang dalam hal ini adalah siswa memberikan respon yang positif lebih dari 50% untuk semua jenis pertanyaan. Hal ini berarti siswa tertarik untuk menggunakan modul berbasis konstruktivistik, serta berminat untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas. 3. Hasil Analisis kepraktisan Kepraktisan perangkat dapat dilihat dari pengelolaan pembelajaran oleh guru. Hasil dari analisis kepraktisan dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4. Hasil Analisis Kepraktisan Aspek yang dinilai Ratarata Kategori 1. Kegiatan awal a. Menyampaikan deskripsi 3,50 singkat mengenai materi dengan menghubungkannya pada kehidupan nyata 3,14 b. Menyampaikan tujuan pembelajaran Rata-rata 3,32 2. Kegiatan Inti a. Memberikan pertanyaan 3,20 serta umpan balik pada siswa b. Menjelaskan pokokpokok materi c. Meminta siswa untuk menyelesaikan lembar kerja d. Membimbing siswa selama bekerja dalam kelompok e. Memberi kesempatan siswa untuk membuat kesimpulan 3,75 Sangat Rata-rata 3,29 3. Kegiatan Akhir a. Memberikan kuis serta tugas b. Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya Rata-rata 4. Pengamatan suasana kelas 3,20 a. Siswa antusias menggunakan modul dalam proses pembelajaran b. Kegiatan sesuai alokasi waktu c. Kegiatan sesuai skenario pada RPP 2,60 3,29 Cukup Rata-rata 3,14 Kepraktisan modul yang dikembangkan tercermin dari kemampuan guru mengelola pembelajaran. Dari data hasil penelitian terlihat setiap tahapan pembelajaran terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil kemampuan guru mengelola pembelajaran berada dalam kategori yang tinggi. Perangkat yang didalamnya mengakomodasi penggunaan modul pembelajaran diperoleh hasil pencapaian kemampuan guru yang tinggi. Dengan demikian, kriteria kepraktisan modul tercapai dengan melihat rata-rata pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori tinggi. KESIMPULAN Kriteria perangkat pembelajaran yang dicapai yaitu: (1) valid berdasarkan penilaian oleh ahli dengan sedikit revisi, (2) praktis karena seluruh aspek-aspek pembelajaran dapat terlaksana, (3) efektif karena ketuntasan klasikal telah tercapai, aktivitas siswa dan respon siswa sudah sesuai yang diharapkan. SARAN 746
Disarankan bagi peneliti lain untuk menyesuaikan dan mempertimbangkan secara matang antara waktu dengan skenario kegiatan pembelajaran dalam RPP. DAFTAR PUSTAKA [1]. Amir, S dan Khoiru. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. [2]. Ashadi. 2009. Kesulitan Belajar Kimia bagi Siswa Sekolah Menengah. Online. http://pustaka.uns.ac.id. Diakses 5 Juli 2010. [3]. Darwis, Muhammad. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Kecerdasan Emosional. Disertasi. Tidak diterbitkan. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika. UNESA. [4]. Haling. A. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. [5]. Hamzah, B.U. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. [6]. Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. [7]. Nana, S. 2005. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. [8]. Nurdin, 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA. [9]. Panen dan Purwanto. 1994. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dikti Depdikbud. [10]. Purwanto, dkk. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas. [11]. Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana [12]. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. 747