BAB I PENDAHULUAN. terlalu awal yang menandakan kualitas tidur yang buruk dan dapat. cukup (Black & Hawks, 2014; Buysse, 2008; Potter & Perry, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)


BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi dan merupakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insomnia merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur, atau bangun terlalu awal yang menandakan kualitas tidur yang buruk dan dapat mengganggu fungsi tubuh. Penderita insomnia mengalami kantuk yang berlebih pada siang hari dikarenakan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup (Black & Hawks, 2014; Buysse, 2008; Potter & Perry, 2005). Setiap tahun diperkirakan sekitar 30-40 % orang dewasa mengalami insomnia. Di Amerika Serikat prevalensi insomnia yang terjadi pada orang dewasa mencapai 60-70 kasus, sedangkan prevalensi insomnia di Indonesia sekitar 11,7 %, ini dapat diartikan bahwa penduduk Indonesia yang mengalami insomnia sebesar 28 juta orang dari total 238 juta penduduk (Ghaddafi, 2013). Insomnia berdampak pada kehidupan sosial, psikologis dan fisik penderita yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan mengganggu gaya hidup yang dikehendaki. Selain meningkatkan risiko penyakit generatif seperti hipertensi dan jantung, depresi dan stres ternyata juga merupakan manifestasi gangguan tidur ini (Black & Hawks, 2014; Ghaddafi, 2013). Hasil penelitian Vgontzas dkk pada tahun 2009 menunjukkan bahwa orang dengan insomnia berisiko tinggi terkena hipertensi. Penderita insomnia 1

2 yang tidur kurang dari 5 jam dalam semalam, mempunyai risiko 5 kali lebih besar menderita tekanan darah tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidur dalam porsi cukup. Kombinasi waktu tidur yang kurang dan insomnia berkaitan dengan hipertensi. Sebaliknya, responden yang tidur dalam porsi cukup selama lebih dari 6 jam tidak memiliki risiko hipertensi. Hipertensi merupakan tekanan darah yang nilai sistoliknya melebihi 140 mmhg dan nilai diastoliknya melebihi 90 mmhg, berdasarkan rata- rata dari tiga kali pengukuran atau lebih yang pengukurannya dilakukan secara terpisah. Hipertensi merupakan perwujudan dari gangguan keseimbangan aliran darah dalam sistem kardiovaskular yang dapat disebabkan oleh banyak faktor dan dapat menimbulkan risiko kematian dini (Setiati, 2014; Smeltzer, 2013). Sekitar 17 juta kematian per tahun disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, sebanyak 9,4 juta kematian di dunia diakibatkan oleh komplikasi dari hipertensi, sekitar 45% kematian akibat dari penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke (World Health Organization, 2013). Prevalensi hipertensi tertinggi terdapat di kawasan Afrika sebesar 46%, dan terendah di Amerika sebesar 35%. Di Indonesia prevalensi hipertensi sebesar 26,5 % dan di Jawa Tengah prevalensi hipertensi sebesar 26,4 % (Riskesdas, 2013). Faktor yang dapat memicu timbulnya hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor yang tidak dapat diubah misalkan (umur, jenis kelamin, etnis, dan keturunan) dan faktor yang dapat diubah misalkan (diabetes, stres, obesitas dan nutrisi (Black & Hawks, 2014). Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kejadian kardiovaskular dan kerusakan

3 langsung pada organ. Berbagai kerusakan pada organ tersebut antar lain infark miokard dan gagal jantung kongestif pada hati, penyakit ginjal kronis pada ginjal, dan stroke pada otak (Setiati, 2014). Perawat berperan dalam pencegahan terhadap penyakit, memberikan perawatan, manajer kasus, pendidik, meningkatkan kesehatan pasien, serta membuat keputusan klinik (Potter & Perry, 2005). Perawat bertugas sebagai tenaga kesehatan yang setiap saat mendampingi pasien dapat membantu upaya-upaya menjaga kualitas tidur dari pasien agar angka hipertensi akibat insomnia dapat diturunkan. Berdasarkan studi pendahuluan di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, diperoleh data pada bulan Agustus-Oktober 2016 terdapat 468 pasien hipertensi. Hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 pasien hipertensi, didapatkan hasil 3 pasien mengatakan sulit memulai tidur pada malam hari, mudah terbangun sehingga sulit untuk tertidur kembali, dan 1 pasien mengatakan hanya bisa tidur nyenyak setelah pagi hari. Mengamati data dan studi pendahuluan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. B. Perumusan Masalah Insomnia merupakan keluhan tidur yang sering dialami oleh seluruh orang di dunia. Penderita insomnia memiliki 5 kali risiko menderita hipertensi bagi yang tidur kurang dari 5 jam semalam daripada mereka yang tidur dalam porsi cukup. Sekitar 17 juta kematian per tahun disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, sebanyak 9,4 juta kematian di dunia diakibatkan oleh

4 komplikasi dari hipertensi. Berdasarkan uraian yang penulis paparkan, penulis tertarik untuk merumuskan masalah penelitian tentang Adakah hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan karakteristik pasien hipertensi (usia dan jenis kelamin) di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. b. Mengetahui tingkat insomnia di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. c. Mengetahui derajat hipertensi di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. d. Menganalisis hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di ruang poli dalam Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama pembelajaran terutama tentang hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi. 2. Bagi Pengembangan Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya di bidang keperawatan medikal bedah dalam memahami hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat insomnia dengan derajat hipertensi sehingga masyarakat diharapkan lebih menjaga pola tidur sehat dan beristirahat yang cukup.