Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas PGRI Madiun 2

dokumen-dokumen yang mirip
MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

MENCOCOKKAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN GAYA MENGAJAR Oleh Anang Nazaruddin, S.Pd.I. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan, kebodohan serta pencerahan pengetahuan. 3. merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dikembangkan dan dikelola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAPAT MENGOPTIMALKAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA

MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKAANAK MELALUI BERNYANYI DI KELOMPOK B PAUD BUDI MULYAKECAMATAN KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. akan dianggap tidak cerdas atau bodoh.dalam perkembangan tentang teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN NATURALIS ANAK KELOMPOK B RA AL HIKMAH PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

Transkripsi:

SOSIALISASI PERANAN ORANG TUA DALAM MENENTUKAN DAN MENGEMBANGKAN MULTIPLE INTELEGENCE ANAK USIA DINI DALAM UPAYA MENGARAHKAN POTENSI DAN KEBERBAKATAN ANAK Enggel Bayu Pratama 1), Ilham Mauladhie Wijaya 2) 1 Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas PGRI Madiun email: enggel@unipma.ac.id 2 Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas PGRI Madiun email: ilhammauladhie@gmail.co.id Abstrak Menurut Dr. Thomas Amstrong, setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi bawaan itu antara lain : keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas, Teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) memandang kecerdasan tidak hanya berdasarkan kemampuan logika atau bahasa saja, namun memiliki kecerdasan-kecerdasan lain yang selama ini tidak menjadi perhatian. Materi pembekalan yang diberikan mengupas tentang peranan orang tua dalam menentukan kecerdasan anak, dalam menjalankan perannya orang tua berperan sebagai pendamping yang paling penting memberikan kebebasan bagi anak untuk menggunakan inderanya dan kebebasan mencoba sendiri serta jangan sampai orang tua menghalangi dan mematikan rasa ingin tahu anak untuk menggunakan pikirannya dalam menemukan sebab-sebab dari terjadinya sesuatu, sebab hal ini akan menghambat perkembangan inteligensi anak dan membahas tentang jenis jenis tingkat kecerdasan berdasarkan multiple intelegence. Kesimpulan dalam program pengabdian masyarakat ini bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan. Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki. Kata Kunci: Multiple Intelegence, Anak Usia Dini, Potensi, Bakat Anak PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Menurut Dr. Thomas Amstrong, setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi bawaan itu antara lain : keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas, Teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) memandang kecerdasan tidak hanya berdasarkan kemampuan logika atau bahasa saja, namun memiliki kecerdasan-kecerdasan lain yang selama ini tidak menjadi perhatian. Kecerdasan tidak dilihat sebagai berhasil dengan baik mengerjakan tes atau mengingat sejumlah tugas tertentu, namun sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang berharga dalam lingkungannya. Hal ini terjadi karena seperti yang diungkapkan oleh Kuhn (1962) bahwa : (a) inteligensi bukanlah harga mati atau secara statis terberi saat lahir; (b) inteligensi dapat dipelajari, diajarkan, dan ditingkatkan; serta (c) inteligensi merupakan suatu fenomena yang bersifat multidimensional dan dapat muncul dalam berbagai tingkat dalam otak/pikiran/system kebutuhan kita. Dengan mengetahui multiple intelligence sedini mungkin, kita dapat menemukan ranah akhir dengan lebih baik, membuat seorang tidak terpaku dengan apa yang didapatkan sekarang dari hasil tes sementara yang mungkin jauh dari target kecerdasan sesungguhnya. Dengan memahami kecerdasan 431

manusia maka pendidikan bisa melakukan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki anak. Orang tua maupun pendidik bisa mengemas metode pembelajaran sesuai dengan kecerdasan seorang anak. Bila pendekatan pembelajaran sesuai dengan kecerdasan anak maka peserta didik lebih tertarik mengikuti peroses belajar. Dengan demikian materi pembelajaran akan lebih mudah ditangkap oleh anak. Pendekatan teori kecerdasan majemuk ini bisa digunakan untuk memahami anak. Selama ini pendidikan kita hanya mengakomodir anak-anak yang memiliki kecerdasan logika-matematika. Sehingga proses pembelajaran pun diarahkan untuk mengasah kecerdasan logika-matematika ini. Anak yang tidak unggul dalam kecerdasan logika-matematika akan tersingkir dari dunia pendidikan kita. Anak-anak tersebut tidak memiliki tempat dalam pendidikan kita. Ironisnya, mereka mendapat stempel anak gagal. Padahal, kecerdasan logika-matematika bukan faktor tunggal dalam menentukan kesuksesan seseorang. Seseorang akan sukses bila ia mampu mengoptimalkan kecerdasan spesifik yang dimilikinya. Kita bisa belajar dari kesuksesan ratu talk show Oprah Winfrey. Ia berhasil menjadi seorang presenter terkaya karena mengasah kecerdasan linguistik yang ia miliki. Sudah saatnya orang tua bisa mengakomodir kecerdasan majemuk anak sehingga jangan ada lagi yang mematikan kecerdasan tertentu yang dimiliki seorang anak. Orang tua juga harus diarahkan bisa mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki seorang anak. Penulis yakin bila metode ini diterapkan maka anak-anak akan tumbuh sesuai dengan potensinya. Rumah, Sekolah dan lingkungan bukan lagi tempat mematikan potensi seorang anak. Berdasarkan hal itulah, maka perlu adanya kegiatan yang berupaya untuk mensosialisasikan sekaligus mengembangkan kegiatan tersebut dengan Program Kemitraan Masyarakat yang bekerjasama dengan instansi terkait, dalam hal ini instansi terkait adalah PKK Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Kegiatan pengabdian ini berjudul Sosialisasi Peranan Orang Tua Dalam Menentukan Dan Mengembangkan Multiple Intelegence Anak Usia Dini Dalam Upaya Mengarahkan Potensi Dan Keberbakatan Anak. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen dari Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas PGRI Madiun. METODE PELAKSANAAN Kegiatan PKM ini dilaksanakan selama satu hari yaitu pada hari Rabu, 15 Agustus 2018 pada pukul 14.00-16.00 WIB di Balai Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan yang diperuntukkan untuk maksimal 40 orang peserta yang terdiri dari anggota PKK Desa Sobontoro. Pelaksanaan kegiatan PKM ini menggunakan beberapa media, seperti kamera, laptop dan handout untu presentasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM adalah demonstrasi, diskusi dan aksi lapangan. Selama kegiatan, materi demonstrasi disajikan dengan alokasi waktu 40% yang 60% untuk berdiskusi sehingga para peserta lebih aktif dalam kegiatan secara keseluruhan menjadi lebih hidup. Adapun tahaptahap pelaksanaan kegiatan PKM adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan TimProgram Kemitraan Masyarakat berkoordinasi dengan Ketua PKK dan Perwakilan kelompok PKK untuk menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, yang meliputi Sosialisasi tentang dampak sosialsisasi multiple intelegence bagi warga Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. 2. Pelaksanaan Pada tahap pertama, sosialisasi dilakukan oleh tim Program Kemitraan Masyarakat Program Studi Ilmu Keolahragaan, Universitas PGRI Madiun dan bekerjasama dengan kelompok PKK Desa Sobontoro dalam kegiatan yang berlangsung. Tahap kedua, dilakukan demonstrasi mengenai 432

beberapa gambaran potensi anak yang nantinya memiliki bakat, prestasi dan keberhasilan menuju masa depan yang cerah untuk masa depan. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini telah dilakukan pada : Hari : Rabu, 15 Agustus 2018 Waktu Tempat : 14.00-16.00 WIB : Balai Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan Dengan susunan kegiatan disajikan pada Tabel 1. berikut. Table 1. Susunan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat No. Waktu Kegiatan Pelaksana Moderator 1 14.00-14.15 Pendaftaran peserta Mochammad Nico Firmansyah 2 14.15-14.20 Pembukaan dan Enggel Bayu Pratama, S.Or., sambutan ketua kegiatan M.Pd 3 14.20-15.30 Penyampaia materi Enggel Bayu Pratama, S.Or., M.Pd 4 15.30-16.00 Rubrik tanya jawab dan perencanaan pelaksanaan pembinaan Peserta dan Tim Pelaksana PKM 5 16.00 Ramah tamah coffe break dan makan dilanjutkan penutupan Peserta dan Tim Pelaksana PKM Mochammad Ilham Mauladhie HASIL DAN PEMBAHASAN Program Kemitraan Masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi multiple intelegence bagi warga Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan bagi kelompok ibu-ibu PKK Desa Sobontoro dan pemberian motivasi kepada orang tua/ibu-ibu PKK mengenai potensi serta masa depan anak yang berprestasi dalam berbagai bidang. Secara umum manfaat pemahaman tentang Multiple Inteligences (kecerdasan majemuk) bagi orang tua dan anak yaitu: 1. Kita dapat menggunakan kerangka kecerdasan majemuk dalam melaksanakan proses belajar secara luas. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, dan melihat pertunjukan dapat menjadi pintu masuk yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan anak yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika). Jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar. 2. Dengan kecerdasan majemuk, maka seorang orang tua mampu menyediakan kesempatan bagi anak untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya. 3. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas anak di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat. 4. Anak akan mampu menunjukkan dan bebagi tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan anak sebagai seorang spesialis. 433

5. Pada saat orang tua membantu dan menemani anak belajar dalam rangka memahami, anak akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 6. Kecerdasan Majemuk memberikan pandangan bahwa terdapat sembilan macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah komposisi atau dominasi dari kecerdasan tersebut. Selain itu berpijak pada teori kecerdasan majemuk, maka manfaat yang dapat dirasakan secara umum adalah: 1. Dapat membuat setiap anak merasa senang dalam belajar. 2. Merangsang potensi kecerdasan setiap anak secara maksimal sesuai dengan jenis kecerdasannya masing-masing. 3. Memperlakukan potensi kecerdasan anak secara lebih adil dan proposional. Bagi orang tua hak ini sangat bermanfaat dalam memperkaya metode mendidik dan mengasuh anak secara kreatif dan inovatif karena mengembangkan kecerdasan majemuk anak merupakan kunci utama untuk kesuksesan masa depan anak. Sebagai orang tua masa kini mereka sering kali menekan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah dan menjadi juara.padahal, peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menjadikan seorang anak menjadi cerdas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari program kemitraan masyarakat yang dilakukan di PKK Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut : a. Pengetahuan mengenai pentingnya pemahaman orang tua terkait multiple intelegensia membuat orang tua melakukan berbagai kegiatan positif anak demi mendapatkan dan meraih prestasi/cita-cita b. Setiap orang adalah unik, Setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan. c. Ada 10 jenis-jenis kecerdasan majemuk menurut Gardner, yaitu: Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Matematis-Logis, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan Kinetis-Jasmani, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, dan Spiritual. d. Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki. e. Peserta sosialisasi semakin berantusias untuk belajar dan menyerap materi dengan baik, yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri tentang materi yang tengah disampaikan. Serta pengetahuan yang baru bagi peserta dan pengalaman yang baru bagi pemateri dalam menyampaikan materi didapat melalui program kemitraan masyarakat ini Saran Saran yang dapat direkomendasikan untuk peserta sosisalisasi ibu-ibu PKK Desa Sobontoro agar orang tua lebih mengetahui tentang keadaan anaknya, karena setiap manusia memang diciptakan unik, 434

dan oleh karena itu anak harus memperoleh layanan pendidikan yang sesusai dengan tipe kecerdasannya. Dengan keunikan tersebut setiap anak harus mengetahui metode belajar apa yang cocok untuk anak tersebut. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Delfi, Refny. (2007). Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences). Jakarta : Universitas Terbuka. Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat. 2017. Panduan Pelaksanaan Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi XI. Jakarta: Kementerian Risat, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Yatim Riyanti. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarata: Prenada Media Group. 435