1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Badan Pengelola Perbatasan Di Daerah. Pembentukan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ROKAN HILIR

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

LEMBARAN DAERAH NOMOR : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI UTARA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabu-paten Siak,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 16

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BURU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 40 TAHUN 2007

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 41 TAHUN 2007 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 18 SERI D

Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SOLOK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 15 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BURU

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BURU

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT DAN BUPATI HALMAHERA BARAT M E M U T U S K A N

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 11 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR : 2 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, maka Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan daerah yang tergolong dalam wilayah kawasan perbatasan, perlu membentuk Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Tengggara Barat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 1

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3961); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Ne gara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5044); 9. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indo nesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan. 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Sekretariat Tetap Badan Nasional Pengelola Perbatasan; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan di Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT dan BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Rancangan Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara Barat. 3

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 7. Perangkat Daerah adalah lembaga yang membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 8. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk membantu dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten yang selanjutnya disebut BPP Kabupaten adalah Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 11. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Wilayah Negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepualauan dan laut teritorial dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya termasuk kekayaan yang terkandung di dalamnya. 12. Wilayah Perairan adalah perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial. 13. Wilayah Yurisdiksi adalah wilayah di luar wilayah negara yang terdiri atas zona ekonomi eksklusif, landasan kontinen dan zona tambahan dimana negara memiliki hak-hak berdaulat dan kewenangan tertentu lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan hukum internasional. 14. Batas Wilayah Negara adalah gais batas yang merupakan pemisah kedaulatan satu negara yang didasarkan tas hukum internaional. 15. Batas Wilayah Yurisdiksi adalah garis batas yang merupakan pemisah hak berdaulat dan kewenangan tertentu yang dimiliki oleh negara yang didasarkan tas peraturan perundang-undangan dan hukum internasional. 16. Kawasan Perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak dalam sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain. 4

17. Zona Tambahan Indonesia adalah zona yang lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur. 18. Zona Ekonomi Eksklusif adalah suatu area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perairan Indonesia dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur. 19. Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya dari area dibawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus ) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur dalam hal pinggiran laut tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2500 (dua ribu lima ratus) meter; 20. Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik; BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah wilayah yang termasuk dalam kawasan perbatasan; (2) Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk BPP Kabupaten Maluku Tenggara Barat. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, WEWENANG DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 3 (1) BPP Kabupaten berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati; (2) BPP Kabupaten dipimpin oleh Kepala Badan; (3) Pengangkatan Kepala BPP Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. 5

Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal 4 BPP Kabupaten mempunyai tugas pokok menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengkoordinasikan pelaksanaan dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan di Kabupaten. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 5 BPP Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan dan penetapan rencana aksi pembangunan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan di Kabupaten; b. Pengkoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan serta pemanfaatan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan di wilayah kabupaten; c. Pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan batas wilayah negara di kabupaten; d. Inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi penetapan zona pengembangan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan zona lainnya kawasan perbatasan di kabupaten; e. Penyusunan program dan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan sarana lainnya di kawasan perbatasan kabupaten; f. Penyusunan anggaran pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan sesuai dengan skala prioritas di kabupaten; g. Pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara dan kawan perbatasan di Kabupaten. BAB IV ORGANISASI Pasal 6 (1) Susunan organisasi BPP Kabupaten terdiri atas : a. Kepala Badan; b. Sekretariat membawahi; 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. 6

c. Bidang Pengelolaan Batas Negara dan Potensi Kawasan membawahi : 1. Seksi Pengelolaan Batas Negara; 2. Seksi Pengelolaan Potensi Kawasan; d. Bidang Kerjasama dan Pengelolaan Infrastruktur Kawasan membawahi : 1. Seksi Kerjasama; 2. Seksi Pengelolaan Infrastruktur Kawasan. e. Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Bagan Struktur Organisasi BPP Kabupaten tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. BAB V ESELON DAN KEPEGAWAIAN Pasal 7 (1) Kepala BPP Kabupaten adalah jabatan struktural eselon II.b. (2) Sekretaris BPP Kabupaten adalah jabatan struktural eselon III.a. (3) Kepala Bidang BPP Kabupaten adalah jabatan struktural eselon III.b (4) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi BPP Kabupaten adalah jabatan struktural eselon IV.a. Pasal 8 Pengisian jabatan Kepala BPP Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (1) Berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan persyaratan : a. Paling sedikit menduduki 3 (tiga) kali jabatan struktural yang berbeda di satuan kerja perangkat di Daerah. b. Memiliki ijazah paling rendah sarjana strata 1 (S1) atau sederajat. c. Berusia paling tinggi 1 (satu) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun sesuai dengan kebijakan Bupati. d. Semua unsur penilaian prestasi kerja (DP3) paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. BAB VI TATA KERJA Pasal 9 BPP Kabupaten dalam melaksanakan tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. Pasal 10 Kepala BPP Kabupaten melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungannya. 7

Pasal 11 Kepala BPP Kabupaten bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawaha. Pasal 12 Kepala BPP Kabupaten dalam melaksankan tugas dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi dibawahnya. Pasal 13 (1) Rapat BPP Kabupaten dan BPP Provinsi di adakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. (2) Rapat koordinasi nasional BNPP dengan BPP Provinsi dan BPP Kabupaten diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu ) tahun atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Pasal 14 Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 berkaitan dengan perencanaan pengorganisasiaan/pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pembangunan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan. Pasal 15 Hubungan kerja antara BPP Provinsi dengan BPP Kabupaten merupakan hubungan koordinatif. Pasal 16 Hubungan kerja antara BNPP dengan BPP Provinsi dan BPP Kabupaten merupakan hubungan koordinatif. Pasal 17 Ketentuan lebih lanjut mengenai materi rapat koordinasi dan tata kerja BNPP dengan BPP Provinsi dan BPP Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 dan Pasal 16 diatur dengan Peraturan Kepala BNPP. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 18 Pembinaan dan pengawasan dalam pengelola batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan Kabupaten Maluku Tenggara Barat dilakukan oleh Kepala BPP Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 8

BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 19 (1) Pembiayaan BPP Kabupaten dalam pengelolaan perbatasan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan sumber anggaran lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pendanaan yang bersifat teknis operasional pengelolaan perbatasan yang dilakukan oleh satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten dikoordinasikan oleh BPP Kabupaten. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Ditetapkan di : saumlaki pada tanggal : 2011 BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT, BITZAEL SILVESTER TEMMAR Diundangkan di : Saumlaki pada tanggal : 2011 SEKRETARIS DAERAH, MATHIAS MALAKA, SH. MTP Pembina Utama Madya NIP. 19600307 198003 1 007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN 2011 NOMOR 11 9

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN MALUKU TEGGARA BARAT I. PENJELASAN UMUM Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang -undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara, maka Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan daerah yang tergolong dalam wilayah kawasan perbatasan, perlu membentuk Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Tengggara Barat. Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten diharapkan agar wilayah-wilayah yang berada di kawasan perbatasan secara sinergi, terintegrasi berkelanjutan (substainable) melakukan pengelolaan terhadap berbagai potensi sumber daya alam dan melakukan pencegahan dan penanganan terhadap gangguan dan ancaman dari pihak lain serta diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan tanggap menindaklanjuti hal tersebut dengan membentuk Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang diatur dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 10

Pasal 5 Huruf a Yang dimaksud dengan rencana aksi pembangunan adalah sejumlah program/kegiatan yang direncanakan secara profesional dan terukur untuk dilaksanakan dalam rangka pembangunan di kawasan perbatasan. Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Pasal 6 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan Kelompok Jabatan Fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional keterampilan yang mempunyai fungsi dan juga berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas pemerintahan. Pasal 7 Pasal 8 Huruf a Yang dimaksud dengan 2 (dua) tahun terakhir adalah masa 2 (dua) tahun sebelum diangkat menjadi Kepala BPP. 11

Huruf b Huruf c Huruf d Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN 2011 NOMOR 114 12