BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Masyarakat sangat merindukan munculnya berbagai institusi

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk melandasi segenap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. mengangkat perekonomian rakyat secara adil. melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Syari ah, pasca diterbitkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank syariah muncul pertama kali di Mesir pada tahun 1963, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara muslim mulai mengenal sistem perbankan modern pada

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini bisa dilihat pada dunia perbankan dinegara ini, perbankan yang berlandaskan syariah muncul sebagai dinamika perkembangan bank konvensional. Dinegara kita ini hadir sebagai gebrakan awal, yaitu Bank Muamalat Indonesia bank yang berlandaskan syariah. Memang dinegara kita berlandaskan hukum bank syariah masih lemah tentang landasan hukumnya. Hal tersebut jelas-jelas terpapar dalam UU No. 7 Tahn 1992, tetapi hal tersebut bukan sebagai halangan perkembangan bank syariah, namun tetap merupakan tonggak penting bagi keberadaan bank syariah dinegara ini. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 akhirnya tergerus akan kemajuan Bank syariah yang semakin pesat. Oleh karena itu, pemerintah memperbaruinya sehingga menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut tertulis kedudukan bank syariah di Indonesia secara hukum mulai menjadi kuat. Bahkan bukan hanya itu saja, didalamya tertulis bahwa bank konvensional diperbolehkan membuka unit yang berbasis syariah. 1

2 Sejak saat itu mulailah bermunculan bank konvensional yang membuka unit-unit syariah. 1 Adanya UU No. 10 Tahun 1998 ini dapat membawa kesegaran baru bagi dunia perbankan kita. Terutama bagi dunia perbankan syariah ditanah air, berdirinya bank-bank baru yang bekerja berdasarkan prinsip syariah akan menambah semarak lembaga keuangan syariah yang telah ada disini seperti Bank Umum Syariah, BPR Syariah dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). 2 Pendirian bank syariah diawali dengan berdirinya tiga Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung pada tahun 1991 dan PT BPRS Heraukat di Nangroe Aceh Darussalam. Pendirian bank syariah di Indonesia diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, 18-29 Agustus 1990. Hasil ini dibahas dalam Munas IV MUI yang kemudia dibentuklah tim kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sehingga berdirilah PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi tahun 1992. BMI merupakan bank syariah yang pertama didirikan di Indoneia, walaupun perkembangannya agak lambat bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Bila pada periode tahun 1 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2010, h. 6 2 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Rajawali Pers, 2014, h. 16

3 1992-1998 hanya ada satu unti bank syariah. 3 Berdasarkan catatan Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan Bank Indonesia sampai dengan Oktober 2007 telah ada 3 Bank Umum Syariah (BUS), 25 Unit Usaha Syariah (UUS), 555 kantor cabang syariah dan 111 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Salah satu bank syariah terbesar di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri. 4 Pertumbuhan perbankan syariah yang pesat ini selain dikarenakan adanya potensi pasar yang mendapat sambutan yang cukup hangat dari masyarakat, juga tidak lepas dari dukungan pemerintah, para ulama dan regulasi Bank Indonesia yang mengakomodasikan kebutuhan regulasi industri dan membuka kesempatan yang lebih luas kepada perbankan dan investor untuk menjalankan kegitana usaha bank syariah. 5 Dalam perkembangannya, perbankan syariah secara implisit menunjukan bahwa perkembangan syariah memberikan peluang yang jelas mengenai kegiatan usaha perbankan yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil. 6 Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pembangunan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang 3 Machmud, Bank..., h. 20 4 Husnul Khotimah, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia sebelum dan sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008, Jurnal Optimal, Vol 3, No 1, 2009 5 Machmud, Bank..., h. 65 6 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah : dari Teori ke Praktek, Jakarta : Gema Press Insani, 2001, h. 83.

services). 8 Dalam prakteknya, produk yang dihasilkan dalam perbankan 4 membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 7 Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) pada tahun 1999 menambah suasana baru dalam dunia perbankan. Tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap BSM, maka menjadikan BSM salah satu bank terbesar di Indonesia. BSM telah memiliki kurang lebih 328 kantor yang tersebar 28 provinsi di Indonesia. Sebanding dengan perkembangannya hal ini membuat BSM menyediakan berbagai produk baik itu berupa penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam pelaksanaan produk perbankan syariah yaitu prinsip titipan atau simpanan (depository), prinsip bagi hasil (profit-sharing), prinsip jual beli (sale and purchase), prinsip sewa (sale and purchase), prinsip sewa (operational lease and financial lease), dan prinsip jasa (fee-based bermacam-macam. Diantaranya dalam prinsip bagi hasil atau simpanan terdapat akad mudharabah. Salah satu bentuk kerja sama bagi hasil antara pemilik modal dan seseorang yang dilandasi oleh rasa tolong menolong, dikarenakan ada orang yang mmepunyai 7 Muhamad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta : UII Press, Cet Ke-1, 2004, h. 51 8 Ketut Rindjin, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 21-22

5 modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan. Ada juga orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya ada orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal. 9 Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana modal berasal dari salah satu pihak dan pihak yang lainnya sebagai pelaksananya. Mudharabah memiliki dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayaddah. Mudharabah muthlaqah adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan salah satu pihak memberikan modal kepada pengelola dimana pengelola tidak diberikan batasan untuk mengelola dananya sesuai syariah. Dengan kebebasan dalam mengelola dananya oleh si pengelola, maka sangat mudah bagi si pengelola untuk menginvestasikan dananya. Jenis investasi mudharabah muthalaqah dapat ditawarkan salah satunya dalam produk tabungan. Tabungan merupakan penyisihan sebagian hasil pendapatan yang dikumpulkan sebagai cadangan masa depan untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Dengan keinginan yang beraneka ragam masyarakat berusaha untuk menyisihkan sebagian uangnya agar apa yang diinginkan dicapai. Salah satu keinginan bagi setiap muslim adalah melaksanakan ibadah haji. Perkembangan peminat pelaksana haji dari tahun ke tahun meningkat dapat diamati dari kuota pemberangkatan atau masa tungu yang semakin hari semakin lama 9 Evita Isretno, Pembiayaaan mudharabah dalam Sistem Perbankan Syariah, Jakarta : Cintya Press, 2011, h. 40

6 bahkan saat ini calon jamaah harus menunggu duapuluh empat tahun lamanya. Untuk membantu calon jamaah yang ingin menunaikan kewajiban rukun Islam yang ke lima, lembaga keuangan menciptakan produk untuk para calon jamaah dengan memberikan fasilitas produk tabungan haji atau tabungan mabrur. Tabungan mabrur merupakan simpanan yang khusus dimanfaatkan untuk pelaksanaan ibadah haji. Sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 02/DSB-MUI/IV/2000 tentang produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah. 10 Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui penerapan akad yang digunakan dalam produk Tabungan Mabrur BSM dengan mengangkat judul Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Tabungan Mabrur BSM di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana mekanisme Tabungan Mabrur di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik? 10 Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, h. 137

7 2. Bagaimana implementasi akad Mudharabah Muthlaqah pada BSM Tabungan Mabrur di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana alur pembukaan rekening sampai penutupan rekening Tabungan Mabrur di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. 2. Untuk mengetahui implementasi akad Mudharabah Muthlaqah pada BSM Tabungan Mabrur di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi penulis Menambah wawasan mengenai kegiatan perbankan khususnya tentang Prosedur Tabungan Mabrur. 2. Manfaat bagi Fakultas Sebagai tambahan informasi dan juga sebagai rujukan untuk pihak-pihak yang membutuhkan. 3. Manfaat bagi lembaga keuangan Sebagai bahan masukan dan wacana dalam kegiatan usaha, seiring dnegan kreatifitas masyarakat dalam membentuk dan membangun suatu usaha demi kesejahteraan kehidupan ekonomi dan sosial.

8 4. Manfaat bagi peneliti lain Sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam umumnya, dan jurusan D3 Perbankan Syariah khususnya. E. Tinjauan Pustaka Dalam rangka untuk mencapai penulisan hasil secara maksimal sebagai perbandingan dengan hasil penelitian yang sudah ada oleh beberapa mahasiswa antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Khayati (132503129) dengan judul skripi Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah pada Simpanan Zamani di BMT An-Nawai Purworejo. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Islam Tahun 2016. Hasil penelitan ini adalah bahwa implementasi akad mudharabah muthlaqah pada produk simpanan zamani sangatlah mudah prosesnya. Pihak BMT memberikan tugas kepada masing-masing bagian untuk melayani nasabahnya. Dan juga akad mudharabah muthlaqah pada produk tersebut dijalankan sesuai dengan fatwa DSN No.03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito mudharabah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ainatul Istiqomah (132503122) dengan judul Tugas Akhir Mekanisme Tabungan Haji di Bank Jateng Syariah Cabang Pembantu Semarang Barat. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Tahun 2016. Hasil penelitian ini adalah bahwa mekanisme tabungan haji di Bank Jateng Syariah diawali dengan membuka rekening Ib Tabung Haji kemudian

9 dengan setor tunai maupun non-tunai sampai dana sebesar Rp. 25.000.000 agar dapat mendaftarkan diri ke Kemenag. Setelah mengamati dari penelitian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa penelitian tentang implementasi akad mudharabah muthlaqah pada produk tabungan mabrur BSM di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik belum pernah dilakukan. Dengan demikian penulis melakukan penelitian yang berjudul Implementasi Akad Mudharabah muthlaqah pada Produk Tabungan Mabrur BSM di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. F. Metode Penelitian Dalam Proposal ini penulis akan memakai beberapa metode untuk mendukung penulisan atas masalah yang akan diangkat, diantaranya: 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yakni dengan melakukan pengamatan secara langsung di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik..

10 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Dalam hal ini peneliti langsung meminta informasi atau penjelasan terkait mekanisme Tabungan Mabrur BSM di Bank Syariah Mandiri yang dilakukan dengan metode wawancara. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang diperoleh yaitu dari buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan secara umum. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti dan mengetahui rutinitas kerja di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan mekanisme Tabungan Mabrur BSM di BSM KCP Banyumanik. b. Wawancara Metode wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber sebagai orang yang ditanya.

11 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Kepala Branch Manager, BOSM dan Customer Service. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis maupun tidak tertulis yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan. G. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui serta memahami gambaran secara umum isi dari Tugas Akhir ini, maka penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini menjelaskan tentang pengertian Mudharabah, dasar hukum Mudharabah, Rukun dan syarat Mudharabah, pengertian Tabungan Mabrur serta fatwa DSN MUI NO.02/DSN/MUI/IV/2000 tentang tabungan yang menggunakan prinsip akad Mudharabah.

12 BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang sejarah Bank Syariah Mandiri, visi dan misi Bank Syariah Mandiri, struktur organisasi Bank Syariah Mandiri, produk dan layanan Bank Syariah Mandiri. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang mekanisme tabungan mabrur di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. Implementasi akad Mudharabah Muthlaqah dalam tabungan mabrur yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Semarang. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan dan penutup tentang topik yang diangkat penulis. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN