1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu ciri alat komunikasi manusia, bahasa memiliki fungsi untuk menyampaikan gagasan dan pikiran. Bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara sudah selayaknya digunakan dalam seluruh kegiataan berbahasa. Namun, berbahasa yang baik bukanlah berarti harus selalu menggunakan bahasa resmi atau baku. Adakalanya dalam situasi dan keperluan tertentu digunakan ragam bahasa lain sesuai dengan fungsinya. Bahasa Indonesia digunakan oleh pelbagai suku, latar belakang budaya, agama, serta digunakan dalam berbagai bidang kegiatan. Dalam studi linguistik, bidang kajian yang mempelajari berbagai macam ragam bahasa berkenaan dengan fungsi pemakaiannya disebut sosiolinguistik (Chaer, 2004, hlm. 1). Sebagai objek sosiolinguistik, bahasa dalam kajiannya tidak dilihat sebagai bahasa sebagaimana ilmu linguistik pada umumnya, sehingga memandang bahasa sebagai sistem sosial dan komunikasi. Bahasa tidak hanya tercipta sebagai gejala individual, tetapi juga sebagai wujud pemakaian bahasa menurut konteks sosial. Oleh sebab itu, terjadinya keragaman bahasa dapat dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur, budaya, dan juga kegiatan interaksi yang berbeda dari penutur tersebut. Sebagai subbidang kajian sosiolinguistik, kajian pemakaian bahasa yang berhubungan dengan ragam bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan pemakainya (siapa yang menggunakan) dan pemakaiannya Halliday dalam (Mahsun, 2006, hlm. 206). Berdasarkan pemakaiannya, Halliday membagi tiga subdimensi, yaitu bidang (field), cara (mode), tenor. Bidang yang dimaksud ialah wacana (pokok pembicaraan), media (tulisan atau lisan), dan tenor (ragam gaya bahasa resmi, santai, baku dan tidak baku). Pada penelitian kali ini, berdasarkan pemakainya ditentukan dari jenis kelamin perempuan. Berdasarkan pemakainnya, ditentukan oleh pokok pembicaraan pada bahasan utama sumber data, yaitu hal-
2 hal yang berkaitan dengan perempuan dalam konteks sosial masyarakat. Seperti tema keluarga, pertemanan, gerakan feminisme, dan lain sebagainya. Media yang digunakan yaitu media tulis. Berdasarkan dimensi tenor, banyak digunakan ragam bahasa resmi, santai, dan baku. Semua itu tercermin dalam pilihan kosakata yang dipakai dalam setiap pembahasan dalam majalah yang diteliti, yaitu majalah Ummi dan Femina. Keragaman bahasa menurut Chaer jika dilihat dari segi penutur dapat dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, perbedaan ini timbul sebagai akibat gejala sosial dalam masyarakat. Masyarakat menentukan peran sosial yang berbeda. Harapan akan adanya perbedaan pola tingkah laku pada keduanya. Artinya, selama masyarakat memandang laki-laki dan perempuan berbeda maka bias gender pada bahasa laki-laki dan perempuan akan terus ada. Bahasa yang digunakan oleh perempuan tidak tegas, tidak secara terang-terangan (menggunakan kata-kata kiasan), dan berhati-hati ketika mengungkapkan sesuatu, serta kerap menggunakan kata yang lebih halus dan sopan atau melalui isyarat (metapesan). Ragam bahasa perempuan sering distereotipekan naif, emosional, bodoh, pasif, dan kurang meyakinkan. Dalam kosakata, perempuan lebih banyak menggunakan kata sifat dan berusaha mencapai norma standar. Wanita dinilai lebih mendekati bentuk-bentuk ragam baku dengan prestise tinggi dibanding dengan pria. Bahasa dan gender merupakan bidang penelitian yang menarik dan mengalami perkembangan yang fenomenal dalam dasawarsa terakhir. Dari sisi akademis tidak hanya menjanjikan kemajuan teori linguistik dan sosial, tetapi juga memberikan kritik sosial dan merupakan aksi politis yang bertujuan meminimalisir ketidaksetaraan gender. Ada tiga pandangan terhadap hubungan antara bahasa dan gender (1) bahasa hanya mencerminkan pembagian sosial dan ketidaksetaraan, (2) posisi pembagian dan ketidaksetaraan itu tercipta melalui prilaku linguistik yang seksis, dan (3) kedua proses tersebut berjalan dan saling berpengaruh. Dalam khazanah sosiolinguistik, pada umumnya pembahasan tentang perbedaan penggunaan bahasa antara perempuan dan laki-laki ditumpukan pada konteks jaringan sosial dan maksud pembicara (speakers meaning). Maksud
3 pembicara sangat ditentukan oleh konteks, yaitu waktu, tempat, peristiwa, kelas, etnik, agama, lingkungan sosial, ekonomi, politik, proses, keadaan, dan mitra tutur. Maksud pembicara itu dapat disimak dari kosakata yang dipilihnya. (Sumber : Diakses dari badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/328) Selanjutnya, ada pula keragaman bahasa berkenaan dengan penggunaan atau fungsinya yang sering disebut fungsiolek ( Nababan, 2004, hlm. 68). Ragam bahasa ini digunakan untuk apa dan keperluan apa. Salah satunya ialah ragam bahasa jurnalistik. Secara spesifik, ragam bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik majalah. Gaya bahasa atau jenis tulisan pada media massa, khususnya majalah tidak menggunakan berita langsung seperti halnya media cetak harian seperti surat kabar. Bahasa jurnalistik atau bahasa Indonesia ragam jurnalistik memiliki ciri sendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa lain. Ciri tersebut sesuai dengan tujuan tulisan dan siapa pembaca ragam jurnalistik itu. Bahasa apapun hakekatnya sama sebagai alat komunikasi. Orang menggunakan bahasa dengan tujuan yang sama agar dapat berhubungan satu sama lain. Supaya hal tersebut tercapai, syaratnya adalah pemaknaan yang sama terhadap setiap kata diantara mereka. Ciri yang paling tampak dalam ragam bahasa menurut bidang pemakaian ini adalah kosa kata dan gaya bahasa yang digunakan. Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dilahirkan oleh jalinan kata-kata itu sendiri. Istilah ini bukan hanya digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga untuk gaya bahasa. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi (Keraf, 2007, hlm. 23). Mereka yang telibat dalam sebuah komunikasi memerlukan penguasaan sejumlah besar kosa kata sehingga mampu menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya kepada lawan bicaranya. diksi. Menurut (Keraf, 2007, hlm. 24) ada tiga kesimpulan utama mengenai (1) pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
4 dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. (2) pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat. (3) pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata itu. Sebagai ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yaitu ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, memengaruhi, atau memberikan kejelasan. Aktivitas penyampaian informasi dapat melalui media massa. Masyarakat dapat mengakses tentang dunia disekitar melaluinya. Oleh karena itu, media adalah tempat yang sangat berpotensi untuk memproduksi atau menyebarkan makna sosial. Potensi kekuasaan media dalam menyampaikan informasi, cerita, maupun berita dapat dilihat dari bahasa yang digunakan. Pembaca dapat menangkap maksud gagasan yang ingin disampaikan media tersebut. Pada umumnya media mempunyai segmen untuk membidik pasar yang lebih spesifik, karena itu karakter media harus disesuaikan dengan selera dan kecenderungan pembaca. Berkaitan dengan isi ujaran yang akan tampak pada topik kedua majalah yang diteliti. Walaupun sama-sama berisi hal yang berkaitan dengan perempuan. Akan tetapi, topik keduanya cenderung berbeda karena disesuaikan segmen pembacanya. Ada kemungkinan topik sama namun titik berat pembahasan dan cara pandang dalam memaparkan tulisan berbeda Isi media massa secara garis besar terbagi dalam tiga kategori ; berita, opini, dan feature. Informasi yang dimaksud antara lain berupa opini atau pandangan. Opini adalah pendapat yang sifatnya subjektif mengenai suatu masalah atau peristiwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dari paparan di atas, peneliti merasa bahwa keragaman bahasa dari segi penutur yaitu perempuan pada sebuah media massa penting untuk diteliti. Karena,
5 dengan keragaman bahasa tersebut kita dapat mengetahui diksi, gaya bahasa, dan makna dari informasi yang disampaikan tiap media. Pada penelitian kali ini, peneliti mengambil sumber data dari dua media cetak yaitu majalah perempuan Ummi dan Femina. Penulis memilih kedua majalah ini dengan alasan bahwa keduanya merupakan pionir majalah perempuan dengan segmen pembaca yang berbeda. Majalah Ummi merupakan majalah pertama wanita yang mewakili muslimah, sedangkan untuk Femina sendiri lebih mewakili perempuan pada umumnya, gerakan feminis lebih mewarnai isi majalah femina. Adapun jenis tulisan yang akan diteliti ialah mengenai rubrik bahasan utama dan liputan khas pada majalah Ummi dan Femina. 1.2 Masalah Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini. 1.2.1 Identifikasi Masalah a. Adanya keragaman bahasa sebagai akibat keragaman sosial penutur dan kegiatan interaksi sosial penutur. b. Salah satu ragam bahasa berdasarkan pemakainya ialah menurut jenis kelamin, yaitu ragam bahasa perempuan. c. Salah satu ragam bahasa berdasarkan bidang pemakainnya ialah media tulis, yaitu bahasa jurnalistik pada majalah. d. Diksi dan makna pada majalah perempuan Ummi dan Femina. 1.2.2 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti hanya akan membatasi pembahasan mengenai karakteristik ragam bahasa perempuan berdasarkan topik pembahasan yang dapat dilihat dari pilihan kata. Kemudian makna yang terkandung dibalik ragam bahasa pada majalah perempuan Ummi dan Femina edisi Agustus-Desember 2014.
6 1.2.3 Rumusan Masalah a. Bagaimana ragam bahasa berdasarkan pemakai dan pemakaiannya pada majalah Ummi dan Femina? b. Bagaimana pilihan kata atau diksi ragam bahasa pada majalah perempuan Ummi dan Femina? c. Bagaimana makna ragam bahasa pada majalah perempuan Ummi dan Femina? d. Bagaimana perempuan digambarkan dalam majalah ummi dan femina? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah : a. memperoleh gambaran mengenai ragam bahasa berdasarkan pemakai dan pemakaiannya pada majalah perempuan Ummi dan Femina. b. mengidentifikasi pilihan kata atau diksi ragam bahasa perempuan pada majalah Ummi dan Femina. c. menjelaskan makna yang terkandung dalam topik yang dibahas pada majalah Ummi dan Femina. d. menjelaskan bagaimana perempuan digambarkan dalam majalah Ummi dan Femina. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. perkembangan disiplin ilmu bahasa, khususnya dalam kajian Sosiolinguistik mengenai keragaman bahasa menurut jenis kelamin pada media massa cetak. b. mahasiswa dan guru bahasa sebagai tambahan sumber informasi mengenai kajian ragam bahasa perempuan. c. khalayak umum sebagai bekal praktis dalam memahami keragaman bahasa perempuan serta maknanya pada media tulis. Dimana
7 keragaman bahasa dapat merepresentasikan media tersebut dalam menyampaiakan gagasan, ide, dan pemikiran. 1.5 Struktur Organisasi Penulisan Penelitian yang dibuat ini dilaporkan dalam bentuk skripsi. Oleh kerena itu dibuat struktur organisasi penelitian yang isinya mengenai penjelasan dari bab satu sampai lima. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah penulis dalam mencapai tujuan. Berikut merupakan penjelasan dari struktur organisasi penulisan skripsi. Bab satu dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Bab dua menjelaskan mengenai penelitian terdahulu, mendeskripsikan teori-teori yang menjadi landasan penelitian, dan menjelaskan topik yang akan dibahas dalam penelitian. Bab tiga memaparkan mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian mencakup beberapa penjelasan seperti metode dan desain penelitian, definisi operasional, instrumen peneltian, prosedur penelitian, teknik pengummpulan data dan analisis data. Bab empat berisi tentang penjelasan analisa data serta penjelasannya. Pada bab ini lebih mengutamakan pembahasan yang mendalam pada data hasil analisis dengan menggunakan teknik analisis data yang telah ditentukan. Laporan ini berakhir pada bab lima yang berisi simpulan dan saran. Simpulan dibahas secara singkat dan jelas, agar mudah dipahami. Saran merupakan masukan penulis terhadap tindak lanjut penelitian yang dilakukan.