PEMILIHAN BAHAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN PASAMAN BARAT ERIZAL 1) 1) Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Jl. Merdeka No. 30 Bandung (40117) Erizalalfatih@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat 2011-2031, kondisi topografi Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas wilayah datar, bergelombang, bukit dan bergunung. Sedangkan Kondisi geohidrologi berupa sungai dan anak sungai yang jumlahnya ± 109. Dengan kondisi tersebut Kabupaten Pasaman Barat membutuhkan banyak jembatan yang berfungsi menghubungkan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Data dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat tahun 2016 terdapat 54 rencana kegiatan pembangunan jembatan yang masuk agenda kegiatan tahun 2017-2021. Untuk menentukan alternatif pemilihan bahan konstruksi pembangunan jembatan perlu dilakukan penelitian. Penelitian didasarkan atas pilihan alternatifbahan konstruksi jembatan berdasarkan kriteria apa saja yang mempengaruhi pemilihan alternatif tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan kuisioner kepada stake holder yang berkaitan langsung pada kegiatan pembangunan jembatan. Metode perhitungan menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Alternatif pilihan bahan konstruksi jembatan adalah jembatan konvesional, jembatan komposit dan jembatan armco. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah kriteria biaya, mutu, waktu, kemudahan instalasi dan pemeliharaan. Berdasarkan analisis AHP, Mutu menjadi kriteria utama responden dalam menentukan jenis konstruksi jembatan. Sedangkan konstruksi jembatan yang menjadi pilihan pertama adalah jembatan komposit seterusnya jembatan armco dan jembatan konvesional dengan Consistency Ratio (CR) 4,35 %. Kata Kunci:, Bahan, Kriteria, AHP I. PENDAHULUAN Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011-2031, kondisi topografi Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas wilayah datar, bergelombang, bukit dan bergunung. Dan kondisi geohidrologi berupa sungai dan anak sungai yang jumlahnya ± 109 buah. Dengan kondisi tersebut Kabupaten Pasaman Barat membutuhkan banyak jembatan yang berfungsi menghubungkan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Data Dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat tahun 2016 terdapat 54 rencana kegiatan pembangunan jembatan yang masuk agenda kegiatan tahun 2017-2021. Berdasarkan data dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat secara umum jenis bahan konstruksi jembatan yang sering digunakan pada pembangunan adalah jembatan konvesional, jembatan komposit dan jembatan armco.belum adanya kriteria pemlihan bahan konstruksi jembatan selama ini maka untuk menentukan jenis bahan konstruksi jembatan kedepannya perlu dilakukan penelitian.penelitian didasarkan atas pilihan alternatifbahan konstruksi jembatan berdasarkan kriteria apa saja yang mempengaruhi pemilihan alternatif tersebut II. LANDASAN TEORI Pengertian adalah suatu konstruksi yang berfungsi meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang permukaannyalebih rendah. Rintangan ini dapat berupajalan lain, rel kereta api,irigasi,sungai, laut, dan lain-lain. yang ada saat ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis tergantung dasar pengelompokkannya. Berdasarkan bahan bangunan utamanya, jembatan dapat dikelopokan menjadi jembatan kayu (log bridge) beton (concrete bridge) beton prategang (presstresed concrete bridge) baja (steel bridge) komposit (composite bridge) 91
plat baja bergelombang (armco) 2. AHP (Analytic Hierarchy Process) Langkah-langkah dalam Metode Analytical Hierarcy Process adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis-jenis kriteria yang digunakan b. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan a ij= wi wj,i,j=1,2.n Dimana n menyatakan jumlah kriteria yang dibandingkan, wi bobot untuk kritreia ke-i, dan a ij adalah perbandingan bobot kriteria ke-i dan j. c. Menormalkan setiap kolom dengan cara membagi setiap nilai pada kolom ke-i dann baris ke-j dengan nilai terbesar pada kolom i. a a ij ij= maxa ij d. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom ke-i yaitu: a ij = a ij i e. Menentukan bobot prioritas setiap kriteria ke-i, dengan membagi setiap nilai a dengan jumlah kriteria yang dibandingkan (n), yaitu w i = a i n f. Menghitung nilai lamda max (eigen value) dengan rumus: λ max = a n g. Menghitung konsistensi index (CI) Perhitungan konsistensi adalah menghitung penyimpangan dari konsistensi nilai, dari penyimpangan ini disebut Indeks Konsistensi dengan persamaan: λmax n CI = n 1 Dimana λ max = eigen value maksimum n = ukuran matrik Tabel 1 menjelaskan skala penilaian perbandingan berpasangan menggunakan metode AHP. Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Keduaelemensamapentingnya 3 Elemenyangsatusedikit lebihpentingdaripadaelemenyanglainnya 5 Elemenyangsatulebihpentingdarielemenyanglainnya 7 Satuelemenjelaslebih mutlakpentingdaripadaelemenlainnya 9 Satuelemenmutlakpentingdaripadaelemenlainnya 2,4,6,8 Nilai-nilaiantaraduapertimbangannilaiyangberdekatan Jikauntukaktivitasi mendapatkansatuangkadibandingdenganaktivitasj,makaj Kebalikan mempunyainilaikebalikannyadibandingdengani Indekskonsistensi (CI);matriksrandomdenganskalapenilaian9(1sampai9) besertakebalikannyasebagaiindeks Random(RI).BerdasarkanperhitunganSaatydengan menggunakan500sampel,jika judgement numerikdiambilsecaraacakdariskala1/9,1/8,...,1,2,...,9,akandiperolehrata -ratakonsistenuntukmatriksdenganukuranyang berbeda,padatabel2 (Kadarsyah,1998). Tabel 2. Nilai Indeks Random (RI) n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59 Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai rasio konsistensi, 92
CR = CI RI Matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensi (CR) 0,1. 3. PenentuanKriteria Berdasarkan identifikasi yang dilakukan diperoleh lima macam kriteria dalam pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan konstruksi jembatan di Kabuapten Pasaman Barat antara lain: b. Biaya bahan konstruksi jembatan adalah besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan, transportasi dan perakitan. c. Mutu bahan konstruksi jembatan adalah tingkat jaminan bahan yang digunakan dalam hal keamanan dari kebakaran, ketahanan terhadap bahaya angin dll. d. Waktu yang dimaksud adalah waktu total yang dibutuhkan mulai dari proses pengadaan, transportasi dan perakitan dalam pelaksanaan. e. Kemudahan Instalasi adalah seberapa efisien pemakaian tenaga baik manusia dan peralatan dalam pemasangan. f. Pemeliharaan.yang dimaksud seberapa lama jembatan itu dilakukan pemeliharanan dan seberapa besar anggaran yang harus dianggarkkan untuk pemeliharaan. III. METODE PENELITIAN H. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner untuk mencari tahu tingkat preferensi responden terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bahan konstruksi jembatan yang akan digunakan kepada para pemegang kepentingan dalam proyek pembangunan jembatan yang berlokasi Kabupaten Pasaman Barat. Faktor faktor itu antara lain biaya, mutu, waktu, kemudahan instalasi dan pemeliharaan. 4. Analisis Data Penentuan faktor-faktor pemilihan bahan konstruksi jembatan untuk analisa menggunakan metode AHPSetelah melakukan pengumpulan data melalui kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan dan analisa data. Matrik hasil tabulasi kemudian dihitung secara manual menggunakan aplikasi Excel. Tahapan Analisis AHP pada penelitian ini meliputi tahap identifikasi kriteria beserta alternatif dari masing-masing kriteria tersebut, dilanjutkan penyusunan hirarki kriteria pemilihanbahan konstruksi jembatan di Kabuapten Pasaman Barat apakah mengunakan jembatan konvesional, jembatan komposit atau jembatan baja bergelombang (armco) Tahapan analisis berikutnya adalah mengukur nilai geometrik dari variabel yang diteliti kemudian dilakukan analisis prioritas Eigen Vektor. Sintesis model diperoleh rangking bobot kriteria pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihanbahan konstruksi pembangunan jembatan dan diuji konsistensinya (CR) dengan toleransi < 0,10. Kriteria yang mempengaruhi pemilihanbahan konstruksi jembatan diurutkan menurut bobot tertinggi sampai terendah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Hierarki AHP Alternatif Pemilihan Konstruksi Untuk setiap kriteria dan alternatif, dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya. Pada setiap tingkat hierarki secara berpasangan sehingga didapat nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Struktur hierarki alternatif pemilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan gambar 1 dibawah ini. 93
Gambar 1. Struktur Hirarki Alternatif Pemilihan Bahan Konstruksi B. Penentuan peringkat kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan Untuk menentukan bobot kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan, berdasarkan pilihan responden maka didapatkan perbandingan berpasangan antar kriteria sesuai dengan tabel 3 dibawah ini : Tabel 3.Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Kriteria Biaya Mutu Waktu Kemudahan Instalasi Pemeliharaan Biaya 1,000 0,250 0,500 4,000 4,000 Mutu 4,000 1,000 2,000 5,000 4,000 Waktu 2,000 0,500 1,000 4,000 2,000 Kemudahan Instalasi 0,250 0,200 0,250 1,000 0,500 Pemeliharaan 0,250 0,250 0,500 2,000 1,000 Perhitungan pembobotan dilakukan dengan metode aproksimasi 2 yaitu melakukan perkalian matriks kriteria sampai 3 kali iterasi sehingga didapatkan bobot masing-masing kriteria berdasarkan tabel 4. Tabel 4. Matrik Kriteria No Kriteria Bobot Peringkat 1 Biaya 0,1883 3 2 Mutu 0,4339 1 3 Waktu 0,2327 2 4 Kemudahan Instalasi 0,0554 5 5 Pemeliharaan 0,0896 4 5. Penentuan Peringkat Pemilihan Alternatif Bahan Konstruksi Berdasarkan Masing-Masing Kriteria Untuk menentukan bobot alternatif antar pilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan masing-masing kriteria sesuai pilihan responden, maka hasil pilihan responden untuk masing-masing kriteria sesuai dengan tabel 5 sampai dengan tabel 9. Tabel 5. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Biaya 1 5 0,5 0,2 1 0,25 Armco 2 4 1 94
Tabel 6. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Mutu 1 0,2 0,25 5 1 3 Armco 4 0,333 1 Tabel 7. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Waktu Pelaksanaan 1 0,33 0,25 3 1 2 Armco 4 0,5 1 Tabel 7. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Kemudahan Instalasi 1 0,33 0,2 3 1 0,25 Armco 5 4 1 Tabel 8. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Pemeliharaan 1 5 4 0,2 1 0,33 Armco 0,25 3 1 Perhitungan pembobotan alternatif antar pilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan masing-masing kriteria dilakukan dengan metode aproksimasi, yaitu melakukan perkalian matriks kriteria sampai 3 kali iterasi sehingga didapatkan bobot masing-masing alternatif pilihan konstruksi jembatan sesuai dengan Gambar 2. Memilih Bahan Konstruksi (1,000) Biaya (0,1883) Mutu (0,4339) Waktu (0,2328) Kemudahana Instalasi (0,0544) Pemeliharaan (0,0896) (0,3643) (0,0936) (0,1243) (0,1007) (0,6738) (0,0989) (0,6267) (0,5171) (0,2255) (0,1007) Armco (0,5368) Armco (0,2797) Armco (0,3586) Armco (0,6738) Armco (0,2255) Gambar 2. Pohon Keputusan Bobot Kriteria dan Alternatif Pilihan 95
6. Penentuan Peringkat Pemilihan Alternatif Bahan Konstruksi Berdasarkan Kriteria Yang Dipilih Berdasarkan hasil perhitungan terhadap alternatif pemilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan atas 5 kriteria yang dipilih maka didapatkan peringkat bahan konstruksi untuk pembangunan jembatan di Kabupaten Pasaman Barat berdasrkan tabel 9. Tabel 9. Bobot Kriteria dan Alternatif No. Alternatif Bobot Peringkat 1 0,4324 1 2 Armco 0,3635 2 3 0,2041 3 7. Konsistensi Logis Consistency Ratio, yaitu mengevaluasi tingkat konsistensi penilaian yang diberikan oleh responden pada tahap pairwise comparison. Konsistensi berarti dua makna atau obyek yang serupa. Konsistensi data didapat dari rasio konsistensi (CR) yang merupakan hasil bagi antara indeks konsistensi (CI) dan indeks random (RI) jika menggunakan perhitungan AHP secara manual. Sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu nilai Bilangan Eigen Maksimum (Lambdamaks). max n CI, CR n 1 0.10 Nilai Random Consistency Index (RI) untuk matriks kriteria dengan n = 3 adalah 0.58 sedangkan untuk matriks alternatif dengan n = 5 adalah 1.12. Tabel 10 menjelaskan rekapitulasi Consistensy Ratio (CR). Tabel 10. Rekapitulasi Consistency Ratio (CR) Consistency Index Consistency Ratio No. Matriks Lambda Max. (CI) (CR) 1 Kriteria 5,273 0,068 6% Konsisten 2 Biaya 3,094 0,047 8% Konsisten 3 Mutu 3,086 0,043 7% Konsisten 4 Waktu 3,108 0,054 9,3% Konsisten 5 Kemudahan Instalasi 3,086 0,043 7% Konsisten 6 Pemeliharaan 3,086 0,043 7% Konsisten 7 Konsistensi hierarki 4,35% Konsisten CI RI Ket. Catt. : Nilai CR < = 10% maka penilaian responden termasuk konsisten Nilai konsistensi sistem secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara: ( wk * CIH ) ( w1* CIH1) ( w2* CIH 2)... ( wn * CIHn) CRH ; CRH ( wk * RIk ) ( w1* RI1) ( w2* RI 2)... ( wn * RIn) 0.10 Nilai CRH (Consistency Ratio keseluruhan sistem) sebesar 4,35 % dalam artian sistem hierarki yang dibangun melalui penilaian responden secara keseluruhan adalah konsisten. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 3) Adapun urutan kriteria yang paling berpengaruh dalam penentuan pemilihan bahan konstruksi jembatan di Kabupaten Pasaman Barat adalah: 1. Mutu merupakan prioritas tertinggi dengan bobot 43,39 % 2. Waktu pelaksanaan prioritas kedua dengan bobot 23,27 % 3. Biaya merupakan prioritas ketiga dengan bobot 18,83 %. 96
4. Pemeliharaan merupakan prioritas keempat dengan bobot 8,96 % 5. Kemudahan instalasi prioritas kelima dengan bobot 5,54 % 4) Alternatif pilihan bahan konstruksi jembatan yang pertama adalah jembatan komposit kemudian jembatan armco dan jembatan konvesional. Untuk penelitian lebih lanjut dapat menambah kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan sesuai dengan kondisi pada daerah pembangunan jembatan. DAFTAR PUSTAKA http://jembatanbajabergelombang.blogspot.co.id/ Bappeda Kabupaten Pasaman Barat, Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat 2011-2031 Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat, Rekapitulasi Usulan Kegiatan Pembangunan Kabuapten Pasaman Barat Tahun 2017 Anhar dan Agus, 2013, Kombinasi Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) Dalam Menentukan Objek Wisata Terbaik di Pulau Bali, 2013 Kadarsyah, 1998, Sistem Pengambilan Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Edisi 1. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Struyk, H.J ; Vander Veen, K.H.C.W (1984):, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1984 97