PEMILIHAN BAHAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penyebaran Kuisioner

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

PENGGUNAAN METODE AHP DAN TOPSIS DALAM PENENTUAN PENGAMBILAN SAMPEL UJI PETIK DALAM PELAKSANAAN PEMERIKSAAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

Pengertian Metode AHP

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

JURNAL SITEM REKOMENDASI PEMILIHAN BIBIT SAPI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS ELECTRORAL SYSTEM RECOMMENDATIONS COW USING AHP AND TOPSIS METHOD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. perumahan yang terletak di jalan Kedungwringin Patikraja, Griya Satria Bukit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Analisis Keputusan TIP FTP UB

ANALISIS FAKTOR PEMILIHAN APLIKASI CHATTING PARA PENGGUNA SMARTPHONE ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CESS (Journal of Computer Engineering System and Science) p-issn :

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Kata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

PEMILIHAN PRIORITAS KOMODITAS AGROWISATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI DESA CANDIKUNING II, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN.

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

Transkripsi:

PEMILIHAN BAHAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN PASAMAN BARAT ERIZAL 1) 1) Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Jl. Merdeka No. 30 Bandung (40117) Erizalalfatih@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat 2011-2031, kondisi topografi Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas wilayah datar, bergelombang, bukit dan bergunung. Sedangkan Kondisi geohidrologi berupa sungai dan anak sungai yang jumlahnya ± 109. Dengan kondisi tersebut Kabupaten Pasaman Barat membutuhkan banyak jembatan yang berfungsi menghubungkan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Data dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat tahun 2016 terdapat 54 rencana kegiatan pembangunan jembatan yang masuk agenda kegiatan tahun 2017-2021. Untuk menentukan alternatif pemilihan bahan konstruksi pembangunan jembatan perlu dilakukan penelitian. Penelitian didasarkan atas pilihan alternatifbahan konstruksi jembatan berdasarkan kriteria apa saja yang mempengaruhi pemilihan alternatif tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan kuisioner kepada stake holder yang berkaitan langsung pada kegiatan pembangunan jembatan. Metode perhitungan menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Alternatif pilihan bahan konstruksi jembatan adalah jembatan konvesional, jembatan komposit dan jembatan armco. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah kriteria biaya, mutu, waktu, kemudahan instalasi dan pemeliharaan. Berdasarkan analisis AHP, Mutu menjadi kriteria utama responden dalam menentukan jenis konstruksi jembatan. Sedangkan konstruksi jembatan yang menjadi pilihan pertama adalah jembatan komposit seterusnya jembatan armco dan jembatan konvesional dengan Consistency Ratio (CR) 4,35 %. Kata Kunci:, Bahan, Kriteria, AHP I. PENDAHULUAN Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011-2031, kondisi topografi Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas wilayah datar, bergelombang, bukit dan bergunung. Dan kondisi geohidrologi berupa sungai dan anak sungai yang jumlahnya ± 109 buah. Dengan kondisi tersebut Kabupaten Pasaman Barat membutuhkan banyak jembatan yang berfungsi menghubungkan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Data Dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat tahun 2016 terdapat 54 rencana kegiatan pembangunan jembatan yang masuk agenda kegiatan tahun 2017-2021. Berdasarkan data dinas PUPR Kabupaten Pasaman Barat secara umum jenis bahan konstruksi jembatan yang sering digunakan pada pembangunan adalah jembatan konvesional, jembatan komposit dan jembatan armco.belum adanya kriteria pemlihan bahan konstruksi jembatan selama ini maka untuk menentukan jenis bahan konstruksi jembatan kedepannya perlu dilakukan penelitian.penelitian didasarkan atas pilihan alternatifbahan konstruksi jembatan berdasarkan kriteria apa saja yang mempengaruhi pemilihan alternatif tersebut II. LANDASAN TEORI Pengertian adalah suatu konstruksi yang berfungsi meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang permukaannyalebih rendah. Rintangan ini dapat berupajalan lain, rel kereta api,irigasi,sungai, laut, dan lain-lain. yang ada saat ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis tergantung dasar pengelompokkannya. Berdasarkan bahan bangunan utamanya, jembatan dapat dikelopokan menjadi jembatan kayu (log bridge) beton (concrete bridge) beton prategang (presstresed concrete bridge) baja (steel bridge) komposit (composite bridge) 91

plat baja bergelombang (armco) 2. AHP (Analytic Hierarchy Process) Langkah-langkah dalam Metode Analytical Hierarcy Process adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis-jenis kriteria yang digunakan b. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan a ij= wi wj,i,j=1,2.n Dimana n menyatakan jumlah kriteria yang dibandingkan, wi bobot untuk kritreia ke-i, dan a ij adalah perbandingan bobot kriteria ke-i dan j. c. Menormalkan setiap kolom dengan cara membagi setiap nilai pada kolom ke-i dann baris ke-j dengan nilai terbesar pada kolom i. a a ij ij= maxa ij d. Menjumlahkan nilai pada setiap kolom ke-i yaitu: a ij = a ij i e. Menentukan bobot prioritas setiap kriteria ke-i, dengan membagi setiap nilai a dengan jumlah kriteria yang dibandingkan (n), yaitu w i = a i n f. Menghitung nilai lamda max (eigen value) dengan rumus: λ max = a n g. Menghitung konsistensi index (CI) Perhitungan konsistensi adalah menghitung penyimpangan dari konsistensi nilai, dari penyimpangan ini disebut Indeks Konsistensi dengan persamaan: λmax n CI = n 1 Dimana λ max = eigen value maksimum n = ukuran matrik Tabel 1 menjelaskan skala penilaian perbandingan berpasangan menggunakan metode AHP. Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan Kepentingan 1 Keduaelemensamapentingnya 3 Elemenyangsatusedikit lebihpentingdaripadaelemenyanglainnya 5 Elemenyangsatulebihpentingdarielemenyanglainnya 7 Satuelemenjelaslebih mutlakpentingdaripadaelemenlainnya 9 Satuelemenmutlakpentingdaripadaelemenlainnya 2,4,6,8 Nilai-nilaiantaraduapertimbangannilaiyangberdekatan Jikauntukaktivitasi mendapatkansatuangkadibandingdenganaktivitasj,makaj Kebalikan mempunyainilaikebalikannyadibandingdengani Indekskonsistensi (CI);matriksrandomdenganskalapenilaian9(1sampai9) besertakebalikannyasebagaiindeks Random(RI).BerdasarkanperhitunganSaatydengan menggunakan500sampel,jika judgement numerikdiambilsecaraacakdariskala1/9,1/8,...,1,2,...,9,akandiperolehrata -ratakonsistenuntukmatriksdenganukuranyang berbeda,padatabel2 (Kadarsyah,1998). Tabel 2. Nilai Indeks Random (RI) n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59 Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai rasio konsistensi, 92

CR = CI RI Matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensi (CR) 0,1. 3. PenentuanKriteria Berdasarkan identifikasi yang dilakukan diperoleh lima macam kriteria dalam pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan konstruksi jembatan di Kabuapten Pasaman Barat antara lain: b. Biaya bahan konstruksi jembatan adalah besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan, transportasi dan perakitan. c. Mutu bahan konstruksi jembatan adalah tingkat jaminan bahan yang digunakan dalam hal keamanan dari kebakaran, ketahanan terhadap bahaya angin dll. d. Waktu yang dimaksud adalah waktu total yang dibutuhkan mulai dari proses pengadaan, transportasi dan perakitan dalam pelaksanaan. e. Kemudahan Instalasi adalah seberapa efisien pemakaian tenaga baik manusia dan peralatan dalam pemasangan. f. Pemeliharaan.yang dimaksud seberapa lama jembatan itu dilakukan pemeliharanan dan seberapa besar anggaran yang harus dianggarkkan untuk pemeliharaan. III. METODE PENELITIAN H. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner untuk mencari tahu tingkat preferensi responden terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bahan konstruksi jembatan yang akan digunakan kepada para pemegang kepentingan dalam proyek pembangunan jembatan yang berlokasi Kabupaten Pasaman Barat. Faktor faktor itu antara lain biaya, mutu, waktu, kemudahan instalasi dan pemeliharaan. 4. Analisis Data Penentuan faktor-faktor pemilihan bahan konstruksi jembatan untuk analisa menggunakan metode AHPSetelah melakukan pengumpulan data melalui kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan dan analisa data. Matrik hasil tabulasi kemudian dihitung secara manual menggunakan aplikasi Excel. Tahapan Analisis AHP pada penelitian ini meliputi tahap identifikasi kriteria beserta alternatif dari masing-masing kriteria tersebut, dilanjutkan penyusunan hirarki kriteria pemilihanbahan konstruksi jembatan di Kabuapten Pasaman Barat apakah mengunakan jembatan konvesional, jembatan komposit atau jembatan baja bergelombang (armco) Tahapan analisis berikutnya adalah mengukur nilai geometrik dari variabel yang diteliti kemudian dilakukan analisis prioritas Eigen Vektor. Sintesis model diperoleh rangking bobot kriteria pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihanbahan konstruksi pembangunan jembatan dan diuji konsistensinya (CR) dengan toleransi < 0,10. Kriteria yang mempengaruhi pemilihanbahan konstruksi jembatan diurutkan menurut bobot tertinggi sampai terendah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Hierarki AHP Alternatif Pemilihan Konstruksi Untuk setiap kriteria dan alternatif, dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya. Pada setiap tingkat hierarki secara berpasangan sehingga didapat nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Struktur hierarki alternatif pemilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan gambar 1 dibawah ini. 93

Gambar 1. Struktur Hirarki Alternatif Pemilihan Bahan Konstruksi B. Penentuan peringkat kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan Untuk menentukan bobot kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan, berdasarkan pilihan responden maka didapatkan perbandingan berpasangan antar kriteria sesuai dengan tabel 3 dibawah ini : Tabel 3.Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Kriteria Biaya Mutu Waktu Kemudahan Instalasi Pemeliharaan Biaya 1,000 0,250 0,500 4,000 4,000 Mutu 4,000 1,000 2,000 5,000 4,000 Waktu 2,000 0,500 1,000 4,000 2,000 Kemudahan Instalasi 0,250 0,200 0,250 1,000 0,500 Pemeliharaan 0,250 0,250 0,500 2,000 1,000 Perhitungan pembobotan dilakukan dengan metode aproksimasi 2 yaitu melakukan perkalian matriks kriteria sampai 3 kali iterasi sehingga didapatkan bobot masing-masing kriteria berdasarkan tabel 4. Tabel 4. Matrik Kriteria No Kriteria Bobot Peringkat 1 Biaya 0,1883 3 2 Mutu 0,4339 1 3 Waktu 0,2327 2 4 Kemudahan Instalasi 0,0554 5 5 Pemeliharaan 0,0896 4 5. Penentuan Peringkat Pemilihan Alternatif Bahan Konstruksi Berdasarkan Masing-Masing Kriteria Untuk menentukan bobot alternatif antar pilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan masing-masing kriteria sesuai pilihan responden, maka hasil pilihan responden untuk masing-masing kriteria sesuai dengan tabel 5 sampai dengan tabel 9. Tabel 5. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Biaya 1 5 0,5 0,2 1 0,25 Armco 2 4 1 94

Tabel 6. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Mutu 1 0,2 0,25 5 1 3 Armco 4 0,333 1 Tabel 7. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Waktu Pelaksanaan 1 0,33 0,25 3 1 2 Armco 4 0,5 1 Tabel 7. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Kemudahan Instalasi 1 0,33 0,2 3 1 0,25 Armco 5 4 1 Tabel 8. Perbandingan Berpasangan Antar Konstruksi Berdasarkan Kriteria Pemeliharaan 1 5 4 0,2 1 0,33 Armco 0,25 3 1 Perhitungan pembobotan alternatif antar pilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan masing-masing kriteria dilakukan dengan metode aproksimasi, yaitu melakukan perkalian matriks kriteria sampai 3 kali iterasi sehingga didapatkan bobot masing-masing alternatif pilihan konstruksi jembatan sesuai dengan Gambar 2. Memilih Bahan Konstruksi (1,000) Biaya (0,1883) Mutu (0,4339) Waktu (0,2328) Kemudahana Instalasi (0,0544) Pemeliharaan (0,0896) (0,3643) (0,0936) (0,1243) (0,1007) (0,6738) (0,0989) (0,6267) (0,5171) (0,2255) (0,1007) Armco (0,5368) Armco (0,2797) Armco (0,3586) Armco (0,6738) Armco (0,2255) Gambar 2. Pohon Keputusan Bobot Kriteria dan Alternatif Pilihan 95

6. Penentuan Peringkat Pemilihan Alternatif Bahan Konstruksi Berdasarkan Kriteria Yang Dipilih Berdasarkan hasil perhitungan terhadap alternatif pemilihan bahan konstruksi jembatan berdasarkan atas 5 kriteria yang dipilih maka didapatkan peringkat bahan konstruksi untuk pembangunan jembatan di Kabupaten Pasaman Barat berdasrkan tabel 9. Tabel 9. Bobot Kriteria dan Alternatif No. Alternatif Bobot Peringkat 1 0,4324 1 2 Armco 0,3635 2 3 0,2041 3 7. Konsistensi Logis Consistency Ratio, yaitu mengevaluasi tingkat konsistensi penilaian yang diberikan oleh responden pada tahap pairwise comparison. Konsistensi berarti dua makna atau obyek yang serupa. Konsistensi data didapat dari rasio konsistensi (CR) yang merupakan hasil bagi antara indeks konsistensi (CI) dan indeks random (RI) jika menggunakan perhitungan AHP secara manual. Sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu nilai Bilangan Eigen Maksimum (Lambdamaks). max n CI, CR n 1 0.10 Nilai Random Consistency Index (RI) untuk matriks kriteria dengan n = 3 adalah 0.58 sedangkan untuk matriks alternatif dengan n = 5 adalah 1.12. Tabel 10 menjelaskan rekapitulasi Consistensy Ratio (CR). Tabel 10. Rekapitulasi Consistency Ratio (CR) Consistency Index Consistency Ratio No. Matriks Lambda Max. (CI) (CR) 1 Kriteria 5,273 0,068 6% Konsisten 2 Biaya 3,094 0,047 8% Konsisten 3 Mutu 3,086 0,043 7% Konsisten 4 Waktu 3,108 0,054 9,3% Konsisten 5 Kemudahan Instalasi 3,086 0,043 7% Konsisten 6 Pemeliharaan 3,086 0,043 7% Konsisten 7 Konsistensi hierarki 4,35% Konsisten CI RI Ket. Catt. : Nilai CR < = 10% maka penilaian responden termasuk konsisten Nilai konsistensi sistem secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara: ( wk * CIH ) ( w1* CIH1) ( w2* CIH 2)... ( wn * CIHn) CRH ; CRH ( wk * RIk ) ( w1* RI1) ( w2* RI 2)... ( wn * RIn) 0.10 Nilai CRH (Consistency Ratio keseluruhan sistem) sebesar 4,35 % dalam artian sistem hierarki yang dibangun melalui penilaian responden secara keseluruhan adalah konsisten. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 3) Adapun urutan kriteria yang paling berpengaruh dalam penentuan pemilihan bahan konstruksi jembatan di Kabupaten Pasaman Barat adalah: 1. Mutu merupakan prioritas tertinggi dengan bobot 43,39 % 2. Waktu pelaksanaan prioritas kedua dengan bobot 23,27 % 3. Biaya merupakan prioritas ketiga dengan bobot 18,83 %. 96

4. Pemeliharaan merupakan prioritas keempat dengan bobot 8,96 % 5. Kemudahan instalasi prioritas kelima dengan bobot 5,54 % 4) Alternatif pilihan bahan konstruksi jembatan yang pertama adalah jembatan komposit kemudian jembatan armco dan jembatan konvesional. Untuk penelitian lebih lanjut dapat menambah kriteria pemilihan bahan konstruksi jembatan sesuai dengan kondisi pada daerah pembangunan jembatan. DAFTAR PUSTAKA http://jembatanbajabergelombang.blogspot.co.id/ Bappeda Kabupaten Pasaman Barat, Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat 2011-2031 Dinas PU Kabupaten Pasaman Barat, Rekapitulasi Usulan Kegiatan Pembangunan Kabuapten Pasaman Barat Tahun 2017 Anhar dan Agus, 2013, Kombinasi Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) Dalam Menentukan Objek Wisata Terbaik di Pulau Bali, 2013 Kadarsyah, 1998, Sistem Pengambilan Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Edisi 1. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Struyk, H.J ; Vander Veen, K.H.C.W (1984):, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1984 97