BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran IPS di setiap jenjang pendidikan, khususnya SD, seharusnya memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang konsep-konsep dalam IPS. Akan tetapi, pembelajaran IPS di SD yang berlangsung saat ini, belum maksimal dalam memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan hal tersebut. Pembelajaran IPS masih terfokus pada teori sehingga siswa menjadi kurang kreatif, terlalu formal, dan masih terpaku pada konsep- konsep saja. Hal ini didukung dengan pendapat Mukayanah (2009), bahwa Selama ini fokus guru- guru IPS hanya sebatas pada pengenalan konsep masyarakat dan sosial yang merupakan tujuan pertama dari pembelajaran IPS di SD. Tujuan yang lain, pengembangan kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, pengembangan komitmen dan kesadaran nilai-nilai sosial, serta pengembangan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan sebegainya hanya sepintas lalu saja. Artinya, belum ada keseimbangan antara pengembangan sisi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Guru mengasah kemampuan berpikir siswa sebatas berpikir konsep IPS. Melihat pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS di SD belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, karena aspek- aspek lain yang menjadi tujuannya belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga esensi dari pembelajaran IPS SD itu sendiri kurang memiliki kompetensi yang cukup, guna menciptakan generasi muda yang memiliki konsep kehidupan sosial yang berkualitas. Hal itu tentunya juga merupakan gambaran nyata belum tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang 1

2 potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab. Sehingga dipilih menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib di pelajari disetiap jenjang pendidikan, baik yang berada di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Pembelajaran IPS tidak hanya usaha memberikan pengetahuan kepada siswa tentang konsep dalam bentuk hafalan-hafalan saja, melainkan usaha agar para siswa mampu belajar dari apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal untuk mengembangkan sikap, nilai dan keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka mata pelajaran IPS memiliki konstribusi yang besar dalam proses pengembangan sikap, nilai dan keterampilannya setiap anak. Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik (Azis, 2009). Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar berasal dari beberapa elemen pendidikan itu sendiri, yakni pihak guru, siswa dan sarana dan prasarana yang tersedia guna menunjang proses belajar mengajar di kelas, hal ini kemudian dapat diidentifikasi oleh Nurhayati (2010), sebagai berikut: 1) Siswa kesulitan menemukan buku sumber 2) Waktu yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan yang ada di LKS sangat singkat 3) Materi yang diajarkan terlalu luas 4) Media masih terbatas jumlahnya 5) Guru tidak memberikan tindak lanjut 6) Jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak (kelas gemuk). Setelah melihat identifikasi permasalahan yang ada, kemudian dapat dianalisis bahwa permasalahan yang ada terdiri dari yang pertama permasalahan yang bersumber dari siswa, kedua dari guru, dan dari sarana dan prasarana (Nurhayati, 2010). antara lain: 1. Materi yang diajarkan guru terlalu luas cakupannya, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pembagian waktu, sehingga waktu untuk

3 kegiatan inti dalam pembelajaran porsinya terlalu besar, hal ini mengakibatkan guru tidak memberikan tindak lanjut bagi siswa, padahal tindak lanjut merupakan hal terakhir yang didengar oleh siswa dalam suatu pembelajaran, dan tindak lanjut ini juka mengena akan teringat oleh siswa. 2. Guru jarang menggunakan media, hal ini terbukti ketika guru menggunakan media sangat menarik perhatian siswa bahkan mampu mengalihkan fokus siswa dari materi yang diajarkan. 3. Pengkondisian kelas kurang, hal ini terbukti dengan adanya kelas gemuk guru kebingungan dalam mengatasinya. Hal ini akan berpengaruh dengan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. 4. Ada suatu kecenderungan pemahaman yang salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan. Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan pada verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran lebih menekankan pada metode yang lebih menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif. Misalnya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Dari permasalahan yang telah dijabarkan di atas, pastinya sangat merugikan bagi para siswa, karena tidak dapat maksimal dalam proses menyerap informasi ketika mengikuti proses pembelajaran. Beberapa masalah yang sering dialami oleh para siswa ketika menggunakan cara belajar yang salah, yaitu siswa merasa tidak bisa berkonsentrasi ketika mengikuti proses pembelajaran, tidak dapat memahami materi yang telah dipelajari, mudah lupa dengan apa yang sudah diingat sebelumnya, pada saat belajar siswa sering merasa penuh sehingga tidak dapat belajar lebih banyak lagi (Windura, 2010). Berdasarkan penjabaran kajian diatas, maka dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran IPS, minat belajar siswa dalam mempelajari materi dalam mata pelajaran IPS cenderung masih rendah. Hal itu dapat dilihat dalam proses belajar mengajar di kelas, sebagai contoh misalnya pada saat siswa menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman, bekerjasama dengan siswa lain, serta kemandirian

4 siswa pada saat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, Keaktifan siswa dalam mengajukan ide, bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan, menyanggah atau menyetujui ide pengerjaan soal dari teman, memberikan tanggapan atau komentar terhadap siswa lain juga masih rendah. Hal ini tentunya dapat memberikan efek negatif untuk pembelajaran IPS SD pada masa yang akan datang, karena konsep-konsep mengenai kehidupan bermasyarakat yang berisi tentang nilai-nilai sosial, sikap, dan keterampilan dalam bermasyarakat akan mudah sekali hilang dalam ingatan para siswa, karena tidak cukup kuat tertanam dalam memori para siswa, yang merupakan salah satu dampak yang di timbulkan karena kesalahan ketika memberikan pembelajaran IPS, terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Setiap pembelajaran, khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diperlukan suatu strategi yang tepat supaya hasil yang dicapai dapat maksimal dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang sudah tercantum dalam kurikulum sebagai kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Mulyasa (2003), mengenai tugas seorang guru yaitu mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku pada siswa. Sedangkan langkah-langkah yang perlu diapresiasi bagi perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran di sekolah, yaitu: pertama, Apersepsi, yaitu menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan kompetensi yang telah dikuasai mereka dan penyampaian materi dan latihan. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang guru dalam memilih dan mengaplikasikan berbagai macam cara dalam mengajar di kelas, agar siswa mampu menunjukkan kegairahan belajar dan rasa percaya diri yang tinggi. Sedangkan dari hasil, terdapat perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif pada siswa setelah mengikuti proses belajar. Djamarah (2002), tujuan dari penyampaian variasi metode mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran adalah:

5 a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar b. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual e. Mendorong anak didik untuk belajar. Guru harus dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan, dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah pembelajaran IPS dalam proses penanaman konsep kepada siswa, yaitu menggunakan metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping merupakan cara belajar yang menstimulus anak untuk menggunakan otaknya secara efektif dan efisien pada saat melakukan proses belajar. Penggunaan Mind Mapping akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya (Windura, 2010). Konsep-konsep yang dijadikan fokus pembelajaran IPS, dapat lebih mudah diingat oleh para siswa dengan jangka waktu yang panjang. Hal itu dikarenakan pada saat menggnakan metode Mind Mapping, kita dianjurkan untuk menggunakan warna, gambar, kata, garis lengkung dan simbol sehingga memudahkan otak untuk menyimpan ke dalam memori jangka panjang dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Dari latar belakang di atas maka peneliti perlu mengadakan penelitian untuk melakukan upaya perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran IPS dengan menggunakan Mind Mapping dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.2. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS

6 kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Minat belajar yang ingin ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Sedangkan untuk hasil belajar yang ingin diteliti dalam penelitian ini dilihat dari aspek kognitif para siswa. Dengan pokok bahasan tentang perkembangan teknologi. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap minat belajar Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012? 2. Apakah metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini memiliki tujuan sehingga dapat mengukur keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan: 1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap minat belajar Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Banyubiru 01 Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.5. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

7 1.5.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping terhadap minat belajar dan hasil belajar. 1.5.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perseorangan atau institusi, seperti: 1) Siswa Memberi alternatif lain untuk mempelajari suatu pelajaran dengan cara membuat ringkasan yang menarik sehingga anak terdorong untuk belajar khususnya pada pembelajaran IPS. 2) Guru Guru memiliki pandangan luas dalam mengajar terutama dalam mengembangkan kreativitas, sehingga tercipta pembelajaran yang menarik bagi siswa, terutama dengan menggunakan metode Mind Mapping. 3) Sekolah Memberikan input kepada sekolah untuk mendukung proses pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar guru melalui proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping.