DRAFT KONSULTASI PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1236, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIAKSI DAN INFORMATIKA. Pita Frekuensi Radio 2.1 GHz. Jaringan Bergerak Seluler. Seleksi. Tata Cara.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No listrik tenaga mikrohidro/pembangkit listrik tenaga surya dengan mekanisme sewa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2013, No.38 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2018 TENTANG PEMBARUAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2017, No Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG AGENSI PENYELENGGARAAN UNDIAN GRATIS BERHADIAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR:.. TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA DAERAH

2016, No Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi tentang Audit Penyadapan Informasi yang Sah (Lawful Interception) pada Komisi Pemberantasan Ko

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN SAYEMBARA LOGO KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG DALAM PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

DRAFT KONSULTASI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG SELEKSI PENYELENGGARA POS UNTUK LAYANAN POS UNIVERSAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Seleksi Penyelenggara Pos untuk Layanan Pos Universal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5065); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5403);

-2-3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 96); 4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1019); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG SELEKSI PENYELENGGARA POS UNTUK LAYANAN POS UNIVERSAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pos adalah Layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum. 2. Penyelenggara Pos adalah suatu badan usaha yang menyelenggarakan Pos. 3. Penyelenggaraan Pos adalah keseluruhan kegiatan pengelolaan dan penatausahaan layanan Pos. 4. Jaringan Pos adalah rangkaian titik layanan yang terintegrasi baik fisik maupun nonfisik dalam cakupan wilayah layanan tertentu dalam penyelenggaraan pos. 5. Layanan Pos Universal adalah layanan pos jenis tertentu yang wajib dijamin oleh pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memungkinkan masyarakat mengirim dan/atau menerima kiriman dari satu tempat ke tempat lain di dunia.

-3-6. Dokumen Seleksi adalah dokumen yang ditetapkan oleh Tim Seleksi yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh peserta seleksi dalam proses seleksi. 7. Peserta Seleksi adalah Penyelenggara Pos yang mengikuti seleksi penyelenggara Layanan Pos Universal. 8. Tim Seleksi adalah tim yang dibentuk oleh Menteri untuk melaksanakan seleksi penyelenggara Layanan Pos Universal. 9. Sekretariat adalah unsur penunjang yang membantu Tim Seleksi dalam proses seleksi penyelenggara Layanan Pos Universal. 10. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, pemantauan, evaluasi dan kegiatan pengawasan lain seleksi Penyelenggara Layanan Pos Universal. 11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika. 12. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang ruang lingkup tugas dan fungsinya mencakup bidang Penyelenggaraan Pos. Pasal 2 Seleksi Penyelenggara Pos untuk Layanan Pos Universal bertujuan untuk menjamin Penyelenggaraan Layanan Pos Universal terlaksana dengan efektif, efisien dan akuntabel. Pasal 3 Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan dengan menerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel, dan perlakuan yang sama kepada semua penyelenggara pos yang memenuhi persyaratan. Pasal 4 (1) Pemerintah menugaskan kepada Penyelenggara Pos yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan Layanan Pos Universal.

-4- (2) Penugasan kepada Penyelenggara Pos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui seleksi. (3) Layanan Pos Universal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. surat, kartu pos, barang cetakan, dan bungkusan kecil sampai dengan 2 (dua) kilogram; b. sekogram sampai dengan 7 (tujuh) kilogram; c. barang cetakan yang dikirim dalam kantong khusus yang ditujukan untuk penerima dengan alamat yang sama, dengan berat sampai dengan 30 (tiga puluh) kilogram; dan d. paket Pos dengan berat sampai dengan 20 (dua puluh) kilogram. BAB II TATA CARA PENGANGKATAN TIM SELEKSI Pasal 5 (1) Seleksi Penyelenggara Pos untuk Layanan Pos Universal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilaksanakan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Menteri. (2) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah gasal paling sedikit 3 (tiga) orang atau paling banyak 7 (tujuh) orang yang terdiri dari unsur Pemerintah, pemangku kepentingan, dan ahli di bidang Penyelenggaraan Pos. (3) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur: a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informatika paling banyak 2 (dua) orang; b. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1 (satu) orang); c. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Keuangan paling banyak 2 (dua) orang;

-5- d. Badan Perlindungan Konsumen paling banyak 1 (satu) orang; dan e. Ahli di bidang Penyelenggaraan Pos paling banyak 1 (satu) orang. (4) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menandatangani pakta integritas dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (5) Dalam pelaksanaan seleksi, Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh Sekretariat. (6) Tim Seleksi mulai bertugas sejak dibentuk oleh Menteri dan berakhir setelah Menteri menetapkan Pemenang Seleksi. BAB III TATA KERJA TIM SELEKSI Bagian Kesatu Tugas dan Kewenangan Tim Seleksi Pasal 6 Tim Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut: a. menyusun jadwal seleksi; b. menyusun dan menetapkan rencana penganggaran seleksi; c. menetapkan Dokumen Seleksi; d. menyusun metode seleksi; e. mengusulkan Sekretariat yang diperlukan kepada Menteri; f. mengumumkan pelaksanaan Seleksi; g. menerima pertanyaan tertulis dari peserta seleksi untuk dibahas dalam rapat penjelasan; h. melaksanakan rapat penjelasan; i. melakukan adendum Dokumen Seleksi berdasarkan berita acara rapat penjelasan, apabila diperlukan; j. melakukan evaluasi proposal / administrasi dan teknis terhadap dokumen permohonan; k. menetapkan dan mengumumkan hasil seleksi;

-6- l. menjawab sanggahan /bila ada; m. mempertanggungjawabkan pelaksanaan seleksi kepada Menteri; n. melaporkan hasil seleksi dan merekomendasikan pemenang seleksi kepada Menteri; o. merahasikan dokumen atau informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan; dan p. menyimpan seluruh dokumen asli dari proses seleksi. Bagian Kedua Metode Penilaian Seleksi Pasal 7 (1) Seleksi Penyelenggara Pos untuk Layanan Pos Universal dilaksanakan dengan menggunakan metode: a. sistem gugur; dan b. sistem nilai (pembobotan). (2) Sistem gugur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diterapkan pada tahapan evaluasi administrasi dan kepatuhan regulasi. (3) Evaluasi administrasi dan kepatuhan regulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam hal peserta seleksi tidak memenuhi persyaratan administrasi dan kepatuhan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi. (4) Sistem nilai (pembobotan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diterapkan pada tahapan evaluasi dokumen kelayakan (5) Dokumen kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. dokumen teknis; dan b. dokumen manajemen finansial. (6) Unsur yang dinilai dalam evaluasi kelayakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) harus bersifat kuantitatif atau yang dapat dikuantifikasikan.

-7- Bagian Ketiga Dokumen Seleksi Pasal 8 (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur seleksi diatur lebih lanjut dalam Dokumen Seleksi yang ditetapkan oleh Ketua Tim Seleksi. (2) Dokumen Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit mengatur sebagai berikut: a. ruang lingkup pekerjaan; b. persyaratan untuk mengikuti seleksi; c. pedoman pelaksanaan seleksi; d. hak dan kewajiban pemenang seleksi; e. kerahasiaan informasi; f. sanksi; g. format proposal mengikuti seleksi; dan h. format surat pernyataan dan pakta integritas. (3) Persyaratan untuk mengikuti seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) butir b terdiri dari: a. persyaratan administrasi; dan b. persyaratan kelayakan. Bagian Keempat Etika Tim Seleksi dan Sekretariat Pasal 9 (1) Tim Seleksi dan Sekretariat wajib memenuhi etika sebagai berikut: a. melaksanakan hak dan kewajibannya secara tertib, disertai rasa tanggung jawab; b. bekerja secara profesional serta menjaga kerahasiaan Dokumen Seleksi dan Dokumen Permohonan yang menurut sifatnya harus dirahasiakan;

-8- c. tidak saling mempengaruhi atau melakukan intervensi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan yang tidak sehat; d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan; e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam tahapan Seleksi; f. menghindari dan mencegah penyalahgunaan kewenangan dan/atau kolusi dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; g. tidak melakukan pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta Seleksi dengan tim Seleksi dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta; h. tidak menerima, tidak menawarkan, tidak memberikan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Seleksi; dan/atau i. tidak menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah tata cara, kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi setelah tanggal dan waktu penyerahan Dokumen permohonan. (2) Anggota Tim Seleksi dan/atau anggota Sekretariat yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa penonaktifan dari tim Seleksi dan sanksi lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

-9- BAB IV TATA CARA PENUNJUKAN PENYELENGGARA LAYANAN POS UNIVERSAL Bagian Kesatu Persyaratan Peserta Seleksi Pasal 10 (1) Peserta Seleksi Penyelenggara Pos untuk Layanan Pos Universal yang mengajukan permohonan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki dan/atau menguasai Jaringan Pos di wilayah penyelenggaraan Layanan Pos Universal dan/atau di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang Penyelenggaraan Pos; c. memiliki rencana kerja dan anggaran Penyelenggaraan Pos untuk Layanan Pos Universal paling singkat 5 (lima) tahun; d. membuat pernyataan kesanggupan memenuhi Standar Pelayanan Layanan Pos Universal; e. membuat pernyataan kesanggupan melaksanakan Akta Perhimpunan Pos Dunia yang telah disahkan oleh Pemerintah. Bagian Kedua Etika Peserta Seleksi Pasal 11 Peserta Seleksi wajib memenuhi etika sebagai berikut: a. tidak melakukan pengaturan bersama (kolusi/ persekongkolan) antara peserta Seleksi dengan tim Seleksi dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta;

-10- b. tidak melakukan pengaturan bersama (kolusi/ persekongkolan) antar peserta Seleksi dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta; dan/atau c. tidak menerima, tidak menawarkan, tidak memberikan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Seleksi. Bagian Ketiga Tahapan Pelaksanaan Seleksi Pasal 12 Pelaksanaan seleksi meliputi tahapan sebagai berikut: a. pengumuman seleksi; b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Seleksi; c. pemberian penjelasan; d. penyerahan dokumen proposal; e. pembukaan dokumen proposal; f. evaluasi dokumen proposal; g. penetapan hasil seleksi; h. pengumuman hasil seleksi; i. sanggahan;dan j. penetapan pemenang seleksi. Pasal 13 Tim Seleksi menetapkan jadwal seleksi berdasarkan tahapan proses seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. Bagian Keempat Pengumuman Seleksi Pasal 14 Tim Seleksi mengumumkan pelaksanaan seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a diumumkan secara luas kepada Penyelenggara Pos melalui situs web Kementerian Komunikasi dan Informatika dan/atau media lainnya.

-11- Bagian Kelima Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Seleksi Pasal 15 Penyelenggara Pos yang akan mengikuti seleksi Layanan Pos Universal wajib melakukan proses pendaftaran dan pengambilan dokumen seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Bagian Keenam Pemberian penjelasan Pasal 16 (1) Tim Seleksi memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c sesuai jadwal yang telah ditetapkan. (2) Peserta Seleksi yang telah mendaftar dan mengambil dokumen seleksi harus mengikuti kegiatan pemberian penjelasan. (3) Peserta Seleksi yang tidak hadir dalam pemberian penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan gugur. (4) Hasil pelaksanaan Pemberian Penjelasan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Tim Seleksi dan paling sedikit 1 wakil dari calon peserta Seleksi. (5) Dalam hal terdapat perubahan Dokumen Seleksi berdasarkan pemberian penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perubahan Dokumen Seleksi dituangkan dalam adendum Dokumen Seleksi yang ditetapkan oleh Ketua Tim Seleksi. (6) Tim Seleksi memberikan salinan berita acara pemberian penjelasan dan adendum Dokumen Seleksi bila ada, kepada seluruh calon peserta Seleksi.

-12- Bagian Ketujuh Penyerahan Dokumen Proposal Pasal 17 (1) Calon peserta Seleksi menyerahkan dokumen proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d sesuai tanggal dan waktu penyerahan sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Seleksi. (2) Dokumen proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan dalam 2 (dua) sampul, yang terdiri dari: a. sampul I, berisikan dokumen administrasi; dan b. sampul II, berisikan dokumen kelayakan. (3) Dokumen proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang disampaikan setelah batas akhir tanggal dan waktu penyerahan dokumen tidak dapat diterima. Bagian Kedelapan Pembukaan Dokumen Proposal Pasal 18 (1) Pembukaan dokumen proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e dilakukan setelah batas akhir penyerahan dokumen proposal yang dihadiri oleh Tim Seleksi dan peserta seleksi. (2) Pada saat pembukaan dokumen proposal, Tim Seleksi memeriksa kelengkapan dokumen administrasi (sampul I) yang disaksikan oleh peserta seleksi. (3) Hasil pembukaan dokumen proposal dituangkan dalam berita acara pembukaan dokumen proposal yang ditandatangani oleh Tim Seleksi dan paling sedikit 1 (satu) wakil dari peserta seleksi.

-13- Bagian Kesembilan Evaluasi Dokumen Proposal Paragraf Satu Umum Pasal 19 (1) Tim Seleksi melakukan Evaluasi dokumen proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf f dengan tahapan sebagai berikut: a. evaluasi administrasi dan kepatuhan regulasi; dan b. evaluasi kelayakan. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tim Seleksi dilarang mengubah tata cara, kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen setelah tanggal dan waktu penyerahan dokumen proposal; b. proposal yang memenuhi syarat merupakan proposal yang sesuai dengan ketentuan, dan syarat-syarat yang diatur dalam Dokumen Seleksi; c. setiap orang dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Tim Seleksi selama proses evaluasi; d. dalam hal ditemukan bukti adanya persaingan yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama antara peserta seleksi dan/atau tim seleksi dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka: 1. peserta seleksi yang terlibat dinyatakan gugur dan/atau penetapan pemenang seleksinya dibatalkan; 2. anggota Tim Seleksi yang terlibat diberhentikan dari Tim dan, dikenai sanksi administratif dan/atau pidana; 3. proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta seleksi lainnya yang tidak terlibat;

-14-4. dalam hal tidak terdapat peserta seleksi lainnya untuk dilanjutkan dalam proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 3, seleksi dinyatakan gagal. Paragraf 2 Evaluasi Administrasi dan Kepatuhan Regulasi Pasal 20 (1) Tim Seleksi melakukan evaluasi administrasi dan kepatuhan regulasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a terhadap Dokumen Administrasi peserta yang telah dinyatakan lengkap berdasarkan berita acara hasil pembukaan dokumen proposal. (2) Evaluasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemeriksaan terhadap keabsyahan dokumen sebagai berikut: a. formulir proposal mengikuti seleksi; b. salinan Izin Penyelenggaraan Pos; c. salinan akta pendirian perusahaan, akta perubahan terakhir beserta pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM; d. surat pernyataan bahwa peserta seleksi tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. e. surat-surat pernyataan yang ditandatangani diatas meterai cukup oleh komisaris utama dan direktur utama dan/atau yang diberikan kewenangan untuk menandatanganinya berdasarkan anggaran dasar perusahaan dan ketentuan peraturan perundangundangan, sebagai berikut; 1. surat penyataan kesanggupan mematuhi ketentuan yang berlaku selama proses seleksi dan pasca seleksi;

-15-2. surat pernyataan tidak akan melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme selama proses seleksi sesuai yang tercantum dalam pakta integritas; 3. surat pernyataan komisaris utama maupun direktur utama yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi pidana; 4. surat pernyataan kesanggupan menyelenggarakan Layanan Pos Universal; 5. surat pernyataan kesanggupan menyediakan sumber daya manusia, sarana prasarana, jaringan, dan pelaporan; dan 6. surat pernyataan kesanggupan melaksanakan akta perhimpunan pos dunia yang telah disahkan oleh pemerintah. (3) Dokumen proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: a. terpenuhinya seluruh dokumen administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). b. formulir proposal mengikuti Seleksi, surat-surat pernyataan, termasuk pakta integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah sesuai dengan format yang tercantum dalam lampiran Dokumen Seleksi. (4) Tim Seleksi melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan. (5) Tim Seleksi mengumumkan hasil evaluasi administrasi. (6) Peserta Seleksi yang memenuhi seluruh persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilanjutkan dengan evaluasi kelayakan. (7) Peserta Seleksi yang tidak memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan gugur. (8) Dalam hal seluruh peserta seleksi tidak memenuhi persyaratan administrasi pada kesempatan yang diberikan oleh Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Seleksi dinyatakan gagal.

-16- Paragraf 3 Evaluasi Kelayakan Pasal 21 (1) Tim Seleksi melakukan evaluasi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b terhadap dokumen kelayakan peserta seleksi yang dinyatakan lulus evaluasi administrasi. (2) Dokumen kelayakan (sampul II) peserta yang tidak lulus administrasi. tidak dibuka dan dikembalikan kepada peserta seleksi. (3) Evaluasi kelayakan dilakukan dengan sistem pembobotan yaitu dengan memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai. (4) Unsur yang dievaluasi kelayakan ditetapkan dalam persyaratan peserta Seleksi. (5) Jika dalam evaluasi kelayakan terdapat hal-hal yang tidak jelas dan/atau meragukan, Tim Seleksi dapat melakukan klarifikasi kepada Peserta Seleksi. (6) Dalam hal tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan kelayakan maka Seleksi dinyatakan gagal. (7) Evaluasi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemeriksaan terhadap persyaratan sebagai berikut: a. tidak dalam pengawasan pengadilan terkait kepailitan, tidak dinyatakan pailit, dan/atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; b. tidak terafiliasi dengan peserta seleksi lain; c. membuat pernyataan kesanggupan menyediakan Kantor Tukar untuk menjamin pertukaran kiriman antar-negara anggota Perhimpunan Pos Dunia; d. menjamin terselenggaranya keberlanjutan dan konsistensi Layanan Pos Universal minimal satu kali periode Kongres Perhimpunan Pos Dunia; dan

-17- e. memenuhi kewajiban iuran sebagai konsekuensi Penyelenggara Layanan Pos Universal sesuai dengan Akta Perhimpunan Pos Dunia. Bagian Kesepuluh Penetapan Hasil Seleksi Pasal 22 (1) Tim Seleksi menyusun Berita Acara Hasil Evaluasi berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21. (2) Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tim Seleksi menetapkan hasil seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf g. Bagian Kesebelas Pengumuman Hasil Seleksi Pasal 23 Tim Seleksi mengumumkan hasil Seleksi melalui situs web Kementerian Komunikasi dan Informatika dan/atau media lainnya. Pasal 24 Dalam hal seleksi dinyatakan gagal, Menteri menunjuk langsung penyelenggara Layanan Pos Universal sebelumnya untuk menyelenggarakan Layanan Pos Universal. Bagian Kedua Belas Sanggahan Pasal 25 (1) Peserta Seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Tim Seleksi dalam hal terdapat dugaan terjadinya:

-18- a. penyimpangan terhadap prosedur yang diatur dalam Peraturan Menteri ini atau yang telah ditetapkan dalam Dokumen Seleksi; dan/atau b. penyalahgunaan wewenang oleh Tim Seleksi dan/atau pejabat yang berwenang lainnya. (2) Sanggahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil seleksi disertai bukti dugaan terjadinya penyimpangan prosedur dan penyalahgunaan wewenang. (3) Tim Seleksi memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima surat sanggahan. (4) Dalam hal sanggahan terbukti benar, Tim Seleksi melakukan evaluasi ulang sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21. (5) Evaluasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dituangkan dalam berita acara hasil seleksi ulang dengan mencantumkan kesimpulan dari seluruh semua proses Seleksi beserta dan hasil Seleksi. (6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Menteri. Bagian Ketiga Belas Penetapan Pemenang Seleksi Pasal 26 (1) Tim seleksi menyampaikan usulan penetapan pemenang seleksi kepada Menteri dengan ketentuan: a. sampai dengan masa sanggahan berakhir tidak ada sanggahan dari peserta seleksi; atau b. sanggahan perserta seleksi telah dijawab dan tidak terbukti kebenarannya. (2) Menteri menetapkan pemenang seleksi berdasarkan rekomendasi tim seleksi. (3) Pemenang Seleksi penyelenggara Layanan Pos Universal berlaku selama jangka waktu 5 (lima) tahun.

-19- (4) Keputusan Menteri mengenai penetapan pemenang seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat final dan mengikat. Pasal 27 (1) Pemenang seleksi yang mengundurkan diri wajib disertai alasan yang dapat diterima oleh Menteri. (2) Dalam hal pemenang seleksi mengundurkan diri, Menteri menunjuk langsung penyelenggara Layanan Pos Universal sebelumnya untuk menyelenggarakan Layanan Pos Universal. (3) Pemenang Seleksi yang mengundurkan diri dinyatakan tidak boleh mengikuti seleksi Penyelenggara Layanan Pos Universal periode berikutnya. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN PEMENANG SELEKSI Pasal 28 (1) Pemenang Seleksi berhak: a. menyelenggarakan layanan pos universal; dan b. mendapatkan biaya penyelenggaraan layanan pos universal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Pemenang Seleksi wajib: a. menjamin ketersediaan akses layanan; b. menjamin keteraturan layanan; c. menyediakan kompetensi sumber daya manusia; d. menjamin kecepatan dan keandalan; e. menjamin keamanan dan kerahasiaan; f. menyiapkan sarana dan prasana untuk penanganan pengaduan, saran, dan masukan; g. menjamin kepuasan pelanggan; dan h. menerapkan tarif layanan Pos Universal. (3) Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan oleh Menteri.

-20- BAB VI PENGADUAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 29 (1) Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan ke APIP terkait seleksi Penyelenggara Layanan Pos Universal disertai dengan bukti yang faktual, kredibel dan autentik. (2) APIP menindaklanjuti dalam hal terdapat pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui Aparat Penegak Hukum. (3) Direktur Jenderal melakukan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan Peraturan Menteri ini. (4) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi dalam seleksi Penyelenggaraan Layanan Pos Universal. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-21- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

-22- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN TENTANG SELEKSI PENYELENGGARA POS UNTUK LAYANAN POS UNIVERSAL PAKTA INTEGRITAS Dalam rangka good governance dan good corporate governance, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan seleksi penyelenggaraan Layanan Pos Universal, maka diperlukan pakta integritas Tim Seleksi. Untuk maksud di atas, dengan ini kami menyatakan : 1. Pihak Tim Seleksi berjanji tidak akan menerima dan meminta imbalan dalam bentuk uang, barang, ataupun bentuk lainnya dari Peserta Seleksi, serta tidak akan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sumpah Pegawai Negeri Sipil. 2. Jika kami melanggar hal-hal yang telah kami nyatakan dalam pakta integritas ini, kami bersedia dikenakan sanksi admisnistrasi dan sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian, penandatanganan pakta integritas ini dilakukan secara sadar dan dengan penuh tanggung jawab....,... 20... Tim Seleksi No Nama Tanda Tangan 1. 2. dst. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA