PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/9/PADG/2019 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/9/PADG/2018 STANDING FACILITIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa operasi moneter, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah dilaksanakan melalui operasi pasar terbuka dan standing facilities; b. bahwa pelaksanaan operasi moneter berdasarkan prinsip syariah secara terus menerus diperkuat salah satunya dengan penyempurnaan akad transaksi deposit facility yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities; Mengingat : 1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi Moneter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
2 Republik Indonesia Nomor 6198) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/6/PBI/2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi Moneter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6341); 2. Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/37/PADG/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/9/PADG/2018 STANDING FACILITIES. Pasal I Ketentuan dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/37/PADG/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities diubah sebagai berikut: Ketentuan Pasal 42 ayat (4) diubah sehingga Pasal 42 berbunyi sebagai berikut: Pasal 42 (1) Transaksi Deposit Facility sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan dengan cara penempatan dana rupiah oleh Peserta Standing Facilities secara berjangka di Bank Indonesia.
3 (2) Transaksi Deposit Facility sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tanpa disertai dengan penerbitan surat berharga; dan b. tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat diagunkan, dan tidak dapat dicairkan sebelum jatuh waktu. (3) Transaksi Deposit Facility yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dilaksanakan dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS). (4) Transaksi Deposit Facility yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan akad ju alah. Pasal II Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2019 ANGGOTA DEWAN GUBERNUR, TTD ERWIN RIJANTO
PENJELASAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/9/PADG/2019 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/9/PADG/2018 STANDING FACILITIES I. UMUM Operasi Moneter dapat dilakukan baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk operasi pasar terbuka dan standing facilities. Pelaksanaan Operasi Moneter berdasarkan prinsip syariah secara terus menerus diperkuat salah satunya dengan penyempurnaan akad transaksi deposit facility yang dilakukan dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS) yang semula menggunakan akad wadi ah menjadi akad ju alah sesuai dengan opini dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan perubahan kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/9/PADG/2018 tentang Standing Facilities. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Pasal 42 Ayat (1)
2 Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan akad ju alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu ( iwadh/ju l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Pasal II