PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENJUALAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa pemeliharaan kendaran dinas milik Pemerintah Daerah yang melebihi usia pakai 5 ( lima ) tahun merupakan beban yang tidak ringan terhadap keuangan daerah; b. bahwa dalam rangka efesiensi dan penghematan biaya pemeliharaan, tanpa mengurangi kelancaran pelaksanaan tugas unit / satuan kerja, maka bagi kendaraan dinas milik Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan dapat dilaksanakan penjualan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penjualan Kendaraan Dinas Milik Pemerintah Kabupaten Tapin; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685); Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); - 1 -
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas Milik Pegawai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2967); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4023); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah; 10.Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Tapin Sebagai Daerah Otonom; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPIN dan BUPATI TAPIN MEMUTUSKAN : - 2 -
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TENTANG PENJUALAN KENDARAAN DINAS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin. 2. Bupati adalah Bupati Tapin. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapin. 5. Kendaraan Perorangan Dinas adalah kendaraan perorangan dinas milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin. 6. Kendaraan Dinas Operasional adalah kendaraan dinas milik Pemerintah Daerah yang mempunyai ciri-ciri khusus dan dipergunakan untuk pelayanan. 7. Panitia Penjualan Kendaraan adalah Panitia yang dibentuk Bupati dengan tugas melakukan penelitian dari segi administrasi, pemeliharaan, keadaan fisik, efesiensi penggunaan kendaraan dinas. BAB II PENJUALAN KENDARAAN DINAS Pasal 2 (1) Kendaraan Dinas yang dapat dijual terdiri dari kendaraan perorangan dinas dan kendaraan dinas operasional. (2) Kendaraan perorangan dinas dapat dijual apabila sudah digunakan selama 5 tahun atau lebih. (3) Kendaraan Dinas Operasional yang telah berumur 5 (lima) tahun atau lebih, karena rusak berat dan tidak efisien lagi bagi keperluan dinas dapat dihapuskan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati dan pelaksanaan penjualan melalui - 3 -
Kantor Lelang Negara setempat ditetapkan dengan Keputusan Bupati. atau melalui Pelelang Terbatas yang (4) Kendaraan dinas operasional yang digunakan anggota DPRD dapat dilelang atau dijual kepada yang bersangkutan yang mempunyai masa bakti 5 (lima) tahun. (5) Penjualan /pelelangan kendaraan dinas operasional dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diproses penghapusannya dari daftar inventaris. (6) Jenis kendaraan perorangan dinas dan kendaraan dinas operasional terdiri dari : a. jenis sedan, jeep, station wagon, minibus, dan pick up; b. Jenis kendaraan bermotor roda 2(dua). (7) Jenis kendaraan dinas operasional khusus terdiri dari mobil ambulan, mobil pemadam kebakaran, bus, mikrobus, truck, alat-alat besar, pesawat, kendaraan diatas air dan jenis kendaraan untuk melayani kepentingan umum. (8) Kendaraan operasional khusus seperti tersebut diatas belum dapat dihapuskan jika belum tersedia kendaraan baru sebagai penggantinya. (9) Hasil penjualan/pelelangan kendaraan tersebut disetor sepenuhnya ke Kas Daerah.. Pasal 3 (1) Yang berhak membeli Kendaraan Dinas milik Pemerintah Daerah adalah : a. pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Kepegawaian dan telah mempunyai masa jabatan 5 ( lima ) tahun atau lebih; b. pegawai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Kepegawaian dan telah mempunyai masa kerja 10 (sepuluh) tahun lebih; c. anggota DPRD yang mempunyai masa bakti 5 (lima) tahun. (2) Dalam menggunakan hak membeli sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ),, pejabat atau pegawai dapat dipertimbangkan untuk diprioritaskan, apabila : a. mempunyai kedudukan dan atau pangkat yang lebih tinggi; b. pemegang Kendaraan; c. memasuki masa pensiun atau yang sudah pensiun. Pasal 4-4 -
(1) Pejabat/pegawai negeri dan anggota DPRD sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, hanya diperbolehkan membeli 1 ( satu ) kendaraan dinas. (2) Pejabat atau pegawai negeri yang sudah pernah membeli kendaraan dinas dapat membeli lagi apabila sudah terlewat tenggang waktu 10 ( sepuluh ) tahun terhitung pada saat pembelian pertama. BAB III PELAKSANAAN PENJUALAN Pasal 5 (1) Pelaksanaan penjualan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini, dapat diproses setelah ada persetujuan dari Bupati atas permohonan untuk membeli kendaraan dinas yang diajukan oleh pejabat atau pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 3. (2) Pemberian persetujuan tersebut dapat dilakukan setelah mempertimbangkan : a. kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari pada unit / satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah tidak akan terganggu; b. efesiensi penggunaan kendaraan yang bersangkutan bagi Pemerintah Daerah. Pasal 6 (1) Penjualan Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, dilakukan melalui Panitia Penjualan Kendaraan Dinas yang selanjutnya disebut Panitia Penjualan Kendaraan. (2) Panitia Penjualan Kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) susunannya terdiri dari Bagian Keuangan, Badan Kepegawaian Daerah, Bagian Hukum, Bagian Umum dan Perlengkapan, Dinas Perhubungan dan bagian-bagian yang membidangi lainnya. (3) Pembentukan Panitia Penjualan Kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 7 (1) Panitia Penjualan Kendaraan mempunyai tugas : - 5 -
a. menampung dan meneliti permohonan, persyaratan- persyaratan personil calon pembeli Kendaraan Dinas; b. mengadakan penelitian secara fisik dan melakukan penaksiran harga kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Surat Permohonan; a. mengadakan penelitian agar penjualan kendaraan tidak akan mengganggu tugas dinas, efesiensi penggunaan kendaraan, landasan hukum dan persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati atas permohonan pembelian kendaraan serta penentuan harga atas kendaraan tersebut; c. mengadakan administrasi penjualan dan mengikuti pelaksanaan pembayaran jual beli kendaraan. (2) Hasil penelitian Panitia Penjualan Kendaraan tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara. Pasal 8 (1) Penjualan kendaraan dinas milik Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (2) Atas dasar persetujuan DPRD, Bupati menetapkan keputusan penjualan kendaraan dinas milik Pemerintah Kabupaten Tapin. Pasal 9 Harga jual kendaraan dinas milik pemerintah daerah ditetapkan sebagai berikut : a. bagi kendaraan yang telah berumur 5 sampai dengan 7 tahun harga jualnya adalah 40 % ( empat puluh persen ) dari harga umum / pasaran yang berlaku; b. bagi kendaraan yang telah berumur 8 tahun atau lebih, harga jualnya adalah 20 % ( dua puluh persen ) dari harga umum / pasaran yang berlaku. Pasal 10 (1) Pembayaran harga untuk pembelian kendaraan dilakukan dengan tunai. (2) Semua pengeluaran untuk perbaikan kendaraan yang akan dibeli yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah dalam jangka waktu 1 (satu) tahun - 6 -
terakhir menjadi tanggung jawab pembeli dan harus dibayar secara tunai sebelum dilakukan pembelian tersebut. Pasal 11 Bagi pejabat/pegawai atau anggota DPRD yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dan 10, dapat dicabut haknya untuk membeli kendaraan dinas milik Pemerintah Daerah. Pasal 12 Semua harga jual dan biaya perbaikan selama 1 (satu) tahun terakhir merupakan penerimaan pemerintah daerah dan disetor ke kas daerah. Pasal 13 (1) Setelah harga jual kendaraan dinas dilunasi, maka dikeluarkan keputusan bupati yang menetapkan : a. pelepasan hak pemerintah daerah atas kendaraan dinas tersebut kepada pembelinya; b. menghapuskan kendaraan dinas dari buku inventaris kekayaan daerah. (2) Berdasarkan keputusan bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1),, pejabat/pembeli kendaraan dinas dapat melakukan balik nama kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IV KETENTUAN LAIN- LAIN Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Peraturan Bupati. - 7 -
BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 12 Juni 2006 BUPATI TAPIN, IDIS NURDIN HALIDI Diundangkan di Rantau pada tanggal 13 Juni 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, CHAIRIL MUCHLIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2006 NOMOR 02-8 -