BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Purwakarta. Adapun subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Barat. Subjek penelitian tindakan adalah anak Taman Kanak-kanak kelompok B

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan dan pemberdayaan.(david, Hopkins.2011)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah kelompok A Kecamatan Tanjungsari

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

KEGIATAN MENGGUNTING DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 2 MEDAN T.P 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Swadaya yang

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertimbangan sebagai berikut: tempat mengajar. b. Taman Kanak-Kanak tersebut sudah lama berdiri

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelompok A TK Artha Kencana, yang beralamat di Jalan Karya Bakti II,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (action research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Profil Murid Kelompok B TK Kerta Teruna. Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia di samping sebagai makhluk individu yang

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ati Kusumawati dan Sunaria Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK

KARYA ILMIAH. Disusun oleh : NURJULI INDRIANI NPM : A1I111030

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENENLITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ST. ANTONIUS-2

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode ini adalah penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Reseacrh ).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

BAB III METODE PENELITIAN. Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Secara geografis TK Pembina terletak di

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model

BAB III METODOLOGI A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini digunakan yakni untuk memperbaiki praktik pembelajaran motorik halus anak yang dirasa belum optimal, serta memperbaiki situasi pengajaran guru dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Desain penelitian ini dipilih oleh penulis karena pada dasarnya penelitian ini bermula dari permasalahan terkait dengan keterampilan motorik halus di TK Kartika Siliwangi XIX-I sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun solusi yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kegiatan paper quilling. Metode Penelitian tindakan kelas (action research) yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan model Kemmis dan MC Taggart (McNIff & Whitehead, 2002). Adapun jenis penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti berkolaborasi dengan pihak sekolah secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus dengan tahapan pelaksanaan penelitian tiap siklus dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun kriteria keberhasilan siklus dihentikan apabila telah mencapai 70-75% pada kriteria berkembang sangat baik.desain penelitian tiap tindakan model ini terdiri dari empat komponen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Desain tersebut dapat terlihat melalui bagan sebagai berikut: Tabel 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan dan Observasi I 3. Refleksi I Siklus II: 431. Perencanaan I 2. Tindakan dan Observasi II 3. Refleksi II

44 Adapun uraian dari keempat komponen tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap ini penulis melakukan perencanaan terkait dengan penerapan pembelajaran seni rupa dengan paper quilling dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Tahap ini meliputi kegiatan koordinasi dengan pihak lembaga, penyiapan media pembelajaran dan serta alat-alat penunjang lainnya. Penulis melakukan koordinasi pada guru di TK Kartika Siliwangi XIX-I dan memberikan pelatihan pada guru tentang penerapan permainan dengan simpai dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak di taman kanakkanak. Kegiatan koordinasi dengan guru juga dilakukan untuk memberikan informasi pada guru terkait dengan teknik observasi motorik halus anak untuk melihat sejauh mana perkembangan keterampilan motorik halus anak pada proses wawancara terkait dengan penggunaan kegiatan paper quiling. 2. Pelaksanaan Setelah dilakukan perencanaan dan persiapan, penulis kemudian melakukan tindakan pembelajaran berupa permainan dengan simpai. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru kelompok B TK Kartika Siliwangi XIX-I. Guru kelompok B bertindak sebagai pengajar sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat/observer. Guru menjadi mitra peneliti terlebih dahulu diberi pemahaman tentang pelaksanaan pembelajaran permainan dengan simpai seperti yang telah dilakukan pada tahap perencanaan sehingga pada pelaksanaanya bisa berjalan lancar sesuai rencana. Tujuan pembagian tugas ini yaitu agar peneliti bisa lebih focus pada kegiatan. Apabila siklus pertama belum menunjukkan peningkatan yang diinginkan, maka akan diperbaiki dengan melakukan siklus kedua dan selanjutnya sampai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu keterampilan motorik halus anak meningkat.

45 3. Observasi Tahap selanjutnya yaitu observasi atau pengamatan yaitu dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan keterampilan motorik halus anak dan juga melakukan control terhadap penggunaan kegiatan paper quilling. Kegiatan observasi di dasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di lapangan terkait dengan keterampilan motorik halus anak melalui catatan lapangan dan wawancara dengan guru di TK Kartika Siliwangi XIX-I. 4. Refleksi Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang ditentukan dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menemukan suatu keberhasilan penelitian tindakan karena akan dijadikan rujukan untuk proses perbaikan rencana pada siklus selanjutnya. B. Penjelasan Istilah Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan terhadap istilah yang tercantum dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Motorik halus anak taman kanak-kanak John W Santrock (2007: 216) menyatakan bahwa motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal, garis vertikal, garis miring ke kiri atau miring ke kanan, lengkung atau lingkaran dapat terus ditingkatkan. 2. Paper Quilling Brinalloy Yuli (2012: 11) menyatakan bahwa paper quilling atau

46 seni kertas gulung adalah salah satu teknik untuk menyusun kertas menjadi satu desain gambar. Sebuah desain quilling dapat berisi beberapa gulungan kertas. Setiap gulungan kertas yang digunakan memiliki variasi lebar yang berbeda-beda. Kemudian kertas ini digulung menggunakan jari atau alat quilling sampai membentuk sebuah gulungan dengan ujung kertas yang telah direkatkan terlebih dahulu. C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah anak pada kelompok B di TK Kartika Siliwangi XIX-I. 2. Lokasi Lokasi penelitian ini adalah TK Kartika Siliwangi XIX-I Jalan Pak Gatot I KPAD Kecamatan Sukasari-Bandung. D. Skenario Pembelajaran Tema Subtema Media : Binatang : Binatang Peliharaan : Paper Quilling Kemampuan : Keterampilan membentuk pola dasar paper quilling. Kegiatan : 1. Kegiatan awal Anak-anak bersama dengan guru pergi lapangan untuk melakukan pemanasan sederhana terlebih dahulu. Anak dikondisikan untuk berbaris sesuai kelas dab senam sebelum masuk kelas. Anak diminta untuk menirukan guru melakukan gerakan kepala digeleng- gelengkan, tengok kanan kiri, meregangkan kedua tangan dan memutar badan kekanan kiri. 2. Kegiatan inti Pada kegiatan inti dilakukan guru menjelaskan pada anak langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan. Langkah pertama guru

47 memberikan kertas berwarna yang sudah diberi garis lurus. Setelah itu anak mengguning mengikuti garis lurus tersebut. Setelah semua selesai di gunting, anak harus menggulung kertas hingga berbentuk lingkaran lalu diberi lem pada ujung kertas. Setelah semua kertas selesai digulung dan dilem anak mulai menyusunnya menjadi bentuk sesuai pola kelinci. 3. Kegiatan penenangan Kegiatan penenangan membantu anak menyalurkan ketegangan sehingga lebih mencair. E. Intrument Penelitian Kisi-kisi instrument yang disusun oleh peneliti dikembangkan aspek keterampilan motorik halus anak. Berikut adalah desain kisi-kisi instrument penerapan kegiatan paper quilling untuk meningkatkan keterampilan motorik halus di TK Kartika Siliwangi XIX-I. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Penelitian Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Paper Quilling Teknik Sumber Variabel Indikator Item Pernyataan Pengumpulan Data Data Menulis 1. Anak mampu Keterampilan Motorik Halus Anak memegang pensil dengan menggunakan jari benar jempol, telunjuk dan jari tengah 2. Anak mampu menulis cetak huruf 3. Anak mampu menulis menggunakan Observasi, dokumentasi, catatan lapangan Anak

48 Meniru Bentuk spidol 4. Anak mampu garis tegak 5. Anak mampu garis lurus 6. Anak mampu garis miring 7. Anak mampu garis lengkung 8. Anak mampu lingkaran 9. Anak mampu persegi Menggunting 10. Anak mampu garis tegak 11. Anak mampu garis garis lurus 12. Anak mampu garis lengkung 13. Anak mampu lingkaran 14. Anak mampu Observasi, dokumentasi, catatan lapangan Observasi, dokumentasi, catatan lapangan Anak Anak

49 persegi Melipat 15. Anak mampu melipat berbentuk segitiga 16. Anak mampu melipat sederhana Menggulung 17. Anak mampu menggulung kertas berukuran besar 18. Anak mampu menggulung kertas berukuran kecil Menempel 19. Anak mampu menempel pola sesuai dengan pasangannya 20. Anak mampu mengerjakan mozaik Observasi, dokumentasi, catatan lapangan Observasi, dokumentasi, catatan lapangan Anak Anak Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala likert dengan kriteria penilaian sebagai berikut : BB MB BSH : Belum Berkembang : Mulai Berkembang : Berkembang Sesuai Indikator yang diharapkan

50 BSB : Berkembang Sangat Baik Skor yang digunakan untuk pengukuran adalah: BB : 1 BSH : 3 MB : 2 BSB : 4 F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Dalam penelitian ini yang di observasi adalah proses proses pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan paper quilling yang dilakukan oleh guru dan respon anak terkait dengan permainan dengan simpai meliputi kemunculan keterampilam motorik halus anak. Observasi dilakukan oleh penulis diuraikan dalam bentuk catatan lapangan, daftar ceklis dan catatan anekdot, karena membantu peneliti untuk merekam secara tertulis kejadian yang terjadi, terutama ketika pelaksanaan permainan dengan simpai dalam meningkatkan motorik halus anak. Alat observasi yang peneliti gunakan saat observasi adalah sebagai berikut: a. Daftar ceklis Daftar ceklis merupakan salah satu instrument yang berisi mengenai keterampilan motorik halus anak. Daftar ceklis digunakan untuk melihat apakah anak mengalami peningkatan motorik halus. Nama Anak : Kelas : No 1. Tabel 3.3 Format Observasi Daftar Ceklis Item Pernyataan Anak mampu memegang pensil dengan benar menggunakan jari jempol, telunjuk Kriteria BB MB BSH BSB

51 dan jari tengah 2. Anak mampu menulis huruf cetak 3. Anak mampu menulis menggunakan spidol 4. Anak mampu garis tegak 5. Anak mampu garis datar 6. Anak mampu garis miring 7. Anak mampu garis lengkung 8. Anak mampu lingkaran 9. Anak mampu persegi Anak mampu menggerakan gunting (ibu 10. jari ke lubang gunting atas dan jari telunjuk ke lubang gunting bagian bawah) 11. Anak mampu menggunting mengikuti garis datar 12. Anak mampu menggunting mengikuti garis zigzag 13. Anak mampu menggunting mengikuti pola lingkaran 14. Anak mampu menggunting mengikuti pola persegi 15. Anak mampu melipat berbentuk segitiga 16. Anak mampu melipat sederhana 17. Anak mampu menggulung kertas berukuran besar

52 18. Anak mampu menggulung kertas berukuran kecil 19. Anak mampu menempel pola sesuai dengan pasangannya 20. Anak mampu mengerjakan mozaik Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala likert dengan kriteria penilaian sebagai berikut : BB MB BSH BSB : Belum Berkembang : Mulai Berkembang : Berkembang Sesuai Harapan : Berkembang Sangat Baik Skor yang digunakan untuk pengukuran adalah : BB : 1 BSH : 3 MB : 2 BSB :4 b. Catatan lapangan Catatan lapangan ini digunakan untuk merekam secara tertulis kejadian yang terjadi, kerutama ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan paper quilling dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Tabel 3.4 Format Catatan Lapangan Tempat Penelitian : Tanggal Penelitian : Kegiatan yang diobservasi : Siklus : Hasil Catatan Lapangan : 2. Wawancara

53 Wawancara dilakukan oleh penulis untuk menggali informasi terkait dengan proses pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan paper quilling dalam meningkatkan motorik halus anak. Narasumber dari wawancara ini adalah guru di TK Kartika Siliwangi XIX-I. Melalui wawancara ini diharapkan informasi terkait kelemahan, kendala dan hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki berdasarkan pandangan guru dapat terakomodasi dengan maksimal. Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru Kelas No Wawancara Hasil Wawancara 1. Dalam setiap pengembangan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh ibu, menurut ibu apakah penting menetapkan tujuan pembelajaran? Apa alasannya? 2. Kegiatan apa saja yang pernah ibu lakukan dalam meningkatkan keterampilam motorik halus anak? 3. Media apa saja yang pernah ibu pakai dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak? Apakah disesuaikan dengan karakteristik dan prinsip belajar anak? 4. Selama ini pernahkah ibu melakukan kegiatan paper quilling dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak? Dan bagaimana respon anak dalam kegiatan paper quilling tersebut? 5. Adakah hambatan atau kendala dalam kegiatan meningkatkan motorik halus anak? 6. Bagaimana peningkatan keterampilan motorik halus anak dengan berbagai program yang telah dilaksanakan?

54 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiono, 2013, hlm 329). Sementara Sukmadinata (2013, hlm. 221) menyebutkan dengan studi dokumenter (dokumentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai. Dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dimiliki oleh TK Kartika Siliwangi XIX-I dan sokumen-dokumen lain yang menunjang penelitian. G. Teknik Analisis Data Suwarsih Madya (2007: 75) menyatakan bahwa analisa data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan. Dengan melakukan refleksi, peneliti akan memiliki wawasan otentik yang akan membantu dalam menafsirkan datanya. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat peningkatan motorik halus anak rentang usia 5-6 tahun yaitu menggunakan presentase dan rata-rata dari hasil penilaian lembar observasi. Rumus yang digunakan dalam membuat penilaian yaitu tahap pertama membuat rentang interval, lalu perhitungan persentase dari tiap anak. Berikut rinciannya: Mencari Interval : = indikator/item nilai tertinggi = 20 4 = 80 = Hasil perkalian jumlah indikator/item = 80 20 = 60 = Hasil pengurangan jumlah kategori = 60 : 4 = 15

55 Pengkatergorian: BB = 20-35 MB = 36 51 BSH = 52 67 BSB = 68 83 Perhitungan skor kemampuan anak: Jumlah kategori Jumlah anak X 100%