III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Perkebunan dan rumah kaca

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN A.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DARI PERAKARAN TEMBAKAU DI AREA PERSAWAHAN KABUPATEN PAMEKASAN MADURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Perkebunan dan rumah kaca Fakultas Pertanian Unila Bandar Lampung antara bulan Desember 2010 sampai dengan September 2012. 3.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah autoclave, mikroskop, gelas preparat, cawan petri, timbangan elektrik, pinset mikro, nampan plastik, botol film, gembor, meteran, oven listrik, cangkul, saringan (ukuran 250 μm, 150 μm, dan 63 μm), ember, gunting, dan alat-alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kelapa sawit (D x P) Dumpy, polibag, pupuk Urea, SP-36, KCl, FMA jenis Glomus sp. Isolat MV7 dan Gigaspora sp. Isolat MV16, air, larutan KOH 10%, HCL 1%, glycerol, thrypan blue, dan akuades.

36 Tabel 1. Deskripsi 2 jenis FMA yang diuji. No Keterangan Isolat MV7 Isolat MV16 1 Spesies Glomus sp. Isolat MV7 Gigaspora sp. Isolat MV16 2 Bentuk Bulat-tidak beraturan Bulat-tidak beraturan 3 Ukuran Kecil Besar 4 Warna Cream Kuning Putih-Kuning 5 Sporocarp Tidak ada Tidak ada 6 Sporiferous saccule TIdak ada Tidak ada 7 Spora di dalam/di luar Di luar akar Di luar akar akar atau keduanya 8 Cara subtending hifa Tanpa sekat Bersekat melekat ke dinding spora 9 Bulbose suspensor Tidak ada Ada 10 Auxiliary cells Tidak ada Ada 11 Germination Shield Tidak ada Tidak ada 12 Reaksi terhadap Negatif Positif Melzer 13 Media Perbanyakan Pasir Pasir+zeolit 14 Tanaman inang Rumput gajah+ jagung + PJ Setaria, Jagung, Rumput gajah 15 Asal Sekampung Udik. Lampung Bangunsari Banyuwangi, Jawa Timur Asal sampel L 287 (0; 44,9%) S 38 (32/20 g) 16 Gambar spora dalam PVLG single 17 Gambar spora dalam Melzer

37 Penelitian 1. Pertumbuhan bibit kelapa sawit dengan aplikasi 2 jenis FMA dan 3 dosis fosfat 3.3 Metode penelitian 1 Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis maka perlakuan disusun secara faktorial (4x3) dengan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu jenis mikoriza (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu Tanpa inokulasi mikoriza (m 0 ), Gigaspora sp. Isolat MV16 (m 1 ), Glomus sp. Isolat MV7 (m 2 ), Gigaspora sp. Isolat MV16 + Glomus sp. Isolat MV7 (m 3 ). Faktor kedua yaitu pemberian pupuk fosfat (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu 1/3 dosis anjuran SP36/polibag (p 1 ), 2/3 dosis anjuran SP36/polibag (p 2 ), 3/3 dosis anjuran SP36/polibag (p 3 ). Perlakuan diterapkan ke dalam satuan percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) seperti terlihat pada Gambar 4. Kehomogenan ragam diuji dengan uji Bartlet dan keaditifan data diuji dengan uji Tukey, selanjutnya data dianalisis ragam dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

38 Ulangan 1 2 3 4 5 m 2 p 1 m 1 p 1 m 1 p 2 m 2 p 2 m 1 p 1 m 0 p 3 m 2 p 3 m 3 p 3 m 0 p 3 m 0 p 2 m 3 p 2 m 2 p 1 m 3 p 2 m 3 p 1 m 1 p 2 m 1 p 2 m 1 p 2 m 0 p 1 m 1 p 2 m 2 p 1 m 1 p 1 m 2 p 3 m 0 p 2 m 1 p 1 m 2 p 3 U m 3 p 3 m 3 p 1 m 2 p 1 m 3 p 3 m 1 p 3 m 2 p 3 m 3 p 2 m 2 p 3 m 3 p 2 m 0 p 1 m 0 p 1 m 0 p 1 m 1 p 1 m 0 p 2 m 3 p 1 S m 0 p 2 m 0 p 2 m 3 p 1 m 2 p 3 m 3 p 3 m 2 p 2 m 1 p 3 m 2 p 2 m 1 p 3 m 3 p 2 m 3 p 1 m 0 p 3 m 1 p 3 m 2 p 1 m 0 p 3 m 1 p 3 m 2 p 2 m 0 p 3 m 0 p 1 m 2 p 2 Gambar 4. Tata letak percobaan 1 di lapangan. Keterangan : m 0 m 1 m 2 m 3 p 1 p 2 p 3 = Tanpa inokulasi mikoriza = Gigaspora sp. Isolat MV16 = Glomus sp. Isolat MV7 = Gigaspora sp. Isolat MV16 + Glomus sp. Isolat MV7 = 1/3 dosis anjuran SP36/polibag = 2/3 dosis anjuran SP36/polibag = 3/3 dosis anjuran SP36/polibag

39 3.4 Pelaksanaan Penelitian 1. Penyemaian Benih (prenursery) Benih kelapa sawit disemaikan dalam polibag kecil menggunakan media pasir steril selama 1 bulan. Benih kelapa sawit yang sudah berkecambah (germinated seed) disemaikan dengan cara membenamkan benih ke dalam media lebih kurang 1 cm dengan radikula menghadap ke bawah dan plumula ke atas. 2. Mempersiapkan media tanam Media tanam yang digunakan terdiri dari tanah topsoil. Tanah diayak terlebih dahulu, kemudian difumigasi dengan menggunakan Basamid. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam polibag yang memiliki kapasitas ± 6 kg sebanyak 60 polibag, polibag disusun dan ditutup dengan plastik selama 1 bulan, kemudian setelah 1 bulan tanah dalam polibag disiram sampai jenuh air. Setelah 2 minggu tanah dalam polibag dapat digunakan untuk penanaman bibit. 3. Aplikasi mikoriza dan penanaman di main nursery Aplikasi mikoriza dilakukan pada saat pemindahan benih sawit yang sudah disemaikan selama kurang lebih satu bulan ke dalam polibag besar. Pada bagian tengah polibag yang telah berisi media tanam dibuat lubang dengan diameter ± 6 cm dengan kedalaman ± 10 cm. Pada dasar lubang diletakkan inokulan mikoriza (dengan pembawa pasir) yang mengandung 500 spora sesuai dengan perlakuan, lalu bibit dari pesemaian dimasukkan ke dalam lubang tersebut, kemudian lubang penanaman tersebut ditutup dengan media tanam. Setelah penanaman dan pemberian label sesuai dengan perlakuan, polibag-polibag tersebut disusun di lapangan sesuai dengan tata letak percobaan (Gambar 4).

40 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Pemupukan pada penelitian ini diterapkan sesuai perlakuan dengan mengikuti standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit yang direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit seperti terlihat pada Tabel 2, sedangkan pelaksanaan pemupukan pada penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 2. Standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit. Umur bibit Kelapa sawit (Minggu) Urea 12 2 g/l air/100 bibit Jenis dan dosis pupuk (g/bibit) NPKMg NPKMg Kieserite 15:15:6:4 12:12:17:2 Pembibitan awal 2,5 - - Pembibitan Utama 14-15 - 2,5 - - 16-17 - 5 - - 18-20 - 7,5 - - 22-24 - 10 - - 26 - - 10-28 - - 10 5 30 - - 10-32 - - 10 5 34 - - 15-36 - - 15 7,5 38 - - 15-40 - - 15 7,5 42 - - 20-44 - - 20 10 46 - - 20-48 - - 20 10 50 - - 25-52 - - 25 10 Sumber : PPKS Medan Tabel 3. Jadwal Pemupukan (Penelitian 1).

41 Umur Bibit Kelapa sawit (Minggu) Jenis dan dosis pupuk (g/bibit) Urea NPK 15:15:7 NPKMg 15:15:6:4 Pembibitan awal 1-3 2 g/l air/100 bibit - Pembibitan Utama 5-2,5 - Urea SP-36 KCl 14 (pemupukan ke-1) 0,83 p 1 =0,35 p 2 =0,69 p 3 =1,04 16 (pemupukan ke-2) 1,67 p 1 =0,69 p 2 =1,38 p 3 =2,08 18 (pemupukan ke-3) 2,49 p 1 =1,04 p 2 =2,08 p 3 =3,12 22 (pemupukan ke-4) 3,33 p 1 =1,39 p 2 =2,78 p 3 =4,2 26 (pemupukan ke-5) 2,67 p 1 =1,11 p 2 =2,22 p 3 =3,33 28 (pemupukan ke-6) 2,67 p 1 =1,11 p 2 =2,22 p 3 =3,33 30 (pemupukan ke-7) 2,67 p 1 =1,11 p 2 =2,22 p 3 =3,33 32 (pemupukan ke-8) 2,67 p 1 =1,11 p 2 =2,22 p 3 =3,33 33 (Pengamatan) 0,25 0,5 0,75 1 2,83 2,83 2,83 2,83 5. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman setiap hari. Pengendalian penyakit dilakukan secara manual dengan membersihkan jamur yang ada di media tanam. 6. Akhir Penelitian

42 Penelitian diakhiri pada saat bibit berumur 6 bulan setelah transplanting ke main nursery. Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis dilakukan pengamatan terhadap peubah-peubah sebagai berikut : 1. Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai daun tertinggi. 2. Jumlah daun yang telah membuka sempurna (helai) Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun tanaman yang telah membuka sempurna. 3. Bobot segar tajuk (g) Pengamatan dilakukan dengan menimbang seluruh tajuk tanaman. 4. Bobot kering tajuk (g) Pengamatan ini dilakukan dengan mengoven tajuk tanaman pada suhu 80 o C sampai bobotnya konstan, lalu ditimbang. 5. Jumlah akar primer (buah) Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah akar yang keluar dari pangkal batang. 6. Bobot basah akar primer (g) Pengamatan dilakukan dengan menimbang akar primer yang keluar dari pangkal batang. 7. Bobot kering akar primer (g) Pengamatan dilakukan dengan menimbang akar primer yang sudah dioven pada suhu 80 o C sampai bobotnya konstan. 8. Bobot basah akar sekunder dan tersier (g)

43 Pengamatan dilakukan dengan menimbang akar yang keluar dari akar primer dan sekunder. 9. Bobot kering akar sekunder dan tersier (g) Pengamatan dilakukan dengan mengoven akar sekunder dan tersier pada suhu 80 o C sampai bobotnya konstan, lalau ditimbang. 10. Total bobot kering akar (g) Pengamatan dilakukan dengan menjumlahkan bobot kering akar primer, bobot kering akar sekunder, dan bobot kering akar tersier. 11. Total bobot kering tanaman (g) Pengamatan dilakukan dengan menjumlahkan bobot kering akar primer, bobot kering akar sekunder, bobot kering akar tersier, dan bobot kering tanaman selain akar. 12. Rasio tajuk/akar Pengamatan dilakukan dengan mebandingkan bobot kering tajuk dengan bobot kering total akar. 13. Volume akar (ml) Pengamatan dilakukan dengan cara memasukan akar ke dalam wadah ukuran 2,3 L yang telah diisi air sebanyak 2 L. Rumus untuk menghitung volume akar adalah Volume akar = Volume akhir volume air

44 14. Infeksi akar Pengamatan ini dilakukan pada 20 lembar akar sekunder dan tersier yang diambil secara acak. Sampel akar dicuci sampai bersih dan dimasukkan ke dalam botol film. Botol yang sudah berisi sampel akar diisi dengan larutan KOH 10% sampai seluruh akar terendam dan dikukus dalam water bath selama 30 menit pada suhu 80 o C untuk membersihkan sel dari sitoplasma. Larutan KOH selanjutnya dibuang, dan akar dicuci dengan air mengalir. Sampel akar kemudian direndam dalam larutan HCL 1% kemudian dikukus lagi selama 20 menit. Setelah itu larutan HCl dibuang, akar siap untuk diwarnai dengan merendamnya dalam larutan Trypan blue 0,05% ( 0,5 g Tripan blue dalam 450 ml glycerol + 50 ml HCl 1% + 500 ml aquades) dan dikukus lagi selama 15 menit. Akar yang telah diwarnai dipotong-potong sepanjang ± 1,5 cm, disusun di atas gelas preparat sebanyak 3 baris, dan setiap baris terdiri dari 5 potongan akar, untuk diamati di bawah mikroskop majemuk dengan perbesaran 100 kali. Rumus untuk menghitung % infeksi akar oleh FMA adalah Infeksi akar (%) = Pengamatan yang terinfeksi FMA Total Pengamatan x 100%

45 Penelitian 2 Pertumbuhan bibit kelapa sawit dengan pemberian 2 jenis FMA dan 3 dosis bahan organik 3.5 Metode penelitian 2 Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis maka percobaan ini menggunakan rancangan faktorial (4x3) dengan 5 ulangan. Faktor pertama yaitu jenis mikoriza (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu Tanpa inokulasi mikoriza (m 0 ), Glomus sp. Isolat MV7 (m 1 ), Gigaspora sp. Isolat MV16 (m 2 ), Glomus sp. Isolat MV7 + Gigaspora sp. Isolat MV16 (m 3 ). Faktor kedua yaitu pemberian bahan organik berdasarkan volume dalam media tanam (B) yang terdiri dari 3 taraf yaitu 1 bahan organik : 3 subsoil (b 1 ), 1 bahan organik : 2 subsoil (b 2 ), 1 bahan organik : 1 subsoil (b 3 ). Perlakuan diterapkan ke dalam satuan percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) seperti terlihat pada Gambar 5. Kehomogenan ragam diuji dengan uji Bartlet dan keaditifan data diuji dengan uji Tukey, selanjutnya data dianalisis ragam dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

46 Ulangan 1 2 3 4 5 m 2 b 2 m 2 b 3 m 0 b 3 m 2 b 3 m 2 b 3 m 2 b 3 m 1 b 1 m 1 b 3 m 2 b 1 m 1 b 2 m 2 b 1 m 0 b 3 m 3 b 1 m 1 b 1 m 0 b 1 m 1 b 1 m 3 b 2 m 0 b 1 m 3 b 2 m 3 b 1 m 0 b 2 m 2 b 1 m 3 b 3 m 0 b 2 m 2 b 1 U m 1 b 2 m 0 b 2 m 2 b 2 m 1 b 2 m 0 b 2 m 0 b 1 m 2 b 2 m 3 b 2 m 0 b 1 m 2 b 3` m 3 b 3 m 3 b 3 m 0 b 2 m 3 b 3 m 1 b 3 S m 0 b 3 m 1 b 2 m 1 b 2 m 2 b 2 m 1 b 1 m 1 b 3 m 0 b 1 m 2 b 3 m 0 b 3 m 3 b 2 m 3 b 1 m 1 b 3 m 2 b 1 m 1 b 3 m 2 b 2 m 3 b 2 m 3 b 1 m 1 b 1 m 3 b 1 m 0 b 3 Gambar 5. Tata letak percobaan 2 di lapangan. Keterangan : m 0 m 1 m 2 m 3 b 1 b 2 b 3 = Tanpa inokulasi mikoriza = Glomus sp.isolat MV7 = Gigaspora sp. Isolat MV16 = Glomus sp. Isolat MV7 + Gigaspora sp. Isolat MV16 = 1 bahan organik : 3 subsoil = 1 bahan organik : 2 subsoil = 1 bahan organik : 1 subsoil

47 3.6 Pelaksanaan Penelitian 1. Penyemaian Benih (prenursery) Benih kelapa sawit disemaikan dalam bak persemaian menggunakan media pasir steril selama 1 bulan. Benih kelapa sawit yang sudah berkecambah (germinated seed) disemaikan dengan cara membenamkan benih ke dalam media lebih kurang 1 cm dengan radikula menghadap ke bawah dan plumula ke atas. 2. Mempersiapkan media tanam Media tanam yang digunakan terdiri dari tanah subsoil dan bahan organik. Tanah diayak terlebih dahulu, kemudian difumigasi dengan menggunakan Basamid. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam polibag yang memiliki kapasitas ± 6 kg sebanyak 60 polibag. Polibag disusun dan ditutup dengan plastik selama 1 bulan, kemudian setelah 1 bulan tanah dalam polibag disiram sampai jenuh air. Setelah 2 minggu, tanah dalam polibag dicampur dengan bahan organik (kompos) yang sudah diautoclave dengan komposisi sesuai dengan perlakuan. 3. Aplikasi mikoriza dan penanaman di main nursery Aplikasi mikoriza dilakukan pada saat pemindahan benih sawit yang sudah disemaikan selama kurang lebih satu bulan ke dalam polibag. Pada bagian tengah polibag yang telah berisi media tanam dibuat lubang dengan diameter ± 6 cm dengan kedalaman ± 10 cm. Pada dasar lubang diletakkan inokulan mikoriza (dengan pembawa pasir) yang mengandung 500 spora sesuai dengan perlakuan, lalu bibit dari pesemaian dimasukkan ke dalam lubang tersebut, kemudian lubang penanaman tersebut ditutup dengan media tanam. Setelah penanaman dan

48 pemberian label sesuai dengan perlakuan, polibag-polibag tersebut disusun di dalam rumah kaca sesuai dengan tata letak percobaan (Gambar 3). 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK. Pemupukan pada penelitian ini diterapkan sesuai perlakuan dengan mengikuti standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit yang terlihat pada Tabel 1 (halaman 43), sedangkan untuk pelaksanaan pemupukan pada penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jadwal Pemupukan (Penelitian 2). Umur Bibit Kelapa Sawit Urea (Minggu) Pembibitan awal 1-3 2 g/l air/100 Jenis dan dosis pupuk (g/bibit) NPK 15:15:7 NPK 15:7:8 bibit Pembibitan Utama 5-2,5-14 (pemupukan ke-1) - 2,5 16 (pemupukan ke-2) - 5 18 (pemupukan ke-3) - 7,5 22 (pemupukan ke-4) - 10 26 (pemupukan ke-5) - 10 28 (pemupukan ke-6) - 10 30 (pemupukan ke-7) - 10 32 (pemupukan ke-8) - 10 33 (Pengamatan) - 5. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman setiap hari. Pengendalian penyakit dilakukan secara manual dengan membersihkan jamur yang ada di media tanam.

49 6. Akhir Penelitian Penelitian diakhiri setelah bibit berumur 6 bulan setelah tanam. Peubah yang diamati di akhir penelitian sama dengan penelitian 1,seperti tertera pada halaman 45-47.