BAB I PENDAHULUAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis


BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISA DI POLI KLINIK HEMODIALISA RSD

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terjadi gagal ginjal. Jika tidak diobati, penyakit ginjal bisa

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu penyakit pada sistem perkemihan yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversible sehingga tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya uremia dan sampah nitrogen dalam darah. Pada kadar tertentu, dampak tersebut dapat meracuni tubuh kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian.penyakit ginjal kronik sama dengan hipertensi, penyakit yang saling berkaitan, termasuk silent killer, yaitu penyakit mematikan yang tidak menunjukan gejala peringatan sebelumnya, sebagaimana umumnya terjadi pada penyakit berbahaya lainnya. Perubahan gaya hidup yang cenderung tidak sehat seperti merokok, makan dan minum yang mengandung pewarna, pemanis, pengawet, serta mengkonsumsi alkohol menyebabkan penderita PGK dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di seluruh dunia. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2007), secara global dari 500 juta jiwa telah mengalami PGK. Kurang lebih 1,5 juta jiwa harus menjalani hidup dengan bergantung pada hemodialisa. Di Eropa terdapat penderita PGK sebanyak 800 per juta penduduk sedangkan di Amerika sebanyak 1500 orang per juta penduduk. Prevalensi penderita PGK di indonesia cukup tinggi. Data dari Persatuan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) memperkirakan terdapat 70.000 penderita penyakit ginjal di Indonesia dan angka terus meningkat 10 % setiap tahunnya. Jumlah penderita penyakit ginjal tahun 2011 meningkat 50% menjadi 22.304 orang terdiri atas 15.353 pasien baru dan 6951 pasien aktif. Sedangkan tahun 2012 terjadi peningkatan 29% dari tahun sebelumnya menjadi 28.782 yang terdiri atas 19.621 pasien baru dan 9161 pasien aktif. Menurut data Dinas Kesehatan Jawa Tengah, kasus gagal ginjal di Jawa Tengah mencapai 16.954 kasus. Pasien PGK dalam penatalaksanaanya selain memerlukan 1 diet dan

medikamentosa, juga membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal yang terdiri atas dialisis, dan transplantasi ginjal. Dialisis adalah terapi yang umum digunakan karena terbatasnya jumlah donor ginjal hidup di Indonesia. Menurut jenisnya, dialisis dibedakan menjadi dua macam, yaitu hemodialisa dan peritoneal dialisis. Sampai saat ini, hemodialisa merupakan alternatif utama terapi pengganti fungsi ginjal bagi pasien PGK karena mempertimbangkan dari segi biaya lebih murah dan resiko terjadinya perdarahan lebih rendah daripada peritoneal dialisis. Hemodialisa merupakan suatu bentuk terapi pengganti fungsi ginjal dengan bantuan alat dializer. Hemodialisis dapat dilakukan 1 sampai 3 kali dalam seminggu sesuai derajat kerusakan ginjal dan membutuhkan waktu 3 5 jam setiap kali menjalani hemodialisis. kegiatan ini berlangsung rutin dan terus menerus sepanjang hidup. Akibat yang dirasakan saat menjalani hemodialisis seperti kram otot, hipotensi, sakit kepala, mual dan muntah. Keadaaan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan dan komplikasi pada pasien yang menjalani hemodialisa. komplikasi hemodialisa dapat menimbulkan ketidaknyamanan, menurunnya kualitas hidup meliputi kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status sosial ekonomi. Dampak psikologis hemodialisa sangat kompleks dan akan mempengaruhi kesehatan fisik, sosial maupun spiritual. Dampak psikologis yang ditimbulkan meliputi kecemasan, stres dan depresi. Pasien PGK yang menjalani hemodialisa, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya.keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Perubahan dalam kehidupan, merupakan salah satu pemicu terjadinya stres. Perubahan tersebut dapat menjadi variabel yang diidentifikasikan sebagai stressor. Sebagian besar pasien yang mengeluh karena masalah kesulitan dalam mempertahankan apa yang sudah dijalani seperti pekerjaan, perkawinan dan keuangan. Masalah masalah tersebut jika tidak di atasi dengan baik maka akan menimbulkan masalah psikologis yang lebih parah seperti 2

depresi. Depresi merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan trias depresi. Yaitu kesedihan yang berkepanjangan, motivasi menurun, dan kurang tenaga untuk aktivitas sehari-hari. Depresi adalah gangguan mental umum yang menyajikan dengan mood depresi, kehilangan minta atau kesenangan, perasaan rendah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan menurun, energi rendah, konsentrasi berkurang (WHO, 2004). Hubungan depresi dan mortalitas yang tinggi juga terdapat pasien-pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang. Menurut penelitian Wigya (2005) menemukan bahwa prevalensi depresi pada pasien PGK yang menjalani hemodialisa mencapai 31,1% dan sebagian besar komponen kualitas hidup mereka lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menderita depresi. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 20 juni 2017 di Unit RSI Muhammadiyah Kendal, didapatkan data pasien yang menjalani hemodialisa sebanyak 33 orang. Rata rata pasien mengatakan mengalami kecemasan, stres hingga depresi diawal menjalani hemodialisa, tetapi pada pasien yang sudah lama menjalani treatment sudah menerima kondisi saat ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain stres terhadap kecemasan hemodialisia dan finansial. Tindakan keperawatan untuk penanganan masalah stres dan depresi pada hemodialisa berupa terapi komplementer. Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan tidak dijelaskan dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik. Salah satu tehnik distraksi yang efektif digunakan untuk mengatasi stress dan depresi adalah menggunakan terapi murotal Al-Quran, karena terapi ini merupakan tindakan mengalihkan perhatian. Terapi murottal adalah rekaman suara Al-qura an yang dilagukan oleh Qori (pembaca Al-Qura an). Lantunan Al-quraan mengandung suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrument penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah terjangkau. Hasil penelitian yang dilakukan 3

oleh tentang pengaruh Al Quraan bagi organ tubuh, berhasil membuktikan hanya dengan mendengar lantunan bacaan ayat ayat Al Qura an seorang muslim, baik mereka yang berbahasa arab maupun bukan, dapat merasakan peubahan fisiologis yang sangat besar. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah pengaruhi tingkat stres dan depresi menggunakan terapi Murottal Al Quraan terhadap pasien PGK yang menjalani hemodialisis di RSI Muhammadiyah Kendal. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi murottal Al Qura an terhadap tingkat stres dan depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Muhammadiyah Kendal. Tujuan Khusus Mendeskripsikan karakteristik demografi pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Muhammadiyah Kendal berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lama menjalani hemodialisa. Mendeskripsikan tingkat stres sebelum dan sesudah terapi murottal Al Qur an. Mendeskripsikan tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi murottal Al Qur an. Menganalisa pengaruh terapi murottal Al Qura an terhadap tingkat stres yang menjalani hemodialisa. Menganalisa pengaruh terapi murottal Al Qura an terhadap tingkat depresi yang 4

menjalani hemodialisa. Manfaat Penelitian Bagi tenaga keperawatan Membantu perawat dalam memberikan perawatan secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual kepada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis maupun kepada keluarga pasien untuk membangun komunikasi yang baik sehungga dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien. Bagi Institusi pendidikan Menjadi sumber referensi ilmiah mengenai pengaruh terapi murottal Al Qura an terhadap tingkat stres dan depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan pengetahuan, gambaran, dan informasi sehingga dapat digunakan sebagai media atau acuan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dan mengetahui bahwa stres dan depresi bukan hal yang sepele sehingga perlu untuk diberikan tindakan yang lebih untuk mengurangi tingkat stres dan depresi, apalagi pada pasien-pasien yang menderita penyakit-penyakit kronis, dan memastikan mematuhi sop yang sudah ada. Bagi pasien Pasien menjadi lebih termotivasi dalam menjalani hemodialisa, dan bisa mengatasi stres dan depresi. 5

Keaslian Penelitian Penelitian yang serupa dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh: Penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2014) yang berjudul Efektifitas Terapi Bacaan Al-Qur an terhadap Perubahan Tingkat Stress pada pasien Hemodialisis di RS Pku Muhammadiyah Gombong, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pemberian terapi bacaan Al-Qur an efektif untuk menurunkan tingkat stres pasien hemodialisa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Peneliti menggunakan metode quasy experiment dengan desain pre-test dan post-test. Sampel yang digunakan adalah pasien Hemodialisa di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong pada tahun 2014 ada 60 pasien. Peneliti menggunakan bacaan surah Al- Mulk yang terdiri dari 30 ayat dan diberikan ± 30 menit beserta terjemahannya. Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan pasien Hemodialisa dengan terapi bacaan Al-Qur an, namun perbedaan dalam penelitian ini yaitu pada subjek yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Nofi (2016) yang berjudul Pengaruh Pemberian Terapi Mendengarkan Bacaan Alqur an (Ar-Rahman) Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rsud Dr.Soedirman Kebumen, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian terapi bacaan Al-qur an terhadap tingkat Depresi pada pasien GGK yang Menjalani Terapi HD di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Penelitian menggunakan Quasy experimental pendekatan one grouppretest dan post-test. Mempelajari tentang pengaruh distraksi relaksasi bacaan AlQur an (Ar- Rahman). Populasi total sampling 40 pasien hemodialisa.persamaan pada penelitian ini yaitu 6

sama-sama menggunakan pasien Hemodialisa dengan terapi bacaan AlQur an, namun perbedaan dalam penelitian ini yaitu pada subjek yang akan diteliti. 7