Analisis Kekuatan Mekanis Hasil Pengecoran Evaporativ terhadap Variasi Densitas Lost Foam

dokumen-dokumen yang mirip
L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG PADA PENGECORAN DAUR ULANG Al-Si TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DENGAN POLA LOST FOAM

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ISSN hal

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

VARIASI UKURAN PASIR CETAK TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK CORAN SCRAP PISTON SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1, Sigit Budi Hartono 2 2.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

11 BAB II LANDASAN TEORI

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

PENGARUH PENAMBAHAN 12%Mg HASIL REMELTING ALUMINIUM VELG BEKAS TERHADAP FLUIDITY DAN KEKERASAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Pengaruh temperatur penuangan terhadap fluiditas dan struktur mikro logam Kuningan pada metode evaporative casting

Gambar 1 Sistem Saluran

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO PADUAN Al-19,6Si-2,5Cu,2,3Zn (SCRAP) HASIL PENGECORAN EVAPORATIVE

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

KAJIAN KOMPREHENSIF STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN TERHADAP PADUAN Al-7,1Si-1,5Cu HASIL PENGECORAN DENGAN METODE EVAPORATIVE

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PEMANFAATAN PADUAN AL (SCRAP) SEBAGAI BUCKET TURBIN PELTON MENGGUNAKAN METODE PENGECORAN EVAPORATIVE

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BENTUK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR DENGAN METODE LOST FOAM CASTING

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TUANG TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PENGECORAN ALUMINIUM

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

Transkripsi:

39 Analisis Kekuatan Mekanis Hasil Pengecoran Evaporativ terhadap Variasi Lost Foam Afdal Syarif (1) dan Muhammad Halim Asiri (2) (1) Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Universitas Muslim Indonesia Makassar (2) Dosen Program Magister Teknik Mesin Universitas Muslim Indonesia Makassar Jl. Urip Sumoharjo No. 225, Kota Makassar e-mail: afdalflyweel@gmail.com Abstrak Styrofoam memiliki peranan penting dalam pengecoran logam dengan metode evaporatif, jenis dan kerapatan pola styrofoam masing-masing memberikan pengaruh terhadap kualitas hasil benda cor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan mekanis yang terjadi pada pengecoran evaporatif dengan melakukan variasi densitas Styrofoam, Butir pasir cetak mengunakan mesh 30. Penelitian ini menggunakan variasi densitas styrofoam (0,014 g/cm³, 0,02 g/cm³ dan 0,018 g/cm³). Kekerasan aluminium hasil coran mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kerapatan pola styrofoam. Nilai kekerasan rata-rata adalah 48,56 N/mm 2 dan tegangan tarik rata-rata 10,166 kg/mm² serta regangan tarik rata-rata 3,5 % pada densitas styrofoam 0,014g/cm 3 Kata Kunci : Pengecoran, lost foam, aluminium sekrap, kekuatan mekanik.. A. PENDAHULUAN Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar dan membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang berbentuk rumit baik logam ferro maupun non ferro mulai dari berukuran kecil sampai besar dapat dibuat melalui proses pengecoran. Setiap jenis metode pengecoran memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dalam pemilihan dengan metode pengecoran harus mempertimbangkan dari berbagai sisi baik, biaya, kualitas, fungsi dan lain-lain. Permasalahan yang muncul dalam pengecoran logam diantaranya berkaitan dengan jumlah, harga dan spesifikasi benda yang akan diproduksi. Aluminium rongsokan (Alsekrap) banyak dihasilkan dari rumah tangga, kantor, pabrik dan sebagainya. Pengecoran evaporatif adalah salah satu metode pengecoran logam, dimana pola (pattern) dan sistem saluran (gatting system) menjadi satu kesatuan yang dibuat dari bahan styrofoam. Pola pengecoran evaporatif termasuk pola sekali pakai, dimana mengunakan pola dari bahan yang dapat menguap jika terkena panas logam cair. Proses pengecoran ini dilakukan dengan cara pola dan sistem saluran dari styrofoam di tanam dalam pasir cetak. Cawan tuang (pouring basin) dengan posisi muncul di permukaan pasir cetak, sebagai saluran masuk logam cair. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengecoran dengan metode pengecoran evaporatif. Ukuran benda cor, ukuran pasir cetak, massa jenis polystyrene foam, ukuran benda dan komposisi material yang dituang. Ukuran dari butiran pasir (mesh) berbeda akan menghasilkan benda cor dengan karakteristik berbeda pula. Perbedaan ini tentu membutuhkan pengetahuan agar dapat diperoleh benda

40 TEKNOLOGI VOLUME 19 NO. 1 OKTOBER 2018 cor dengan hasil baik jika ditinjau dari ukuran butiran pasir yang digunakan. Pengecoran Lost Foam Pengecoran lost foam merupakan salah satu jenis pengecoran yang menggunakan bahan styrofoam sebagai bahan untuk membuat pola dan ditanam dalam pasir silika menjadi cetakan. Ketika logam cair dimasukkan ke dalam cetakan, styrofoam akan mencair dan menguap sehingga tempat itu akan diisi oleh cairan logam. Logam cair dimasukkan melalui saluran tuang dan pola akan terurai karena panas logam cair saat masuk ke pola. Hasil uraian pola akan melewati lapisan dan keluar melalui pasir. Setelah cukup dingin, benda cor diambil dan dilakukan perlakuan panas jika diperlukan Produksi benda cor memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Benda dengan ketebalan yang berbeda dituang dalam satu cetakan mungkin akan memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan karakteristik ini akan menentukan hal-hal yang berkaitan dengan hasil benda cor seperti pengerjaan akhir, perlakuan lanjut, perancangan pola dan lain-lain Pola Polystryne Foam/ Styrofoam Pola merupakan prototype/bentuk tiruan (bentuk negatif) dari produk benda cor yang akan dibuat, sehingga bentuk pola menyerupai/sama dengan bentuk benda kerja hasil pengecoran (coran). Bahan yang akan digunakan untuk membuat pola antara lain : kayu, logam plastik, karet, styrofoam, dan lilin. Massa jenis yang rendah diperlukan untuk meminimalisir jumlah gas yang terbentuk pada saat pola menguap. Pembentukan gas tergantung pada massa jenis pola polystyrene foam dan temperatur penuangan. Perbandingan luas permukaan dan volume pola harus diperhatikan. Gas yang terbentuk harus keluar melalui coating dipermukaan pola. Ukuran butir polystyrene foam yang lebih kecil akan meningkatkan kehalusan pola dan mampu untuk mengisi tempat-tempat yang sempit dari pola. Pada pengecoran evaporative dengan pola Styrofoam, saluran turun dan bagian dari sistem saluran masuk merupakan bagian dari pola. Pola, saluran turun dan saluran tuangnya ditinggalkan dalam cetakan. Pada saat proses pencetakan, pola yang umumnya terbuat dari polistiren akan menguap dan logam cair akan mengisi rongga cetakan Gambar 1. Cetakan pola sekali pakai Untuk menghitung densitas/ massa jenis styrofoam dapat digunakan persamaan Dengan : ρ = Massa Jenis M = massa = volume Aluminium Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik. Adapun sifat dasar dari aal-murni adalah memiliki sifat mampu cor yang baik dan sifat mekanik yang jelek., sifat mekanisnya akan dapat diperbaiki dengan diantaranya adalah memiliki berat jenis yang menambahkan unsur-unsur lain seperti tembaga ringan, Cu, Si, Mn. Dasar dari Almurni adalah memiliki keunggulan tersebut. Proses Pengecoran Logam Ada dua kelompok pengecoran yang sering digunakan yaitu pengecoran cetakan permanen dan pengecoran cetakan non permanen. Pengecoran cetakan permanen adalah proses pengecoran dimana cetakan dapat digunakan berulang kali. Pengecoran jenis ini terdiri dari pengecoran cetakan

41 logam, pengecoran cetakan logam bertekanan, dan pengecoran sentrifugal. Pengecoran cetakan non permanen adalah proses pengecoran dimana cetakan hanya dapat dipakai sekali saja karena untuk mengeluarkan benda kerja cetakan harus dihancurkan. Jenis pengecoran ini terdiri dari pengecoran cetakan pasir, pengecoran invesmen, dan pengecoran evaporative. Metode pengecoran dengan menggunakan polystyrene foam sebagai pola cetakan yang ditimbun dalam pasir cetak merupakan metode pengecoran evaporative. Metode ini akan menghasilkan coran yang sesuai dengan pola cetakan yang dibentuk. Logam cair akan mengisi pola cetakan setelah pola cetakan menguap akibat panas B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (uji Laboratorium). Paduan Al sekrap di panaskan dalam tungku sampai logam cair. Kemudian dituang dalam cetakan pola styrofoam yang dibenamkan didalam pasir. selanjutnya didinginkan di udara (temperatur udara bebas). Produk hasil pengecoran keluar dari cetakan dan dibersihkan, kemudian dibuat spesimen, selanjutnya dilakukan pengamatan, hasil dan dilakukan analisis. C. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Tabel 1. Hasil perbandingan densitas Styrofoam styrof Massa Volume oam benda benda a 1,0 g 50 cmᵌ 0.02 g/cmᵌ b 0,9 g 50 cmᵌ 0.018 g/cmᵌ c 0.7 g 50 cmᵌ 0.014 g/cmᵌ Styrofoam Pelapis Elektronik (a), styrofoam box ikan (b), dan styrofoam lembaran (c). Masing masing dipotong dengan Ukuran Panjang 5 cm, Lebar 5 cm, dan tebal 2 cm. Selanjutnya dilakukan penimbangan. Maka didapat densitas seperti yang terlihat pada table. 3.1. 2. Pengujian Mekanis a. Pengujian Kekerasan Pengujian Kekerasan permukaan yang digunakan adalah metode Rockwell dengan posisi titik penekanan sebanyak 10 titik, seperti terlihat pada gambar berikut : 1 3 5 7 9 Gambar 2. Titik 2 penekanan 4 6 8 10 uji kekerasan Tabel 2. Nilai Rata-rata Uji Kekerasan HASILPENGUJIAN KEKERASAN RATA- Nilai Kekerasan Rata-rata (N/mm²) RATA styrofoam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.018 48,2 48,4 48,6 48,7 48,4 48,7 48,7 48,5 48,6 48,6 48,53 0.02 48,3 48,6 48,4 48,6 48,4 48,3 48,4 48,5 48,4 48,5 48,43 0.014 48,3 48,5 48,7 48,5 48,8 48,4 48,6 48,4 48,6 48,7 48,56 Gambar 3. Grafik Rata-rata Uji Kekerasan Dari Gambar diatas menunjukan perbandingan nilai kekerasan pada hasil pengecoran yang dilakukan dengan variasi densitas styrofoam (0,014g/cm³, 0,01 kg/cm³, 0,02g/cm³) dengan mengunakan pasir cetak mesh 30. Hasil nilai kekerasan menunjukan bahwa cetakan dengan densitas berbeda menghasilkan kekerasan yang berbeda pula. Hasil kekerasan maksimal di dapatkan pada densitas 0,014 g/cm³ dengan nilai kekerasan rata-rata sebesar 48,56 N/mm 2

42 TEKNOLOGI VOLUME 19 NO. 1 OKTOBER 2018 b. Pengujian Tarik Tabel 3. Hasil pengujian kekuatan Tarik Beban Tarik Maksimum P Tegangan Tarik Regangan Tarik (%) (kn) Kg/mm² 9,4255 8,54 2,4 12,119 10,98 4,7 0,014 g/cm³ 10,106 9,16 2,7 10,062 9,12 3,0 14,377 13,03 4,7 Rata-rata 11,218 10,166 3,5 10,281 9,32 3,1 13,215 11,98 4,2 0,018 g/cm³ 7,3522 6,66 2,6 10,257 9,30 2,8 7,0164 6,36 2,5 Rata-rata 9,6243 8,724 3,04 12,192 11,05 3,4 11,310 10,25 3,2 0,02 g/cm³ 5,3622 4,86 2,3 7,9000 7,16 2,5 9,7218 8,81 2,8 Rata-rata 9,2972 8,426 2,84 Dari hasil pengujian Tarik di dapatkan nilai tegangan tarik rata-rata 10,166 kg/mm² dan rengangan Tarik ratarata 3,5% pada densitas 0,014g/cm³ seperti terlihat pada gambar 4.3 Gambar 4. Grafik pengujian kekuatan Tarik D. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengujian dan analisa dapat disimpulkan sebagai berikut densitas styrofoam sangat berpengaruh pada hasil pengecoran dengan metode evaporatif. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian kekerasan, pengujian Tarik. Dalam pengujian kekerasan terlihat nilai kekerasan menunjukan bahwa cetakan dengan densitas berbeda menghasilkan kekerasan yang berbeda pula. Hasil kekerasan maksimal adalah 48,56 N/mm 2 dan nilai tegangan tarik rata-rata 10,166 kg/mm² dan rengangan Tarik rata-rata 3,5 % pada densitas 0.014 g/cm 3. b. Saran Pada proses penuangan logam cair, sebaiknya temperatur penuangan harus konstan, penuangan dilakukan satu kali sampai cetakan terisi penuh. DAFTAR PUSTAKA ASTM E8M 04 (2004) Standard Test Methods For Tension Testing of Metallic Material Ashar. L.H, Purwanto. H, Respati. S.M.B (2012) Analisis Pengaruh Model Sistem Saluran Dengan Pola Styrofoam Terhadap Sifat Fisis Dan Kekerasan Produk Puli Pada Proses Pengecoran Aluminium Daur Ulang Hermawan. P.S, Purwanto. H, Respati. S.M.B (2013) Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang pada Pengecoran SQUEEZE Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Produk Sepatu Kampas REM dengan Bahan Aluminium (Al) Slikon (Si) Daur Ulang ISO 6508-1. (2013) International Standard Metallic Materials-Rockweell Hardnest Test Junaidy. I (2010) pengaruh kerapatan polystyrene foam terhadap mampu alir dan kualitas coran paduan aluminium 356.1 yang dicor dengan metode evaporative Masyrukan. (2010) Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Alumunium (Al) Paduan Daur Ulang Dengan Menggunakan Cetakan Logam dan Cetakan Pasir Ridho. A dan Siswanto. R (2017) Pemanfaatan Paduan Al (SCRAP) sebagai Bucket Turbin Pelton Menggunakan Metode Pengecoran

43 Pratiwi. D.K (2012) Hubungan Jenis Cetakan Terhadap Kualitas Produk Cor Aluminium Sriwahyudi. E, Kusharjanta. B, Purwo. W (2014) Pengaruh Bentuk Saluran Turun (Sprue) Terhadap Cacat Porositas Dan Nilai Kekerasan Pada Pengecoran Aluminium Menggunakan Metode Lost Foam Casting Siswanto. R (2015) Analisa Struktur Mikro Paduan Al-19,6Si-2,5Cu,2,3Zn (SCRAP) Hasil Pengecoran Siswanto. R, Ghofur. A, Arya. K (2018) Analisis Porositas Dan Kerasan Paduan Al-12,6%Si Dengan Variasi Waktu Tunggu Dalam Cetakan Dan Media Pendingin Hasil Pengecoran Supriyanto. (2009) Analisis hasil pengecoran aluminium dengan variasi media pendinginan Sutiyoko. (2002) Metode Pengecoran Lost Foam Menjawab Tantangan Dunia Industri Pengecoran Logam Sutiyoko dan Lutiyatmi. (2013) Kekerasan dan struktur mikro besi cor kelabu pada pengecoran Dengan Variasi Ukuran Pasir Cetak Sutiyoko dan Suyitno, (2011) Karakteristik Pengecoran Lost Foam Pada Besi Cor Kelabu Dengan Variasi Ketebalan Benda Tanoyo. S, Priyowasito. B, Wijoyo (2017) Kajian Jumlah Saluran Masuk (INGATE) Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Hasil Pengecoran Al- 11Si dengan Cetakan Pasir Tata Surdia dan Shinroku Saito, (1999) Pengetahuan Bahan Teknik Wijoyo, Nurhidayat. A, Sulammunajat. O.T (2012) Kajian Komprehensif Struktur Mikro dan Kekerasan Terhadap Paduan Al-7, Si-1 Cu Hasil Pengecoran dengan Metode