HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA FLAMBOYAN DUSUN JETIS TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA DESA BENERWETAN RW 01 DAN 02 AMBAL KEBUMEN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA USIA PREMENOPAUSE DI KAUMAN RT. 49 NGUPASAN GONDOMANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN KRODAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MENOPAUSE DI DUSUN KRESEN BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL IBU MENYUSUI PRIMIPARA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA JIMBARAN KECAMATAN KUTA SELATAN

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA LANSIA DI DUSUN BIBIS LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA FLAMBOYAN DUSUN JETIS TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh: AYU FIAKA DHIN 201110201075 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA i

2 ii

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA FLAMBOYAN DUSUN JETIS TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA RELATIONSHIP BETWEEN THE ANXIETY LEVEL AND THE INSOMNIA OCCURRENCE IN ELDERLY IN THE COMMUNITY HEALTH CENTER FOR ELDERLY FLAMBOYAN JETIS TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Ayu Fiaka Dhin, Tri Prabowo Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: ayufiaka@gmail.com Abstrak: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan metode pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 40 lanjut usia. Pengambilan data menggunakan kuesioner, dan analisa data menggunakan korelasi Kendall Tau. Hasil uji statistik didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,474 dengan taraf signifikansi 0,000 (α < 0,05). Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta tahun 2015 dengan keeratan hubungan sedang. Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Insomnia, Lanjut Usia Abstract : This research was aimed at identifying relationship between the anxiety level and the insomnia occurrence in elderly in the community health center for elderly Flamboyan Jetis Yogyakarta 2015. This research applied correlation descriptive with the method of cross sectional approach. The population of this research were 87 elderly. The sampling technique is purposive sampling of 40 elderly. The data collection method was through questionnaires. The data analysis was done by using the Kendall Tau correlation. Statistical test results obtained correlation coefficient of 0.474 with a significance level of 0.000 (α < 0,05). There is a relationship between the anxiety level and the insomnia occurrence in elderly in the community health center for elderly Flamboyan Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 2015 with closeness relationship moderate. Keywords : Level of Anxiety, Insomnia, elderly iii

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006. Pada tahun 2025, Indonesia akan mengalami peningkatan lansia sebesar 41,4%, yang merupakan peningkatan tertinggi di dunia. Angka harapan hidup lanjut usia di kota Yogyakarta tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 14,04%. Rata-rata lansia di kota ini mampu mencapai umur 72 tahun, dengan indikator usia harapan hidup di Provinsi DIY angkanya masih tertinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia sehingga secara nasional derajat kesehatan masyarakat DIY dinilai terbaik. Di Kabupaten Bantul pertumbuhan lanjut usia dari tahun ke tahun terus meningkat, rata-rata di atas 10% per tahun. Pada tahun 2006 jumlah lanjut usia mencapai 87.500 jiwa lansia yang meningkat menjadi 91.921 jiwa lansia pada tahun 2008. Dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan mencapai 109.231 jiwa lansia. Berdasarkan data Puskesmas Desa Tamantirto jumlah lansia cukup banyak yaitu 11,3% dari jumlah penduduk, tetapi cakupan kunjungan posyandu lansia yang di bawah 50% masih 66,7% (Depkes, 2012). Pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga juga masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan lanjut usia di tingkat masyarakat yaitu posyandu lansia, pelayanan kesehatan lanjut usia tingkat dasar yaitu puskesmas, dan pelayanan kesehatan lanjut usia tingkat lanjut yaitu rumah sakit. Dengan adanya pelayanan kesehatan ini dapat mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) usia lanjut (Maryam., 2008). Setiap manusia pasti mengalami serangkaian proses, salah satunya adalah proses menua. Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan terlihat adanya penurunan fungsi organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan kemunduran kognitif seperti suka lupa, dan hal-hal yang mendukung lainnya seperti kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun, insomnia, juga kondisi biologis yang semuanya saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia (Kadir, 2007). Menurut Stanley (2007) perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi : sistem panca indra, sistem intergumen, sistem musculoskeletal, sistem neurologis, sistem kardiovaskuler, sistem pulmonal, sistem endokrin, sistem renal dan urinaria, perubahan psikologis, perubahan sosial. Menurut Tamher (2009) menjelaskan bahwa pengaruh proses penuaan mengakibatkan berbagai masalah yaitu baik secara fisik, mental, ataupun sosial ekonomi. Gangguan mental yang sering dijumpai pada lanjut usia yaitu kecemasan. Rasa cemas yang dialami oleh individu akan menjadikan pengganggu yang sama sekali tidak diharapkan 4

kemunculannya, salah satu dampaknya adalah insomnia (Stanley, 2007). Menurut Potter dan Perry (2006), penyebab insomnia meliputi : faktor psikologi, penyakit fisik, faktor lingkungan, gaya hidup, pengobatan medis. Insomnia jika diremehkan sama artinya dengan membiarkan tubuh semakin melemah sedikit demi sedikit, mengundang masalah kesehatan serius, dan menurunkan kualitas hidup. Kerugian yang diakibatkan oleh insomnia meliputi kerugian kesehatan fisik (gangguan jantung, diabetes, kerugian dalam hidup masyarakat, kerugian psikis, dan kerugian finansial (Widya, 2010). Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi (Stanley, 2007). Gejala gangguan pola tidur ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat karena lebih dianggap gangguan tidur tersebut sebagai hal yang wajar, sehingga mereka tidak memeriksakan kepada dokter. Kondisi yang seperti ini sering kali tidak mendapatkan pertolongan, sementara gangguan tidur dapat berpengaruh pada kualitas hidup orang yang berusia lanjut (Djauzi, 2010). Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 September 2014 di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul, didapat data jumlah keseluruhan lanjut usia di posyandu sebanyak 87 orang lansia. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada responden sebanyak 25 lanjut usia. Peneliti menemukan bahwa 15 orang (17,2%) lanjut usia mengalami insomnia, dimana dari 8 orang (9,1%) lanjut usia mengatakan susah untuk tidur walaupun sudah merasa mengantuk, 3 orang (3,4%) lanjut usia mengatakan jika terbangun pada malam hari susah untuk tidur kembali, 2 orang (2,2%) lanjut usia mengatakan sering terbangun ditengah malam, 2 orang (2,2%) lanjut usia mengatakan tidur tidak nyenyak. Lansia menyatakan mengalami pemenuhan kebutuhan hidup yang kurang dan terjadinya penurunan kondisi fisik. Masalah tersebut yang menyebabkan lanjut usia mengalami kecemasan. Berdasarkan latar belakang di atas, khususnya tentang kesehatan lanjut usia terutama pada masalah insomnia, mendorong penulis untuk mengetahui adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta tahun 2015. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta tahun 2015. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang sesuatu secara obyektif dan mengetahui hubungan antar dua variabel. Metode pendekatan waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel 5

akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia yang menjadi anggota Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta yaitu berjumlah 87 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2007). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu, yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah 40 lanjut usia yang berusia 60 tahun keatas, tidak cacat fisik, tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum kopi, tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, CTM, obat penenang. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Posyandu lansia Flamboyan Dusun Yogyakarta. Dusun Tamantirto terletak di Kacamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY. 1. Karakteristik responden penelitian Tabel 4.1 Deskripsi karakteristik responden No berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status perkawinan di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Karakteristik Ʃ % Responden 1. Usia 60-74 tahun 37 92,5% 75-90 tahun 3 7,5% 2. Jenis kelamin Perempuan 28 70% Laki-laki 12 30% 3. Status perkawinan Menikah 18 45% Janda 14 35% Duda 8 20% Sumber : Data Primer 2015 Hasil analisa data didapatkan dari 40 responden yang diteliti, pada usia responden paling banyak adalah kategori lanjut usia yang berusia antara 60-74 tahun yaitu sebanyak 37 lanjut usia (92,5%) dan kategori lanjut usia yang berumur antara 75-90 tahun yaitu sebanyak 3 lanjut usia (7,5%). Pada jenis kelamin paling banyak adalah kategori perempuan sebanyak 28 lanjut usia (70%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 lanjut usia (30%). Responden status perkawinan yang paling banyak adalah kategori janda yaitu sebanyak 14 lanjut usia (35%), kategori duda sebanyak 8 lanjut usia (20%), dan kategori menikah sebanyak 18 lanjut usia (45%). 2. Deskripsi data responden berdasarkan tingkat kecemasan Tabel 4.2 Tingkat kecemasan pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis 6

No Kategori kecemasan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Ʃ % 1. Tidak ada 12 30% kecemasan 2 Kecemasan ringan 23 57,5% 3 Kecemasan sedang 3 7,5% 4 Kecemasan berat 2 5% Total 40 100% Sumber : data primer 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 40 responden mayoritas mengalami kategori kecemasan ringan yaitu 23 responden (57,5%) dan minoritas pada kategori kecemasan berat yaitu 2 responden (5%). 3. Deskripsi data responden berdasarkan kejadian insomnia Tabel 4.3 Kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta No Kategori insomnia Ʃ % 1. Tidak insomnia 4 10% 2 Insomnia Total 36 40 90% 100% Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 40 responden yang mengalami insomnia sebanyak 36 responden (90%) dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 4 responden (10%). 4. Hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia Tabel 4.4 Deskripsi data hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Tingkat Kejadian insomnia pada lanjut usia Kecemasa Tidak n insomnia Insomnia Total F % F % F % Tidak ada 4 10, 8 20% 12 30 0% % Ringan 0 0,0 23 57,5 23 57, % % 5% Sedang 0 0,0 3 7,5 3 7,5% % % Berat 0 0,0 2 5,0% 2 5,0% % Berat 0 0,0 0 0,0 0 0,0% Sekali % % Total 4 10 36 90% 40 100% % Sumber : Data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui responden yang tidak mengalami kecemasan berjumlah 12 responden (30%) dimana mayoritas mengalami insomnia sebanyak 8 responden (20,0%) dan yang tidak mengalami insomnia terdapat 4 responden (10%). Yang mengalami tingkat kecemasan ringan berjumlah sebanyak 23 responden (57,5%) semuanya mengalami insomnia, yang mengalami tingkat kecemasan sedang berjumlah sebanyak 3 responden (7,5%) semuanya mengalami insomnia, yang mengalami tingkat kecemasan berat berjumlah sebanyak 2 responden (5,0%) semuanya mengalami insomnia, dan tingkat kecemasan berat sekali tidak ada responden. Dari hasil uji korelasi kendall s tau diatas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,474 dan p value (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima menunjukkan bahwa ada hubungan dengan keeratan sedang tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta. P Valu e 0,00 0 r 0,474 7

PEMBAHASAN 1. Tingkat kecemasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah digambarkan pada tabel 4.2 diketahui dari 40 responden yang mengalami paling banyak insomnia adalah dalam kategori kecemasan ringan yaitu sebanyak 23 responden (57,5%) dan responden yang paling sedikit mengalami kecemasan dalam kategori kecemasan berat yaitu sebanyak 2 responden (5,0%). Peneliti berpendapat bahwa hal ini menunjukkan lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang paling banyak adalah kecemasan ringan yaitu sebanyak 23 responden (57,5%) disebabkan karena faktor psikologis dari lansia tersebut. Dimana saat seseorang memasuki masa lansia maka akan terjadi perubahan-perubahan dalam hidupnya yang meliputi perubahan fisik baik fungsi maupun struktur, sehingga berdampak pada psikologis lansia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2009) yang berjudul Hubungan antara Kecemasan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Pundong Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lanjut usia rentan mengalami kecemasan. Dari 41 responden didapatkan 34 responden (82,9%) mengalami kecemasan sedang. Kejadian ini dikarenakan lanjut usia mengalami perubahan fisik, sosial, dan psikis yang menyebabkan lanjut usia mengalami kecemasan. 2. Kejadian insomnia pada lanjut usia Berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 4.3 bahwa dari 40 responden yang mengalami insomnia sebanyak 36 responden (90%) dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 4 responden (10%). Hal ini disesuaikan dengan penelitian Wahyu Nurhayati (2010) dengan judul Hubungan antara Depresi dengan kejadian Insomnia Pada usia Lanjut Di Posyandu Lansia Kenanga RW.02 Serangan, Yogyakarta, penelitian ini menghasilkan data dari 35 responden sebagian responden yaitu sebanyak 23 lanjut usia (53,8%) diantaranya mengalami gangguan tidur. Menurut peneliti persamaan hasil penelitian ini dikarenakan responden berada pada rentang usia yang sama yaitu lanjut usia yang berumur 60 tahun keatas. Peneliti berpendapat bahwa hal ini menunjukkan lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta yang paling banyak mengalami insomnia yaitu sebanyak 36 responden (90%) disebabkan lanjut usia sering ditemukan masalah seperti perubahan pola tidur, penyakit, dan masalah psikologi sehingga lanjut usia rentan terhadap insomnia. 3. Hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia Hipotesis awal pada penelitian ini adalah terdapatnya hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan 8

Bantul Yogyakarta pada tahun 2014. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan diketahuinya hasil perhitungan uji korelasi Kendall Tau tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia didapatkan hasil nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0,000. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Kendall Tau didapatkan nilai koefisien korelasi 0,474 dan memiliki taraf signifikansi (p) sebesar 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Yogyakarta. Hal ini menunjukkan lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta sebagian besar lansia mengalami penurunan kondisi fisik dan takut akan pikiran sendiri, sehingga mengakibatkan lansia mengalami kecemasan yang berdampak pada insomnia. Hal tersebut merupakan faktor psikologi yang dialami lansia. Dari hasil penelitian terdapat hubungan positif yang disimpulkan semakin tinggi tingkat kecemasan pada lanjut usia mengakibatkan insomnia. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan pada lanjut usia maka akan semakin terhindar dari kejadian insomnia. Kecemasan yang dialami lanjut usia diakibatkan oleh berbagai hal yaitu pensiunan, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai dan kehilangan keamanan ekonomi. Kecemasan bagi lanjut usia dianggap suatu hal yang wajar ternyata mempunyai dampak yang tidak baik untuk kesehatan. Dampak kecemasan salah satunya adalah insomnia yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup orang yang berusia lanjut (Djauzi, 2010). Berdasarkan nilai signifikansi 0,474, keeratan hubungan diantara dua variabel adalah sedang. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia selain kecemasan. Seperti yang dinyatakan oleh Potter dan Perry (2006) ada empat faktor yang memepengaruhi insomnia yaitu penyakit fisik, faktor lingkungan, gaya hidup, dan pengobatan medis. Hal ini sejalan dengan penelitian Ernawati (2012) yang menyatakan ada lima faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu proses menua, gangguan medis umum, gaya hidup, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan sosial. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar lanjut usia mengalami kecemasan pada kategori kecemasan ringan yaitu 23 responden (57,5%). 2. Sebagian besar lanjut usia mengalami insomnia pada kategori insomnia yaitu 36 responden (90%). 3. Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta tahun 2014 dengan nilai p-value 0,000 (p-value<0,05) dan (r=0,474) sehingga dapat dinyatakan keeratan hubungan 9

antara kedua variabel adalah sedang. SARAN 1. Bagi lanjut usia Diharapkan bagi lanjut usia di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta supaya lebih memperbanyak aktivitas, misalnya dengan senam lansia dan rekreasi untuk menurunkan kecemasan sehingga tidak terjadi insomnia. 2. Bagi Petugas Kader Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Yogyakarta Diharapkan lebih memperbanyak program kegiatan dengan para lanjut usia misalnya dengan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lanjut usia dan kegiatan senam lansia untuk mencegah terjadinya kecemasan yang berdampak pada insomnia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat melakukan penelitian terkait dengan kejadian insomnia pada lanjut usia dengan mengambil variabel lain untuk memperbanyak referensi insomnia. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI., (2012). Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas. Jakarta Djauzi., (2010). Tidur Pada Usia Lanjut. Last Update: 05 Januari 2011. Available on: http//health.kompas.com Ernawati., (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Insomnia Pada Lansia.http://publikasiilmiah.um s.ac.id/bitstream/ handle/123456789/3706/erna 10 WATI%20AGUS%20SUDARY ANTO%20fix%20BGT.pdf?seq uence=1. Diakses tanggal 15 Juli 2014 jam 07.44 WITA Kadir., (2007). Proses Menua. Available at http://subhankadir.wordpress.co m 2007/08/20/9 diakses pada 13 Februari 2011. Maryam, R.S., (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta. Notoatmodjo, S., (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Remaja; Jakarta Nurhayati, W., (2010). Hubungan antara Depresi dengan kejadian Insomnia Pada usia Lanjut Di Posyandu Lansia Kenanga RW.02 Serangan, Yogyakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. Potter dan Perry., (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC. Stanley, M dan Beare, P.G., (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC. Jakarta. Sugiyono., (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Tamher, S., (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. WHO., (2010). The World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF. (Online) http://www.who.int/entity/substa nce_abuse/research_tools/en/ind onesian_whoqol.pdf. Diakses pada 4 Maret 2010 Wijayanti., (2009). Hubungan antara Kecemasan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Pundong Bantul Yogyakarta..

Skripsi Tidak Dipublikasikan. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. 11