TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

-2- b. modal disetor atau modal koperasi serta lingkup wilayah operasional; c. pemegang saham pengendali; d. persyaratan dan tata cara perizinan usaha

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PASAL DEMI PASAL. Pasal I

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

Undang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait perizinan usaha, kelembagaan LKM, sert

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Pasal/ Ayat BAB I KETENTUAN UMUM. Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan:

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2017 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.03/2017 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /POJK.05/2014 TENTANG PEMERIKSAAN LANGSUNG LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Pialang Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, di tempat.

FAQ (Frequently Asked Question)

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG

- 4 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pemeriksaan oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat dilakukan di luar jam kerja. Huruf a Yang dimaksud deng

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

- 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA

BAB I. KETENTUAN UMUM

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

No. URAIAN Dasar Hukum a. Bukti Pemenuhan persyaratan modal di setor (dalam Anggaran Dasar)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /SEOJK.05/2017

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2018, No Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /SEOJK.05/2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN PERUSAHAAN PEMERINGKAT EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Transkripsi:

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 363) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN I. UMUM Dalam rangka mewujudkan industri Perusahaan Pembiayaan yang sehat, tangguh dan efisien serta mampu bersaing dengan lembaga jasa keuangan lainnya, diperlukan pengaturan tentang kelembagaan yang dapat memberikan kejelasan dan kepastian hukum. Pengaturan kelembagaan bagi Perusahaan Pembiayaan disusun dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, masukan dari para stakeholders. Selain itu, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, terdapat beberapa penyempurnaan pengaturan yang diperlukan terkait dengan proses perizinan dan pencatatan kelembagaan lain yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk melengkapi ketentuan ini maka perlu diperhatikan pula peraturan perundang-undangan yang mempunyai relevansi dengan ketentuan ini, antara lain peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas, Koperasi, Pasar Modal, dan peraturan lainnya.

2 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Cukup jelas Yang dimaksud dengan badan usaha asing atau lembaga asing adalah badan atau lembaga berbadan hukum, baik swasta maupun pemerintah yang didirikan tidak berdasarkan hukum Indonesia.

3 Kelengkapan dokumen permohonan izin usaha yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh Perusahaan harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar. Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Sertifikasi dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk oleh asosiasi perusahaan pembiayaan Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan dan/atau Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah. angka 1 angka 2 angka 3 angka 4 Contoh akad sesuai dengan Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah.

4 angka 5 Huruf i Huruf j Huruf k Huruf l Huruf m Huruf n Pasal 5 Ayat (5) Pasal 6

5 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Yang dimaksud dengan kepemilikan pihak asing secara langsung adalah bentuk pemilikan saham Perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas oleh badan usaha asing. Sedangkan kepemilikan pihak asing secara tidak langsung adalah bentuk pemilikan saham Perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas oleh badan hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing/badan usaha asing. Dalam hal terjadi perubahan komposisi saham diantara para pemegang saham, maka ketentuan ini harus tetap dipenuhi. Yang dimaksud dengan badan usaha asing atau lembaga asing adalah badan atau lembaga berbadan hukum, baik swasta maupun pemerintah yang didirikan tidak berdasarkan hukum Indonesia. Yang dimaksud dengan Ekuitas bagi pemegang saham yang bukan berbentuk perseroan terbatas atau koperasi adalah selisih lebih antara aset dengan liabilitas.

6 Pasal 15 Pasal 16 Direksi dan Komisaris tidak termasuk dalam pengertian tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat ini. Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan. Ayat (8) Ayat (9) Penyelenggaraan program dapat dilaksanakan secara internal maupun eksternal perusahaan. Penyelenggaraan program pengembangan kemampuan dan pengetahuan tenaga kerja dilakukan oleh internal Perusahaan dan/atau mengikutsertakan tenaga kerja Perusahaan pada program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak lain diluar Perusahaan.

7 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan "tidak rangkap jabatan pada fungsi lain pada perusahaan yang sama adalah pimpinan UUS tidak boleh melakukan kegiatan dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan lain selain yang berkaitan dengan kegiatan Pembiayaan Syariah. Pimpinan UUS harus mengupayakan dengan maksimal pertumbuhan dan perkembangan Pembiayaan Syariah.

8 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pengajuan mengenai pembukaan Kantor Cabang Unit Syariah di luar negeri harus menyesuaikan dengan peraturan negara yang akan dijadikan tempat Kantor Cabang Unit Syariah. Huruf a Huruf b Huruf c Ketentuan mengenai tingkat kesehatan keuangan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah. Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Dalam hal Kantor Cabang Unit Syariah beralamatkan sama dengan Kantor Cabang Perusahaan Pembiayaan maka bukti kepemilikian atau pengusaan gedung harus disertai dengan surat keterangan Direksi yang menyatakan gedung dimaksud juga digunakan untuk Kantor Cabang Unit Syariah.

9 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Yang dimaksud dengan memperhatikan kepentingan Debitur yaitu UUS wajib memperhatikan dan menyelesaikan setiap keberatan yang disampaikan oleh Debitur terkait dengan hubungan kontraktual yang dilakukan. Yang dimaksud kantor selain Kantor Cabang Unit Syariah antara lain kantor pemasaran (point of sale) atau kantor penagihan. Ayat (5) Ayat (6)

10 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pengajuan mengenai pembukaan Kantor Cabang di luar negeri harus menyesuaikan dengan peraturan negara yang akan dijadikan tempat Kantor Cabang. Cukup jelas Cukup jelas Huruf a Huruf b Huruf c

11 Pasal 43 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Huruf d Yang dimaksud dengan susunan personalia dalam ketentuan ini adalah pejabat 1 (satu) level di bawah kepala cabang. Yang dimaksud dengan izin pembukaan Kantor Cabang meliputi izin sebagai Kantor Cabang bagi Perusahaan Pembiayaan atau Kantor Cabang syariah bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah. Yang dimaksud dengan melakukan kegiatan Pembiayaan Syariah yaitu memasarkan, mengadministrasikan, menandatangani perjanjian, dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Pembiayaan Syariah. Yang dimaksud kantor selain Kantor Cabang antara lain kantor pemasaran (point of sale) atau kantor penagihan.

12 Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51 Dalam hal terdapat pemekaran wilayah kabupaten/kota yang menyebabkan Kantor Cabang Perusahaan berubah kedudukan kabupaten/kota, maka Perusahaan dikecualikan dari ketentuan ini. Dalam hal pemekaran wilayah maka pemindahan alamat Perusahaan Pembiayaan tidak dianggap sebagai perubahan alamat kantor. Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan perubahan kegiatan usaha pada ayat ini adalah perubahan dalam lingkup kegiatan usaha Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan dan Peraturan OJK mengenai penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah.

13 Pasal 52 Pasal 53 Pasal 54 Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) Ayat (8) Ayat (9) Ayat (10) Perubahan alamat perusahaan didasarkan pada tanggal pindah secara fisik yang disampaikan kepada OJK. Perusahaan harus mencantumkan tanggal efektif pemindahan alamat kantor pusat, Kantor Cabang, atau Kantor selain Kantor Cabang.

14 Pasal 58 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Pasal 67 Pasal 68 Pasal 69 Pasal 70 Pasal 71 Pasal 72 Pasal 73

15 Pasal 74 Pasal 75 Pasal 76 Pasal 77 Pasal 78 Pasal 79 Pasal 80 Pasal 81 Pasal 82 Pasal 83 Pasal 84 Pasal 85 Pasal 86 Dalam hal terjadi perubahan pemegang saham, perubahan komposisi pemegang saham dan/atau perubahan modal setelah tahun 2019, Perusahaan wajib menyesuaikan komposisi pemegang saham asing dan non asing secara langsung.