BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah peningkatan mutu pendidikan. Menurut Sujana (2005: 67)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GALING KABUPATEN SAMBAS

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu upaya dilakukan yang bertujuan mengembangkan serta meningkatkan nilai-nilai positif, akhlak, moral, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan lain yang sejatinya dapat menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka sejumlah mata pelajaran pun diberikan salah satu diantaranya adalah mata pelajaran Akuntansi yang diberikan pada siswa SMA kelas XI dan XII yang mengikuti program sosial. Berdasarkan Standar Kompetensi Kelulusan Mata Pelajaran Akuntansi SMA dan MA yang diterbitkan Depdiknas (2003), dijelaskan bahwa mata pelajaran Akuntansi diselenggarakan dalam rangka membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang dikembangkan dalam akuntansi yang dapat bermanfaat bagi siswa, baik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun untuk menyongsong dunia kerja. Keberhasilan suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasi siswa pada proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan perolehan nilai dari tes Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan Ujian Nasional (UN). Prestasi belajar yang tinggi adalah harapan semua pihak baik sekolah, orangtua bahkan siswa itu sendiri. Namun prestasi yang rendah masih saja terjadi pada siswa, seperti pendapat Astuti(2012) yang menyatakan bahwa: Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini mengalami banyak permasalahan, antara lain rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, dan masih banyak lagi. Prestasi belajar yang rendah harus segera diatasi agar tidak memberikan dampak buruk bagi sekolah maupun siswa itu sendiri. Oleh karena itu siswa diharapkan mampu mengikuti pelajaran akuntansi dengan baik serta perlu

dilakukan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar yang diketahui dari prestasi belajar siswa dapat dicapai dengan lebih optimal. Sementara itu, untuk mengetahui prestasi belajar siswa setiap sekolah memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai acuan atau standar dalam melakukan penilaian atas prestasi belajar. Namun pada kenyataannya prestasi belajar tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti yang terjadi pada SMA BPI 1 Bandung, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Atas yang merupakan sekolah swasta dengan akreditasi A, dan memiliki tiga kelas IPS pada kelas XII-nya yaitu XII-IPS 7, XII-IPS 8 dan XII-IPS 9. SMA BPI 1 Bandung memiliki berbagai prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Sesuai dengan visi SMA BPI 1 Bandung ini yakni mewujudkan sekolah berkarakter, unggul akademik dan non akademik berbasis IMTAQ, IPTEK, TERAMPIL, MANDIRI dan berwawasan lingkungan. Namun sejalan dengan visi tersebut ternyata masih banyak siswa yang prestasi akademiknya rendah. Dimana prestasi pada mata pelajaran Akuntansi pada siswa tiap kelas yang dilihat dari nilai UTS (Ujian Tengah Semester) belum optimal dalam artian belum semua siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan SMA BPI 1 Bandung untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 75. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh ditentukan oleh angka yang diperoleh siswa setelah dilakukan pengujian dan tes, seperti yang tergambar dalam Tabel berikut ini : TABEL 1.1 Daftar Siswa Yang Mencapai KKM dan Tidak Mencapai KKM Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2013/2014 Jumlah siswa Siswa Yang Tuntas Siswa yang belum tuntas KELAS Jumlah Persentase jumlah Persentase XI-IPS 7 30 13 14,28% 17 18,68% XI-IPS 8 29 4 4,40 % 25 27,47% XI-IPS 9 32 2 2,20 % 30 32,97% TOTAL 91 19 20,88% 72 79,12%

(Sumber : Buku daftar nilai Guru mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS SMA BPI 1 Bandung yang telah diolah) Melihat data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas XII-IPS yang belum tuntas pada nilai akuntansinya masih banyak yaitu sebanyak 72 siswa atau 79,12%. Dengan data yang tertera pada tabel dapat dikatakan bahwa prestasi siswa kelas XII-IPS pada SMA BPI 1 Bandung masih rendah. Apabila prestasi siswa rendah, akan berdampak buruk pada siswa itu sendiri yang diantaranya siswa tersebut tidak akan naik kelas / tinggal kelas. Selain itu dampak yang akan langsung terlihat dalam jangka waktu pendek yakni siswa tidak dapat mengikuti materi pelajaran yang selanjutnya karena mata pelajaran Akuntansi sifatnya kontinyu (berkelanjutan). Karenanya para siswa akan tertinggal dan kesulitan dalam mengikuti materi Akuntansi berikutnya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah rendahnya prestasi / nilai siswa pada mata pelajaran Akuntansi sangat penting untuk dicari solusinya, karena tingkat pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari prestasi belajar yang baik. B. Identifikasi Masalah Penelitian Agar dampak yang ditimbulkan dari rendahnya prestasi siswa yang telah dijelaskan di atas dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan maka upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi harus dilakukan secara efektif dan efisien sesuai situasi dan kondisi siswa. siswa, yaitu: Menurut Syah (2011 : 129) ada tiga faktor yang mempengaruhi belajar 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), meliputi dua aspek yakni : a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), seperti kuat lemahnya organ tubuh. b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi : intelegensi/ kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, dll 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yang meliputi dua aspek juga yakni :

a. Lingkungan sosial, seperti : lingkungan keluarga, guru dan staf, masyarakat dan teman b. Lingkungan non sosial : lingkungan rumah, sekolah, peralatan dan alam 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Purwanto (2011: 102), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual yakni: kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. 2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial yakni: faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dari beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu: a. Faktor intern yang meliputi : - Kondisi fisik - Bakat dan minat - Kecerdasan - Motivasi - Kesiapan - Faktor pribadi b. Faktor ekstern yang meliputi - Lingkungan keluarga - Lingkungan sekolah - Masyarakat - Sarana dan prasarana belajar - Guru

Dari beberapa faktor yang telah disimpulkan di atas dan berdasarkan pendapat Papalia (dalam Hidayati, 2012: 4), bahwa faktor yang paling penting dalam pencapaian prestasi belajar adalah keyakinan peserta didik dan orangtuanya terhadap kemampuan peserta didik dalam mencapai prestasi, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor ekstern yaitu lingkungan keluarga dan faktor intern yaitu faktor pribadi yang salah satunya adalah efikasi diri. Lingkungan adalah suatu faktor yang terpenting dalam perkembangan diri seseorang. Menurut Aditya (2013), lingkungan yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar yakni lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, lingkungan keluarga juga merupakan lingkungan sosial siswa yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa atau dengan kata lain prestasi belajar siswa. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 60-64), bahwa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang pendidikan. Semua itu dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Selain dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, lingkungan keluarga pun dapat mempengaruhi sifat pribadi seseorang yang termasuk ke dalam faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar. Sifat pribadi seseorang yang dibentuk sejak dini di dalam keluarga akan berguna untuk dirinya dalam mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dan dapat menyelesaikan masalah serta tugas-tugas yang dihadapinya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Widanarti (2002 :113) : Remaja yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan keluarga yang harmonis dan dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan biologis, psikologis, maupun sosialnya akan tumbuh dan berkembang dengan sehat, dapat mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya, dan dapat belajar untuk menyelesaikan masalah dan tugas-tugas yang dihadapinya, termasuk tugas-tugas yang berkaitan dengan akademik.

Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dihadapi tidak hanya dipengaruhi kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh siswa saja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Menurut Bandura (1997) keyakinan seseorang mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi inilah yang disebut dengan efikasi diri. Menurut Sukmawati (2012: 3): Efikasi diri merupakan bagian dari self yang dapat mempengaruhi jenis aktivitas yang dipilih, besarnya usaha yang akan dilakukan oleh individu dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari usaha yang dilakukan orang itu sendiri. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan efikasi diri itu berkaitan dengan keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dan meningkatkan usaha untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan secara efektif. Dengan demikian lingkungan keluarga selain menjadi penentu tingkat prestasi yang dicapai siswa, juga sebagai sumber tinggi rendahnya efikasi diri seseorang. Efikasi diri yang dibentuk dalam lingkungan keluarga dapat berasal dari bentuk dukungan orangtua, pola asuh orangtua dan keadaan ekonomi keluarga serta persepsi orangtua terhadap kemampuan belajar anaknya. Melihat besarnya pengaruh efikasi diri terhadap prestasi peserta didik saat ini, maka peserta didik, sekolah bersama lingkungan keluarga perlu menanamkan efikasi diri sejak dini. Hal ini didukung oleh pendapat Bandura (1997) bahwa : Faktor penting yang mempengaruhi prestasi siswa di sekolah yakni efikasi diri. Maka siswa dengan efikasi diri yang tinggi akan merasa yakin terhadap kemampuannya menguasai materi pelajaran dan mengatur pembelajaran sendiri, memiliki kecenderungan lebih besar untuk mencoba berprestasi dan lebih cenderung sukses. Namun jika siswa memilki efikasi diri yang rendah, siswa akan kurang berusaha dan mudah menyerah ketika menghadapi situasi yang sulit dan penuh tantangan. Beberapa pendapat di atas, dijelaskan pula dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Kirana (2010), yang mengatakan bahwa peran efikasi diri

terhadap prestasi akademik sebesar 7,3% dengan dominasi aspek tingkatan dan kekuatan, sementara aspek keluasan tidak memberikan kontribusi signifikan. Peran dukungan sosial terhadap prestasi akademik sebesar 7,1% dengan dominasi faktor dukungan teman dan dukungan keluarga, sementara dukungan orang lain yang dianggap penting tidak menunjukkan kontribusi yang signifikan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rukoyah (2013) menunjukkan bahwa self-efficacy dan motivasi belajar secara simultan berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 46,43%. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya dan teori yang mendukung solusi untuk permasalahan tersebut serta penelitian terdahulu yang berbeda-beda hasilnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Keluarga dan efikasi diri terhadap Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Akuntansi Kelas XII-IPS Di SMA BPI 1 BANDUNG C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam pertanyaanpertanyaan berikut ini : 1. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII- IPS di SMA BPI 1 Bandung 2. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII-IPS di SMA BPI 1 Bandung 3. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga dan efikasi diri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII- IPS di SMA BPI 1 Bandung D. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi mengenai faktor-faktor yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya lingkungan keluarga dan efikasi diri siswa pada mata pelajaran Akuntansi berdasarkan ruang lingkup permasalahannya. 2. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mendeskripsikan pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XII IPS SMA BPI 1 Bandung 2) Untuk mendeskripsikan pengaruh efikasi diri siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XII IPS SMA BPI 1 Bandung 3) Untuk memverifikasikan pengaruh lingkungan keluarga dan efikasi diri terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XII IPS SMA BPI 1 Bandung E. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menguji kebenaran teori berkaitan dengan lingkungan keluarga dan efikasi diri dalam mempengaruhi prestasi belajar. Kesesuaian hasil penelitian dengan teori yang ada menjadi bukti kebenaran teori tersebut. Selanjutnya hal ini menguatkan eksistensi dari teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terutama lingkungan keluarga dan efikasi diri. 2. Kegunaan praktis Manfaat praktis dari penelitian ini, diantaranya : 1) Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berkaitan dengan peranan lingkungan keluarga dan efikasi diri dalam pencapaian

prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran Akuntansi. 2) Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang dapat membangkitkan lingkungan keluarga dan efikasi diri 3) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan menjadi pendorong untuk melakukan penelitian berikutnya baik dalam topik yang sejenis maupun topiktopik aktual lainnya 4) Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.