SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanganan lanjut usia secara intensif, menyeluruh, dan terpadu serta melakukan pemberdayaan masyarakat, maka perlu dibentuk Komisi Daerah Lanjut Usia di Kabupaten Lumajang; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu menetapkan Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia, dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia; 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia; 1
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia di Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2007 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI LUMAJANG TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN LANJUT USIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Bupati adalah Bupati Lumajang. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang. 3. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. 4. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. 5. Penanganan Lanjut Usia adalah kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang berkaitan dengan lanjut usia. 6. Komisi Daerah Lanjut Usia Kabupaten Lumajang yang selanjutnya disebut Komda Lansia Kabupaten Lumajang adalah wadah yang melakukan upaya penanganan Lanjut Usia di tingkat Kabupaten Lumajang. 7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Lumajang. 8. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten Lumajang di bawah Kecamatan. 2
9. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Indonesia. 10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/barang. 11. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa atau Lurah dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat seperti Rukun Tetangga, Rukun Warga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau sebutan lain. 12. Kader Pemberdayaan Masyarakat adalah anggota masyarakat Desa dan Kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif dalam hal ini program penanganan Lanjut Usia di daerahnya. 13. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya yaitu ibu dan anaknya beserta kakek dan/atau nenek. 14. Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan atau program yang dilakukan agar masyarakat tahu, mau, dan mampu untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan meliputi kegiatan penguatan masyarakat di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan moral serta pengembangan aspek pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan masyarakat, sehingga masyarakat secara bertahap dapat bergerak dari kondisi tidak tahu, tidak mau, dan tidak mampu menjadi tahu, mau, dan mampu. BAB II PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, DAN TUGAS KOMISI DAERAH LANJUT USIA Pasal 2 Penanganan Lanjut Usia di Kabupaten dibentuk Komda Lansia Kabupaten Lumajang yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lumajang. 3
Pasal 3 Komda Lansia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : 1. Ketua : Wakil Bupati Lumajang 2. Ketua Pelaksana : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 3. Wakil Ketua I : Kepala Dinas Sosial. 4. Wakil Ketua II : Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda. 5. Sekretaris I : Tenaga Senior Penuh Waktu (Pensiunan Eselon II/III). 6. Sekretaris II : Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 7. Anggota : a. unsur Dinas Kesehatan; b. unsur Dinas Pendidikan; c. unsur Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang; d. unsur Dinas Perhubungan; e. unsur Dinas Tenaga Kerja; f. unsur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; g. perwakilan Dunia Usaha; h. LSM yang menangani Lanjut Usia; dan i. unsur Masyarakat. Pasal 4 Komda Lansia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 mempunyai tugas untuk: a. mengoordinasikan perumusan kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Lanjut Usia sesuai pedoman, strategi, program, dan kegiatan yang ditetapkan oleh Komnas Lansia dan Komda Lansia Provinsi, serta kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Gubernur; b. melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati; c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program penanganan lanjut usia di Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan; d. mengendalikan pelaksanaan program penanganan lanjut usia di Kabupaten; e. menghimpun, menggerakkan, menyediakan, dan memanfaatkan sumber daya daerah dan masyarakat secara efektif dan efisien untuk kegiatan penanganan lanjut usia; f. menghimpun dan memanfaatkan sumber daya yang berasal dari pusat, provinsi, dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisien untuk kegiatan penanganan lanjut usia; 4
g. mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masingmasing instansi yang tergabung dalam keanggotaan Komda Lansia Kabupaten; h. mengadakan kerjasama antar Komda Lansia Kabupaten dalam perumusan kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan lanjut usia; i. melakukan sosialisasi, advokasi, dan mediasi kepada seluruh aparat pemerintah daerah, lembaga pendidikan, lembaga swasta, kader pemberdayaan masyarakat, masyarakat, lembaga adat, lembaga keagamaan, tokoh adat, tokoh agama, serta lembaga kemasyarakatan; j. memfasilitasi pembentukan Komda Lansia Kecamatan dan Desa/Kelurahan; dan k. memfasilitasi pembentukan kelompok Peduli Lanjut Usia Kabupaten. Pasal 5 (1) Komda Lansia dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bertanggung jawab kepada Bupati. (2) Komda Lansia mempunyai hubungan koordinatif, konsultatif, dan teknis dengan Komisi Lansia Provinsi dan Komasi Lansia Nasional. Pasal 6 Ketua Komda Lansia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menetapkan rincian tugas masing-masing anggota Komda Lansia. Pasal 7 (1) Penanganan lanjut usia di Kecamatan/Desa/Kelurahan dapat dibentuk Komisi Lanjut Usia Kecamatan/Desa/Kelurahan. (2) Pembentukan organisasi, kedudukan, dan tugas Komisi Lanjut Usia Kecamatan/Desa/Kelurahan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 5
BAB III PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pasal 8 (1) Program penanganan Lanjut Usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan secara terpadu dengan Program Pemberdayaan Masyarakat yang ada secara transparansi, partisipatif, dan akuntabilitas, serta memperhatikan nilai agama dan budaya/norma dalam masyarakat. (2) Program pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat fasilitatif non-instruktif, serta dapat memperkuat, meningkatkan, dan mengembangkan potensi masyarakat. (3) Program penanganan lanjut usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menitikberatkan aspek penanganan lanjut usia sesuai dengan peran masing-masing anggota Komda Lansia. Pasal 9 Potensi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) meliputi : a. pimpinan masyarakat (Community Leaders), yaitu para pemimpin masyarakat baik formal maupun informal seperti Ketua RT, Ketua RW, Kepala Adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Kader Pemberdayaan Masyarakat; b. organisasi masyarakat (Community Organizations), yaitu organisasi, lembaga, atau kelompok masyarakat seperti Palang Merah Remaja (PMR), Karang Taruna, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau sebutan lainnya; c. dana masyarakat (Community Fund), yaitu dana-dana masyarakat seperti dana jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) yang digunakan bagi penanganan lanjut usia; d. sarana dan prasarana milik masyarakat (Community Material), yaitu sarana dan prasarana seperti ruang pertemuan di Balai Desa sebagai tempat musyawarah; e. pengetahuan masyarakat (Community Knowledge), yaitu pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam bentuk komunikasi, informasi, dan edukasi yang dapat didayagunakan untuk kegiatan penanganan Lanjut Usia seperti lomba mengarang dan usaha ekonomi produktif (UEP); 6
f. teknologi masyarakat (Community Technology), yaitu teknologi yang dimiliki masyarakat seperti pemanfaatan dan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan cara berinteraksi masyarakat berdasarkan kearifan lokal; dan g. pengambilan keputusan masyarakat (Community Decision Making), yaitu pengambilan keputusan oleh masyarakat melalui proses identifikasi, perencanaan, dan pemecahan masalah penanganan lanjut usia. Pasal 10 (1) Program Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), berkaitan dengan pelibatan aktif partisipasi masyarakat agar tahu, mau, dan mampu menangani lanjut usia. (2) Pelibatan aktif partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melibatkan masyarakat secara aktif dalam penanganan lanjut usia melalui lembaga kemasyarakatan, badan permusyawaratan desa, kader pemberdayaan masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan swasta. BAB IV PELAPORAN Pasal 11 (1) Komda Lansia melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia kepada Bupati pada setiap bulan. (2) Komisi Lansia Kecamatan melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia di kecamatan kepada Camat setiap bulan. (3) Komisi Lansia Desa/Kelurahan melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia di Desa/Kelurahan kepada Kepala Desa/Lurah setiap bulan. Pasal 12 (1) Bupati melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia kepada Gubernur Jawa Timur secara berkala setiap 5 (lima) bulan. (2) Camat melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia kepada Bupati secara berkala setiap 4 (empat) bulan. (3) Kepala Desa/Lurah melaporkan pelaksanaan penanganan lanjut usia kepada Camat secara berkala setiap 3 (tiga) bulan. 7
Pasal 13 Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan. BAB V PEMBINAAN Pasal 14 (1) Bupati melakukan pembinaan terhadap pembentukan Komda Lansia dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan lanjut usia di Kabupaten Lumajang. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian petunjuk pelaksanaan, bimbingan, supervisi, monitoring dan evaluasi penanganan lanjut usia. (3) Bupati dapat melimpahkan pembinaan penanganan lanjut usia di Desa/Kelurahan kepada Camat. BAB VI PENDANAAN Pasal 15 (1) Pendanaan penyelenggaraan penanganan lanjut usia di Kabupaten, Kecamatan, dan Kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang. (2) Pendanaan penyelenggaraan penanganan Lanjut Usia di desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa termasuk Alokasi Dana Desa. (3) Pendanaan penyelenggaraan penanganan Lanjut Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2) dapat bersumber dari dana lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Komda Lansia dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan lanjut usia di daerah yang telah ada, dinyatakan tetap berlaku dan menyesuaikan dengan Peraturan Bupati Lumajang paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkan. 8
Diundangkan di Lumajang pada tanggal 31 Oktober 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG, ttd. Drs. GAWAT SUDARMANTO Pembina Utama Madya NIP 19651217199003 1 007 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Kebijakan daerah mengenai pembentukan Komda Lansia dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanganan lanjut usia di daerah, disesuaikan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Bupati Lumajang ditetapkan. Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lumajang. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 31 Oktober 2018 BUPATI LUMAJANG ttd. H. THORIQUL HAQ, M.ML BERITA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2018 NOMOR 61 9