PENERAPAN STANDAR MUTU AIR MINUM ISI ULANG DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam, dimulai dari

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Air tawar bersih yang layak minum kian langka di perkotaan. Sungai-sungai

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan membeli air isi ulang di agen-agen resmi perusahaan air

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara rasio di dalam sebuah negara yang tingkat kepadatan penduduknya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

BAB III PENUTUP. pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Imam Baehaqi, dkk, 1990, Menggugat Hak: Panduan. Konsumen bila dirugikan, YLKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 (UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 48). Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

Oleh: Joni Martin, SH, MH Peneliti Pertama Bidang Kepakaran Kebijakan Publik Tenaga Ahli Dr. Ahmad Subhan. SIP, M.Si

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta data yang didapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Makan Kamang Jaya. : KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan tersebut. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

POTENSI KEJAHATAN KORPORASI OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI KENDARAAN SECARA KREDIT Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

BAB III. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan ganti rugi yang dilakukan oleh PT. KAI tidak dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

BAB I. Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Keperluan seharihari

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Lex Privatum, Vol.II/No. 2/April/2014

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. 1. Berdasarkan dari data-data yang telah penulis peroleh dari penelitian ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

TANGGUNG JAWAB HUKUM PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN Oleh : Sri Murtini Dosen Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

TESIS. (Kajian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat menyebabkan setiap orang memiliki bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya memiliki berbagai macam kebutuhan, apabila melihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

(Studi Di Dinas Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Kota Batu dan Lembaga Perlindungan Konsumen) PENULISAN HUKUM OLEH: INA ZAKHINA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III PENUTUP. miras masih sangat lemah, ini disebabkan oleh pelaku usaha yang masih menjual

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Perlindungan konsumen terhadap tindakan wanprestasi pelaku usaha

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Zainudin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Arifin, Syamsul, 1992, Falsafah Hukum, UNIBA PRESS, Medan.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang industri. Hal ini didukung dengan tumbuhnya sektor

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan tempat yang dapat dipergunakan sebagai tempat berteduh,

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA TELKOMSELFLASH ATAS PENGURANGAN KUOTA SECARA SEPIHAK SKRIPSI

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

BAB III PENUTUP. terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Berdasarkan apa yang diamati oleh penulis, maka penulis menyimpulkan

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR UNTUK KONSUMSI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAKAI LAYANAN OPERATOR SELULAR TELKOMSEL CABANG PADANG. Oleh : FADLI ZAINI DALIMUNTHE BP :

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MULTI GUNA ( KPR-MG ) UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang atau jasa

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen, Banjarmasin, FH.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV PENUTUP. 1. Bahwa setiap produk makanan dalam kemasan yang beredar di Kota. Bengkulu wajib mencatumkan label Halal, karena setiap orang yang

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

III. METODE PENELITIAN. meliputi ketentuan-ketentuan perundang-undangan (inabstracto) serta

BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

Transkripsi:

PENERAPAN STANDAR MUTU AIR MINUM ISI ULANG DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: FATIMAH INDRA 07940110 Program Kekhususan : Hukum Perdata Bisnis FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 No. Reg : 207 / PK II/ IX / 2011

PENERAPAN STANDAR MUTU AIR MINUM ISI ULANG DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DI KOTA PADANG (Fatimah Indra,No.BP : 07940110,Fakultas Hukum Reguler Mandiri Universitas Andalas, 68 halaman,2011) ABSTRAK Setiap orang memiliki bermacam-macam kebutuhan. Dalam hal pemenuhan kebutuhan minuman, kebutuhan masyarakat akan air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan air minum, sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, mulai marak muncul usaha air minum yang menawarkan harga relatif lebih murah dan terjangkau untuk konsumen menengah ke bawah yaitu air minum depot isi ulang yang melakukan proses pengolahan air bersih menjadi air minum dan menjual secara langsung kepada konsumen di lokasi pengolahan. Namun perkembangannya yang sangat cepat dan mungkin lepas kendali dapat bedampak negatif karena beresiko menurunnya kelayakan dan keamanan air minum yang dibutuhkan masyarakat khususnya di kota Padang. Yang penulis kaji dalam skripsi ini adalah bagaimana penerapan standar mutu air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air di kota Padang, upaya Dinas Kesehatan di kota Padang dalam pembinaan dan pengawasan kualitas air minum isi ulang, dan bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian yuridis sosiologis, dan dari hasil penelitian didapat bahwa pelaku usaha depot air sudah menerapkan standar mutu kualitas air minum isi ulang sesuai Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2011 tentang persyaratan kualitas air minum yang selalu diperiksa secara berkala oleh Dinas Kesehatan Kota Padang disertai dengan beberapa upaya yang dilakukan pelaku usaha depot air dalam menjaga kualitas air minumnya, dan DKK Padang selalu melakukan pembinaan dan pengawasan dimana pengawasan yang terpenting adalah inspeksi sanitasi,serta pengawasan fisik, mikrobiologi, dan kimia air tersebut. Dan bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian pelaku usaha yaitu pelaku usaha depot wajib memberikan pertanggung jawaban dalam bentuk ganti kerugian dan pelaku usaha dapat dikenakan sanksi administratif, sanksi pidana pokok dan pidana tambahan atas pelanggaran yang dilakukannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat sekarang ini di tengah kemajuan ekonomi yang sangat pesat, menyebabkan setiap orang memiliki bermacam-macam kebutuhan dan untuk tetap dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang ada orang pun cenderung berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan setiap orang juga bervariasi sesuai dengan taraf hidup, tingkat pendidikan dan maksud yang ingin dicapai orang tersebut. Selain itu kodrat manusia sebagai makhluk sosial juga mendorong orang untuk memiliki kebutuhan. Dalam memenuhi kebutuhan itu pulalah orang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat praktis untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin di tengah kesibukan dalam mencari penghasilan untuk hidupnya masing-masing. Dengan adanya perkembangan teknologi, orang pasti lebih memilih hal yang lebih mudah dan menghemat waktu baik dalam pemenuhan kebutuhan makanan atau minuman. Dalam hal pemenuhan kebutuhan minuman, kebutuhan masyarakat akan air minum bersih dan sehat semakin meningkat. Pada saat sekarang sudah banyak sekali usaha-usaha kecil yang mempermudah kebutuhan orang dalam memenuhi kebutuhan air minum konsumen seperti depot-depot air minum isi ulang yang berlomba-lomba mencari pelanggan tetap untuk usahanya. Dan tidak jarang dari mereka yang berusaha lebih memperkenalkan nama depot mereka dengan cara mempromosikannya kepada masyarakat dengan cara berkeliling-keliling ke rumah-rumah masyarakat dan menyediakan layanan siap antar jemput bahkan memberikan bonus kepada pelanggan yang sudah sering memesan air isi ulang di depotnya. Dengan adanya depot air isi

ulang ini, mempermudah masyarakat agar tidak membuang-buang waktu untuk menyiapkan air minum yang diperlukan setiap harinya karena cukup memesan air isi ulang tanpa perlu memasak air terlebih dahulu. Namun dengan banyaknya depot air yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia khususnya di kota Padang bahkan di pelosok-pelosok daerah juga tidak mau kalah dengan perkembangan yang ada, sejalan dengan kemajuan teknologi yang banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat juga pasti akan menimbulkan dampak negatif pada kehidupan masyarakat. Bila ditinjau dari hubungan antara pelaku usaha dan konsumen, dewasa ini banyak sekali kasus-kasus yang timbul dan merugikan kepentingan konsumen dan hal tersebut juga di perparah lagi oleh ketidakberdayaan konsumen dalam menuntut haknya. Jadi sebelum hal itu terjadi, konsumen produk air isi ulang juga harus mengetahui apakah air isi ulang yang dipasarkan oleh para pelaku usaha sudah layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena yang kita tahu air isi ulang tersebut sudah dikemas di tiap-tiap pemasarannya tanpa tahu dengan pasti dari mana air tersebut diperoleh, walaupun kita melihat di setiap depot-depot air yang ada diperlihatkan gambar-gambar air pegunungan yang terlihat jernih dan segar yang pastinya akan membuat konsumen lebih mudah untuk percaya dari mana air isi ulang tersebut diambil. Padahal gambar-gambar tersebut belum tentu kebenarannya, hanya merupakan cara bagi pelaku usaha untuk menarik perhatian konsumen. Pasti sangat jarang konsumen yang memikirkan apakah air isi ulang tersebut tidak akan menyebabkan penyakit bagi konsumen yang mengkonsumsinnya karena selalu di konsumsi setiap hari kecuali sekelompok orang yang sangat memperhatikan hal-hal dalam memenuhi kebutuhannya yang juga seiring dengan kesehatan hidupnya.

Di Kota Padang perkembangan depot air isi ulang berkembang sangat pesat. Air isi ulang ini memang sangat diminati oleh masyarakat di Kota Padang disamping relatif murah dan mudah di dapat apalagi kondisi air sumur masyarakat kurang bagus dan air Perusahaan Daerah Air Minim (PDAM) tidak lagi berjalan normal.tetapi sangat disayangkan masyarakat kurang begitu peduli dengan kualitas air minum yang dikonsumsi tersebut apa sudah memenuhi standar mutu yang sudah ditetapkan sesuai yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum yang telah diganti dengan Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang ditulis lebih ringkas dengan menempatkan detail tata laksana pengawasan kualitas air minum dengan Permenkes tersendiri yaitu Permenkes Nomor 736/Menkes/Per/IV/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP. 1 Pengawasan harus dilakukan dengan intensif agar tidak berdampak dan berisiko pada kesehatan masyarakat yang akan dirasakan dalam jangka panjang apabila ada pelaku usaha yang hanya bertujuan mencari keuntungan tanpa memperhatikan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan The Due Care Theory menyatakan, pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang maupun jasa 2. Sehingga sangat penting bagi pelaku usaha depot air dalam memenuhi kelengkapan izin usahanya apakah sudah sesuai atau tidak dengan standar yang ada. 1 Pasal 4 ayat (1) Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 2 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia (Jakarta, Grasindo 2004) hlm 62

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dibahas dan diteliti lebih mendalam segala hal yang berkaitan dengan permasalahan tersebut yang harus dirumuskan dalam bentuk skripsi yang berjudul PENERAPAN STANDAR MUTU AIR MINUM ISI ULANG DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DI KOTA PADANG. B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan standar mutu pada air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air di kota Padang? 2. Bagaimana upaya Dinas Kesehatan di Kota Padang dalam pembinaan dan pengawasan kualitas air minum isi ulang? 3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air? C. Tujuan Penelitian Penulisan ini secara umum bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa fakultas hukum yang akan menyelesaikan pendidikan, guna memperoleh gelar Sarjana Hukum, sedangkan dilihat dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan standar mutu pada air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air di kota Padang. 2. Untuk mengetahui bagaimana upaya Dinas Kesehatan di Kota Padang dalam pembinaan dan pengawasan kualitas air minum isi ulang. 3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan standar mutu pada air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air di Kota Padang dibuktikan berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Padang baik berupa sertifikat izin dari Dinas Kesehatan maupun sertifikat hasil pemeriksaan kimia dan bakteriologis air minum yang telah dipenuhi oleh pelaku usaha depot air sesuai syarat dari Permenkes No.492 Tahun 2011 tentang Kualitas Air Minum dan disertai dengan upaya pelaku usaha depot air dalam menjaga kualitas air minum isi ulang yaitu mengambil sumber air langsung dari air mata pegunungan ; menjaga kebersihan tempat usaha, bak penampungan air baku, saringan, dan galon ; melakukan pemeliharaan jaringan perpipaan dari kebocoran dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasi korosifitas air di dalam jaringan perpipaan secara rutin ; mengurus izin kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Padang ; memeriksakan sample air secara rutin ke laboratorium ; memperbaiki dan menjaga kualitas air sesuai petunjuk yang diberikan Dinas Kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan ; membantu petugas Dinas Kesehatan setempat dalam melaksanakan pengawasan kualitas air dengan memberi kemudahan petugas memasuki tempat-tempat dimana tugas pengawasan kualitas air dilaksanakan ; memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dan memperlihatkan sertifikat hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan menempelkannya di tempat usaha depot air minum tersebut. 2. Upaya Dinas Kesehatan di Kota Padang dalam pembinaan dan pengawasan kualitas air minum isi ulang yaitu pengawasan inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara

pengamatan dan penelitian kualitas fisik air minum dan faktor resikonya; pengambilan sample air minum dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi; pengujian kualitas air minum dilakukan di laboratorium yang terakreditasi; analisis hasil pengujian laboratorium; rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut ;dan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut. 3. Bentuk perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air diatur diatur di Indonesia dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, Keputusan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes//Per/IV/2010,Keputusan Menteri Kesehatan No. 736/Menkes/Per/IV/2010, Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1996 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 651/MPP/Kep/10/2004 dengan memberikan sanksi administratif, sanksi pidana pokok dan pidana tambahan bagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha depot air minum isi ulang.

DAFTAR PUSTAKA 1. BUKU badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman (BPHN), Simposium Aspek-Aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen, Jakarta: Binacipta,1986. darus, Mariam, Perlindungan Konsumen Dilihat Dari Perjanjian Baku, Jakarta, 1980 echols, M John dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:Gramedia, 1986 miru,ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. nasution,az, Konsumen Dan Hukum, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1995., Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar,Jakarta:Gramedia,2002. purbacaraka, Purnadi dan Soejono Soekanto, Sendi-sendi Ilmu Hukum Dan Tata Hukum, Cet V, Bandung: Citra Aditya Bakti,1989 shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:Grasindo,2004. sidabalok, Janus, Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Bandung:Citra Aditya Bakti,2000. sofie, Yusuf, Percakapan Tentang Pendidikan Konsumen Dalam Kurikulum Fakultas Hukum, Jakarta: YLKI,1998., Perlindungan Konsumen Dan Instrumen Hukum-Hukumnya, Cet II, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003 subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata,Cet X, Jakarta:Intermasa,1985. sunggono,bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1997. tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet IV, Jakarta:Balai Pustaka,1997 universitas Indonesia dan Departemen Perdagangan, Rancangan Akademik Undangundang Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta, 1992 widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,Cet III,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,2003.

2. Peraturan Perundang- undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), Diterjemahkan oleh R. Subekti dan R.Tjidtrosudibio, Cet.37,Jakarta: Pradnya Paramita, 2006 Undang- undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang- undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Keputusan Menteri Kesehatan (kepmenkes) RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) RI No.736/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.634 Tahun 2002 tentang Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa yang Beredar di Pasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651 Tahun 2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya.