BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Peneliti ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tujuan menggunakan metode penelitian dan pengembangan adalah untuk menciptakan suatu produk bahan ajar berupa media Augmented Reality yang konten materinya disesuaikan kedalam pembelajaran matematika. Sugiyono (2008, hlm 407) menjelaskan bahwa Reaserch and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa tahapan, di antaranya adalah tahap informasi awal, proses pengembangan dan diakhiri dengan uji coba. Model pengembangan reseacrh and development dalam penelitian ini memodifikasi model pengembangan dari Borg and Gall dengan tahapan sebagai berikut: (1) Tahap I yaitu preliminary study; (2) Tahap II yaitu construction and development; (3) Tahap III yaitu judgment and impelementation; dan (4). Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat tabel berikut: Tahapan Gambaran kegiatan Luaran/output Tahap I (preliminary study) Kajian Teori Studi Pendahuluan Observasi Lapangan Kajian teoritis (bab I, bab II, dan bab III) Penyusunan materi dan instrumen post- test dan pre-test Tahap II (Construction and Development) Desain Media Rancang Bangun Desain Materi LKS I (produk awal) Media Augmented Reality I (produk awal) 20
21 Tahap III (Judgment and Validasi Produk LKS II dan media Augmented Reality II Implementation) (hasil revisi) Revisi Produk I Hasil dan pembahasan (BAB IV) Implementasi Tahap IV (evaluation) Revisi Produk II LKS III dan media Augmented Reality III (produk akhir) Produk Akhir Lebih rinci tentang tahapan penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Data Informasi Awal Tahap awal yang ditempuh oleh peneliti adalah melakukan studi pendahuluan dengan cara mengobservasi dan mewawancarai pimpinan sekolah dan bekerja sama dengan guru matematika untuk melihat karakteristik bahan ajar yang dipakai sebelumnya, permasalahan yang timbul dari penggunaan bahan ajar tersebut, dan siswa yang akan mempelajari bahan ajar tersebut untuk menentukan potensi dan masalah yang akan ditimbulkan. Dalam hal ini produk berupa media dan bahan ajar yang dibuat oleh peneliti tetap mengacu dan relevan terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Adapun kegiatan dari studi pendahuluan dilakukan sebagai berikut: a. Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. b. Pengumpulan informasi tentang ketersediaan sekolah dalam fasilitas media yang digunakan sebelumnya c. Pengumpulan informasi terhadap guru yang memakai bahan ajar dalam materi yang berkaitan dengan fokus penelitian
22 d. Media yang akan dibuat akan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. e. Media yang dibuat akan diimplementasikan kedalam bahan ajar yang akan menjadi produk penelitian f. Bahan ajar tersebut akan disusun kedalam lembar kerja siswa (LKS). Selain dari observasi dan wawancara di lapangan, peneliti juga melakukan studi kepustakaan untuk memperkaya informasi dalam hal pengembangan media dan bahan ajar yang akan disusun. Hal tersebut untuk memperoleh rujukan pendapat dari beberapa ahli yang saling berkorelasi terhadap karakteristik pembuatan media dan bahan ajar yang disusun serta memperkuat landasaran pembuatan media pembelajaran yang diimplementasikan kedalam bahan ajar. 2. Tahap Perencanaan Pada tahapan ini peneliti membuat desain penelitian, cakupan desain tersebut meliputi: a. Merumuskan tujuan dari pengembangan bahan ajar menggunakan media tersebut agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan berdasarkan hasil temuan dari studi pendahuluan yaitu studi pustaka dan studi ekspolaratif b. Merancang desain atau hal-hal terkait produk yang dalam hal ini berupa media yang diimplementasikan kedalam bahan ajar yang akan dikembangkan sesuai dengan temuan pada studi pendahuluan dan studi kepustakaan sehingga desain yang dihasilkan sesuai dengan karakteristik siswa yang telah teramati; c. Memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan bahan ajar sehingga proses pengembangan tidak akan terhambat. d. Merancang bentuk penelitian yang akan digunakanakan meliputi validasi produk, revisi produk dan proses uji coba produk. 3. Tahap Pengembangan Produk
23 Tahap ini merupakan proses menghasilkan produk berupa bahan ajar yang menggunakan media Augmented Reality dalam materi yang sesuai dengan fokus penelitian yang disesuaikan dengan karakteristik dan kurikulum yang berlaku. Dalam proses ini produk dirancang sedemikian rupa sehingga telah dibuat dan direalisasikan kedalam bentuk yang nyata dan pada akhirnya tercipta produk berupa bahan ajar menggunakan media Augmented Reality pada pembelajaran matematika untuk materi luas permukaan dan volume pada kubus dan balok di SMP kelas VIII. 4. Tahap Validasi Ahli Pada proses ini, produk awal yang telah selesai dibuat pada tahap pengembangan produk memasuki tahap selanjutnya, yaitu proses validasi oleh para ahli yang berkompeten untuk mengetahui kelayakan dan validitas produk yang telah dibuat dan dikembangkan. Ahli yang dimaksud dalam hal ini adalah ahli materi, yaitu ahli matematika dan ahli media, yaitu seorang multimedia professional. Selain itu, proses ini juga bertujuan memperoleh saran dan rekomendasi untuk pengembangan bahan ajar yang telah dibuat sehignga produk yang telah dikembangkan dapat diterapkan disekolah. 5. Tahap Revisi Produk Tahapan ini berupa proses perbaikan produk berupa bahan ajar yang ditelah melalui proses validasi oleh para ahli dan dilakukan perbaikan sampai peneliti mendapatkan produk penelitian yang dianggap sesuai dengan penguji yang dilakukan oleh validator. Revisi produk ini dilakukan apabila dalam penggunaannya terdapat kekurangan dan kelemahan, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan landasan untuk kesempurnaan dalam pembuatan produk yang telah direvisi. 6. Tahap Implementasi Tahapan ini berupa uji coba lapangan setelah produk direvisi. Uji coba ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah menggunakan media Augmented Reality (before-after).
24 7. Tahap Penilaian Proses ini merupakan tahapan peninjauan kembali kelayakan produk. Sebagai penilaian terhadap kelebihan maupun kelemahan produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan implementasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai kesempurnaan produk dalam hal ini berupa bahan ajar. B. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah salah satu SMPN di Kota Bandung kelas VIII semester 2 yang sedang mempelajari materi luas permukaan dan volume kubus dan balok tahun ajaran 2016/2017. Smp tempat penelitian adalah smp negeri di Kota Bandung cluster I. Karakteristik siswa smp tempat penelitian yaitu siswa yang mempunyai tingkat prestasi tinggi ditandai dengan passing grade yang tinggi yaitu 27.15 pada tahun 2013. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi tujuan penelitian. Data yang dibutuhkan dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dengan cara non-tes dan teknik pengumpula data kuantitatif yaitu dengan cara tes. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi: 1. Observasi Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm 310) menjelaskan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Marshall (1995) menambahkan pengertian observasi yaitu through observation, the researcher learn about behavior and the
25 meaning attached to those behavior, melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. 2. Angket Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kepada subjek penelitian atau responden yang berisi satu set pertanyaan yang atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 3. Wawancara Esterberg (2002) mendefinisikan interview yaitu a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 4. Tes Tes merupakan teknik pengumpulan data kuantitatif yang dilakukan dengan cara memberikan siswa satu set pertanyaan yang mengacu kepada sebuah materi yang menjadi penelitian. D. Instrumen Penelitian Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optic, dan kimia) perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengeolahan. Hadjar (1996, hlm 160) berpendapat bahwa instumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa instumen dapat diartikan sebagai alat untuk mengukur penilaian terhadap penelitian. Instumen terbagi menjadi empat jenis
26 yaitu : instrumen studi lapangan; instrumen validasi ahli; instrumen kefektifan bahan ajar. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut : 1. Instrumen Lembar Observasi Instrumen lembar observasi adalah alat yang digunakan untuk melakukan observasi ke sekolah. Instrumen ini berupa lembar observasi dikembangkan sesuai dengan temuan teori-teori dan hasil penelitian para ahli pada studi pustakaan kemudian hasilnya dilakukan di sekolah sebagai alat penelitian. 2. Instrumen Seperangkat Angket. Instrumen ini adalah alat yang digunakan untuk menilai kelayakan bahan ajar, media yang telah dikembangkan, dan respon siswa. Instrumen yang digunakan dalam angket terkait validasi ini menggunakan learning objeck review (Lori) berupa angket dengan menggunakan Rating Scale yang memiliki lima alternatif pilihan, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk. Produk diserahkan kepada validator untuk divalidasi. Instrumen yang digunakan dalam angket terkait respon siswa menggunakan skala likert. 3. Instrumen Wawancara Instrumen lembar wawancara adalah alat yang digunakan untuk melakukan eksplorasi lebih dalam kepada fokus penelitian. Berisi sejumlah pertanyaan untuk menggali informasi terkait fokus penelitian. 4. Instrumen Soal Tes Instrumen ini berupa soal tes. Soal tes adalah pertanyaan tertulis yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (tester) dengan tujuan untuk mengukur suatu objek (perilaku) tertentu dari orang yang dites (Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Pengertian tes sebagai metode pengumpul data adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Tanzeh, 2009). Tes yang digunakan peneliti dalam menentukan keefektifan bahan
27 ajar ini berupa pre test dan post test. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukkan dengan menggunakan Lembar Kerja siswa (LKS). E. Teknik Analisis Data Menganalisis data merupakan hal yang paling penting dan kritis dalam sebuah penelitian. Setelah data tersebut diperoleh atau dikumpulkan kemudian data tersebut dianalisis. Menurut Suprayogo (dalam Triswardani, 2014), analisis data adalah rangkaian kegiatan penelahaan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki sebuah nilai sosial, akademis dan ilmiah. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari angket, wawancara, observasi dan tes. 1. Analisis data observasi Hasil pengamatan/observasi dikategorikan sebagai data kualitatif dan dioleh secara terpisah. Hasil dari pengamatan, observasi, dan wawancara akan dikumpulkan kemudian direduce untuk mengetahui hasil yang bersesuaian dengan fokus penelitian. Hasilnya akan diuraikan dan kemudian dianalisis. 2. Analisis data angket Hasil dari data angket akan dikumpulkan menjadi 3 kategori dan dianalisis. 3 kategori tersebut meliputi 1. Validasi bahan ajar dan media oleh validator; 2. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media Augmented Reality; 3. Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media Augmented Reality dengan melihat kelompok atas dan kelompok bawah. Data dari hasil angket dikategorikan sebagai data kualitatif, karena setiap point pernyataan dibagi kedalam kategori sangat baik, baik, cukup, buruk dan sangat buruk. Untuk mengolahnya maka data terlebih dahulu dirubah kedalam data kuantitatif sesuai dengan bobot skor kedalam skala likert yaitu lima, empat, tiga, dua, dan satu. Sugiyono (2010) berpendapat bahwa setelah data dikonfersikan
28 baru kemudian dilakukan perhitungan rating scale bisa dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : p skor ideal : angka presentasi : skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir selanjutnya tingkat validasi bahan ajar dan media dalam penelitian ini digolongkan kedalam empat kategori dengan menggunakan skala sebagai berikut (Gonia, 2009) 0% < x < 25 % : tidak baik 25%< x < 50% : kurang baik 50%< x < 75% : baik 75%< x < 100% : sangat baik Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan dasar dalam merevisi bahan ajar dan media pembelajaran. Pembagian kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan nilai rata-rata dari gain ternomalisasi kemudian dilihat standar deviasi. Secara lebih rinci tentang pembagain kelompok atas dan kelompok bawah adalah sebagai berikut: Keterangan: 3. Analisis wawancara Hasil wawancara dikategorikan sebagai data kualitatif dan dioleh secara terpisah. Hasil wawancara akan dikumpulkan kemudian direduksi untuk
29 mengetahui hasil yang bersesuaian dengan fokus penelitian. Hasilnya akan diuraikan secara deskriptif dan kemudian dianalisis. 4. Analisis Pengaruh Bahan Ajar Data hasil dari pre tes dan post dihitung dengan memberikan skor skala dari 0 sampai 100. Skor yang diperoleh siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban benar. Setelah nilai awal dan akhir pada pre test dan post tes diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menghitung peningkatan hasil belajar dengan perhitungan gain Keterangan : g : gain setelah gain diperoleh selanjutnya dilakukan uji pengaruh bahan ajar matematika berbantuan media augmented reality menggunakan uji 1 sampel.