NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 99

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA


METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

ANALISIS KUALITAS AIR DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

POLA SEBARAN KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA PARIT TOKAYA

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

Kualitas Air Waduk Manggar Sebagai Sumber Air Baku Kota Balikpapan Ira Tri Susanti 1*, Setia Budi Sasongko 2, Sudarno 2

STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

No. Permasalahan Solusi 3. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang mekanisme pengajuan izin lingkungan Telah diterbitkan peraturan Bupati

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

Laporan Pemantauan Kualitas Air di Pravinsi Papua Tahun

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

STUDI PERUBAHAN KUALITAS AIR DI SUNGAI PROGO BAGIAN HILIR D.I. YOGYAKARTA TAHUN Mega Dwi Antoro

Taufik Dani 1, Suripin 2, Sudarno 3

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

Pengaruh Aktifitas Warga di Sempadan Sungai terhadap Kualitas Air Sungai Winongo

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata turun sebesar 4,12 % per

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

HUBUNGAN KUALITAS FISIS AIR SUNGAI KRUENG ACEH DENGAN INTENSITAS HUJAN

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh


KAJIAN MUTU AIR MENGGUNAKAN PROYEKSI VARIASI DEBIT PADA SUNGAI PELUS DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

KAJIAN MUTU AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN PADA SUNGAI KRENGSENG, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah)

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mewujudkan tujuan penelitian yang ingin dicapai,

3. METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA STATUS MUTU AIR DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI WANGGU KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.

BAB III METODE PENELITIAN. adanya kontrol (Nazir, 2003:63). Eksperimen yang dilakukan berupa uji hayati cara

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

Transkripsi:

ISSN: 232-6715 STUDI PENENTUAN MUTU SUNGAI KELINGI LUBUKLINGGAU DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN Akbar Mauli 1), Agus Martono 2), Budiyanto 3) 1) Dinas Lingkungan Hidup Kota Lubuklinggau 2) Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNIB 3) Jurusan Teknologi Industri Fakultas Pertanian UNIB ABSTRAK Sungai Kelingi diperkirakan telah mengalami tekanan dari lingkungan dan penurunan kualitas air, sehingga perlu dilakukan perhitungan dan mengidentifikasi kualitas Air Sungai. Pengambilan sampel dari hulu sampai kehilir Sungai Kelingi. Waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 218. Hasil penelitian dan perhitungan status mutu air Sungai Kelingi yang telah dilakukan di 5 (lima) titik pengambilan sampel untuk 8 (delapan) parameter yaitu Suhu, TDS, TSS, ph, COD, BOD, Timbal dan Fecal Coliform yang dilaksanakan pada 8 Maret 218 dapat disimpulkan bahwa; Status mutu air Sungai Kelingi jika di analisa dengan menggunakan metode STORET menunjukan bahwa Sungai Kelingi tergolong dalam kelas A (baik sekali) atau memenuhi baku mutu di semua titik pengambilan sampel. Pada perhitungan mengunakan metode Indeks Pencemaran (IP) menunjukan tercemar ringan pada titik 1,2 dan 5. Evaluasi status mutu air Sungai Kelingi dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) tahun 215 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,53 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar,86 tergolong memenuhi baku mutu, tahun 216 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,67 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,26 tergolong dalam cemar ringan, tahun 217 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 1,31 tergolong dalam cemar ringan, pada bagian tengah PIj sebesar 1,59 tergolong dalam cemar ringan dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,86 tergolong dalam cemar ringan. Kata Kunci: Sungai, Kelingi, Kualitas Air, STORET dan Indeks Pencemaran PENDAHULUAN Sungai Kelingi merupakan sungai utama di Kota Lubuklinggau yang termasuk dalam Satuan Wilayah Pengelola (SWP) DAS Musi kedalam Sub DAS Kelingi dengan luas panjang sungai sekitar 7 km. Wilayah Kota Lubuklinggau yang termasuk dalam Sub DAS Kelingi adalah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kecamatan Lubuklinggau Timur II (BPDAS Musi, 214). Aktivitas manusia yang ada di sepanjang Sungai Kelingi telah mempengaruhi kualitas air sungai. Aktivitas tersebut dapat berupa pertanian yang mengunakan pupuk dan pestisida di daerah hulu, pertambangan galian C baik di hulu, tengah dan hilir, limbah domestik dari penduduk dan aktivitas jasa dan industri yang ada di sepanjang Sungai Kelingi. Pencemaran sungai terjadi apabila kualitas air sungai turun sampai tingkat tertentu sehingga tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP 82 Tahun 21 tentang Pengelolaan Kualitas NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 99

ISSN: 232-6715 Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Berdasarkan hasil pemantuan kualitas air Sungai Kelingi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Lubuklinggau dari tahun 215 sampai dengan 217 ditemukan adanya parameter BOD yang melebihi baku mutu lingkungannya. Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang terindetifikasi dalam penelitian yaitu; Bagaimana kualitas air Sungai Kelingi saat ini jika dihitung dengan menggunakan metode STORET dan Indeks Pencemaran (IP)?. Bagaimana Perbandingan hasil perhitungan status mutu air sugai Kelingi dari tahun 215, 216, 217 dan semester I tahun 218. Berdasarkan pendahuluan maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian untuk Mengklasifikasikan status mutu air Sungai Kelingi dengan menggunakan metode STORET dan Indeks Pencemaran (IP). Mengevaluasi status mutu air Sungai Kelingi dari tahun 215, 216, 217 dan semester I tahun 218 dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP). METODE PENELITIAN Tabel 1. Lokasi Titik Pengambilan Sampel Lokasi Pengambilan Sampel Sungai Kelingi Bagian Hulu di Kelurahan Watas, Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau Sungai Kelingi Bagian Tengah di Kelurahan Jawa Kanan SS, Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau Sungai Kelingi Bagian Tengah di Kelurahan Batu Urip, Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau Sungai Kelingi Bagian Tengah di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur II Kota Lubuklinggau Sungai Kelingi Bagian Hilir di Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Sungai Kelingi Kota Lubuklinggau dengan melakukan pengambilan di 5 (lima) titik pengambilan sampel dari hulu sampai ke hilir Sungai Kelingi. Waktu Penelitian.Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 218. Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 218 dan analisa hasil dilaksanakan pada 8-21 Maret 218. Pengujian parameter-parameter tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Parameter Fisika: a). Suhu: Pengukuran suhu mengacu SNI 6-6898.23-25 dengan menggunakan alat termometer air raksa, rnge -11 o c, b). Daya Hantar Listrik: Pengukuran Daya Hantar Listrik mengacu pada SNI 6-6898.1-24 dengan menggunakan alat konduktimeter., c). Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid): Pengukuran padatan terlarut secara gravimetri mengacu pada SNI 6-6898.27-25, d). Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid): Pengukuran padatan tersuspensi secara gravimetri mengacu pada SNI 6-6898.3-24. Koordinat Bujur Timur Lintang Selatan (BT) (LS) 12 o 49 29,1 3 o 19 15,6 12 o 52 5,4 3 o 17 22,3 12 o 52 43,1 3 o 17 1,9 12 o 53 5,6 3 o 16 19,3 12 o 56 18,8 3 o 115 51,7 1 Volume 7 Nomor 2, Agustus 218

ISSN: 232-6715 2. Parameter Kimia a. ph: Pengukuran ph (derajat keasaman) mengacu pada SNI 6 6898.11-24 dengan menggunakan ph meter. b. COD: Pengukuran kebutuhan oksigen kimiawi dengan metode titrimetri mengacu pada SNI 6 6898.2-29. c. BOD: Pengukuran Kebutuhan Oksigen Biokimia mengacu pada SNI 6898.72-29. d. Timbal (Pb): Pengukuran logam Timbal (Pb) mengacu pada SNI 6989.8-29. 3. Parameter Mikrobiologi Pada penelitian ini parameter mikrobiologi yang diukur adalah Fecal Coliform yang dianalisa dengan menggunakan metode APHA 9221 A-C. Tahap Penelitian 1. Evaluasi Status Mutu Air Sungai Kelingi Penetuan status mutu air Sungai Kelingi dilakukan dengan menggunakan metode STORET dan Indeks Pencemar (IP) berdasarkan PermenLH Nomor 115 Tahun 23 tentang Penentuan Status Mutu Air, yaitu: 1. Metode STORET 2. Metode Indeks Pencemaran (IP) 2. Melaksanakan evaluasi pemantauan kualitas air Sungai Kelingi dari tahun 215, 216, 217 dan Semester I 218. Data hasil pemantauan akan diolah dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP), kemudian akan dilihat tren perubahan status mutu pada bagian hulu dan hilir Sungai Kelingi. Melaksanakan evaluasi pemantauan kualitas air Sungai Kelingi dari tahun 215, 216, 217 dan Semester I 218. Data hasil pemantauan akan diolah dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP), kemudian akan dilihat tren perubahan status mutu pada bagian hulu dan hilir Sungai Kelingi. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Karakteristik Kualitas Air Sungai Kelingi Kualitas air Sungai Kelingi dari 5 (lima ) titik pengambilan sampel diketahui berdasarkan pengukuran lapangan dan hasil pemeriksaan laboratorium untuk parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Pengambilan sampel dilakukan mulai pada pukul 9. WIB Pada tanggal 8 Maret 218, musim hujan dengan volume air sungai sedang (kondisi normal). Hasil pemeriksaan laboratorium mengikuti ketentuan Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 25 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai pada Tabel 2. Perhitungan Status Mutu Air Sungai Kelingi a. Metode STORET Hasil perhitungan status mutu air Sungai Kelingi dengan metode STORET ditampilkan pada Tabel 3. b. Metode Indeks Pencemaran (IP) Baku mutu yang digunakan mengacu kriteria mutu air sesuai kelas air pada Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 25 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai. Hasil perhitungan status mutu air Sunga Kelingi dengan metode indeks pencemaran di 5 (lima) titik lokasi pengambilan sampel disajikan pada Tabel 4. Pada titik 3 dan titik 4 nilai Indeks Pencemaran (IP) kurang dari 1, menunjukan kualitas air Sungai Kelingi memenuhi baku mutu. Hal ini disebabkan sungai mempunyai kemampuan memulihkan dirinya sendiri (self purification) dari bahan pencemar. Hal ini dapat di nilai dari nilai TDS yang memiliki nilai 152 mg/l pada titik 3 dan 142 mg/l pada titik 4 yang relatif lebih kecil titik pemantauan lain. Begitu juga dengan nilai ph dan fecal coliform yang memiliki nilai lebih kecil dari titik pemantuan lain. Ke- NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 11

ISSN: 232-6715 mampuan self purification sungai terjadi karena penambahan konsentrasi O 2 terlarut dalam air yang berasal dari udara. Banyaknya bebatuan yang besar menyebabkan terjadinya proses reaerasi. Tabel 2. Hasil analisa kualitas air Sungai Kelingi Parameter Satuan Hasil Analisa kualitas air Sungai Kelingi Titi k 1 Kela s Titik 2 Kelas Titik 3 Kelas Titik 4 Kelas Fisika Timbal Mikrobiologi Titik 5 Kelas Temperatur o C 24 I 25,5 I 26 I 25 I 29 I TDS mg/l 29 I 163 I 152 I 142 I 15 I TSS mg/l 14,2 I 17,8 I 15,8 I 15,1 I 13,1 I Kimia ph Unit 8,38 I 8,38 I 8,24 I 8,13 I 8,34 I COD mg/l 3,27 I 5,45 I 8,72 I 7,6 I 4,22 I BOD mg/l,9 I,7 I 1 I 1,6 I 1,4 I < < < < < I I I I mg/l,2,2,2,2,2 I Fecal Coliform per 1 ml 39 I 75 I 43 I 2 I 75 I Tabel 3. Hasil Perhitungan Indeks Kualitas Air Sungai Kelingi Tahun 218 Titik STORET Indeks Pencemaran (IP) Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi Titik 1 Memenuhi BML 1,29 Tercemar Titik 2 Memenuhi BML 1,31 Tercemar Titik 3 Memenuhi BML,83 Memenuhi BML Titik 4 Memenuhi BML,64 Memenuhi BML Titik 5 Memenuhi BML 1,26 Tercemar Proses reaerasi merupakan proses penambahan kandungan O 2 didalam air akibat turbulensi sehingga berlangsung difusi O 2 dari udara ke air. Proses reaerasi dinyatakan dengan konstanta reaerasi yang tergantung pada kedalaman aliran, kecepatan aliran, kemiringan tepi sungai dan kekasaran dasar sungai (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 115, 23). Evaluasi Status Mutu Air Sungai Kelingi Evaluasi status mutu air Sungai Kelingi di lakukan dengan cara mengumpulkan data pemantuan kualitas air Sungai Kelingi dari tahun 215 sampai dengan 217. Kemudian, dilakukan pehitungan status mutu air Sungai Kelingi dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran. Selanjutnya, dilakukan perbandingan dengan status mutu air Sungai Kelingi dengan perhitungan di tahun 218. Data pemantuan kualitas air Sungai Kelingi seperti tampak dalam Tabel 4. 12 Volume 7 Nomor 2, Agustus 218

Nilai Indeks Pencemaran ISSN: 232-6715 1,6 1,4 1,2 1,8,6,4,2 1,29 1,31 1,26,83,64 Titik 1 (Hulu) Titik 2 (Tengah 1) Titik 3 (Tengah 2) Titik 4 (Tengah 3) Titik 5 (Hilir) Nilai IP Gambar 1. Grafik Nilai Indeks Pencemaran Tahun 218 Tabel 4. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kelingi Tahun 215, 216 dan 217, dilakukan perhitungan status mutu airnya dengan menggunakan metode Indeks pencemaran. Hasil perhitungan status mutu air Sungai Kelingi untuk tahun 215, 216 dan 217 tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 di peroleh bahwa, pada tahun 215 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,53 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar,86 tergolong memenuhi baku mutu. Dari tabel 6. di dapat bahwa, pada tahun 216 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,67 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,26 tergolong dalam cemar ringan. Dari Tabel 7. di dapat bahwa, pada tahun 217 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 1,31 tergolong dalam cemar ringan, pada bagian tengah PIj sebesar 1,59 tergolong dalam cemar ringan dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,86 tergolong dalam cemar ringan. Evaluasi kualitas air Sungai Kelingi Bagian Hulu Distribusi kondisi status mutu air Sungai Kelingi berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) dari tahun 215 sampai dengan tahun 218 pada bagian hulu di tampilkan dalam Gambar 2. Gambar 2 dapat dilihat terjadi kenaikan nilai IP pada bagian hulu Sungai Kelingi dari tahun 215 sampai dengan tahun 218. Hal ini di karenakan aktivitas pada bagian hulu yang di sebabkan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian, aktivitas galian C dan pertambahan jumlah penduduk. Kenaikan nilai IP di sebabkan oleh kenaikan parameter TSS, COD, BOD dan Fecal Coliform. Walaupun kenaikannya tidak signifikan, akan tetapi secara akumulasi meningkatkan nilai Indeks Pencemaran (IP) secara keseluruhan. Trend status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu dari tahun 215, 216, 217 dan 218 pada setiap parameter disajikan dalam Gambar 3. NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 13

NILAI INDEKS PENCEMARAN (IP) ISSN: 232-6715 Tabel 4. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Kelingi Tahun 215, 216 dan 217 Hasil Analisa kualitas air Sungai Kelingi Parameter Satuan BML 215 216 217 Timbal mg/l,3 - - Mikrobiolog i Fecal per 1 negati negati Coliform ml 1 f f Sumber: SLHD Kota Lubuklinggau, 215-217 Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Tengah Hilir Fisika Devias Temperatur C i 3 29 28 25 27 26 28 27,5 TDS mg/l 1 231 181 231 182 64,9 47,9 46,3 TSS mg/l 5 4,2 53 3,89 2,78 53,4 52,6 48,5 Kimia 6, - ph Unit 9, 6 6 7,8 7,4 7,68 7,28 7,55 COD mg/l 1 7,6 8,9 7,1 13,6 13,9 16,3 19,3 BOD mg/l 2 1,28 1,42 1,67 2,14 1,79 2,11 2,35,4,4 <,4 <,4 <,4 8 5 9 9 9 - - negati f 1 1 Tabel 5. Hasil Perhitungan Indeks Kualitas Air Sungai Kelingi Tahun 215, 216, 217, dan 218 Titik 215 216 217 218 Nilai IP Klasifikasi Nilai IP Klasifikasi Nilai IP Klasifikasi Nilai IP Klasifikasi Titik 1,53 Memenuhi BM,67 Memenuhi BM 1,31 Tercemar 1,29 Tercemar Titik 2 1,59 Tercemar 1,31 Tercemar Titik 3,83 Memenuhi BM Titik 4,64 Memenuhi BM Titik 5,86 Memenuhi BM 1,26 Tercemar 1,86 Tercemar 1,26 Tercemar 1,6 1,4 1,2 1,8,6,4,2 215 216 217 218 TAHUN Gambar 2. Grafik Evaluasi Nilai Indeks Pencemaran Bagian Hulu 14 Volume 7 Nomor 2, Agustus 218

jml per 1 ml mg/l mg/l ISSN: 232-6715 25 2 15 1 5 TDS Parameter Fisika TSS 215 216 217 218 BML Gambar 3. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hulu parameter fisika. 14 12 1 8 6 4 2 COD BOD Pb Parameter Kimia 215 216 217 218 BML Gambar 4. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hulu parameter kimia. 12 1 8 6 4 2 Fecal Coliform Parameter Biologi 215 216 217 218 BML Gambar 5. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hulu parameter biologi. NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 15

mg/l NILAI INDEKS PENCEMARAN (IP) ISSN: 232-6715 Evaluasi kualitas air Sungai Kelingi Bagian Hilir Distribusi kondisi status mutu air Sungai Kelingi berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) dari tahun 215 sampai dengan tahun 218 pada bagian hilir di tampilkan dalam Gambar 6. 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1,8,6,4,2 215 216 217 218 TAHUN Gambar 6. Grafik Evaluasi Nilai Indeks Pencemaran Bagian Hilir Gambar 6 dapat dilihat terjadi kenaikan nilai IP pada bagian hilir Sungai Kelingi dari tahun 215 sampai dengan tahun 218. Hal ini di karenakan aktivitas pada bagian hilir yang di sebabkan pertambahan jumlah penduduk, permukiman dan aktivitas industri dan jasa. Kenaikan nilai IP di sebabkan oleh kenaikan parameter COD, BOD dan Fecal Coliform. Walaupun kenaikannya tidak signifikan, akan tetapi secara akumulasi meningkatkan nilai Indeks Pencemaran (IP) secara keseluruhan. Trend status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hilir dari tahun 215, 216, 217 dan 218 pada setiap parameter disajikan dalam Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. 25 2 15 1 5 TDS Parameter Fisika TSS 215 216 217 218 BML Gambar 7. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hilir parameter fisika. 16 Volume 7 Nomor 2, Agustus 218

jml per 1 ml mg/l ISSN: 232-6715 14 12 1 8 6 4 2 COD BOD Pb Parameter Kimia 215 216 217 218 BML Gambar 8. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hilir parameter kimia. 12 1 8 6 4 2 Fecal Coliform Parameter Biologi 215 216 217 218 BML Gambar 9. Grafik Trend status mutu Air Sungai Kelingi bagian hilir parameter biologi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan status mutu air Sungai Kelingi yang telah dilakukan di 5 (lima) titik pengambilan sampel untuk 8 (delapan) parameter yaitu Suhu, TDS, TSS, ph, COD, BOD, Timbal dan Fecal Coliform yang dilaksanakan pada 8 Maret 218 dapat disimpulkan bahwa: Status mutu air Sungai Kelingi jika dianalisa dengan menggunakan metode STORET menunjukan bahwa Sungai Kelingi tergolong dalam kelas A (baik sekali) atau memenuhi baku mutu di semua titik pengambilan sampel. Pada perhitungan mengunakan metode Indeks Pencemaran (IP) menunjukan tercemar ringan pada titik 1,2 dan 5. Evaluasi status mutu air Sungai Kelingi dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) tahun 215 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,53 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar,86 tergolong memenuhi baku mutu, tahun NATURALIS Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 17

ISSN: 232-6715 216 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar,67 tergolong memenuhi baku mutu dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,26 tergolong dalam cemar ringan, tahun 217 status mutu air Sungai Kelingi pada bagian hulu PIj sebesar 1,31 tergolong dalam cemar ringan, pada bagian tengah PIj sebesar 1,59 tergolong dalam cemar ringan dan pada bagian hilir PIj sebesar 1,86 tergolong dalam cemar ringan. DAFTAR PUSTAKA Asdak, C. 21. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau. 217. Kota Lubuklinggau Dalam Angka 217. www.bps.go.id Badan Standardisasi Nasional. SNI 6-6989.11-24. Air dan Air Limbah Bagian 11 : Cara Uji Derajat Keasaman (ph) dengan Menggunakan alat ph Meter. Badan Standardisasi Nasional. SNI 6989.8-29. Air dan Air Limbah Bagian 8 : Cara Uji Kebutuhan Timbal (Pb). Davis, M. L. and D. A. Cornwell. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second Edition. Mc- Graw-Hill. Inc, New York. Dinas Lingkungan Hidup Kota Lubuklinggau. 217. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Lubukinggau 217. www.klh.lubuklinggaukota.go.id Hach, C. C. R. L. Klein, Jr. C. R. Gibbs. 1997. Introduction to Biochemical Oxygen demand. Technival Information Series. No. 7. Hach Company. USA. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 211 tentang Sungai. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 21 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Rukaesih, A. 24. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Suriawiria, U. 23. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung. Wardhana, W. 24. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Wiwoho. 25. Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai Dengan QUAL2E. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang 18 Volume 7 Nomor 2, Agustus 218