BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dengan keindahan alamnya dan kekayaan akan budayanya, Indonesia menjadi salah satu destinasi yang sering dikunjungi. Masyarakat Indoensia juga memiliki berbagai motivasi yang hampir sama dengan masyarakat yang di negara lainnya. Mereka perlu melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat yang lain dengan tujuan yang berbeda-beda. Bali merupakan salah satu primadona daerah tujuan wisata di Indonesia sehingga Bali banyak memiliki julukan atau istilah yang diberikan seperti "The Island of Paradise", "Island of a Thousand Temple, "The Last Paradise". Hal ini disebabkan oleh daya tarik Bali yang memiliki budaya, adat-istiadat, kesenian yang beraneka ragam. Dengan demikian, pembangunan kepariwisataan yang dikembangkan adalah pariwisata budaya yang bersumber pada Agama Hindu seperti apa yang tertuang dalam Perda No. 3 Tahun 1991. Tujuan wisatawan yang berkunjung ke Bali sangat bervariasi. Mereka ada yang datang untuk liburan, bisnis ataupun MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exchibitiont). Dalam melakukan kunjungannya wisatawan memerlukan sarana dan prasarana kepariwisataan, seperti sarana transportasi, akomodasi, restoran atau jasa penunjang lainnya. Pengembangan kepariwisataan Indonesia yang pesat terutama pada bagian Tengah yaitu pulau Bali telah menjadi pusat pengembangan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Pulau Bali mempunyai nilai yang tinggi akan potensi yang dimiliki sehingga mengalami kemajuan
khususnya dalam bidang kepariwisataan. Untuk lebih meningkatkan pengembangan kepariwisataan di Bali, diperlukan kerjasama baik antara pemerintah sebagai pemegang kebijaksanaan dan swasta sebagai penanam modal serta masyarakat sebagai pendukung kepariwisataan. Perkembangan pariwisata di Bali sudah berhasil, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan selama lima tahun terakhir. Adapun jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2010 2014 NO Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Persentase % 1 2010 2,493,058-2 2011 2,756,579 11.80 3 2012 2,892,019 10.57 4 2013 3,278,598 13.37 5 2014 3.766.638 14,89 Sumber : Dinas Pariwisata Propinsi Bali, 2014 Rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Bali dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 2014 mengalami fluktuasi. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang cukup tinggi dari tahun 2010 hingga 2014. Jumlah kunjungan wisatawan langsung ke Bali pada tahun 2010 berjumlah 2.493,058 orang. Kemudian pada tahun 2011, jumlah wisatwan mengalami peningkatan berjumlah 2,756,579 orang atau sebesar 11,80% menggunakan presentase. Pada tahun 2012, jumlah kunjungan mencapai 2.892.019 orang atau sebesar 10,57%, sedangkan pada tahun 2013 disini kunjungan wisatawan mencapai jumlah 3.278.598 orang atau sebesar 13,37% dan pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang pesat mencapai 3.766,638 orang atau 14,89%. Dari tabel kunjungan wisatawan yang langsung datang ke Bali, dapat terlihat data
jumlah kunjungan wisatawan yang mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali dari tahun ke tahun merupakan sebuah fakta bahwa Bali masih menarik dan layak untuk dikunjungi sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Beberapa daerah atau kabupaten di Bali memang sudah tidak diragukan lagi potensinya sebagai daya tarik wisata yang utama. Hal ini membutukan penanganan yang profesional yaitu kepada wisatawan khususnya, dan pelayanan yang di berikan oleh tenaga tenaga kepariwisataan pada umumnya. Semua ini akan berpengaruh pada kualitas maupun kuantitas pelayanan. Oleh karena itu, industri pariwisata sangat membutuhkan tenaga tenaga yang terlatih dalam bidang kepariwisataan. Pelayanan di bidang kepariwisataan ditujukan untuk memberikan kepuasaan dan kesan yang baik kepada wisatwan agar wisatawan merasa betah dan mempunyai kepuasan tersendiri. Oleh karena itu pelayanan yang baik atau profesionalisme seperti keamanan dan kenyamanan wisatawan terjamin, pelayanan dalam menawarkan jasa tidak bersifat memaksa, mampu berkomunikasi dengan baik, sikap dan perilaku terhadap wisatawan harus bersifat baik dan ramah, mampu memberikan informasi dengan jelas. Di samping itu penampilan yang bersih dan rapi, merupakan hal yang senantiasa di tuntut dari seluruh unsur yang bergerak di dunia kepariwisataan. Seperti salah satunya berada di Kabupaten Tabanan dengan ikon utamanya Daya Tarik Wisata Tanah Lot yang sudah terkenal hingga kemancanegara. Kabupaten Tabanan merupakan salah satu pusat pengembangan kepariwisataan Bali bagian Selatan. Kabupaten Tabanan disebut juga miniatur Bali sesungguhnya, karena karakter Provinsi Bali secara umum terdapat di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan memiliki ekosistem pegunungan, danau, lembah, dataran rendah, pesisir dan laut. Adapun beberapa dari Daya Tarik Wisata yang di Kabupaten Tabanan adalah Danau Beratan, Bedugul, Jatiluwih, Batukaru dan Tanah Lot.
Daya Tarik Wisata Tanah Lot yang terletak di Kabupaten Tabanan merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan domestik, karena memiliki panorama yang indah, alami dan hanya satu-satunya di Dunia. Keindahan dan panorama Daya Tarik Wisata Tanah Lot telah menarik minat banyak wisatawan untuk mengunjunginya. Maka Daya Tarik Wisata Tanah Lot merupakan salah satu ikon pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan domestik, maka dapat dilihat tingkat kunjungan wisatawan domestik berdasarkan Tabel 1.2 di bawah ini : Tabel 1.2 Data Kunjungan Wisatawan Domestik Di Daya Tarik Wisata Tanah Lot Tahun 2010-2014 Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik Pertumbuhan (%) 2010 1.356.563-2011 1.443.090 15,10 2012 1.649.655 14,16 2013 1.805.193 11,60 2014 1,776,071 10,06 Sumber: Manajemen Operasional Tanah Lot 2014 Berdasarkan dari tabel 1.2 diatas tingkat kunjungan wisatawan domestik ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot dari lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dapat dilihat dari tahun 2010 sebesar 1.356.563 orang. Kemudian pada tahun 2011 berjumlah 1.443.090 orang atau 15,10%. Pada tahun 2012 berjumlah 1.649.655 orang atau 14,16%, lalu tahun 2013 berjumlah 1.805.193 orang atau 11,60%. Sedangkan yang terakhir pada tahun 2014 berjumlah 1,776,071 orang atau sebesar 11,60%. Dapat dilihat dari tabel 1.2 kunjungan wisatawan domestik yang datang langsung ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja tidak lepas dari peran Pemerintah dan Desa Adat yang ada di sana. Pemerintah berperan penting untuk mempromosikan Daya
Tarik Wisata Tanah Lot yang ada di Kabupaten Tabanan. Dalam hal ini Pemerintah juga harus bekerjasama dengan Desa Adat agar terjadi kesinambungan antara Pemerintah dan Desa Adat setempat. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot akan diikuti oleh pertumbuhan penunjang komponen kepariwisataan di daerah tersebut seperti kios penjualan barang kerajianan, pembuatan areal parkir, akomodasi restoran, hotel, penjual jagung dan jasa pekerja fotografer. Dalam hal ini fotografer sebagai salah satu komponen penting di kepariwisataan yang ada di Daya Tarik Wisata Tanah Lot bertugas memberikan / menawarkan jasa foto kepada setiap wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Dalam menawarkan jasanya, pihak fotografer tidak bersifat memaksa wisatawan untuk membeli produk, melainkan melalui suatu transaksi dari dua belah pihak yaitu antara wisatawan dengan fotografer yang menawarkan berupa foto yang langsung bisa di cetak dan dapat menjadi kenang kenangan yang hanya terdapat di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Dalam pengadaan jasa di perlukan kesan pertama yang baik. Hal ini akan membawa kesan kesan berikutnya yang pasti mempengaruhi kesenangan selanjutnya dari bentuk pelayanan yang diberikan. Melihat dari perkembangan dalam memberikan pelayanan jasanya kepada wisatawan yang sangat signifikan baik secara kualitas seperti pengetahuan, komunikasi, informasi, penampilan, dan lain-lain maupun secara kuantitas seperti terjadinya peningkatan jumlah fotografer dari awal berdiri berjumlah 10 orang seiring meningkat jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot dan banyaknya wisatawan menggunakan jasa foto menarik masyarakat untuk beralih profesi sebagi pekerja foto yang sekarang berjumlah 300 orang di dalam menunjang kepariwisataan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot, maka untuk memudahkan kinerja dalam menawarkan jasanya kepada wisatawan domestik
dan wisatawan mancanegara, maka dibentuklah suatu organisasi untuk mengatur pengadaan jasa tersebut dengan nama "KOPERASI FOTO TANAH LOT". Organisasi ini merupakan suatu wadah bagi fotografer untuk berkarya dalam tugasnya. Dengan keberhasilan ini, pihak fotografer sebagai salah satu komponen penunjang kepariwisataan disamping komponen komponen lainnya yang ada di Daya Tarik Wisata Tanah Lot dituntut untuk mampu mempertahankan jumlah kunjungan wisatawan serta mengadakan peningkatan kualitas pelayanan terhadap wisatawan. Di samping itu, untuk mengadakan peningkatan dalam berbagai faktor yang mendukung eksistensi fotografer sebagai sarana penunjang kepariwisataan dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal yang meliputi, manajemen organisasi fotografer, sistem pelayanan jasa, tingkat kemudahan yang diberikan oleh fotografer Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari dukungan masyarakat setempat, dukungan dari pihak luar / instansi terkait, hubungan dengan komponen kepariwisataan yang ada di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya pengkajian awal tentang persepsi wisatawan domestik terhadap eksistensi pekerja fotografer sebagai penunjang kepariwisataan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Sehingga dengan adanya pengkajian ini, kita nantinya mengetahui apakah eksistensi pekerja fotografer itu menimbulkan suatu dampak positif dalam artian mendukung aktivitas kepariwisataan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot atau sebaliknya yaitu menimbulkan dampak negatif dalam artian mengganggu aktivitas kepariwisataan di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana eksistensi praktek kerja fotografer di Daya Tarik Wisata Tanah Lot?
2. Bagaimana persepsi wisatawan domestik terhadap eksistensi pekerja fotografer dalam menawarkan jasa kepada wisatawan domestik di Daya Tarik Wisata Tanah Lot? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui eksistensi pekerja fotografer di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. 2. Untuk mengetahui persepsi wisatawan domestik terhadap eksistensi pekerja fotografer dalam menawarkan jasa kepada wisatawan domestik di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain sebagai beirkut: 1. Manfaat Akademis Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian penelitian pariwisata pada umumnya dan diharapkan sebagai sumbangan pememikiran dalam mengaplikasikan dan memperkaya ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pekerja fotografer Tanah Lot untuk program dimasa mendatang. Memberikan informasi sekaligus sumbangan pemikiran kepada pengelola / pihak menajemen, masyarakat pariwisata dan pihak lain yang berkepentingan terhadap pekerja fotografer di Daya Tarik Wisata Tanah Lot.
1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini terdiri atas lima bab, dimana bab satu dengan yang lainnya merupakan satu kesatuan sehingga memudahkan untuk memahami isi dari laporan ini. Adapun sistematika pembahasan dari laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II : Landasan Konsep Dan Teori Analisis Menguraikan landasan konsep yang mencakup : tinjauan hasil penelitian sebelumnya, konsep persepsi, konsep eksistensi, konsep jasa, konsep fotografer, konsep wisatawan, konsep daya tarik wisata, dan konsep pariwisata. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan metode penelitian mencakup, lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Hasil Dan Pembahasan Merupakan uraian dari hasil dan pembahasan data yang diperoleh selama penelitian, yang meliputi gambaran umum daerah penelitian, sejarah singkat Tanah Lot, sejarah singkat tentang fotografer, praktek fotografer dalam menawarkan jasanya kepada wisatawan didaya tarik wisata Tanah Lot dan persepsi wisatawan domestik terhadap hasil dari pekerjaan dari fotografer di Daya Tarik Wisata Tanah Lot.
Bab V : Simpulan Dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian di lengkapi dengan daftar pustaka, lampiran gambar dan lampiran pertanyaan yang di tujukan kepada wistawan, manajemen Tanah Lot dan ketua fotografer yang ada di Daya Tarik Wisata Tanah Lot.