SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas, mutu, komitmen, serta profesionalisasi sumber daya manusia secara terus menerus dan berkelanjutan, maka salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian perlu didukung dengan insentif yang layak dan adil dalam bentuk pemberian jasa pelayanan sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesi yang berasal dari penerima manfaat atas pelayanan yang telah diberikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu mengatur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang, dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5066); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 557) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 264, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5372) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 226, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5746); 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor ); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1400)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 326/ Menkes/ SK/IX/2013 tentang Penyiapan Kegiatan Penyelenggaraaan Jaminan Kesehatan Nasional;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesia Case Base Groups (INA-CBG) dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2015 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 9 Tahun 2017 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 9); 16. Peraturan Bupati Kabupaten Lumajang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian (Berita Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 Nomor 17). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang. 3. Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian yang selanjutnya disingkat RSUD Pasirian adalah rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Lumajang. 4. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang. 5. Pejabat Struktural adalah Kepala Sub Bagian/Seksi pada Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten Lumajang. 6. Tenaga Non Kesehatan terdiri dari tenaga administrasi yang meliputi tenaga tata usaha, staf keuangan, pengendali asuransi kesehatan, CSSD, laundry, satpam, sopir, cleaning service, transporter, asper, pengendali sarpras, juru masak dan petugas pemulasaran jenazah. 7. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan paripurna (promotif, preeventif, kuratif, rehabilitatif) kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, atau pelayanan lainnya, baik berupa pelayanan rawat jalan, gawat darurat maupun rawat inap di rumah sakit.
8. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya yang dikenakan kepada pasien atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai imbalan atas pelayanan yang diterimanya. 9. Tarif pelayanan kesehatan rumah sakit terdiri dari jasa sarana dan prasarana rumah sakit dan jasa pelayanan. 10. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik, atau pelayanan lainnya. 11. Jasa Pelayanan terdiri dari jasa medis, jasa keperawatan/setara dan jasa pelayanan administrasi, sebagai sumber pembiayaan insentif langsung dan insentif tidak langsung. 12. Insentif Langsung adalah Jasa pelayanan yang di terima oleh tenaga medis, kelompok tenaga keperawatan/setara dan tenaga non kesehatan sesuai proporsi yang sudah di tentukan. 13. Insentif Tidak Langsung adalah tambahan penghasilan yang di berikan kepada seluruh pegawai dengan berbasis kinerja. 14. Jasa pelayanan lain adalah imbalan yang di terima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada masyarakat sebagai individu maupun sebagai institusi di luar pelayanan kesehatan. 15. Jasa medis adalah pendapatan individu yang dihasilkan akibat pelayanan tenaga medis dan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum dalam komponen tarif rumah sakit dan bersifat individu, meliputi dokter umum dan spesialis, dokter subspesialis, konsulen, dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter tamu. 16. Jasa keperawatan dan jasa tenaga non kesehatan adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan keperawatan dan tenaga non kesehatan secara kelompok merupakan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum dalam komponen tarif rumah sakit. 17. Pemanfaatan insentif Langsung adalah jasa pelayanan diberikan kepada yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan. 18. Pemanfaatan insentif Tidak Langsung adalah jasa pelayanan diberikan kepada yang berkaitan secara tidak langsung dengan pelayanan kesehatan. 19. Pemanfaatan Jasa Manajemen adalah jasa pelayanan diberikan kepada Direksi. 20. Tarif Indonesia Case Base Groups yang selanjutnya disebut INA-CBGs adalah tarif pembayaran yang di berikan kepada rumah sakit dengan sistem paket berdasarkan penyakit yang diderita pasien. 21. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, prevensi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat inap.
22. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, prevensi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. 23. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi risiko kematian atau kecacatan. 24. Pelayanan Ambulance (ambulance service) adalah pelayanan transportasi terhadap penderita gawat-darurat, evakuasi medis, jenazah dan atau pelayanan rujukan pasien dari tempat tinggal/tempat kejadian pasien ke rumah sakit atau sebaliknya dan atau pelayanan rujukan pasien dari RSUD Pasirian Kabupaten Lumajang ke rumah sakit lain atau sebaliknya. 25. Tindakan medis adalah manuver/perasat/tindakan berupa pembedahan atau non pembedahan dengan menggunakan pembiusan atau tanpa pembiusan. 26. Pelayanan penunjang diagnostik adalah pelayanan untuk penegakan diagnosis yang antara lain dapat berupa pelayanan patologi klinik, patologi anatomi, mikrobiologi, radiologi diagnostik, elektromedis diagnostik, endoskopi, dan tindakan/pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya. 27. Pelayanan pemulasaraan jenazah adalah pelayanan yang diberikan untuk penyimpanan jenazah, konservasi (pengawetan) jenazah, bedah jenazah, dan pelayanan lainnya terhadap jenazah. 28. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima rumah sakit atas pemakaian sarana, fasilitas rumah sakit, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi. 29. Retribusi pelayanan kesehatan adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan, dan/atau kemanfaatan umum lainnya yang diselenggarakan oleh rumah sakit. 30. Penerima jasa pelayanan adalah pelaksanan tindakan langsung dan pelaksanan tindakan tidak langsung. 31. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. 32. Jaminan Kesehatan Daerah yang selanjutnya disingkat JAMKESDA adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur sebesar 50% dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang sebesar 50%.
33. Surat Pernyataan Miskin yang selanjutnya disingkat SPM adalah surat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, dengan persetujuan Dinas Sosial yang dipergunakan sebagai jaminan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang. BAB II ASAS DAN TUJUAN Bagian Kesatu Asas Pasal 2 Pemanfaatan dan pembagian jasa pelayanan dilaksanakan berdasarkan asas: a. proporsionalitas, yang diukur dengan besarnya beban aset yang dikelola dan besaran pendapatan operasional; b. kesetaraan, yang memperhatikan Rumah Sakit Daerah yang sejenis; c. kepatutan, yang melihat kemampuan dalam memberikan honorarium pelayanan kesehatan kepada pegawai. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan pemanfaatan dan pembagian jasa pelayanan adalah untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan untuk membangun citra pelayanan publik Pemerintah Daerah kepada masyarakat; b. meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan; c. meningkatkan motivasi dan disiplin kerja dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan sesuai tanggung jawab profesi dan tugas pokok masing-masing; d. terwujudnya akuntabilitas publik dalam pengelolaan keuangan daerah yang bersumber dari pendapatan retribusi pelayanan kesehatan; e. meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap mutu dan akses pelayanan kesehatan; dan f. menjalankan fungsi pembinaan dan pengendalian manajemen pengelola secara berhasil guna. BAB III Kelompok Jasa Pelayanan Pasal 4 (1) Tenaga Kesehatan di RSUD Pasirian dikelompokkan ke dalam: a. tenaga medis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kebidanan;
d. tenaga kefarmasian; e. tenaga kesehatan masyarakat; f. tenaga kesehatan lingkungan; g. tenaga gizi; h. tenaga keterapian fisik; i. tenaga keteknisian medis; j. tenaga teknik biomedika; k. tenaga kesehatan lain. (2) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang termasuk dalam kelompok tenaga medis terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. (3) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan terdiri atas berbagai jenis perawat. (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf c adalah bidan. (5) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. (6) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e yang termasuk dalam tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemologi kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga. (7) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf f yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomology kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan. (8) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf yang termasuk dalam kelompok tenaga gizi g terdiri atas nutrisionis dan dietisien. (9) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h yang termasuk dalam kelompok tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara dan akupuntur. (10) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i yang termasuk dalam kelompok tenaga keteknisian medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknik gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan adiologis.
(11) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika terdiri atas radiographer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik. (12) Tenaga Kesehatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditetapkan oleh Menteri. BAB IV KEBIJAKAN ANGGARAN Bagian kesatu Sumber Alokasi Anggaran Jasa Pelayanan Pasal 5 (1) Sumber utama alokasi anggaran jasa pelayanan berasal dari komponen jasa pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pelayanan kesehatan. (2) Anggaran jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari pendapatan operasioanal RSUD Pasirian. (3) Sumber pendapatan operasional sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) adalah hasil jasa pelayanan yang meliputi : a. rawat jalan; b. gawat darurat; c. rawat inap; d. kamar operasi; e. ruang perawatan intesif; f. ruang perinatology; g. ruang bersalin dan nifas; h. radiologi; i. laboratorium; j. instalasi farmasi; k. instalasi gizi; l. pemulasaraan jenazah; m. pelayanan ambulance. (4) Setiap unit kerja yang menghasilkan jasa pelayanan berkewajiban memberikan konstribusi ke anggaran jasa pelayanan yang besaran prosentasenya ditentukan dalam sistem pembagian jasa pelayanan kesehatan. (5) Seluruh tenaga fungsional, baik tenaga medis, perawat, bidan penunjang medis maupun tenaga fungsional lainnya berkewajiban memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.
Bagian kedua Alokasi Anggaran Pasal 6 (1) Manajemen rumah sakit berkewajiban menyediakan alokasi dana untuk insentif jasa pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran RSUD Pasirian. (2) Dalam pengajuan besaran alokasi anggaran pemanfaatan dan pembagian jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur wajib mempertimbangkan: a. kinerja pelayanan; b. kemampuam pembiayaan; c. pengendalian mutu pelayanan dan pengendalian biaya; d. akumulasi penerimaan pembayaran klaim pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan. (3) Alokasi anggaran pembagian jasa pelayanan tahun sebelumnya yang belum terbayarkan karena klaim pelayanan BPJS-Kesehatan yang turunnya anggaran, dapat diakumulasikan dan/atau dibagikan jasa pelayanannya pada tahun anggaran berkenaan berikutnya. Bagian ketiga Tim Pemanfaatan Pasal 7 (1) Dalam rangka pemanfaatan dan pembagian jasa pelayanan RSUD, Direktur membentuk Tim Pemanfaatan dan Pembagian Jasa Pelayanan RSUD Pasirian. (2) Tim Pemanfaatan dan Pembagian Jasa Pelayanan RSUD Pasirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas dan bertanggung jawab dalam : a. menyusun pedoman penilaian indeksing untuk pembagian pos kebersamaan; b. mengelola dan memfasilitasi keluhan karyawan terhadap implementasi sistem pemanfaatan dan pembagian jasa pelayanan; c. menghimpun, memverifikasi dan mengolah (menghitung) total point indeksing dari semua unit kerja yang sudah melakukan penilaian sendiri (sefl assessment) masing-masing karyawan yang bekerja di unit kerjanya berdasarkan pedoman penilaian indeksing yang sudah ditetapkan; dan d. mengajukan usulan pembayaran kepada direktur untuk dibayarkan kepada masing-masing nama dalam daftar penerima jasa pelayanan setiap bulannya. (3) Tim Pemanfaatan dan Pembagian Jasa Pelayanan RSUD Pasirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Direktur.
BAB IV KOMPONEN DAN PROPORSI JASA PELAYANAN Bagian Pertama Komponen Jasa Pelayanan Pasal 8 (1) Komponen jasa yang tercantum dalam retribusi pelayanan kesehatan RSUD Pasirian terdiri dari Jasa sarana rumah sakit dan jasa pelayanan. (2) Jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah imbalan yang diterima rumah sakit atas pemakaian sarana, fasilitas rumah sakit, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi. (3) Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah imbalan yang diterima pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik, atau pelayanan lainnya. Bagian Kedua Proporsi Besaran Jasa Pelayanan Pasal 9 (1) Proporsi Jasa pelayanan dalam komponen tarif rumah sakit tidak dipilah-pilah sesuai dengan jenis profesinya. (2) Komponen tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. jasa sarana 60% dan jasa pelayanan 40%; b. teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan surat keputusan direktur. (3) Proporsi jasa pendidikan dan pelatihan dalam komponen tarif rumah sakit terdiri dari jasa sarana prasarana 50% dan jasa pelayanan 50%. (4) Besaran proporsi pendapatan layanan RSUD yang menjadi sumber anggaran sistem pembagian jasa pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) paling banyak 50% (lima puluh persen). BAB V PENERIMA JASA PELAYANAN Pasal 10 (1) Jasa pelayanan yang tercantum di dalam komponen retribusi bukanlah insentif. (2) Jasa pelayanan yang tercantum di dalam tarif rumah sakit, disebut sebagai insentif setelah diatur dan didistribusikan dalam sistem pembagian jasa pelayanan kesehatan.
Pasal 11 (1) Pejabat struktural dan seluruh pegawai RSUD Pasirian berhak mendapatkan insentif jasa pelayanan berdasarkan proporsionalitas, kesetaraan dan kepatuhan yang besarannya diatur dalam sistem pembagian jasa pelayanan kesehatan. (2) Pembagian insentif jasa pelayanan adalah sebagaimana berikut : a. insentif langsung adalah insentif yang diberikan kepada individu atau kelompok yang menghasilkan jasa pelayanan; b. insentif tidak langsung adalah insentif yang diberikan kepada seluruh pegawai rumah sakit kecuali direksi dan pembagiannya berdasarkan indeksing; c. insentif direksi adalah insentif yang diberikan kepada direksi berdasarkan presentase dari sumber insentif. (3) Besaran insentif tiap individu bisa berubah tiap bulan tergantung kepada besar kecilnya jasa pelayanan yang diberikan. (4) Ketentuan pembagian insetif pada pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetepkan dengan keputusan direktur RSUD Pasirian. BAB V CARA PEMBAYARAN Pasl 12 Waktu pembayaran jasa pelayanan dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku yang diatur dalam Keputusan Direktur RSUD Pasirian. BAB V MONITORING DAN EVALUASI Pasal 13 (1) Direktur secara periodik wajib melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan/implementasi sistem pembagian jasa pelayanan. (2) Laporan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah kabupaten Lumajang. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 22 November 2017 BUPATI LUMAJANG, Diundangkan di Lumajang pada tanggal 22 November 2017 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG, ttd. Drs. H. AS AT, M.Ag ttd. Drs. NUR WAKIT ALI YUSRON, M.AP. Pembina Tingkat I NIP.19721218 199201 1 001 BERITA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 NOMOR 71 Plt. Sekda Asisten PARAF KOORDINASI Jabatan Paraf Tanggal Direktur RSUD Pasirian Kabag. Hukum