ABSTRAK Lutfi Suryawan. NIM 1305105020. Penggunaan Trichoderma sp. yang Ditambahkan pada Berbagai Kompos untuk Pengendalian Penyakit Layu Tanaman Stroberi (Fragaria sp.). Dibimbing oleh : Dr. I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr. I Putu Sudiarta, SP., M.Si, Ph.D. *) Penelitian tentang penggunaan Trichoderma sp. untuk pengendalian penyakit layu pada tanaman stroberi (Fragaria sp.) telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Mei 2017. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan mikroba antagonis dan kompos terbaik untuk pengendalian penyakit layu pada stroberi. Penelitian dilaksanakan dua tahap yaitu di laboratorium untuk mendapatkan mikroba antagonis terbaik dan di rumah kaca untuk mendapatkan kompos terbaik sebagai media pembawa mikroba antagonis dalam mengendalikan penyakit layu pada tanaman stroberi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroba antagonis yang memiliki persentase daya hambat tertinggi terhadap patogen penyakit layu adalah mikroba antagonis Trichoderma sp. Penelitian di rumah kaca menunjukkan persentase penyakit paling rendah terdapat pada perlakuan kompos kotoran kambing + mikroba antagonis yaitu 0%. Kompos yang paling cocok sebagai media pembawa mikroba antagonis (Trichoderma sp.) adalah kompos kotoran kambing. Kata Kunci: Stroberi, Kompos, Mikroba Antagonis, Penyakit Layu iv
DAFTAR ISI JUDUL... i SAMPUL DALAM... ii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v RINGKASAN... vi HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 3 1.5 Hipotesis... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroberi (Fragaria sp.)... 5 2.2 Penyakit Layu Pada Tanaman Stroberi... 7 2.2.1 Fusarium oxysporum... 7 2.2.2 Ralstonia solanacearum... 8 2.2.3 Verticillium dahliae... 9 2.3 Jenis Mikroba Antagonis... 10 2.3.1 Trichoderma sp.... 10 2.3.2. Keunggulan dan Kelemahan Mikroba Antagonis... 13 2.4 Kompos... 14 xii
2.4.1 Kompos Kotoran Sapi... 14 2.4.2 Kompos Kotoran Kambing... 15 2.4.3 Kompos Kotoran Ayam... 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian... 17 3.2 Bahan dan Alat... 17 3.3 Pelaksanaan Penelitian... 17 3.3.1 Uji Antagonis Mikroba Antagonis terhadap Pertumbuhan Patogen Penyakit Layu secara In Vitro... 17 3.3.2 Inkubasi Mikroba Antagonis pada Berbagai Kompos... 19 3.3.3 Uji Kemampuan Mikroba Antagonis yang Ditambahkan pada Kompos untuk Mengendalikan Penyakit Layu pada Tanaman Stroberi dalam Polybag... 19 3.3.4 Uji Populasi Mikroba Antagonis dalam Media Tanam Stroberi. 21 3.3.5 Analisis Data... 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kemampuan Berbagai Mikroba Antagonis Menekan Pertumbuhan Penyakit Layu pada Tanaman Stroberi Secara In Vitro... 23 4.2 Kemampuan Trichoderma sp. yang Ditambahkan dengan Berbagai Kompos untuk Menekan Perkembangan Penyakit Layu... 26 4.3 Tinggi Tanaman Stroberi yang Ditanam dalam Polybag... 35 4.4 Perkembangan Populasi Mikroba Antagonis dalam Kompos... 36 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 39 5.2 Saran... 39 DAFTAR PUSTAKA... 40 LAMPIRAN... 43 xiii
DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman Tabel 2.1. Kandungan unsur hara rata-rata pada kotoran hewan... 14 Tabel 4.1.Persentase daya hambat kandidat mikroba antagonis dalam mengendalikan patogen penyebab penyakit layu... 23 Tabel 4.2 Rata-rata persentase penyakit layu pada tanaman stroberi (umur 7 minggu setelah inokulasi) yang diberikan Trichoderma sp. pada berbagai jenis kompos... 26 Tabel 4.3.Kandungan unsur hara rata-rata pada kotoran hewan... 29 Tabel 4.4.Rata-rata tinggi tanaman stroberi dalam polybag di Desa Pancasari yang diberikan berbagai Trichoderma sp. + kompos... 35 Tabel 4.5 Populasi awal dan akhir mikroba antagonis (Trichoderma sp.)... 37 xiv
DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman Gambar 2.1. Layu Verticillium sp.... 9 Gambar 3.1. Skema uji daya hambat mikroba antagonis terhadap pertumbuhan patogen penyebab penyakit layu stroberi secara in vitro... 18 Gambar 3.2. Denah Rancangan Penelitian... 20 Gambar 4.1. Hasil pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis... 24 Gambar 4.2 Stroberi di dalam polybag, di Desa Pancasari setelah 7 MSI... 30 Gambar 4.3 Grafik Persentase penyakit selama 6 minggu pengamatan... 31 xv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman Lampiran 1. Data hasil pengamatan persentase penyakit (2 minggu setelah inokulasi)... 44 Lampiran 2. Data hasil pengamatan persentase penyakit (3 minggu setelah inokulasi)... 44 Lampiran 3. Data hasil pengamatan persentase penyakit (4 minggu setelah inokulasi)... 45 Lampiran 4. Data hasil pengamatan persentase penyakit (5 minggu setelah inokulasi)... 45 Lampiran 5. Data hasil pengamatan persentase penyakit (6 minggu setelah inokulasi)... 46 Lampiran 6. Data hasil pengamatan persentase penyakit (7 minggu setelah inokulasi)... 46 Lampiran 7. Hasil analisis statistik variabel pengamatan persentase penyakit... 47 Lmpiran 8. Data hasil pengamataaln tinggi tanaman... 47 Lampiran 9. Hasil analisis statistik variabel pengamatan Tinggi tanaman... 47 Lampiran 10.Dokumentasi penelitian... 48 xvi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah anggota Familia Rosaceae dan telah banyak dibudidayakan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Stroberi masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dan mulai dibudidayakan pada tahun 1983 di kawasan Bedugul, Bali (Hanif, 2013). Petani stroberi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng saat ini dihadapkan oleh masalah penyakit layu pada tanaman stroberi. Penyakit layu mengakibatkan penurunan hasil produksi mencapai 80% (hasil wawancara petani). Gejala penyakit tersebut adalah membusuknya perakaran tanaman, pada batang dan pangkal batang terdapat bercak berwarna coklat kehitaman, daun menjadi layu lalu berubah warna menjadi coklat kemerahan seperti terbakar. Kelayuan tanaman dapat terjadi secara bertahap pada beberapa daun dan akan berkembang ke seluruh bagian tanaman. Gejala tersebut diindikasikan merupakan penyakit yang disebabkan oleh patogen tular tanah. Menurut Koike et al. (2003) gejala yang paling umum disebabkan oleh patogen tular tanah adalah busuk yang mempengaruhi jaringan bawah tanaman termasuk busuknya biji, damping off atau rebah kecambah dan busuk akar, dan layu jaringan karena adanya infeksi pada akar. Beberapa patogen tular tanah dapat menyebabkan bercak pada daun dan kerusakan pada bagian tanaman di atas tanah. Penelitian Sari (2017) telah berhasil mengidentifikasi penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi disebabkan oleh Vericillium sp.. 1
2 Penggunaan pestisida kimia sintetis merupakan cara yang umum dilakukan petani untuk menekan serangan patogen pada tanaman stroberi, namun sampai saat ini belum ada pestisida yang dapat mengendalikan penyakit layu tersebut (hasil wawancara petani). Selain itu pestisida kimia sintetis secara berlebihan dan terus menerus telah banyak dilaporkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan terhadap manusia, organisme pengganggu tanaman dan lingkungan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, saat ini banyak dikembangkan teknologi pengendalian yang aman dan ramah terhadap lingkungan. Salah satu pengendalian penyakit tumbuhan yang kini banyak dikembangkan adalah dengan menggunakan mikroba antagonis. Mikroba antagonis merupakan mikroba yang mampu mengendalikan pertumbuhan patogen tular tanah. Mekanisme yang dilakukan oleh mikroba antagonis dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen antara lain kompetisi, parasitisme, antibiosis dan lisis (Fajrin,2013). Pengendalian patogen tular tanah menggunakan mikroba antagonis dilaporkan efektif apabila mikroba antagonis dapat mendominasi perakaran tanaman inang. Kendala dalam mengintroduksi jamur antagonis kedalam tanah adalah ketidakmampuan jamur tersebut beradaptasi pada ekosistem yang baru. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan jamur antagonis tersebut berkompetisi dengan patogen yang ada didalam tanah. Menurut Nurbailis (1992), kompos dapat digunakan sebagai media aktivasi pertumbuhan jamur antagonis sebelum diintroduksi ke dalam tanah. Sehingga, untuk efektifitas mikroba antagonis dalam melindungi tanaman stroberi dari penyakit layu di Desa Pancasari, perlu diteliti cara aplikasi yang efektif, salah satunya dengan mencampurkannya pada kompos.
3 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah mikroba antagonis mampu menekan perkembangan patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi secara in vitro? 2. Apakah mikroba antagonis yang ditambahkan pada berbagai kompos mampu mengendalikan patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi? 3. Kompos apakah yang paling cocok sebagai media pembawa mikroba antagonis pengendali patogen penyebab penyakit layu stroberi? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kemampuan mikroba antagonis terbaik dalam menekan perkembangan patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi secara in vitro. 2. Untuk mengetahui kemampuan mikroba antagonis yang ditambahkan pada berbagai kompos dalam mengendalikan patogen penyebab penyakit layu tanaman stroberi. 3. Untuk mengetahui jenis kompos yang paling cocok sebagai media pembawa mikroba antagonis terbaik sebagai pengendali patogen penyebab penyakit layu stroberi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui kemampuan mikroba antagonis terbaik dalam menekan perkembangan patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi secara in vitro.
4 2. Dapat mengetahui kemampuan mikroba antagonis yang ditambahkan pada berbagai kompos untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit layu tanaman stroberi 3. Dapat menghasilkan pupuk kompos yang paling cocok sebagai media pembawa mikroba antagonis terbaik sebagai pengendali patogen penyebab penyakit layu stroberi. 1.5 Hipotesis 1. Trichoderma sp. mampu menekan perkembangan patogen penyebab penyakit layu pada tanaman stroberi secara in vitro. 2. Mikroba antagonis yang ditambahkan pada kompos kotoran kambing mampu mengendalikan patogen penyebab penyakit layu tanaman stroberi. 3. Kompos kotoran kambing menjadi media terbaik pembawa agens hayati mikroba antagonis.