III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. Zealand White jantan lokal yang sudah lepas sapih berumur hari yang berasal

dokumen-dokumen yang mirip
OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun

r = =

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Kandang Penelitian Laboratorium UIN. Agriculture Recearch Development Station (UARDS)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Transkripsi:

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci peranakan New Zealand White jantan lokal yang sudah lepas sapih berumur 45-60 hari yang berasal dari daerah Rancaekek, Sumedang, Jawa Barat. Jumlah kelinci yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor dengan bobot rata-rata 837,6 gram. Sebelum dimasukkan ke kandang yang sudah diberi nomor serta tag, kelinci ditimbang untuk mendapatkan bobot awalnya dimana koefisien variasi awal kelinci adalah 1.2 % 3.1.2 Kandang Penelitian Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan kelinci menggunakan sistem baterai sebanyak 20 buah. Ukuran masing-masing kandang p x l x t yaitu 60 cm x 60 cm x 70 cm yang dibuat dengan besi beralaskan bambu. Setiap unit kandang diberi nomor perlakuan dan nomor ulangan, dan masing-masing kandang dilengkapi tempat makan dan minum. 3.1.3 Ransum Ransum penelitian dibuat dalam bentuk pellet yang merupakan campuran antara beberapa bahan pakan yang ditambahan dengan tanin dari ekstrak kastanya (Castanea Sativa) dengan 4 tingkatan yang berbeda. Tanin yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan produk siap pakai merk Farmatan dari PT.Eurovet Indonesia.

Gambar 1. Label Farmatan Tanin. Kandungan nutrien dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum pada kelinci dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penyusun Ransum Kelinci Bahan Kandungan Pakan BK PK SK LK Abu Ca P DE* % (kkal/kg) *Pollard 89,6 14,26 10,13 3,92 5,57** 0,07** 0,83** 3726 *Bungkil 91,15 Kelapa 21,79 13,06 12,21 6,15** 0,1** 0,54** 4003 *Bungkil 88,86 Kedelai 52,9 6,22 10,64 2,6** 0,78** 0,42** 3956 *Dedak 90,48 Padi Halus 11,04 12,92 10,56 10,75** 0,1** 1,41** 3553 *Onggok 95,39 1,93 18,59 0,55 14,5** 0,25** 0,17** 3116 Molases 4,0 0,38 0,08 11,00 1,50 0,02 2652,00 Dikalsium phospat 0.00 0.00 0.00 0.00 22.00 19.00 4253.00 Sumber : *Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Perternakan, Universitas Padjadjaran (2018). ** BPHPT (2013)

Adapun untuk menyesuaikan kandungan nutrisi dalam ransum basal, maka dibandingkan kandungan nutrisi ransum basal dengan kebutuhan nutrisi kelinci yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Kadungan Nutrien Ransum Percobaan dan Kebutuhan Kelinci Nilai Bahan Pakan Ransum Basal* Kebutuhan/Hari** Protein Kasar (%) 15,92 16,00 Lemak Kasar (%) 11,22 10-12 Serat Kasar (%) 6,20 2 Kalsium (%) 6,39 8,75 Abu (%) 0,52 0,40 Phospor (%) 0,26 0,22 Digestible Energi 2528,38 2500,00 Sumber : *Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Perternakan, Universitas Padjadjaran (2018) **Ensminger (1991) Susunan ransum yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 4 jenis ransum yang diperoleh dengan melakukan perhitungan berdasarkan kebutuhan kelinci pada masa pertumbuhan (Tabel 2). Tabel 3. Susunan Ransum Penelitian Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 % Onggok 27,73 27,73 27,73 27,73 Bungkil Kelapa 24,32 24,32 24,32 24,32 Bungkil Kedelai 8,11 8,11 8,11 8,11 Dedak Padi Halus 10,31 10,31 10,31 10,31 Pollard 27,03 27,03 27,03 27,03 Molases 2.00 2.00 2.00 2.00 Dikalsium Phospat 0.50 0.50 0.50 0.50 Tannin 0 0,25 0,50 0,75 Sumber : hasil berdasarkan perhitungan tabel 2 dan 3 Ransum yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : R0 = Ransum tanpa penambahan tanin

R1 = Ransum dengan penambahan tanin 0,25 % R2 = Ransum dengan penambahan tanin 0,50 % R3 = Ransum dengan penambahan tanin 0,75 % 3.2. Alat Penelitian Adapun beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Timbangan digital kapasitas 5 kg untuk menimbang bagian karkas dan komponen karkas kelinci peranakan New Zealand White jantan. 2. Peralatan kebersihan meliputi sapu, gayung, ember, sikat, dan selang. 3. Pisau untuk menyembelih dan memotong bagian karkas dan komponen karkas. 4. Karung pakan sebagai tempat menyimpan pakan kelinci selama 6 minggu. 5. Label untuk memberi identitas ternak di pintu kandang. 6. Tempat pakan yang berupa mangkuk untuk tempat pakan kelinci. 7. Tempat minum untuk minum kelinci yang berupa botol dengan nipple. 8. Lampu untuk menerangi kandang. 9. Tali rapia untuk menggantung kelinci yang telah dipotong. 10. Baki untuk menempatkan karkas kelinci.

3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Tahap persiapan. 1) Persiapan kandang. Sebelum kelinci dating, kandang dibersihkan dan diberi nomor kandang serta label perlakuan dan pengulangan yang ditempet dipintu kandang. Kemudian mengganti alas kandang berupa bamboo yang sudah tidak layak dengan yang baru. Menempatkan tempat pakan dan minum di setiap kandang. 2) Persiapan Pakan a) Penyusunan Formula Ransum Penelitian Penyusunan formula ransum dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, berdasarkan kebutuhan gizi kelinci peranakan New Zealand White. Formulasi ransum dibuat menjadi 4 perlakuan dengan tingkat penambahan tanin dari ekstrak kastanya (Castanea Sativa) yang berbeda. b) Pembuatan Ransum Formulasi ransum yang telah disusun, selanjutnya dibuat menjadi ransum di Mini Feedmil Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran sesuai masing-masing perlakuan. Bahan pakan ditimbang sesuai dengan formulasi kemudian dimasukkan kedalam mixer agar tercampur. Penambahan tanin dilakukan dengan mencampur tanin kedalam molasses terlebih dahulu. Setelah tercampur rata molasses yang sudah ditambahkan tanin dituang sedikit demi sedikit kedalam mixer yang berisi bahan pakan. Bahan pakan yang sudah tercampur rata kemudian masuk pada proses pelleting, yaitu membuat ransum dalam bentuk pellet.

3.2.2 Tahap Perlakuan 1. Tahap pemeliharaan a) Kelinci yang telah dibeli dan ditimbang untuk mengambil data dari bobot awal. Kemudian kelinci yang telah ditimbang dimasukan kedalam kandang yang telah diberi label dan diberi air minum yang telah diberikan vitamin. b) Ternak percobaan sebanyak 20 ekor dibagi ke dalam 20 kandang, masingmasing terdiri dari satu ekor kelinci. c) Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. d) Ransum diberikan secara adlibitum dengan perkiraaan kebutuhan ransum ternak sesuai dengan umur kelinci. Ransum yang diberikan sebanyak 150 gram/ekor/hari. e) Air minum diberikan secara adlibitum. f) Tempat minum dicuci setiap hari, setelah itu tempat minum diisi air bersih kembali dan diberikan pada kelinci. 2. Tahap pemotongan a) Kelinci dipuasakan terlebih dahulu selama 8 jam agar saluran pencernaan bersih ketika disembelih dan pengeluaran darah lancar. b) Menimbang bobot kelinci yang sudah dipuasakan sebagai bobot potong. c) Kemudian kelinci disembelih. d) Penyembelihan kelinci menggunakan metode Kosher Killing dengan menghadap kiblat. e) Kemudian kelinci digantung dengan posisi kepala berada dibawah atau letakan pada posisi terbalik untuk mengeluarkan darah di dalamnya.

f) Melakukan pengulitan kelinci yang dimulai dari kedua ujung kaki belakang. Serta memotong setiap cakar dan kepala kelinci. g) Melakukan tahap pemisahan dan penimbangan karkas dan komponen karkas (daging, tulang dan lemak). 3.2.3. Tahap Pengumpulan Data Data bobot potong, berat karkas dan komponen karkas diambil setelah akhir dari masa pemeliharaan. Semua kelinci yang telar diberi nomor ditimbang sebelum dipotong untuk mendapatkan data bobot potong, kemudian kelinci disembelih, dikuliti serta dikeluarkan jeroannya untuk mendapatkan data berat karkas. Pemisahan daging, tulang dan lemak dari karkas utuh kelinci untuk mendapatkan data komponen karkas. 3.2.4 Peubah yang Diamati 1. Persentase Karkas (%) Persentase karkas dihitung dengan cara membagi bobot karkas dengan bobot potong kelinci kemudian dikalikan 100 persen (Berg and Butterfield, 1976) Bobot potong kelinci diketahui dengan menimbang kelinci sesaat sebelum dipotong. Bobot karkas Persentase Karkas = ( ) x 100% Bobot potong

2. Persentase Komponen Karkas (%) a. Daging Persentase daging dihitung dengan cara membagi bobot daging dengan bobot karkas kemudian dikalikan 100% (Berg dan Butterfield, 1976). Bobot daging Persentase Daging = ( ) x 100% Bobot karkas b. Tulang Persentase tulang dihitung dengan cara membagi bobot tulang dengan bobot karkas kemudian dikalikan 100% (Berg dan Butterfield,1976) Bobot tulang Persentase Tulang = ( ) x 100% Bobot karkas c. Lemak Persentase lemak karkas dihitung dengan cara membagi bobot lemak karkas dengan bobot karkas kemudian dikalikan 100% (Berg dan Butterfield, 1976) Bobot lemak Persentase Lemak = ( ) x 100% Bobot karkas

3.3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunaka rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 5 kali, sehingga didapatkan 20 unit percobaan. Model matematika dari rancangan percobaan ini berdasarkan Gasperz (1994) sebagai berikut : Y ij = µ+ α i + ε ij Keterangan: Y ij : Respon hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai rata-rata umum α i : Pengaruh perlakuan ke-i ε ij : Galat percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j i : Perlakuan ke-i (1,2,3,4) j : Ulangan ke-j (1,2,3,4,5) Asumsi : 1. Nilaiε ij menyebar normal dan bebas satu sama lain. 2. Nilai harapan ( ε ij ) = 0. 3. Σ(ε ij ) 2 - σ 2 atau ε ij - σ 2 merupakan ragam dari pengaruh pengacakan adalah σ 2, jadi ε ij ~ NID (0,σ 2 ) adalah nilai tengah sama dengan nol dan ragam hamparan σ 2. Hipotesis yang diuji : H 0 : Pengaruh perlakuan R2 (R0, R1, R3) H 1 : Pengaruh perlakuan R2 > (R0, R1, R3)

Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Ftabel Perlakuan (t-1)=3 JKP JKP/db Galat t(r-1)=16 JKG JKG/db Total (tr-1)=19 JKT Kaidah keputusan: KTP KTG 1. Jika Fhitung F0,05 artinya perlakuan berpengaruh tidak nyata (non significant), terima H0. 2. Jika Fhitung > F0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0. Apabila hasil yang diperoleh signifikan, maka dilakukan uji lanjut untuk mengetahui perlakuan mana yang paling berpengaruh pada karkas dan komponen karkas kelinci peranakan New Zealand White Jantan. Perhitungan dilakukan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan LSR = SSR x S x KT Galat S x = = S2 r r Keterangan : Sx KT galat SSR LSR r : Standard error : Kuadrat Tengah Galat : Studentized Significant Range : Least Significant Range : Ulangan Kaidah Keputusan, selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR Bila d LSRx, berbeda nyata atau sangat nyata

d < LSRx, tidak berbeda nyata Uji Polinomial Orthogonal digunakan untuk menentukan persamaan hubungan antara perlakuan dengan respon. Berdasarkan persamaan hubungan antara perlakan dengan respon tersebut dapat ditentukan nilai optimum respon. Berikut model matematika yang digunakan: Keterangan : Y = α+ β1x + β2x 2 + + βnx n + ε α = intersepsi βi = (i = 1,2,3,...n)koefisien regresi parsial yang berasosiasi dengan derajat polonomial ke-i hingga ke-n; Y X = respon = perlakuan. Gomez dan Gomez (1995) telah menguraikan perhitungan untuk mendapatkan koefisien Polinomial Orthogonal untuk derajat polinomial pertama (linier) dan derajat polinomial kedua (kubik) sebagai berikut: L = a+ Xi Qi b cxi + Xi 2

Tabel 5. Analisis Ragam Dengan Pembandingan Polynomial Orthogonal Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan t 1 JKP KTP Linier 1 JKP1 KTP1 Kubik 1 JKP2 KTP2 Galat Sisa JKG KTG Percobaan Total n-1 JKT Kaidah Keputusan Statistik Uji F Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polinomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat polinomial yang signifikan (Widhiarih, 2001). Pengambilan keputusan diambil berdasarkan uji F significancy tertinggi, selanjutnya di cari grafik dan persamaan. F F1 F2 3.3.4 Tata Letak Percobaan Penentuan kandang untuk masing masing ternak dilakukan secara acak dengan cara pengundian. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan diberi kesempatan yang sama untuk memperoleh perlakuan tertentu. Setelah 4 perlakuan dan kelinci yang tadi diacak, akan dilakukan perhitungan koefisien variasi di setiap perlakuan agar seragam bobotnya (Gasperz, 1994). Pengacakan berdasarkan perlakuan dilakukan seperti pada Ilustrasi 1 1 R2 2 R0 3 R3 4 R2 5 R1 6 R3 7 R0 8 R3 9 R0 10 R2

11 R3 12 R2 13 R0 14 R1 15 R1 16 R3 17 R0 18 R1 19 R2 20 R1 Keterangan : Ilustrasi 1. Tata Letak Pengacakan Perlakuan Ternak 1 20 = Nomor kandang R0 R1 R2 R3 = Ransum tanpa penambahan tanin = Ransum dengan penambahan 0,25 % tanin = Ransum dengan penambahan 0,50 % tanin = Ransum dengan penambahan 0,75 % tanin