ARTIKEL MAKNA SIMBOLIS PADA TRADISI GAWAI (SYUKURAN HASIL PANEN) SUKU DAYAK DI DESA BUNGKANG KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT. Oleh: MARSELENA RINI

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL MAKNA SIMBOLIS MANTRA PADA BUDAYA SELAMATAN PANEN PADI (LABUH PARI) DI DESA SEGAWE KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

PELESTARIAN KERIS SEBAGAI SALAH SATU WARISAN BUDAYA JAWA DI KOTA KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN UKDW

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

STUDI TENTANG TATACARA UPACARA PERKAWINAN DI DESA TAMANAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

Transkripsi:

ARTIKEL MAKNA SIMBOLIS PADA TRADISI GAWAI (SYUKURAN HASIL PANEN) SUKU DAYAK DI DESA BUNGKANG KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT Oleh: MARSELENA RINI NPM: 13.1.01.07.0055 Dibimbing oleh : 1. Dr. Sujarwoko, M. Pd. 2. Drs. Sarjdono, M. M. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2018

SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2018 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : MARSELENA RINI NPM : 13.1.01.07.0055 Telepun/HP : 085749701949 Alamat Surel (Email) : marselrini@gmail.com Judul Artikel : Makna simbolis pada tradisi gawai (syukuran hasil panen) suku Dayak di desa Bungkang kabupaten Sanggau Kalimantan Barat Fakultas Program Studi : Nama Perguruan Tinggi : Alamat Perguruan Tinggi : Jalan KH. Achmad Dahlan Nomor 76 Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1

MAKNA SIMBOLIS PADA TRADISI GAWAI (SYUKURAN HASIL PANEN) SUKU DAYAK DI DESA BUNGKANG KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT 13.1.01.07.0055 FKIP - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: marselrini@gmail.com Dr. Sujarwoko, M. Pd. dan Drs. Sarjdono, M. M. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Marselena Rini (13.1.01.07.0055) Makna Simbolis Pada Tradisi Gawai (Syukuran Hasil Panen) Suku Dayak Di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,, 2017. Gawai termasuk salah satu dari pesta keagamaan orang Dayak. Pada saat Gawai, orang dayak menyampaikan ucapan syukur kepada dewa-dewa karena telah berkenan memberikan rejeki. Gawai dirayakan sehabis panen padi sebagai ungkapan syukur atas tahun padi yang telah berjalan, sekaligus doa permohonan untuk tahun padi berikutnya. Penelitian ini membahas mengenai Makna Simbolis Pada Tradisi Gawai (syukuran hasil panen) Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah prosesi tradisi Gawai (syukuran hasil panen) Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat? 2) Bagaimanakah deskripsi simbol bentuk, makna dan fungsi pelaksanaan Gawai Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat? Sesuai pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan prosesi dan simbol bentuk, makna dan fungsi Gawai Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis dengan objek penelitian makna simbolis pada tradisi Gawai (syukuran hasil panen) Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara dengan narasumber, observasi langsung dengan mengamati dan mencatat proses pelaksanaan kegiatan tradisi Gawai, dan dokumentasi dari hasil kegiatan Gawai. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer merupakan data utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari narasumber tanpa perantara. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prosesi tradisi Gawai yang meliputi: Menyambut Pengabang (menyambut tamu), Ngumpan Pala Guna, Ngumpan Pi in, Ngumpan Benih, Ngumpan alat-alat pertanian pada pelaksanaan Gawai Suku Dayak Di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Tradisi Gawai Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat memaparkan mengenai fungsi dan makna simbolis yang ada pada tradisi Gawai. Kata Kunci: Budaya, prosesi tradisi Gawai, fungsi dan makna simbolis 2

I. LATAR BELAKANG Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi menurut Herskovit (dalam Heriwanti dan Winarno, 2014: 24). Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya patut untuk dilestarikan dari generasi ke generasi. Apabila upaya pelestarian kebudayaan tersebut dilakukan, maka identitas suatu daerah juga akan terangkat, selain itu juga memperkaya dan memperkuat persatuan antar suku bangsa di Indonesia.Ada sebuah petuah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Sehingga masyarakat bersikap tetap menjaga dan melestarikan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang mereka sebagai apresiasi terhadap pahlawan. Nilai-nilai budaya yang terkadung di dalamnya sebagai tolak ukur dan dianggap membawa pengaruh terhadap kehidupan. Dalam setiap bangsa pasti memiliki kebudayaan, kebudayaan yang dicitakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda dan menghasilkan keragaman kebudayaan. Kebudayaan yang ada ikut mengalami perubahan seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan. Pewarisan kebudayaan merupakan proses pemindaian, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan kebudayaan bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang. Kebudayaan sendiri terdiri atas gagasangagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil karya dari tindakan manusia. Begitu eratnya kebudayaan manusia dengan simbol-simbol, sampai manusia pun disebut makhluk dengan simbolsimbol. Manusia berpikir, berperasaan dan bersikap dengan ungkapan-ungkapan yang simbolis. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang Kalimantan banyak menggunakan simbol, karena tanpa simbol komunikasi dan tindakan manusia menjadi beku. Simbol yang berupa benda, keadaan, atau hal sendiri sebenarnya terlepas dari tindakan manusia, tetapi sebaliknya tindakan manusia harus selalu mempergunakan simbol-simbol sebagai media pengantar dalam komunikasi antar sesama.

Adat istiadat atau sering disebut dengan adat, merupakan sistem nilai dari suatu pranata sosial yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat (Purwadi, 2007:3). Sebagian orang Kalimantan mengadakan upacara tradisional dalam rangka memenuhi kebutuhan spritualnya supaya ingat pada sang pencipta. Terutama pada masyarakat pedesaan, adat istiadat masih dijunjung tinggi nilai sejarahnya. Hingga saat ini masih banyak masyarakat desa yang berpegang teguh pada adat istiadat ketika akan melakukan pekerjaan atau hajatan. Adat istiadat yang masih dikunjungi tinggi nilainya oleh masyarakat Kalimantan misalnya adat pernikahan, kematian, kelahiran dan lain-lain. Masyarakat Kalimantan memiliki kebudayaan khas di mana dalam sistem budayanya menggunakan simbol-simbol sebagai sarana atau media untuk menciptakan pesan. Hal ini juga diperkuat bahwa budaya itu sendiri sebagai tingkah laku atau kreasi manusia memerlukan bahan materi atau alat penghantar untuk menyampaikan maksud tertentu. Media budaya itu dapat berupa bahasa, benda, warna, suara, tindakan yang merupakan simbol-simbol budaya (Herusatoto, 2001:78). Simbol dibidang budaya terutama dibidang pengkajian disiplin budaya, terdapat adanya korelasi-korelasi antara tanda-tanda dan budaya dengan nilai-nilai sosial yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu misalnya, tindakan-tindakan simbolis yang dilaksanakan ketika sesudah panen. Masyarakat Kalimantan menyebutnya dengan Gawai. Gawai adalah syukuran hasil panen. Upacara adat ini penuh dengan simbol-simbol yang mengandung suatu pesan di dalamnya. Untuk mengetahui adat istiadat, tradisi dan makna simbolis dalam pelaksanaan Gawai peneliti menggunakan pendekatan antropologis. Penelitian sastra dengan pendekatan antropologis yang mempelajari pertumbuhan manusia baik pertumbuhan fisik, adat istiadat dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang. Dengan pendekatan antropologis ini maka peneliti berusaha menggali makna yang tersembunyi pada simbol-simbol yang digunakan dalam pelaksanaan Gawai. Dari uraian dan beberapa contoh yang telah dikemukakan di atas, ditinjau dari aspek simbol, Gawai mempunyai maksud dan tujuan tertentu, agar segala peristiwa dapat diketahui atau diingat kembali oleh masyarakat segenerasinya ataupun generasi-generasi berikutnya. Kepercayaan orang Kalimantan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menciptakan manusia dan alam seisinya, dan juga adanya dunia lain untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini, yaitu alam di mana 1

para arwah nenek moyang sekarang berada. Ia harus menjaga keselarasan dirinya dengan kemajuan pengetahuan demi kepuasan batin dan rasa budaya manusia. Dari uraian di atas dipilih judul Makna Simbolis Pada Tradisi Gawai (syukuran hasil panen) Suku Dayak Di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan pendekatan antropologis. Antropologi adalah ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam masyarakat (Ratna, 2012: 63-64). Antropologi merupakan ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku manusia dalam masyarakat dan tata cara kehidupan yang dijalani serta proses perjalanan manusia itu sendiri. Jadi, peneliti melakukan pengamatan secara tekun dengan melibatkan diri pada permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa data-data tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian. III. HASIL DAN KESIMPULAN Hasil penelitian ini ditemukan prosesi tradisi Gawai yang meliputi: Menyambut Pengabang (menyambut tamu), Ngumpan Pala Guna, Ngumpan Pi in, Ngumpan Benih, Ngumpan alat-alat pertanian pada pelaksanaan Gawai Suku Dayak Di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Hasil penelitian prosesi Menyambut Pengabang (menyambut tamu) merupakan ungkapan kebersamaan dan kehormatan bagi mereka yang melaksanakan upacara gawai. Prosesi menyambut pengabang dimulai dengan menyambut sanak saudara yang berkunjung kerumah, tuan rumah menyuguhkan makanan untuk sanak saudara yang datang. Ritual yang pertama dalam upacara adat Gawai adalah Ngumpan Pala Guna, ritual ini dilakukan dengan memberi sesaji kepada batu yang dianggap memiliki roh dari nenek moyang, ritual Ngumpan Pala Guna dilakukan pada pagi hari setelah semua makanan yang di sajikan dalam ritual selesai dimasak dan disajikan, ritual Ngumpan Pala Guna dimulai dengan memberi sesaji kepada Pala Guna dilanjutkan dengan mengucapkan terima kasih kepada Pala Guna serta meminta berkat kepada Pala Guna agar selalu di lindungi ketika melakukan kegiatan di luar rumah. Ritual yang kedua dalam upacara adat Gawai 2

adalah Ngumpan Pi in, ritual Ngumpan Pi in yaitu memberi sesaji pada penunggu sumber air, sebelum ritual ini dimulai masyarakat terlebih dahulu membersihkan sumber air kemudian ketua adat memulai ritual ini dengan do a dan mempersembahkan sesaji kepada penunggu sumber mata air. Ritual yang ketiga dalam upacara Gawai adalah Ngumpan benih artinya memberi sesaji pada benih padi yang akan ditanam kembali. Ritual Ngumpan benih dilakukan di rumah adat, benih-benih yang akan digunakan dipisahkan dari padi yang akan dikonsumsi. Benih padi yang akan ditanam kembali dibawa ke rumah adat beserta makanan untuk ritual Ngumpan benih. Ritual yang terakhir dalam upacara adat Gawai adalah Ngumpan alat-alat pertanian, sebelum ritual dilakukan setiap keluarga harus mengumpulkan alat pertanian dalam satu wadah, semua alat prtanian ini mencakup alat pertanian yang digunakan untuk bekerja di hutan di kebun, maupun di sawah. Semua alat pertanian yang sudah dikumpulkan di tampi dan di beri sesaji dalam satu wadah, kemudian di do akan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat makna simbolis dalam tradisi Gawai Menyambut Pengabang yaitu menjadi kesempatan untuk saling mengunjungi, berkumpul, dan berbagi rejeki. Makna simbolis dalam Menyambut Pengabang yaitu untuk mempererat tali persaudaraa agar selalu terjalin dengan baik tanpa adanya sebuah perselisihan dan pertikaian antara satu dengan yang lain. Makna simbolis dari ritual yang pertama yaitu agar roh Pala Guna dan roh nenek moyang selalu melindungi masyarakat ketika bekerja, serta berkebun dan membantu para petani yang ada di sawah maupun kebun. Masyarakat berharap roh Pala Guna melindungi warga masyarakat ketika bercocok tanam dan ikut membantu hasil panen masyarakat. Makna simbolis dari ritual yang kedua adalah ritual Ngumpan Pi in, dalam ritual ini air mengandung simbol energi alam yang terus mengalir. Ngumpan Pi in ini juga dianggap sebagai air suci dengan sumber air dan sungai yang mengalir dimaksudkan untuk mengangkat segala macam penyakit jika digunakan untuk mandi dan jika airnya digunakan untuk minum atau kebutuhan sehari-hari maka akan mendatangkan kesehatan. Makna simbolis dari Ngumpan alat pertanian adalah jika kita memperlakukan alat pertanian seperti kita memperlakukan diri kita sendiri ketika alat tersebut digunakan untuk mengerjakan setiap pekerjaan baik berkebun, maupun berladang oleh para petani, alat-alat pertanian tidak akan menyakiti, melukai dan mencelakai pemiliknya sendiri. IV. DAFTAR PUSTAKA 3

Arikunto, Suharsmi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dr. Sumaryono, MA. 2016. Antropologi Tari. Media Kreativa Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak Herusatoto, Budiono. 2001. Simbolisme. Yogyakarta: Hanindita Grahawidia Herimanto dan winarno. 2014. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Koentjaraningrat. 2016. Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Purwadi, 2017. Ensiklopedi Adat Istiadat Budaya jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka Sumaryono. 2011. Antropologi Tari dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta. Badan Penerbit ISI Yogyakarta Moleong Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ratna, Nyoman Kutha.2012. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. 4