BAB I PENDAHULUAN. ini. Proses pendidikan seumur hidup itu lebih dikenal dengan istilah long life

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan formal di indonesia hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. cenderung memasuki era globalisasi. Tuntutan layanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu,

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

Oleh : SUBIARTI A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sudah terancang kerangka keilmuan modern dalam rangka mengejar kesetaraan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar ini telah berkembang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menurut Undang-Undang RI no 20 Tahun 2003 pendidikan diartikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mendidik anak-anaknya. Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Proses pendidikan seumur hidup itu lebih dikenal dengan istilah long life education. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksankan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi pendidikan, misalnya dalam memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, bahkan upaya perbaikan dalam kualitas pembelajaran yang dilakukan (Hasbullah, 2009: 1-8). Salah satu komponen penting yang dapat menentukan kualitas pendidikan adalah guru, karena peran mereka sangat sentral terutama sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran, hal tersebut sesuai yang tertera dalam UU RI No.19 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1 ayat 1 yang menegaskan bahwa: guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan 1

2 mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mengoptimalkan peran guru tersebut, peningkatan kualitas guru itu sendiri menjadi sebuah keharusan. Diantara tanda-tanda guru yang berkualitas, apabila dapat menunjukkan kemampuan pengelolaan pembelajaran yang bermutu (Surtikanti dan Joko Santoso, 2008: 2). Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 dinyatakan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Selama ini guru selalu berusaha meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dengan melakukan berbagai inovasi pembelajaran, mulai dari mengaplikasikan berbagai model, strategi, metode, dan teknik yang bervariatif serta disesuaikan dengan materi yang diajarkan agar siswa mudah memahaminya. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit guru yang mengalami kurang berhasilnya pembelajaran yang dilakukan, sehingga menuntutnya untuk selalu berfikir dan berusaha menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan disemua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit dalam penyampaiannya pada siswa yaitu mata pelajaran Matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar,

3 analisis, teori peluang dan Matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Selama ini terbentuk kesan umum pada siswa bahwa Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan juga menakutkan (Heruman, 2007: 1-3). Nyatanya memang demikian banyak sekali siswa yang tidak menyukainya. Padahal, sesungguhnya unsur-unsur Matematika itu menyertai kita dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan belajar Matematika juga dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa. Matematika selalu berhubungan dengan angka-angka yang terkesan membingungkan dan membosankan, sehingga membuat siswa malas untuk belajar dan akhirnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika rendah. Ditinjau dari usia siswa sekolah dasar (SD), usianya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Siswa sekolah dasar merupakan individu yang masih dalam usia pertumbuhan dan perkembangan. Usia siswa pada masa sekolah dasar ini sering disebut juga dengan golden age karena pada usia ini siswa mampu menyimpan informasi yang ditangkap oleh panca indra mereka. Sesuai dengan karakter siswa yang demikian, maka pembelajaran di kelas diharapkan dapat menggunakan benda yang konkrit, dapat terlihat jelas, dan memiliki kesan yang menarik agar selalu dapat diingat oleh siswa. Selain itu siswa pada usia sekolah dasar ini juga memiliki kecenderungan untuk menyukai dan meniru para tokoh yang diidolakannya. Hal tersebut dapat terlihat ketika siswa menirukan gaya berpenampilan dari tokoh yang diidolakannya, misalnya guru, artis, maupun orang tuanya.

4 Sebagian besar anak pada usia ini menyukai tokoh-tokoh fiksi yang terdapat pada acara televisi. Tokoh kartun yang diidolakannya biasanya terlihat pada gambar dalam tas dan alat tulis yang dibawa. Karakteristik anak usia demikian biasanya dalam pembelajaran di kelas selalu menginginkan suasana belajar yang asyik, menyenangkan, dan terdapat unsur permainan. Melihat karakteristik siswa yang demikian, penggunaan model pembelajaran Cartoon Art memiliki peluang yang besar untuk menarik minat siswa dalam belajar Matematika, sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Salah satu strategi pembelajaran yang ada dalam model pembelajaran tersebut adalah strategi Cartoon Card. Strategi ini menggunakan media kartu yang berupa gambar kartun untuk mengeksplor atau menuliskan bagian materi mana yang belum dipahami siswa. Gambar kartun favorit siswa yang lucu membuatnya tertarik dalam belajar Matematika. Pada umumnya siswa merasa senang karena dapat belajar ditemani dengan tokoh kartun idola. Melalui media kartu kartun tersebut, guru dapat mengetahui siswa mana yang belum memahami materi yang disampaikan dan bagian mana yang belum dipahaminya, sehingga mempermudah guru untuk mengulang materi tertentu yang diperlukan. Karakter pada kartu kartun merupakan identitas siswa dan hanya mereka yang tahu. Siswa tidak perlu merasa malu karena guru tidak akan membacakan identitas siswa. Strategi Cartoon Card ini dirasa cocok diterapkan pada siswa untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika.

5 Banyak pula strategi pembelajaran lain yang digunakan oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu strategi yang menarik tersebut adalah Course Review Horay. Strategi ini digunakan sebagai pengujian pemahaman siswa dengan menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban benar harus berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Pembelajaran yang ceria dan menyenangkan dapat ditampilkan melalui penerapan strategi tersebut. Suasana pembelajaran yang menyenangkan tersebut dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar sehingga berdampak pada perolehan hasil belajar Matematika yang memuaskan. Strategi ini mengikutsertakan siswa dalam penilaian soal sehingga dapat menumbuhkan dan menanamkan kejujuran pada siswa. Kedua strategi di atas yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran tidak dapat dikatakan mana yang paling baik karena masingmasing memiliki karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu, berdasarkan perbandingan konsep kedua strategi pembelajaran di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk membandingkan penggunaan strategi Cartoon Card dengan Course Review Horay sehingga dari perbandingan penggunaan strategi pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar Matematika Kelas 3 di SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta antara yang menggunakan strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay.

6 Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Studi Komparasi Strategi Pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay Terhadap Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut: 1. Guru mengalami kesulitan dalam menentukan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran Matematika pada siswa sekolah dasar. 2. Siswa menganggap mata pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga berdampak pada hasil belajar Matematika kurang memuaskan. 3. Siswa merasa bingung dan tidak berani bertanya ketika menemukan kesulitan dalam belajar Matematika. 4. Motivasi siswa dalam belajar Matematika rendah. 5. Banyak strategi yang dapat digunakan untuk pembelajaran Matematika, namun belum diketahui keefektifan masing-masing strategi dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah, fokus pada subjek dan objek yang diteliti serta jangkauannya tidak terlalu luas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah sebagai berikut:

7 1. Penerapan strategi pada pembelajaran Matematika dalam penelitian ini dibatasi hanya dua strategi, yaitu strategi pembelajaran Cartoon Card dan Course Review Horay. 2. Masalah pembelajaran yang diteliti terbatas pada motivasi belajar Matematika siswa kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. D. Perumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan motivasi belajar Matematika antara penerapan strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay pada siswa kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014? 2. Manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar Matematika antara penerapan strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay pada siswa kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam eksperimen ini didasari atas latar belakang diatas, yaitu untuk mengetahui: 1. Perbedaan motivasi belajar Matematika antara penerapan strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay pada siswa kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014.

8 2. Strategi yang lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar Matematika antara strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay pada siswa kelas 3 SD Negeri Kleco 1 No.7 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah: a. Bagi para pengembang pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran di SD. b. Meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran khususnya, dalam upaya peningkatan motivasi belajar Matematika siswa. 2. Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis, terdapat pula manfaat praktis yang bisa diperoleh dari penelitian ini yaitu antara lain: a. Bagi Siswa 1) Memberikan masukan kepada siswa dalam meningkatkan motivasi belajar Matematika melalui strategi pembelajaran Cartoon Card dan Course Review Horay. 2) Untuk meningkatkan motivasi belajar, efektifitas, dan produktifitas pembelajaran Matematika sehingga hasil belajar siswa meningkat.

9 b. Bagi Guru 1) Sebagai masukan untuk memvariasikan strategi pembelajaran dan pendekatan dalam pembelajaran. 2) Mengasah kemampuan guru dalam menerapkan efektivitas strategi pembelajaran Cartoon Card dengan Course Review Horay. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dengan informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.