BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, pendidikan dapat dijadikan standar untuk mengatasi suatu permasalahan yang terjadi dikehidupan manusia supaya lebih terarah. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 (Kemendagri, 2003) yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sujana, 2013, p. 3). Pendidikan biasanya diartikan sebagai perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang pada proses pendewasaan manusia yang dilakukan dengan cara pengajaran dan pelatihan oleh seorang guru atau pendidik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu... bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Kemendagri, 2003). Dalam tujuan pendidikan nasional salah satunya yaitu mencetak siswa yang berilmu, kreatif dan mandiri. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak permasalahan yang terjadi, masih banyak siswa yang tidak mendapatkan ilmu pendidikan yang baik. Seperti: siswa kurang berakhlak mulia, kurang kreatif dan kurang mandiri. Hal ini terkait dari cara mengajar guru serta pemahaman siswa yang kurang baik. Untuk itu perlu adanya inovasi baru yang dapatmemperbaiki suatu pembelajaran, baik dari segi model, metode, pendekatan, strategi, taktik, maupun media yang digunakan agar bisa menumbuhkan rasa semangat pada diri guru dan siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Salah satu tempat untuk menempuh pendidikan yaitu sekolah. Sekolah adalah tempat terjadinya proses belajar 1

2 mengajar antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya serta mampu memperoleh hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar-mengajar itu sendiri. Menurut Mulyati (2000) Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik perseorangan maupun secara kelompok (Sujana, Djuanda, Maulana, Hanifah, & Rukmana, 2009, p. 93). Mulyati (2000) Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa (PBS) yaitu kegiatan siswa direncanakan guru untuk dialami oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar (Sujana et al., 2009, p. 94). Sedangkan menurut Slameto (2003, p. 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan Slameto (2003, p. 29) Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensikompetensi guru. Salah satu mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa dalam jenjang sekolah dasar yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Sujana (2012, p. 1) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam dan segala isinya, serta fenomena-fenomena yang terjadi didalamnya. Sujana (2016, p. 7) mengungkapkan bahwa Pendidikan IPA merupakan salah satu wahana yang dianggap paling tepat untuk menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada peserta didik dalam mempelajari ilmu tentang alam. Selain itu, IPA juga bermanfaat dalam mempelajari diri sendiri, mempelajari lingkungan, serta mempelajari alam semesta secara utuh, yang pada akhirnya diharapkan dapat memanfaatkan serta menjaga alam semesta ini secara arif dan bijaksana. Oleh karena itu, sangat penting bagi para peserta didik untuk menguasai bagaimana cara melaksanakan pembelajaran IPA yang dianggap paling tepat bagi para siswa, baik untuk sekarang dan untuk masa yang akan datang. Pada pembelajaran IPA, guru dituntut untuk bisa membawa pembelajaran secara cermat karena pada pembelajaran IPA ini tidak cukup

3 hanya dengan ceramah dan demonstrasi saja namun perlu adanya kegiatankegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri penemuanpenemuan baru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA menuntut seorang guru yang akan mengajarkannya untuk menguasai pengetahuan, cara kerja, serta keterampilan dalam bidangnya, pengelolaan kelas yang baik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru. Seorang guru juga perlu untuk memotivasi siswanya agar senang belajar IPA, memberi penguatan dalam pembelajaran, serta memperhatikan bahwa belajar IPA itu menyenangkan bukan hanya menghafal saja. Pembelajaran IPA ini bisa bersangkutan dengan sekitar kehidupan manusia. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru menggunakan metode ceramah saja. Pembelajaran metode ceramah ini cenderung membawa situasi kelas menjadi bosan, karena guru hanya menyampaikan materinya dan siswa hanya mendengarkan. Adapun praktik dilakukan tetapi hanya oleh gurunya saja. Untuk itu perlu adanya penganekaragaman model, metode, atau pendekatan dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA baiknya dibuat semenarik mungkin agar siswa tidak cepat merasa bosan sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Namun pembelajaran IPA masih jauh dari kata baik. Seperti yang terjadi di SD Negeri Sukahati guru hanya menggunakan metode ceramah dan praktik, yang dilakukan oleh peneliti mengajarkan materi magnet menggunakan RPP dari guru tersebut. Pada saat pengambilan data awal guru kesulitan mengkondisikan peserta didik yang mengobrol sendiri dibelakang, karena guru hanya fokus pada materi yang disampaikannya saja. Dan pada saat mempraktikan materi, siswa berbondong-bondong ke depan mendekat kepada guru yang praktik di depan karena siswa merasa tidak kelihatan jika tidak maju. Begitupun evaluasi, karena pada saat pembelajaran siswa banyak yang tidak mendengarkan dengan baik karena sibuk dengan urusannya masing-masing. Hasil evaluasinya pun banyak yang belum tuntas. Dari jumlah 34 siswa, hanya 14,7% yang tuntas dan 85,3% belum tuntas. Berikut nilai hasil evaluasi awal terhadap siswa kelas V SD Negeri Sukahati. Dari data yang dihasilkan

4 peneliti setelah melakukan observasi, hanya 5 siswa yang tuntas, sisanya 29 siswa masih belum tuntas dalam pembelajaran IPA khususnya materi gaya magnet. Dari permasalahan tersebut guru menciptakan proses pembelajaran yang membuat siswa aktif, menumbuhkan rasa keingintahuannya, dan siswa mampu memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Dengan demikian, model pembelajaran yang menarik yang dirasa cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu model Discovery untuk melatih siswa dalam menciptakan pembelajaran IPA yang berdasarkan penemuan. Menurut Kristin (2016, p. 91) Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapat kesimpulan dari hasil ilmiah tersebut (Saifuddin, 2014, p. 108). Adapun menurut Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan (2013) Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dengan menggunakannya model discovery siswa dapat lebih aktif karena siswa dituntut untuk terlibat langsung pada saat menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran, dengan begitu siswa dapat lebih menumbuhkan rasa keingintahuannya ketika melakukan observasi, eksperimen, hingga dapat menyimpulkan hasil yang telah diperolehnya yang membuat siswa lebih paham mengenai materi tersebut. Menurut Atmojo (2015, p. 131) pembelajaran discovery dapat memotivasi siswa untuk... turut serta aktif dalam pembelajaran dengan menemukan sendiri suatu permasalahan untuk dipecahkan dan menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan. Dengan begitu, suasana belajar di kelas lebih kepada memberikan kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang diberikan (student center). Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari penggunaan model pembelajaran discovery. Rasa senang dalam diri siswa dapat tumbuh karena kegiatan penyelidikan yang mereka lakukan, dan meningkatkan tingkat penghargaan mereka ketika mereka aktif di kelas. Model pembelajaran discovery juga dapat mengarahkan kegiatan

5 belajarnya sendiri dengan melibatkan akal dan motivasinya, siswa pun akan mengerti konsep dasar dan ide yang lebih baik. Dengan demikian, model pembelajaran discovery dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, yang dalam kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian siswa dan memungkinkan untuk siswa membentuk konsep-konsep baru. Adapun kemungkinan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri, serta pengetahuan yang diperoleh dapat dipahami dan diserap oleh siswa dalam waktu yang lama Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Discovery pada Materi Gaya Magnet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Sukahati di Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu). B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan secara umum, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut. a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati? c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati setelah diterapkan model pembelajaran discovery? 2. Pemecahan Masalah Dari data yang didapatkan pada saat observasi, hasil belajar siswa masih belum memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan. Untuk itu, perlu adanya tindakan mengenai masalah tersebut. Berdasarkan pengamatan, maka dirasa terdapat model yang dapat membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan membuat siswa lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka penulis memilih untuk menerapkan model pembelajaran discovery.

6 Adapun tahap-tahap dari model pembelajaran discovery menurut Sujana et al. (2009, pp. 114 115) ada delapan tahap yaitu pertama, observasi untuk menemukan masalah. Pada tahap ini, guru menyajikan peristiwa atau fenomena yang memungkinkan siswa untuk menemukan suatu permasalahan. Kedua, tahap merumuskan masalah. Setelah siswa menemukan masalah dari peristiwa atau fenomena yang telah disajikan guru, siswa dibimbing untuk merumuskan masalah sesuai dengan peristiwa tersebut. Ketiga, tahap mengajukan hipotesis. Siswa dibimbing untuk mengajukan hipotesis terhadap suatu permasalahan yang telah dirumuskan. Keempat, tahap merencanakan pemecahan masalah melalui pecobaan atau cara lain. Siswa dibimbing untuk merencanakan percobaan yang bertujuan agar dapat memecahkan suatu masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Kelima, tahap melaksanakan percobaan. Siswa dibimbing guru melaksanakan percobaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Keenam, tahap melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data. Siswa diminta untuk mengamati hal-hal apa saja yang terjadi selama percobaan yang dilakukan, dan mengumpulkan data dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Ketujuh, tahap analisis data. Siswa menganalisis data hasil percobaan bertujuan untuk menemukan suatu konsep dari hasil percobaan dengan bantuan guru. Dan yang terakhir, tahap menarik kesimpulan atas percobaan yang telah dilakukan atau penemuan. Siswa menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan serta menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan. Target yang ingin dicapai dalam pembelajaran: a. Target yang ingin dicapai guru Target yang ingin dicapai guru sebesar 100%, dimana guru mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dalam melakukan pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Guru memperbaiki RPP 2) Guru mempersiapkan LKS 3) Guru mempersiapkan bahan ajar 4) Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan tanya jawab 5) Guru melangsungkan jalannya pembelajaran menggunakan model Discovery

7 6) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 7) Guru membimbing jalannya kegiatan diskusi 8) Guru menyuruh masing-masing perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya 9) Guru melakukan evaluasi b. Target yang ingin dicapai siswa Target aktivitas siswa yang ingin dicapai sebesar 85%, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa mampu mendengarkan penjelasan dari guru. 2) Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 3) Siswa mampu memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran Discovery. 4) Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya. 5) Siswa mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. c. Target Hasil Target hasil yang ingin dicapai dari 34 siswa SD Negeri Sukahati Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu sebanyak 29 siswa dengan persentase sebesar 85% siswa yang tuntas karena disesuaikan dengan KKM yang hanya sebesar 65 dan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran IPA pada materi gaya magnet. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian mempunyai tujuan sebagai berikut. a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati.

8 c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi gaya magnet kelas V SDN Sukahati setelah diterapkan model pembelajaran discovery. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan akan dirasakan oleh beberapa pihak, diantaranya: a. Bagi Guru Dengan dilakukannya penelitian ini, guru mendapatkan referensi dalam menentukkan alternatif model pembelajaran yang digunakan. Selain itu guru dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya materi gaya magnet setelah diterapkannya model discovery. b. Bagi Siswa Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan diterapkannya model pembelajaran discovery, karena pembelajaran discovery memancing rasa ingin tahu siswa untuk menemukan hal-hal yang belum diketahuinya tetapi masih dalam bimbingan guru. c. Bagi Sekolah Dengan menggunakan model pembelajaran discovery, melatih guru di sekolah supaya memiliki referensi yang lebih menjadikan guru tersebut lebih kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran. Selain itu mutu sekolah dapat meningkat, karena model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah tersebut. d. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran discovery yang disesuaikan dengan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran. Manfaat lainnya bagi peneliti yaitu menambah wawasan mengenai kondisi nyata yang banyak terjadi dalam dunia pendidikan yang menimbulkan masalah bagi siswa maupun guru.

9 e. Bagi peneliti lain Dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang mungkin akan melakukan penelitian yang sama, dan menjadi tolak ukur agar bisa lebih baik hasilnya dari penelitian ini. D. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penelitian ini terdapat 5 bab yang memiliki subbab masingmasing. Bagian-bagian tersebut adalah bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode penelitian, bab IV paparan data dan pembahasan, serta bab V simpulan dan saran. Dalam bagian sebelum bab I skripsi ini di awali dengan cover luar dan cover dalam. Selanjutnya terdapat halaman pengesahan, halaman pernyataan tentang keaslian skripsi, dan halaman ucapan terimakasih. Setelah itu terdapat abstrak yang berisi informasi umum tentang penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, alasan dilaksanakannya penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan temuan hasil penelitian. Setelah abstrak adalah daftar isi yang merupakan penyajian struktur menurut bab, subbab, dan topiknya berdasarkan halamannya. Selajutnya terdapat daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran dari isi skripsi. Pada bab I pendahuluan terdapat latar belakang masalah, rumusan dan pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi dand batasan istilah. Latar belakang masalah berisikan tentang pengertian pendidikan, pengertian belajar, mengajar, bagaimana pembelajaran IPA di sekolah, bagaimana pembelajaran IPA yang seharusnya. Pembelajaran IPA di tempat penelitian berdasarkan RPP guru dan observasi kepada wali kelas, adapun hasil evaluasi yang diambil sebagai data awal kemampuan siswa. Selanjutnya terdapat rumusan dan pemecahan masalah yang diambil dalam penelitian ini, yang berisi pertanyaan dan gambaran dari pemecahan masalah dari penelitian yang akan dilakukan. Di dalam pemecahan masalah terdapat target yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu target yang ingin dicapai dalam perencanaan guru yaitu 100%, target yang ingin dicapai siswa sebesar 85%, dan target hasil yang ingin dicapai adalah 85% dari 34 siswa dengan

10 KKM sebesar 65. Kemudian ada tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun manfaat yang muncul setelah penelitian selesai dilaksanakan. Selanjutnya terdapat struktur organisasi skripsi yang merupakan paparan mengenai susunan skripsi yang ditulis. Bagian akhir dalam bab I adalah batasan istilah yang merupakan inti dari istilah-istilah pokok dalam penelitian skripsi ini. Bagian selanjutnya adalah bab II studi literatur yang terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan hipotesis tindahan. Dalam bab II terdapat kajian pustaka yang merupakan penjabaran dari hakikat IPA, tujuan pembelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD, karakteristik siswa di SD, hasil belajar dan penjabaran dari model pembelajaran discovery itu sendiri. Dalam kajian pustaka juga terdapat penjabaran teori yang mendukung tentang model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, dan materi pembelajaran magnet. Kemudian terdapat penelitian yang relevan, penelitian yang relevan ini merupakan hasil dari beberapa penelitian-penelitian dengan model yang sama, yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan bukan penelitian asal-asalan. Bagian terakhir pada bab ini yaitu hipotesis tindakan yang merupakan keyakinan terhadap tindakan yang digunakan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada skripsi bahwa dengan menggunakan model pembelajaran discovery maka hasil belajar siswa akan meningkat. Di bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari delapan subbab. Pertama, dalam bab ini terdapat penjabaran dimana lokasi penelitian dilaksanakan, dan kapan waktu penelitian. Kedua, subjek penelitian yang menjelaskan siapa yang diteliti. Ketiga, terdapat metode dan desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian model Kemmis dan Taggart. Keempat, terdapat penjabaran mengenai prosedur penelitian yang dilakukan, yang merupakan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi. Kelima, terdapat pemaparan dari pengumpulan data yaitu lembar observasi, wawancara, tes hasil belajar dan catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian. Keenam, teknik pengolahan dan analisis data yang memaparkan tentang cara

11 mengolah dan menganalisis proses dan hasil penelitian. Ketujuh, berisikan paparan dari data yang divalidasikan dahulu sebelum pengolahan data dilakukan. Kedelapan, yang merupakan akhir dalam bab III yaitu tabel jadwal penelitian berlangsung. Bab IV paparan data dan pembahasan. Subbab dalam paparan data yaitu paparkan data awal, data tindakan, paparan pendapat siswa dan guru. Serta subbab terakhir dalam bab ini yaitu pembahasan. Paparan data awal menjelaskan tentang permasalahan yang muncul sebelumnya, serta data dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakannya siklus. Paparan data tindakan memaparkan data-data yang diperoleh pada saat pemberian tindakan dilaksanakan. Paparan data tindakan dijabarkan persiklus yang disesuaikan dengan jumlah siklus yang dilaksanakan. Paparan data tindakan siklus I berisi tentang paparan perencanaan pada siklus I, paparan data pelaksanaan siklus I yang termasuk didalamnya kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I, terdapat pula analisis dan refleksi pada siklus I. Selanjutnya terdapat paparan data tindakan siklus II dan III yang rinciannya sama seperti pada siklus I. Kemudian paparan pendapat siswa dan guru berkaitan dengan pelaksanaan tindakan, data ini diperoleh dari wawancara. Dalam subbab pembahasan dijabarkan mengenai perbaikan yang dilakukan selama tindakan dilaksanakan, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatan dalam penelitian. Bab V adalah bab terakhir yang berisi simpulan dan saran yang merupakan penyajian singkat tentang keseluruhan isi skripsi. Simpulan mendeskripsikan secara sederhana mengenai data awal dan perbaikan yang dilakukan sampai penelitian berakhir. Kemudian bagian saran berisikan saran terhadap penelitian berikutnya agar dapat lebih baik dari penelitian yang telah dilakukan. E. Batasan istilah Untuk mengetahui istilah-istilah pokok yang ada dalam isi, berikut dijabarkan secara singkat.

12 1. Model Pembelajaran Discovery Discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan (Sugihartono, Fathiyah, Harahap, Setiawan, & Nurhayati, 2007, p. 29). Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari kemudian membangun pengetahuan tersebut dengan pemahaman yang dimilikinya. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang atas apa yang sebelumnya ia pelajari. Perubahan tersebut merupakan peningkatan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Gaya Magnet Magnet merupakan suatu benda yang dapat menarik besi, baja, atau bendabenda lainnya yang mengandung unsur besi atau baja (Samatowa, 2006, p. 78).