Prarancangan Magnesium Sulfat dari Magnesium Oksida dan Asam Sulfat dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM OKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM BORAT DARI BORAKS DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES ASIDIFIKASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FERRO SULFAT HEPTAHIDRAT DARI BESI DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

VII. TATA LETAK PABRIK

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. impor produk tertentu dari luar negeri, padahal bahan dasar produk tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Magnesium sulfat (MgSO 4 ) adalah salah satu produk industri yang dibutuhkan saat ini. Magnesium sulfat merupakan suatu senyawa yang banyak digunakan sebagai bahan pembantu dalam industri plastik, tekstil, pupuk dan farmasi. Pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan industri hulu, oleh karena itu pengembangan industri hilir harus terus dipacu. Salah satunya adalah industri senyawa magnesium sulfat. Senyawa ini sangat dibutuhkan oleh industri-industri lain. Dengan bertambah banyaknya industri-industri kimia di Indonesia, terutama industri-industri yang berbahan dari plastik, tekstil, pupuk dan farmasi maka dapat dipastikan akan kebutuhan magnesium sulfat sebagai salah satu bahan industri tekstil (conditioning agent), industri plastik (coagulant agent) dan bahan campuran industri pupuk dan farmasi akan semakin meningkat. Sehingga penting sekali adanya perencanaan pendirian pabrik magnesium sulfat di Indonesia, untuk membantu menyediakan bahan dalam industri-industri tersebut serta diharapkan juga dapat menjadi komoditi ekspor. Beberapa keuntungan dari didirikannya pabrik magnesium sulfat diantaranya: 1. Menambah pendapatan negara dengan adanya pajak dan kemungkinan untuk mengekspor produk. 2. Membantu tumbuh kembangnya industri yang membutuhkan magnesium sulfat. 3. Adanya proses yang membutuhkan alih teknologi yang dapat memberikan motivasi pada tenaga kerja untuk meningkatkan SDM-nya. 4. Membuka lapangan kerja baru dan pemerataan pembangunan.

MgSO 4.7H 2 O 2 1.2 Kapasitas Pabrik Dalam penentuan kapasitas produksi, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah proyeksi magnesium sufat di Indonesia, ketersediaan bahan baku dan kapasitas pabrik yang sudah didirikan. 1.2.1 Proyeksi Kebutuhan Magnesium Sulfat di Indonesia Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) didapatkan kebutuhan magnesium sulfat per tahunnya, seperti data tabel yang ada di bawah ini: Tabel 1. Data impor MgSO 4.7H 2 O di Indonesia Tahun Import MgSO 4.7H 2 O (ton/tahun) 2008 1.865,746 2009 624,312 2010 1.190,943 2011 816,089 2012 985,527 2013 3309,727 Sumber: (Badan Pusat Statistik, 2008-2013) Grafik Import MgSO 4. 7H 2 O 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Gambar 1. Grafik Impor MgSO 4.7H 2 O di Indonesia Dari data statistik impor dapat dibuat grafik seperti di atas yang menunjukkan kebutuhan magnesium sulfat heptahidrat di Indonesia setelah tahun 2011 mengalami kenaikan dan pada tahun 2013 kebutuhan magnesium sulfat meningkat sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Maka, untuk mengurangi

3 impor perlu dibangun pabrik MgSO 4.7H 2 O dengan kapasitas rancangan 25.000 ton/tahun, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan MgSO4.7H 2 O di dalam negeri yang mengalami peningkatan. 2. Membuka peluang bagi industri lain untuk berdiri dan meningkatkan kapasitas produksi bagi pabrik yang berbahan baku H2SO4. Memberikan keuntungan dan membuka peluang ekspor untuk produk yang berlebih sehingga akan meningkatkan cadangan devisa negara. 1.2.2 Kapasitas Pabrik yang Sudah ada Pabrik magnesium sulfat heptahidrat yang sudah ada dan dapat dijadikan bahan referensi dalam menentukan jumlah kapasitas produksi yang direncanakan. Dengan berdiri dan beroperasinya pabrik tersebut berarti telah memberikan nilai ekonomis bagi pabrik tersebut. Tabel 2. Kapasitas produksi Magnesium Sulfat heptahidrat Lokasi Kapasitas Pabrik MgSO 4.7H 2 O (ton/tahun) Amerika Serikat 95.000 India 20.000 Mexico 15.000 RRC 50.000 (Sumber: Biro Pusat Statistik) Dengan mengacu pada hal tersebut di atas maka kapasitas perancangan pabrik sebesar 25.000 ton/tahun diharapkan dapat memberi nilai ekonomis dan dapat dipakai sebagai kapasitas produksi yang direncanakan. 1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku Dalam perancangan pabrik ini yang digunakan untuk pembuatan magnesium sulfat heptahidrat adalah asam sulfat dan magnesium oksida. Untuk asam sulfat dapat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik, Jawa Timur. 1.3 Lokasi Pabrik Lokasi pendirian pabrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perancangan pabrik, karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik di

4 dalam kegiatan produksi maupun distribusi. Kelangsungan dari suatu industri baik produksi maupun pada masa mendatang. Seperti perluasan pabrik, daerah pemasaran hasil produksi, perubahan bahan baku perlu mendapat perhatian dalam penempatan lokasi suatu pabrik, pemilihan lokasi yang tepat akan menghasilkan biaya produksi dan distribusi yang minimal sehingga pabrik tersebut dapat berkembang dan menguntungkan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi pabrik antara lain adalah: 1. Penyediaan bahan baku 2. Utilitas 3. Iklim dan letak geografis 4. Tenaga kerja 5. Pemasaran 6. Transportasi Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi pabrik pembuatan magnesium sulfat heptahidrat direncanakan akan dibangun di Gresik, Jawa Timur. Adapun faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan lokasi pabrik adalah sebagai berikut: 1. Persediaan bahan baku Bahan baku untuk pembuatan magnesium sulfat heptahidrat adalah asam sulfat dan magnesium oksida. Kebutuhan asam sulfat disuplai dari PT. Petrokimia Gresik, sehingga dapat dikirim melalui transportasi darat. Sedangkan magnesium oksida diimpor dari India, Amerika Serikat dan RRC melalui transportasi laut. 2. Utilitas Untuk kelancaran operasional pabrik perlu memperhatikan sarana pendukung seperti, tersedianya air dan listrik. Untuk kebutuhan air dapat dipenuhi dengan adanya sungai Brantas di Gresik, sedangkan untuk listrik dapat dipenuhi oleh PLN. 3. Iklim dan letak geografis

5 Daerah Gresik merupakan daerah yang cukup stabil, dimana dari data maupun catatan daerah mengenai iklim rata-rata 30 C, sampai saat ini belum pernah terjadi banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainnya sehingga memungkinkan operasi pabrik akan berjalan lancar. 4. Tenaga kerja Untuk penyediaan tenaga kerja, di Jawa Timur sangat mencukupi. Mengingat Gresik dekat dengan Surabaya sehingga baik tenaga kerja tingkat atas, menengah maupun tenaga kerja kasar cukup tersedia. 5. Pemasaran Kota Gresik merupakan kawasan industri, sehingga disana banyak pabrikpabrik yang membutuhkan produk kita dan juga dekat dengan pabrik kertas Leces yang memerlukan MgSO 4. 6. Transportasi Sarana transportasi dari atau ke daerah pabrik sangat memungkinkan untuk terjadinya perhubungan dan pengiriman bahan baku dan produk dengan lancar. Transportasi yang memadai yaitu jalan dan pelabuhan Tanjung Perak yang akan memudahkan impor bahan baku dan kemungkinan ekspor produk. 1.4 Tinjauan Pustaka Magnesium Sulfat adalah senyawa kimia yang mengandung magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus MgSO 4. Magnesium Sulfat sering dijumpai sebagai epsomite heptahydrate (MgSO 4.7H 2 O), atau biasa disebut garam Epsom. Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak ke-8 yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga pada air laut (Looky, 2011). 1.4.1 Macam-macam Proses Pembuatan magnesium sulfat mempunyai rangkaian proses yang relatif sederhana, teknologi proses yang dipakai dewasa ini memberikan dua alternatif proses, yaitu: Proses I

6 Reaksi: MgO + H 2 SO 4 MgSO 4 + H 2 O Magnesium oksida direaksikan dengan asam sulfat di dalam reaktor batch pada kondisi operasi T = 70 C dan P = 1 atm, maka terbentuk slurry MgSO 4. Slurry yang terbentuk diteruskan ke dalam filter untuk menghilangkan impuritas sebelum dimasukkan ke dalam evaporator untuk dipekatkan dan di masukkan ke kristaliser untuk pembentukan kristal MgSO 4.7 H 2 O (Kirk & Othmer, 1997). Proses II Langbeinite (K 2 SO 4.2MgSO 4 ) diuraikan menjadi MgSO 4.6H 2 O. Proses ini menggunakan air panas suhu 50-60 C selama 6 jam. Larutan yang terbentuk kemudian dikristalkan pada suhu 20-35 C (Ulmann's, 1989). Dari beberapa faktor di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses yang dipilih adalah proses 1, dengan pertimbangan: 1. Bahan baku yang digunakan lebih mudah dan murah untuk mendapatkannya. 2. Proses yang dijalankan lebih aman dan sederhana sehingga dapat menekan biaya pengadaan alat operasi dan pemeliharaannya lebih mudah. 1.4.2 Kegunaan Produk Kegunaan dari magnesium sulfat, antara lain (Looky, 2011): 1. Dalam industri tekstil digunakan untuk conditioning agent pada tekstil jenis wool dan cotton. 2. Dalam industri plastik dan karet digunakan sebagai coagulant agent. 3. Dalam industri pupuk digunakan campuran untuk makanan tambahan bagi binatang, misalnya sapi perah. 4. Dalam industri farmasi digunakan sebagai campuran untuk jenis obat cathartic dan analgesic. 5. Sebagai bahan pembantu dalam industri kertas, dll. 1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1. Bahan Baku A. Magnesium Oksida (Jiashun, 2005):

7 Sifat fisika - Bentuk : Bubuk - Rumus molekul : MgO - Berat molekul, kg/kmol : 40,3044 - Warna : putih - Indeks bias : 1,736 - Densitas, g/cm³ : 3,65 - Titik leleh, C : 300 (1 atm) - Titik didih, C : 850 (1 atm) - Kelarutan, g/100 ml H 2 O: 0,00451 Sifat kimia Direaksikan dengan asam sulfat membentuk magnesium sulfat. Reaksi: MgO + H 2 SO 4 MgSO 4 + H 2 O B. Asam Sulfat (Petrokimia, 2011) Sifat fisika - Bentuk : Cair - Rumus molekul : H 2 SO 4 - Berat molekul, kg/kmol : 98,07 - Titik didih, C : 340 (1 atm) - Titik beku, C : 10,5 (1atm) - Densitas, kg/m 3 : 1826,1 Sifat kimia - Korosif terhadap semua logam - Bereaksi dengan MgO membentuk MgSO 4 Reaksi: MgO + H 2 SO 4 MgSO 4 + H 2 O 2. Produk A. Magnesium Sulfat Heptahidrat Sifat fisika

8 - Rumus molekul : MgSO 4.7H 2 O - Berat molekul, kg/kmol : 246,48 - Bentuk kristal : orthorombic - Warna : putih - Refraksi indeks : 1,557 - Titik lebur, C : 70 - Densitas, kg/m³ : 1.681,64 - Spesific gravity (20 C) : 1,68 1.4.4 Tinjauan Proses Magnesium sulfat adalah suatu garam yang diperoleh dengan mereaksikan magnesium oksida dan asam sulfat. Asam sulfat sekaligus berfungsi sebagai katalisator. Reaksi: MgO + H 2 SO 4 MgSO 4 + H 2 O Reaksi ini dijalankan dalam suatu reaktor batch pada T = 70 C dan tekanan 1 atm. Produk reaktor masih berupa slurry berkadar air tinggi sehingga dibutuhkan evaporator sebelum masuk proses kristalisasi. Magnesium sulfat bersifat higroskopis untuk membentuk hidrat (Kirk & Othmer, 1997).