No.1150, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. LJKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.19/MenLHK-II/2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2015 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2014

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Repub

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2017

PERATURAN TENTANG BUPATI SITUBONDO, pemberantasan korupsi, salah satu upaya yang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

Transkripsi:

No.1150, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. LJKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.87/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.19/Menlhk-II/2015 telah ditetapkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Aparatur Sipil Negara Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; b. bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 telah ditetapkan Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara; c. bahwa berdasarkan Surat Edaran Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor SE-08/01/10/2016 tanggal 26 Oktober 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyampaian dan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, setelah diberlakukannya Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan

-2- Penyelenggara Negara, secara signifikan mengubah mekanisme LHKPN terutama terkait saat munculnya kewajiban penyampaian LHKPN, periode posisi harta kekayaan, batas akhir penyampaian LHKPN serta media penyampaian yang digunakan; d. bahwa berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c, perlu penambahan materi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.19/Menlhk-II/2015 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Aparatur Sipil Negara Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250);

-3-4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/Menlhk-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); 8. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 985); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DAN APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggara Negara yang selanjutnya disingkat PN adalah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang

-4- Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang bekerja pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 3. Harta Kekayaan PN/ASN adalah harta benda berupa harta bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud, termasuk hak dan kewajiban lainnya yang dapat dinilai dengan uang yang dimiliki oleh PN beserta istri/suami dan anak yang masih dalam tanggungan PN, baik atas nama PN atau orang lain, yang diperoleh sebelum, dan selama memangku jabatannya. 4. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disingkat LHKPN adalah laporan dalam bentuk cetak dan/atau bentuk lainnya tentang uraian dan rincian informasi mengenai harta kekayaan, data pribadi, termasuk penghasilan, pengeluaran dan data lainnya atas harta kekayaan PN. 5. Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat LHKASN adalah kegiatan pelaporan atas seluruh harta kekayaan dari Aparatur Sipil Negara Negara yang dituangkan dalam formulir Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 6. Koordinator Pengelola LHKPN/LHKASN adalah pejabat yang ditunjuk untuk mengelola penyelenggaraan LHKPN/LHKASN di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 7. Administrator Instansi adalah pejabat yang ditunjuk untuk mengelola aplikasi e-lhkpn di tingkat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, membuat akun wajib lapor LHKPN, dan melakukan validasi pembuatan/pemutakhiran daftar wajib lapor LHKPN.

-5-8. Administrator Unit Kerja adalah pejabat/pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk untuk membuat/pemutakhiran daftar wajib lapor LHKPN dan menyiapkan data pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN oleh PN wajib lapor LHKPN lingkup unit kerja Eselon I. 9. Pengawas Pelaksanaan Wajib Lapor LHKPN / LHKASN adalah pejabat yang ditunjuk untuk mengawasi pelaksanaan wajib lapor LHKPN. 10. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. 11. Kementerian adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. BAB II LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA Bagian Kesatu Pejabat Wajib Lapor LHKPN Pasal 2 (1) PN yang memangku jabatan strategis dan rawan korupsi, kolusi dan nepotisme wajib melaporkan harta kekayaannya secara berkala kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. (2) PN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya disebut Pejabat Wajib Lapor LHKPN, meliputi: a. Pimpinan Tinggi Madya; b. Pimpinan Tinggi Pratama; c. Kepala Unit Pelaksana Teknis; dan d. Pejabat Fungsional Auditor.

-6- Bagian Kedua Unit Pengelola LHKPN Pasal 3 (1) Unit Pengelola LHKPN lingkup Kementerian, terdiri atas: a. Koordinator adalah Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi; b. Sekretaris adalah Kepala Bagian Pengembangan dan Penilaian Kinerja Pegawai; c. Administrator Instansi adalah Pejabat/pegawai yang ditunjuk untuk mengelola aplikasi e-lhkpn lingkup Kementerian; dan d. Administrator Unit Kerja adalah Kepala Bagian yang menangani bidang Kepegawaian. (2) Unit Pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. Koordinator: 1. mengawasi pelaksanaan pengelolaan LHKPN lingkup Kementerian; 2. melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan unit kerja Eselon I dalam pengelolaan LHKPN lingkup Kementerian; 3. melakukan pemantauan terhadap kinerja Administrator Instansi dan Administrator Unit Kerja LHKPN lingkup Kementerian; 4. menyampaikan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN lingkup Kementerian kepada pimpinan unit kerja Eselon I; 5. menyampaikan data PN wajib lapor LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dengan tembusan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat tanggal 15 (lima belas) Desember setiap tahunnya; dan 6. mengusulkan penjatuhan sanksi disiplin bagi PN Wajib Lapor LHKPN yang tidak

-7- menyampaikan laporan harta kekayaannya, kepada pejabat pengawas pelaksanaan wajib lapor LHKPN. b. Sekretaris: 1. menyusun Daftar nama PN Wajib Lapor LHKPN lingkup Kementerian dan perubahannya; 2. menyusun laporan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN lingkup Kementerian untuk disampaikan kepada koordinator pengelola LHKPN; 3. melaksanakan sosialisasi kewajiban pelaporan LHKPN lingkup Kementerian. c. Admin Instansi: 1. mengelola aplikasi e-lhkpn lingkup Kementerian; 2. melakukan validasi pembuatan/pemutakhiran data PN wajib lapor LHKPN; 3. membuat akun wajib lapor dan melakukan validasi pembuatan/ pemutakhiran data PN wajib lapor LHKPN; 4. melakukan pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN oleh PN wajib lapor LHKPN; 5. melaporkan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN kepada koordinator pengelola LHKPN Kementerian melalui sekretaris pengelola LHKPN; dan 6. melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam perubahan data PN wajib lapor LHKPN. d. Admin Unit Kerja: 1. membuat/pemutakhiran data PN wajib lapor LHKPN lingkup unit kerja Eselon I dan melaporkan hasilnya kepada administrator instansi; 2. menyiapkan data pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN oleh PN wajib lapor

-8- LHKPN lingkup unit kerja Eselon I dan melaporkan hasilnya kepada administrator instansi; dan 3. melakukan koordinasi dengan administrator instansi dalam hal terjadi perubahan data PN wajib lapor LHKPN. Bagian Ketiga Mekanisme Penyampaian LHKPN Pasal 4 (1) PN wajib lapor LHKPN wajib mengisi dan menyampaikan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi pada waktu : a. tertentu; dan/atau b. periodik. (2) Penyampaian LHKPN pada waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan pada saat: a. pengangkatan pertama kali menjabat sebagai PN; b. pengangkatan kembali sebagai PN setelah berakhirnya masa jabatan atau pensiun; dan c. berakhir masa jabatan atau pensiun sebagai PN. (3) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak saat pengangkatan pertama/pengangkatan kembali/berakhir jabatan sebagai PN. (4) Penyampaian LHKPN pada waktu periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali atas harta kekayaan yang diperoleh sejak tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. (5) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

-9- Pasal 5 (1) Pengisian dan penyampaian LHKPN dilakukan PN wajib lapor LHKPN melalui aplikasi e-lhkpn pada website www.elhkpn.kpk.go.id. (2) Selain mengisi dan menyampailan LHKPN melalui aplikasi e-lhkpn, PN wajib lapor LHKPN melampirkan: a. surat kuasa mengumumkan seluruh harta kekayaan PN wajib lapor yang ditandatangani dan bermeterai; b. surat kuasa untuk mengetahui, memperoleh, memeriksa dan mengklarifikasi termasuk keberadaan dan kebenaran data dan/atau informasi keuangan PN wajib lapor, pasangan, dan anak dalam tanggungan yang ditandatangani dan bermeterai; c. salinan dokumen yang menerangkan kepemilikan harta kekayaan pada lembaga keuangan; dan d. Lampiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b disampaikan kepada Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi baik secara langsung atau melalui pos, sedangkan lampiran sebagaimana dimaksud dalam huruf c dapat diupload langsung di aplikasi e-filling pada saat mengisi LHKPN secara online. BAB III LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA Bagian Kesatu Wajib Lapor Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara Pasal 6 ASN selain PN wajib lapor LHKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) wajib menyampaikan LHKASN kepada Menteri melalui Sekretaris Inspektorat Jenderal.

-10- Bagian Kedua Koordinator Pengelola LHKASN Pasal 7 (1) Koordinator Pengelola LHKASN Kementerian dijabat oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal. (2) Koordinator Pengelola LHKASN lingkup Eselon I dijabat oleh: a. Kepala Bagian Rumah Tangga pada Biro Umum untuk Sekretariat Jenderal, Staf Ahli dan Pusat; b. Kepala Bagian Umum pada Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk Inspektorat Jenderal; c. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; d. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem untuk Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; e. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung untuk Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung; f. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari untuk Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari; g. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan untuk Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;

-11- h. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya untuk Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya; i. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim untuk Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim; j. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan untuk Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan; k. Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; l. Kepala Bagian Hukum Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan m. Kepala Bagian Hukum Organisasi dan Tatalaksana pada Sekretariat Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi untuk Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi. Pasal 8 Koordinator Pengelola LHKASN lingkup Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) bertugas: a. menyusun data ASN wajib lapor LHKASN di lingkungan Kementerian dan perubahannya; b. melaksanakan sosialisasi kewajiban pelaporan LHKASN lingkup Kementerian;

-12- c. mengawasi pelaksanaan pengelolaan LHKASN lingkup unit kerja Kementerian; d. melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta koordinator pengelola LHKASN lingkup unit kerja Eselon I dalam pengelolaan LHKASN di lingkungan Kementerian; e. menyampaikan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKASN kepada Menteri dengan tembusan pimpinan unit kerja Eselon I; dan f. mengusulkan penjatuhan sanksi disiplin bagi ASN wajib lapor LHKASN yang tidak menyampaikan laporan harta kekayaannya kepada pimpinan unit kerja eselon I dan diteruskan kepada Koordinator Pengelola LHKPN lingkup Kementerian. Pasal 9 Koordinator Pengelola LHKASN lingkup unit kerja Eselon I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bertugas: a. menyusun data ASN wajib lapor LHKASN lingkup unit kerja Eselon I dan perubahannya; b. melaksanakan sosialisasi kewajiban pelaporan LHKASN lingkup unit kerja Eselon I; c. mengawasi pelaksanaan pengelolaan LHKASN lingkup unit kerja Eselon I; d. melakukan koordinasi dengan koordinator pengelola LHKASN lingkup Kementerian dalam pengelolaan LHKASN lingkup unit kerja Eselon I; e. menyampaikan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKASN kepada Koordinator Pengelola LHKASN lingkup Kementerian dengan tembusan kepada pimpinan unit kerja eselon I; dan f. mengusulkan pengenaan sanksi hukuman disiplin bagi Pegawai ASN Wajib Lapor LHKASN yang tidak menyampaikan laporan harta kekayaannya kepada pimpinan unit kerja eselon I dan diteruskan kepada Koordinator Pengelola LHKASN lingkup Kementerian.

-13- Bagian Ketiga Penyusunan Daftar Nama Pegawai ASN Wajib Lapor LHKASN Pasal 10 (1) Penyusunan data ASN wajib lapor LHKASN dilakukan oleh koordinator pengelola LHKASN lingkup unit kerja setiap bulan Januari. (2) Penyusunan data perubahan ASN wajib lapor LHKASN unit kerja Eselon I dilakukan setiap minggu pertama bulan berikutnya. (3) Data ASN wajib lapor LHKASN dan data perubahannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada koordinator pengelola LHKASN lingkup Kementerian. (4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), koordinator pengelola LHKASN lingkup Kementerian menyampaikan data ASN wajib lapor LHKASN kepada Menteri dengan tembusan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Bagian Keempat Mekanisme Penyampaian LHKASN Pasal 11 (1) ASN Wajib Lapor LHKASN wajib menyampaikan laporan harta kekayaan secara online dengan mengisi formulir LHKASN melalui situs www.siharka.menpan.go.id secara periodik setiap tahun atas Harta Kekayaan yang diperoleh dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. (2) Laporan harta kekayaan ASN Wajib Lapor LHKASN yang menduduki jabatan disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah: a. secara resmi menduduki jabatannya. b. mengalami mutasi dan/atau promosi jabatan; atau c. mengakhiri jabatan dan/atau pensiun;

-14- BAB IV PENGAWASAN Pasal 12 (1) Pengawasan pelaksanaan Wajib Lapor LHKPN dan Wajib Lapor LHKASN lingkup Kementerian dilakukan oleh Inspektur Jenderal selaku Pejabat Pengawas Pelaksanaan Wajib Lapor LHKPN/LHKASN (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan: a. kepatuhan penyampaian dan pengumuman LHKPN dan LHKASN serta kepatuhan Pejabat Wajib Lapor LHKPN dan Pegawai Wajib Lapor LHKASN untuk bersedia diperiksa harta kekayaannya; b. berkoordinasi dengan Koordinator pengelola LHKPN dan Koordinator pengelola LHKASN dalam rangka pelaksanaan tugas; c. melakukan verifikasi atas kewajaran LHKASN yang disampaikan kepada Menteri; d. melakukan klarifikasi kepada Wajib Lapor LHKASN jika verifikasi yang dilakukan sebagaimana dimaksud dalam huruf c mengindikasikan adanya ketidakwajaran; e. melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu jika hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf d mengindikasikan adanya ketidakwajaran; f. menindaklanjuti rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN terkait dengan: 1. data mengenai kepatuhan Pejabat Wajib Lapor LHKPN dalam menyampaikan dan mengumumkan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; 2. hasil pemeriksaan LHKPN; dan 3. hal lainnya yang terkait dengan LHKPN. g. berperan aktif dalam memberikan informasi dan data kepada Komisi Pemberantasan Korupsi

-15- mengenai ketidakbenaran dan/atau ketidakwajaran harta kekayaan atas LHKPN PN wajib lapor LHKPN; h. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Menteri dengan tembusan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan i. selain Inspektur Jenderal, atasan langsung PN Wajib Lapor LHKPN dan ASN wajib lapor LHKASN wajib melakukan pengawasan secara berjenjang dan melakukan evaluasi pelaksanaan wajib lapor LHKPN dan LHKASN. BAB V SANKSI Pasal 13 (1) Pelanggaran terhadap kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 6 dikenakan sanksi disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan pemberian peringatan sanksi 1 (satu) dan peringatan sanksi 2 (dua) dari Pejabat Pengawas Pelaksanaan Wajib Lapor LHKPN dan LHKASN lingkup Kementerian. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.19/Menlhk-II/2015 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Aparatur Sipil Negara Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 761), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

-16- Pasal 15 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 2018 MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SITI NURBAYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA