Studi dan Analisa Pengaruh Kerusakan Jalan Terhadap Nilai Karakteristik Tanah Dan Nilai Derajat Kepadatannya

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK JALAN ALTERNATIF SIDOARJO-KRIAN )

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

PENGUJIAN MATERIAL TANAH GUNUNG DESA LASOSO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN TIMBUNAN PILIHAN PADA PERKERASAN JALAN

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

Transkripsi:

Studi dan Analisa Pengaruh Kerusakan Jalan Terhadap Nilai Karakteristik Tanah Dan Nilai Derajat Kepadatannya Yan Juansyah 1*, Rani Ismiarti Ergantara 2, Devi Oktarina 3. 1,2,3 Universitas Malahayati, Jl. Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung, 35158 *juansyah1@yahoo.com Abstrak. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat penting dan area tanah yang banyak digunakan pada konstruksi jalan. Permasalahan yang timbul adalah bahwa jalan di Provinsi Lampung cepat rusak, terutama pada musim hujan. Hal ini karena tanah dasarnya tidak sesuai dengan spesifikasi jalan, karena faktor alam dan kapasitas kendaraan yang melebihi standar yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan penelitian lanjut tentang daya dukung tanah dasar dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan diatas. Pada penelitian ini difokuskan pada mencari nilai batas cair, batas plastis dan batas padatnya (Indeks Plastisitas) dan nilai daya dukungnya. Sample tanah diuji di laboratorium dan sample tanah juga diuji dengan menggunakan uji CBR (California Bearing Ratio). Tujuan dari penelitian ini melihat pengaruh nilai karakteristik tanah dengan nilai hasil percobaan dengan CBR ini adalah melihat daya dukung tanah. Sample yang diuji dengan CBR Test dengan dua keadaan yaitu sample tanah direncam selama 4 hari dan sample tanah tanpa direndam langsung di uji dengan alat CBR test. Hasil yang akan didapat adalah mendapatkan korelasi hubungan nilai indeks plastisitas, nilai karakteristik tanah dengan nilai CBR. Korelasi hubungan nilai indeks plastisitas dan nilai CBR dengan rendaman dan tanpa rendaman serta nilai derajat kepadatan tanahnya. Setelah hasil didapat dan ada sample tanah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis sebagai tanah dasar pada badan jalan, maka akan diberikan solusi untuk cara menggulanginya. Kata Kunci: CBR Tanpa Rendaman, CBR, Rendaman, Pemadatan Tanah, Kepadatan Tanah PENDAHULUAN Struktur bangunan konstruksi teknik sipil akan didukung pondasi, baik pondasi yang dibuat dari beton, kayu atau dari struktur tanah itu sendiri. Karena pondasi adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang diakibatkan oleh beban struktur sendiri ataupun beban/gaya yang berasal dari luar dan beratnya sendiri. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut yang dengan istilah daya dukung tanah (qc). Oleh sebab itu struktur tanah yang pondasinya dari tanah itu sendiri harus dibuat prilaku khusus, misalkan tanah dasar harus di padatkan. Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis pondasi, kekuatan dan daya dukung tanah tempat pondasi tersebut. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka pondasinya hanya membutuhkan konstruksi yang sederhana seperti pondasi menerus untuk rumah tinggal atau pondasi telapak untuk gedung bertingkat rendah. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung buruk, maka perencanaan pondasinya harus sangat diperhatikan atau dengan kata lain perencanaanya pasti lebih rumit. Pondasi pada jalan, adalah sedikit berbeda degan pondasi lainnya karena pondasi tersebut berasal dari tanah setempat dan mempunyai volume yang luas berdasarkan panjangnya jalan. Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus misal turap atau pondasi jalan harus diperhitungkan penurunannya. Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasinya dan tergantung pada jenis tanah, masa jenisnya, nilai kohesi dan kedalamannya. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini untuk melihat korelasi hubungan antara pamadatannya. Sehingga manfaatnya akan dapat menjadi rekomendasi perbaikan jalan agar jalan tidak cepat rusak. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah dilapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan supaya sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang akan mewakili jenis tanah pada lokasi pengambilan sampel karena area jalan 1,2 km. Pengambilan sampe tanah berada di ruas jalan provinsi di kabupaten Pesisir Barat dan kabupaten Pesawaran. Dipilihnya lokasi ini, karena jenis tanah berbeda tetapi tetap dalam jarak 200 sampai 300 m dari tepi laut. Sampel tanah yang diambil dari tabung undistube ntuk melihat sifat fisiknya dan disturbe atau test Pit untuk uji pemadatan (proctor modified) dan CBR di laboratorium. Sedangkan CBR di lapangan menggunakan alat CBR dan Dum truck. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk uji batas-batas konsistensi, uji proctor modified, uji CBR dan peralatan pendukung lainnya yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing Material (ASTM). Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengujian Analisis Ukuran Butiran Tanah b. Pengujian Berat Jenis c. Pengujian Kadar Air d. Pengujian Batas Atterberg Fakultas Teknik Universitas Lampung - 225 -

e. Pengujian Pemadatan Tanah f. Pengujian CBR Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari Gogot, S.Budi, 2011, Bowels Y E. 1970: 1. Hasil dari pengujian sampel tanah asli yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO dan USCS. 2. Dari hasil pengujian sampel tanah asli terhadap masing-masing pengujian seperti uji analisis ukuran butiran tanah, uji berat jenis, uji kadar air, uji batas atterberg, uji pemadatan tanah dan uji CBR ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang nantinya akan didapatkan kadar air kondisi optimum. 3. Analisis mengenai perubahan karakteristik butiran dan nilai batas-batas limit dari sampel tanah setelah perendaman dan tanpa perendaman sample tanah selama 4 hari dengan mengacu pada perubahan nilai dari parameter-parameter pengujian seperti pengujian CBR. 4. Hasil pengujian parameter CBR lapangan dan laboratorium, nilai kekuatan daya dukung campuran akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik hubungan antara nilai peningkatan/penurunan nilai CBR dalam kondisi rendaman selama 4 hari. 5. Dari seluruh analisis hasil penelitian tersebut, maka akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemadatan tanah adalah upaya untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan cara memberikan beban sehingga udara keluar dari rongga antara butir-butir tanah dan rongga tersebut diisi oleh butiran tanah dan air, sehingga material tanah akan menjadi padat, mengingat bahwa suatu massa tanah terdiri dari butiran tanah, air, dan udara. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui cara tumbukan dan untuk mendapatkan nilai kadar air optimum serta berat isi kering maksimum dalam tanah tersebut yang kemudian nilainya akan digunakan dalam penambahan air pada pengujian CBR. Tabel 1 menunjukan sifat fisik dari 2 lokasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu disekitar Teluk Ratai kabupaten Pesawaran. Sedangkan tabel 2 sifat tanah dari Pesisir Barat, batas provinsi Bengkulu dan Pugung Tampak. Tabel 1. Sifat Fisik tanah, sample tanah dari sekitar Way Ratai kabupatem Pesawaran DESCRIPTION Area 1 Area 2 Water Content % 11,793 9,895 Specific Gravity 2,580 2,530 Percent Lose No. 200 % 37,444 46,046 Maximum Dry Density gr/cm 3 1,610 1,550 Optimum Moisture Content % 17,452 18,505 CBR Lab Unsoaked % 14,950 15,743 Soaked % 6,540 5,970 Dari Tabel 1 hasil penelitian pada pengujian pemadatan tanah laboratorium diatas, didapat dilihat bahwa Kadar air optimum tanah w opt sebesar 1 dmak sebesar 1,61 gr/cm 3 dan 1,55 gr/cm 3. Kadar air yang didapat dilapangan berbeda dengan kadar air optimum, dimana kadar air dilapangan (kadar air tanah asli) sebesar 11,79% dan 9,9%, ini disebabkan karena kadar air yang diambil di lapangan merupakan kadar air asli kondisi tanah pada saat pengambilan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim ataupun cuaca, sedangkan untuk kadar air optimum didapat dari pengujian pemadatan tanah laboratorium dimana kadar air saat berat volume kering maksimum. Kadar air optimum ini digunakan sebagai acuan pada pengujian CBR. Tetapi nilai kadar air dilapangan dan kadar air optimum yang didapat hasil penelitian tidak jauh berbeda. Kondisi yang ada, daerah tersebut sepanjang tahun mempunyai temperatur yang tinggi, melihat kondisi yang didekat pantai dan jarang terjadi hujan. Dari hasil uji pemadatan, dilanjutkan dengan pengujian CBR, CBR test merupakan salah satu ukuran daya dukung tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu dan kadar air tertentu dibandingkan dengan beban standard pada batu pecah. Dengan demikian besaran CBR adalah prosentase atau perbandingan antara daya dukung tanah yang diteliti dibandingkan dengan daya dukung batu pecah standard pada nilai penetrasi yang sama (0,1 inch dan 0,2 inch). CBR laboratorium diukur dalam 2 kondisi, yaitu pada kondisi tidak terendam (unsoaked) dan pada kondisi terendam (soaked). Pada umumnya harga CBR rendaman lebih rendah dari harga CBR tanpa rendaman. Setelah dilakukan pengujian pada tanah asli yaitu tanah tanpa bahan tambahan (additive), didapat hasil pengujian CBR tanah asli adalah sebagai berikut : 1. CBR tanpa rendaman (CBR Unsoaked) sebesar 14,90% dan 15,7% 2. CBR rendaman (CBR Soaked) sebesar 6,50% dan 5,97% Fakultas Teknik Universitas Lampung - 226 -

Untuk kekuatan tanah asli memiliki nilai CBR rendaman sebesar 5,97%, nilai CBR tersebut masih diambang batas untuk tanah dasar, beberapa persyaratan minimal 6%. Yang merupakan syarat kekuatan tanah untuk lapisan subgrade. Di provinsi Lampung, sebagian tanah dasar mempunyai nilai CBR unsoked dibawah 6% dan sebagian lampung bagian tengah, selatan mendapatkan nilai CBR unsoaked diatas 7%, Lusmeilia, A. 2015. Tabel 2 diberikan data tanah hasil penelitian, dimana tanah diambil sekitar perbatasan daerah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Barat. Tabel 2. Parameter tanah timbunan di daerah batas Provinsi Bengkulu dan Pugung Tampak, tanah diambil sekitar KM 284 sampai KM 289 DESCRIPTION TESTPIT KM. 284+600 KM. 285+000 KM. 286+000 KM. 287+000 KM. 288+500 KM. 289+000 Water Content % 38,724 19,754 57,775 49,347 22,144 30,392 Specific Gravity 2,481 2,620 2,382 2,438 2,533 2,604 Percent Lose No. 200 % 56,841 7,892 51,662 65,230 36,116 33,159 Maximum Dry Density gr/cm3 1,33 1,64 1,21 1,34 1,52 1,38 WOPT % 28,40 18,75 32,75 27,60 20,60 28,30 CBR Lab Unsoaked % 12,33 10,67 5,83 9,17 5,83 10,67 Soaked % 4,50 4,17 2,17 3,23 3,00 4,10 Pada tabel 2 memperlihatkan bahwa kandungan air kondisi lapangan juga tidak terlalu jauh dengan kondisi hasil pengujian dengan proktor standar w OPT. Penelitian ini dilakukan dengan kondisi apa adanya sehingga kadar air dilapangan dan kadar air optimum mendekati sama. Perbedaannya 5 sampai 11% persen meskipun adanya 45% tetapi hanya 2 titik. Perbedaan ini karena lokasi tanah didekat rawa sehingga kandungan air tinggi serta tanahnya banyak mengandung lempung sampai 51%. Gambar 1. Hubungan antara Kadar Air, w dan Kadar Air Optimum w OPT Dilihat dari grafik tersebut bahwa kadar air yang didapat dari tanah asli artinya tanah dari lapangan dan langsung di uji kadar airnya dan kadar air yang didapat setelah percobaan proctor standar, maka ada perbedaan persentasi. Dari 8 percobaan dengan sample tanah yang berbeda, maka kadar air tanah asli dari lapangan lebih kecil dibandingkan dengan kadar air optimum. Hal ini dikarenan kadar air optimum didapat dengan mengolah tanah sehingga dapat dilakukan pemaadatannya. Tanah yang digunakan adalah tanah yang sudah melewati saringan no. 4, dan dilakukan uji coba dengan penambahan air. Terjadinya perbedaan kadar air yang sangat ekstrim terjadi pada percobaan 3 dan 4. Kalau dilihat dari nilai persen lolos saringan nomor 200, lihat tabel 1 dan tabel 2 jauh lebih banyak dibandingkan dengan percobaan lainnya. Gambar 2 memperlihatkan pengaruh kadar lempung atau tanah yang melewati saringan no. 200 dengan kadar air dalam %. Keterangan absis menunjukan jumlah percobaan, sedangkan ordinat menunjukkan angka persentase. Gambar 2. Hubungan antara kadar air dan jumlah persen yang lolos saringan no. 200 Fakultas Teknik Universitas Lampung - 227 -

Pada percobaan 3 yang sangat berbeda sekali dengan percobaan lainnya, bahwa artinya bahwa kadar airnya rendah tetapi yang lolos saringan no. 200 yaitu tanah lempung sedikit. Sehingga tanahnya menjadi banyak mengandung pasir sebanyak 48,10% dan kerikil sebanyak 44,01%. Semangkin besar kadar air semangkin besar juga persentase yang lolos saringannya. Nilai kadar air yang diambil pada gambar 3 adalah kadar air tanah yang sesuai dilapangan. Tanah yang lolos saringan adalah tanah berbutiran halus dan memiliki struktur yang rapat, apalagi jika terdapat kandungan air. Sebab ciri dari lempung mudah sekali menyerap air. Selain badan jalan cepat rusak akibat terlalu tingginya lempung didalam tanah dasar, sifat lempung juga terpengaruh dari nilai permeabilitas tanah. Menurut Das (1993) untuk jenis tanah pasir halus memiliki nilai permeabilitas (k) berkisar antara 0,01 0,001 cm/dt dan untuk jenis tanah lempung memiliki nilai permeabilitas <0,00001 cm/dt, sedangkan menurut Hardiyatmo (2001), nilai permeabilitas untuk jenis tanah pasir halus dan lanau longgar berkisar antara 10-4 10-2 cm/dt, dan untuk jenis tanah lanau padat, lanau berlempung berkisar antara 10-5 10-4 cm/dt. Umumnya pada tanah dengan sedikit kohesi (pasir halus dengan sedikit lempung atau pasir berlempung) memiliki nilai permeabilitas berkisar antara 10-5 10-4 cm/dt. Dari gambar 3 memperlihatkan bahwa nilai kepadatan ada hubungannya dengan besarnya jumlah kadar lempung, atau yang lolos saringan 200. Pada gambar 3, bahwa kadar air kecil akan membuat nilai maximum dry density semangkit besar, artinya semangkin padat. Pada percobaan yang sudah dilakukan bahwa hampir semua jenis tanah sama sehingga nilai kepadatnnya juga hampir beragam. Dari data yang disajikan pada tabel dan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa pemadatan sangat dipengaruhi oleh adanya sifat material yang baik. Dari hasil evaluasi dan perhitungan tentang kadar air optimum atau w OPT dan berat kering maksimum yang didapat dari percobaan proctor standar bahwa semangkin tingggi kadar air dapat menurunkan berat kering tanah. Gambar 4 memperlihatkan pengaruh tersebut. Sebagian data adalah dari percobaan Martono, Y, 2017 yang meneliti tanah berpasir didaerah Lampung Barat dengan kondisi tanah yang berbeda dari tabel 1, tabel 1 adalah jenis tanah lempung berpasir dengan warna agak kemerahan dan termasuk golongan A4. Gambar 3. Nilai Maximum Dry Density dan % lolos saringan Gambar 4. Hubungan antara nilai berat kering tanah dan kadar air optimum. KESIMPULAN Hasil penelitian dengan 10 kali percobaan dengan berbagai jenis tanah berbeda, dapat disimpulkan bahwa kandungan air dalam tanah mempengaruhi kepadatannya. Kepadatan tanah dapat mencapai selisih antara 12% sampai dengan 16% mengurangi tingkat kepadatannya. Selain itu semangkin banyak lempung akan mempengaruhi nilai kepadatannya. Pengurangan tersebut dapat mencapai 34%. Sedangkan tingginya kadar air juga beraal dari kandungan lempungnya. Sebab tanah di Indonesia banyak mengandung butiran halusnya. Sehingga nilai maximum dry density akan mempengaruhi nilai CBR baik nilai CBR Rendaman dan tanpa rendaman. DAFTAR PUSTAKA Bowels J, E. 1970, Engineering Properties of soil and their measurement, 187 hal. Fakultas Teknik Universitas Lampung - 228 -

Das, Braja. M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I Erlangga. Jakarta. 283 hal. Dunn, I.S, Anderson, L.R, Kiefer, F.W. 1980. Dasar-dasar Analisis Geoteknik. IKIP Semarang Press. Semarang. Gatot, S.Budi, 2011, Pengujian tanah di laboratorium, penjelasan & Panduan, Graha Ilmu penerbit, ISBN 978-979 756 752-1.,123 hal. Hardiyatmo, Hary Christady. 1992. Mekanika Tanah 1 da 2. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 433 hal. Lusmeilia, A., Yan, J. (2016). Pengaruh Fraksi Pasir Dalam Campuran Tanah Lempung Terhadap Nilai CBR dan Indeks Plastisitas Untuk Meningkatkan Daya Dukung Tanah Dasar, Jurnal Rekayasa Sipil dan Disain (JRSDD), Vo.20 No.1 Martono, Y., 2017. Pengaruh nilai Kadar Air terhadap kandungan lempungnya, Hasil Penelitian Fakulats Teknik unila, 48 hal. Fakultas Teknik Universitas Lampung - 229 -