BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Menurut World Health Organization (WHO) kelompok lansia ini akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi fisiologis yang. berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa di lihat secara

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2007 sebesar 18,96 juta dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUHAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Menurut World Health Organization (WHO) kelompok lansia ini akan mengalami suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan. Pada tahap ini, biasanya individu mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita dan Fitrah, 2010). Pada umumnya perubahan pada masa lanjut usia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, indra pendengaran, sistem kardiovaskuler, sistem pengatur tubuh, sistem muskuloskeletal, sistem gastrointestinal, sistem genitourinaria, sistem endokrin, dan sistem integumen. Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi, kecemasan, dan merasa tidak berguna (Nugroho, 2010). Pada saat ini ada sekitar 901 juta orang berusia 60 tahun atau lebih di seluruh dunia, mewakili 12,3% dari populasi dunia. Pada tahun 2030, di prediksi akan meningkat menjadi 1,4 miliar atau 16,5% dari populasi dunia, dan pada tahun 2050,di prediksi akan meningkat kembali menjadi 2,1 miliar atau 21,5% dari populasi dunia. Pertumbuhan orang yang berumur 60 tahun ini melebih jumlah anak yang berumur dibawah 5 tahun. Pada tahun 2050, diprediksi jumlah ini akan lebih banyak dari pada jumlah anak usia di bawah 15 tahun. Perubahan demografi paling cepat di negara

berkembang, akan menjadi rumah bagi 8 dari 10 orang yang berusia diatas 60 tahun di dunia (Internasional, Help Age. 2014). Fenomena ini dikaitkan dengan angka harapan hidup yang lebih baik, tingkat kesuburan yang rendah, kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kemajuan dalam pengobatan serta meningkatnya perawatan dalam kesehatan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa ditahun 2050 jumlah warga lansia akan mencapai sekitar 60 juta jiwa, yang menyebabkan Indonesia berada pada peringkat ke-4 penduduk lansia terbanyak setelah China, India dan Amerika Serikat. Data dari Badan Pusat Statistik (2017) jumlah lansia pada setiap provinsi akan berbeda-beda seperti berikut, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 13.81%, Provinsi Jawa Tengah sebesar 12.59%, Provinsi Jawa Timur sebesar 12.25%, Provinsi Bali sebesar 10.71%, Provinsi Sulawesi Utara sebesar 10.42%, dan Sumatera Barat sebesar 9.25%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Sumatera Barat mendapat peringkat keenam sebagai propinsi yang memiliki penduduk lanjut usia terbanyak di Indonesia. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kualitas hidup (QOL) sebagai persepsi individu terhadap statusnya dalam kehidupan dalam konteks lingkungan, sistem kepercayaan, dan tujuan individual ini merupakan indikator untuk penuaan aktif. Penuaan aktif adalah prosesnya mengoptimalkan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup lansia (Francis, et al. 2016). Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitan dengan tujuan, harapan standar dan perhatian mereka (Nursalam, 2013).

Global Age Watch Index (2013) menyusun peringkat 96 negara menurut kesejahteraan sosial dan ekonomi lansia. Global Age Watch Index memiliki tujuan utama yaitu mengukur dan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan lansia. Laporan Global Age Watch Index pada tahun 2013, Indonesia berada pada peringkat 71 dari 96 negara di dunia dalam peningkatan kualitas hidup serta kesejahteraan lansia. Pada tahun 2014, Indonesia tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan dalam peringkatnya, sehingga Indonesia tetap berada di peringkat 71, namun pada tahun 2015 Indonesia mengalami penurunan peringkat dari peringkat 71 menjadi peringkat 74 dari 96 negara di dunia (Internasional, Help Age. 2013, 2014, 2015). Global Age Watch Index memiliki 4 domain yang ditelitinya adalah jaminan penghasilan, status kesehatan, kemampuan, dan lingkungan yang memadai. Diantara 4 domain yang diteliti oleh Global Age Watch Index Indonesia berada pada peringkat terbawah pada domain jaminan kesehatan yaitu peringkat 86 dengan persentase 19.9%, disusul dengan status kesehatan pada peringkat 70 dengan persentase 39,9 %, selanjutnya yaitu kemampuan (capabilitas) pada peringkat 61 dengan persentase 28,8 %, dan yang paling tertinggi yaitu lingkuangan yang memadai Indonesia berada pada posisi 9 dengan persentase 79%. Dari keempat domain yang diteliti oleh Global Age Watch Index disimpulkan bahwa kualitas hidup lansia di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya didunia (Internasional, Help Age. 2013). Lansia yang memiliki kualitas hidup yang baik akan menjadikan lansia tersebut mengalami penuaan (aging) yang sukses dan aktif. pendekatan penuaan aktif didasarkan pada hak asasi manusia orang lanjut usia dan prinsip-prinsip kemerdekaan, partisipasi, martabat, perawatan, dan pemenuhan diri dari negara-negara bersatu.

Pendekatan semacam itu membutuhkan pemikiran untuk beralih dari "kebutuhan berbasis" dalam pengobatan sebagai individu yang semakin tua. ini mendukung hak individu untuk menerima intervensi untuk meningkatkan otonomi, kemandirian, dan aktivitas (Meiner, 2015). Lansia dengan kualitas hidup yang rendah biasanya akan mengalami ketergantungan dan keterbatasan secara fungsional, tidak bahagia, dan akan mengurangi kontak sosial (Netuveli, 2008). Menurut penelitian Yuliani dkk (2014) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia yaitu kondisi fisik, interaksi sosial, dan fungsi keluarga. Yuliani dkk mengatakan bahwa kualitas hidup lansia yang baik yaitu dengan lansia memiliki kondisi fisik yang baik, dimana lansia tidak memiliki penyakit, serta memiliki fungsi keluarga yang baik, dimana keluarga yang memiliki fungsi atau peranan yang sebagai mana mestinya. Menurut penelitian Francis et al (2016) faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan dukungan sosial. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung dalam hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan, serta memiliki lima fungsi yaitu fungsi adaptasi (adaptasion), fungsi kemitraan (partnership), fungsi pertumbuhan (growth), fungsi kasih sayang (affection) dan fungsi kebersamaan (resolve). Cara mengukur fungsi keluarga yaitu menggunakan APGAR keluarga yang terdiri dari adaptasi, kemitraan, pertumbuhan, kasih sayang, dan kebersamaan (Smilkstein, 1984 ; Sutikno 2011)

Fungsi keluarga yang baik dapat bersifat proteksi terhadap gejala depresi dikalangan warga lansia didaerah Korea Selatan. Olson dkk (1999; Nam, 2016) mengemukakan bahwa keluarga memiliki dua karakteristik yang sangat penting yaitu kemampuan keluarga beradaptasi dan keutuhan keluarga (kohesi keluarga). Kemampuan beradaptasi keluarga adalah sejauh mana keluarga mampu mengatasi perubahan yang terjadi didalam keluarga. Keutuhan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mempertahankan ikatan emosional yang kuat diantara anggota keluarga. Keluarga yang dapat fleksibel menanggapi perubahan dan menyediakan dukungan emosional serta kepercayaan tanpa syarat dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Fungsi keluarga sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan status kesehatan individu di masyarakat (Ghamari, 2012). Menurut penelitian Ekawati Sutikno (2011) yang dilakukan pada kelompok Jantung Sehat Kediri menyatakan bahwa lansia dengan fungsi keluarga sehat memiliki kemungkinan memiliki kualitas hidup lebih baik dari pada lansia dengan fungsi keluarga yang tidak sehat. Perilaku mempromosikan kesehatan, hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup pada tiga generasi (nenek, orang tua, dan cucu) menjadi mediator untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia (Ali dan Malik, 2015). Fungsi keluarga yang baik dapat meningkatkan hasil kesehatan yang positif dan meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga melalui transfer perilaku yang mempromosikan kesehatan antara satu dengan yang lain.

Penelitian Turagabeci, A. R, (2007) menunjukkan bahwa keluarga mempengaruhi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kualitas dukungan sosial yang mereka terima, dan faktor risiko gaya hidup. Menurut penelitian Canjie, Lu et al, (2017) menyatakan bahwa ketahanan berkolerasi positif dengan fungsi keluarga dan kualitas hidup pada lansia di Guangzhou, China. Depresi berkolerasi negatif dengan fungsi keluarga dan kualitas hidup pada lansia di Guangzhou, China. Di Provinsi Sumatera Barat jumlah penduduk lansia cukup tinggi yaitu 473.259 jiwa orang (Badan Pusat Statistik, 2016). Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di daerah Sumatera Barat. Di kabupaten Tanah Datar terdapat satu nagari yaitu nagari Sumanik. Posdaya Sumanik Sehat merupakan suatu lembaga atau organisasi yang ada di Nagari Sumanik Tanah Datar. Dibentuk oleh anak nagari baik yang berada di nagari Sumanik maupun yang berada di perantauan atau yang disebut dengan IKS (Ikatan Keluarga Sumanik) yang bertujuan untuk merawat semua lansia yang ada di nagari Sumanik. Posdaya ini merupakan satu-satunya yang ada di Sumatera Barat dan menjalin kerjasama dengan kampus Universitas Andalas. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 25 April 2018 di Posdaya Sumanik Sehat Kabupaten Tanah Datar dengan mewawancarai 2 orang petugas posdaya sumanik sehat, didapatkan gambaran secara umum bagaimana kondisi lansia di nagari tersebut dan program apa saja yang telah dilaksanakan untuk lansia. Jumlah semua lansia diatas umur 60 tahun yang dibina oleh posdaya sumanik adalah berjumlah 177 lansia yang terdiri dari lansia prioritas 27 orang dan lansia non prioritas 150 orang. Kegiatan rutin untuk lansia yang sudah dilaksanakan oleh posdaya diantaranya:

pemeriksaan kesehatan, senam lansia setiap minggunya, serta melakukan kunjungan kerumah lansia secara periodik. Survei awal yang dilakukan pada saat studi pendahuluan, peneliti mewawancarai 7 orang lansia mengenai kualitas hidup yang dilakukan pada 7 lansia tersebut, 5 dari 7 lansia mengaku kurang puas dengan kondisinya sekarang. Diakibatkan oleh penurunan kondisi fisik (nyeri kaki, penglihatan, dan ketidak mampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari), sering merasa cemas dengan kondisi saat ini, sering stress dan merasa merepotkan keluarga. Sedangkan 2 lansia lainnya mengaku senang dan puas terhadap pelayanan dari posdaya tersebut. Mereka mendapatkan fasilitas seperti diantarkan makanan, dimandikan, dan pelayanan kesehatan yang cukup baik. Mereka juga mengaku senang karena pihak posdaya juga mengadakan kegiatan senam lansia setiap minggu. 7 lansia tersebut juga di wawancarai mengenai fungsi keluarga, 5 dari 7 lansia mengatakan bahwa dalam berinteraksi dengan keluarga terkadang meraka tidak diikutsertakan dalam mengambil keputusan di keluarga tersebut, sehingga mereka merasa terkucilkan dikarenakan ia merasa tak dianggap. mereka juga mengatakan tidak mampu menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya. Terkadang mereka merasa tidak memiliki ruangan atau tempat privasi mereka. Keluarga juga tidak mendengarkan ketika mereka memberikan solusi terhadap masalah di rumah tersebut. Melihat fenomena diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia di Posdaya Sumanik Sehat di Nagari Sumanik Kabupaten Tanah Datar Tahun 2018. B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan yang diuraikan dibagian latar belakang, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup pada lansia? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Posdaya Sumanik Sehat. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi frekuensi fungsi keluarga lansia di Posdaya Sumanik Sehat. b. Mengetahui distribusi frekuensi kualitas hidup lansia di Posdaya Sumanik Sehat. c. Mengetahui hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Posdaya Sumanik Sehat. d. Mengetahui arah dan kekuatan hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di Posdaya Sumanik Sehat. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi baru kepada mahasiswa yang dimasukkan kedalam acuan literatur mata ajar sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang keperawatan yang terkait hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia

2. Bagi Pelayanan Kesehatan (Posdaya Sumanik Sehat) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kepedulian pelayanan kesehatan khususnya bidang keperawatan dalam mengeksplorasi lebih dalam lagi bagaimana fungsi keluarga lansia terhadap berbagai masalah kesehatan yang dialami lansia yang ada di daerah tersebut, serta dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di yayasan tersebut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia. 4. Bagi Perawat Memberikan informasi bagaimana hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup pada lansia.