BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sangat cepat, menuntut keharusan para guru mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan memegang peranan penting dalam menunjang. kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Maju atau mundurnya suatu bangsa dilihat dari tinggi atau rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh pernyataan Spears (dalam Suprijono 2010: 2), Learning is to

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, karena

Transkripsi:

` BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era industrialisasi dan globalisasi banyak terjadi perubahan, sehingga manusia semakin ditantang untuk memiliki kemampuan guna menghadapi perubahan tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah peningkatan kualitas pendidikan yang mencakup semua disiplin ilmu. Pendidikan merupakan proses pembudayaan karakter atau kristalisasi nilai-nilai kehidupan manusia. Untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, tidak lepas dari peran serta guru dalam proses pembelajaran, karena dari keseluruhan perangkat tenaga penggerak sektor pembelajaran, tampaknya guru merupakan tenaga pelaksana yang sangat menentukan dan memainkan peranan yang sangat strategis. Tingkat keterlibatan siswa serta interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran juga sangat tergantung kepada guru. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta perubahan masyarakat yang sangat cepat, menuntut keharusan para guru mengikuti perkembangan di bidang keahliannya, seperti halnya guru akuntansi akan mengembangkan keahliannya di bidang akuntansi. Dengan demikian, guru mempunyai tugas yang semakin kompleks dan menantang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya, baik secara individual maupun kelompok. 1

2 Tugas dan peranan guru dituntut tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut dengan proses belajar mengajar. Guru juga mempunyai tugas utama, yakni membantu siswa untuk berupaya meningkatkan kreativitas siswa. Dalam proses belajar dapat diamati dari banyaknya model pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran dan lebih aktif dan kreatif dalam suasana yang menyenangkan (learning must be enjoy). Mata pelajaran akuntansi tidak terlepas dari permasalahan ekonomi serta konsep keuangan yang menuntut siswa selain memiliki keterampilan menghitung juga harus memiliki pemahaman yang tinggi tentang materi akuntansi. Hal inilah yang membuat siswa merasa bosan dan kesulitan untuk mempelajari akuntansi. Fenomena ini terjadi pada mata pelajaran akuntansi siswa di kelas XI SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017. Berdasarkan hasil pengamatan awal penulis, bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini diterapkan cenderung menggunakan metode konvensional seperti ceramah, diskusi, pemberian tugas yang menimbulkan kejenuhan terhadap diri siswa dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar, guru hanya mengajarkan materi pelajaran secara monoton tanpa memperhatikan kreativitas siswa. Sehingga siswa lebih banyak diam dalam merespon informasi tentang materi pelajaran yang disampaikan guru serta pada saat guru menerangkan pelajaran di depan kelas para siswa sibuk berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga siswa tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai pembelajaran akuntansi. Dan pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini

3 membuktikan bahwa kreativitas siswa untuk menjawab pertanyaan guru masih sangat rendah. Dari 38 orang siswa hanya 12 orang siswa yang kreatif atau hanya sekitar 31,58% sedangkan selebihnya 68,42% siswa tidak kreatif dalam mengajukan pertanyaan, memberikan gagasan atau usulan terhadap suatu masalah, dan rasa ingin tahu yang luas dan mendalam. Selain itu metode konvensional yang digunakan ternyata berdampak pada kurang memuaskannya hasil belajar siswa kelas XI SMK Al Washliyah 2 Perdagangan. Hal ini dapat kita lihat pada hasil ulangan harian pertama sampai dengan ulangan harian ketiga siswa kelas XI pada tabel di bawah ini : NO Test KKM 1 2 3 Ulangan Harian 1 Ulangan Harian 2 Ulangan Harian 3 Jumlah Siswa Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa Selama Satu Semester 75 75 75 Jumlah Siswa yang memperoleh nilai KKM % Jumlah siswa yang tidak memperoleh nilai < KKM 14 orang 36,8 24 orang 63,1 13 orang 34,2 25 orang 65,8 16 orang 42,1 22 orang 57,9 38 orang Sumber: Daftar nilai kelas XI AK SMK Al Washliyah 2 Perdagangan Dari tabel di atas menunjukkan terjadinya fluktuatif hasil belajar siswa dari ulangan harian pertama sampai ulangan harian ketiga. Jumlah siswa yang lulus terkadang naik dan terkadang turun. Adapun yang memperoleh nilai di atas KKM hanya 37,7% sedangkan selebihnya 62,3 % memperoleh nilai di bawah KKM. Dimana KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran akuntansi adalah 75. Memperhatikan masalah di atas bahwa hasil belajar masih rendah. %

4 Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik faktor dari diri maupun dari luar diri. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Slameto (2013: 54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada dari luar individu. Faktor intern terdiri dari tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Dalam hal ini pihak sekolah, khususnya guru karena gurulah yang berhubungan langsung dengan jasmani maupun psikis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar. Penulis juga sempat berbincang-bincang dengan salah seorang siswa kelas XI Akuntansi. Dalam perbincangan tersebut penulis menanyakan apakah pada saat menjelaskan pelajaran guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Ternyata siswa yang bersangkutan menjawab bahwa guru akuntansi mereka tidak pernah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Dengan demikian penulis menduga bahwa naik turunnya hasil belajar serta rendahnya kreativitas siswa disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat dan bervariasi. Maka, guru perlu merancang suatu pembelajaran yang tepat. Esensi rancangan adalah merancang seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah situasi yang ada ke situasi yang diinginkan. Salah satu cara merancang pembelajaran yang tepat adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving.

5 Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving pertama kali diperkenalkan oleh Clarapade, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Broder pada studinya tentang proses pemecahan masalah pada mahasiswa perguruan tinggi. Kemudian metode ini dikembangkan oleh Lochhead and Whimbey pada tahun 1987 untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah siswa. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving merupakan salah satu metode pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar melalui pemecahan masalah yang dilakukan secara berpasangan dan saling bertukar peran, dimana satu siswa memecahkan masalah dan siswa lain mendengarkan pemecahan masalah tersebut sehingga siswa menjadi pembelajar mandiri yang handal serta aktif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana peneliti sebelumnya Ratnasari, dkk (2012) dalam penelitiannya tentang Penerapan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II dan berada dalam kategori baik dan sangat baik. Berdasarkan analisis hasil belajar diperoleh hasil belajar siswa siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dengan nilai daya serap klasikal siklus I sebesar 75,15%, dan siklus II sebesar 89,09% meningkat sebesar15,64%. Untuk ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 14,99% dengan nilai ketuntasan klasikal siklus I adalah 77,27% dan siklus II sebesar 90,90%. Berdasarkan indikator keberhasilan yakni apabila persentase daya serap klasikal 80% dan

6 ketuntasan klasikal 80%, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian ini antara lain : 1. Masih rendahnya kreativitas belajar akuntansi kelas XI AK SMK Al Washliyah 2 Perdagangan. 2. Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK SMK Al Washliyah 2 Perdagangan. 3. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran. 4. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat dan bervariasi. 1.3 Pemecahan Masalah Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam pembelajaran akuntansi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, agar

7 kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tetap menarik dan menyenangkan bagi semua anak didik. Sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan diharapkan siswa dapat menyerap materi pelajaran secara maksimal yang akan berdampak terhadap hasil belajar yang diperoleh. Hal ini dikarenakan kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan oleh guru di kelas. Ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula siswa yang mempunyai daya tanggap yang lama. Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan metode pembelajaran yang merupakan desain yang dibuat untuk menyelesaikan masalahmasalah yang muncul dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan salah satunya adalah metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Metode ini melibatkan siswa bekerja secara berpasangan dengan tugas yang berbeda untuk setiap siswa, satu pihak siswa sebagai problem solver yaitu bertugas menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan menjelaskannya kepada listener dan satu pihak siswa lainnya sebagai listener dan ketika menjadi seorang problem solver, siswa harus dapat menemukan ide-ide, memahami konsep akuntansi yang dipelajari untuk dapat menyelesaikan permasalahannya, memahami urutan langkah-langkah yang mendasari pemikiran mereka, dan dapat mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan. Sehingga pada saat siswa menjadi seorang problem solver, siswa dapat melatih kemampuan pemecahan masalah akuntansi mereka. Dengan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving, diharapkan kemampuan pemecahan masalah akuntansi siswa meningkat.

8 Metode ini menuntut siswa untuk belajar kelompok secara kooperatif. Siswa dilatih untuk saling berbagi pengetahuan, tugas dan tanggungjawab dalam metode ini, siswa dapat lebih aktif berkomunikasi sehingga dapat mempermudah mereka memahami konsep/materi yang sedang di ajarkan guru. Jadi keunggulan metode ini yaitu sesama siswa saling memberikan pengetahuan sehingga siswa lebih memahami pelajaran. Metode pembelajaran ini sangat cocok untuk mata pelajaran akuntansi karena siswa dituntut untuk memiliki keterampilan berhitung dan pemahaman yang tinggi tentang materi akuntansi. Dengan penerapan metode ini dapat memfasilitasi siswa yang kemampuannya berbeda-beda. Siswa yang mempunyai pengetahuan lebih tentang materi yang dipelajari dapat menunjukkan kepedulian dan tanggungjawab terhadap teman-temannya. Berdasarkan uraian di atas diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kreativitas belajar meningkat jika diterapkan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving pada siswa kelas XI di SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017?

9 2. Apakah hasil belajar akuntansi meningkat jika diterapkan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving pada siswa kelas XI di SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa pada mata pelajaran Akuntansi melalui metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving di kelas XI SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi melalui metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving dikelas XI SMK Al Washliyah 2 Perdagangan T.P 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving. 2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam menjalankan PBM (Proses Belajar Mengajar) khususnya mata pelajaran Akuntansi di SMK Al Washliyah 2 Perdagangan. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian yang sejenis.