BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendekati eksperimen. Desain yang digunakan adalah Nonequivalen Control

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

Transkripsi:

15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dilakukan beserta populasi dan sampel penelitian. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bandung yang bertempat di Jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Subjek populasinya adalah siswa kelas X pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan program keahlian Teknik Komputer Jaringan. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

16 diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yaitu secara sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari satu kelas yaitu kelas eksperimen dimana yang menjadi kelas eksperimen adalah Kelas X Teknik Komputer Jaringan yang berjumlah 36 siswa. B. Desain Penelitian Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Cara penelitian ini yaitu melakukan satu kali pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretest kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan scientific, setelah itu diberi posttest. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Keterangan : Tabel 3.1. Desain Penelitian O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan scientific. X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan scientific. Pretest Treatment Posttest O1 X O2

17 O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan pendekatan scientific. C. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2010). D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari: 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning berbasis pendekatan scientific. 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah peningkatan penguasaan siswa pada kompetensi dasar rangkaian elektronila dasar.

18 E. Prosedur dan Alur Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Adapun prosedur dan alur penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 3.1. Gambar 3.1. Alur Penelitian

19 F. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Formatif Tes formatif ini dibagi menjadi dua tahap yakni pretest dan posttest. Kedua test ini diberikan pada kelas eksperimen. Tes ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam aspek kognitif. Pretest diberikan untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberikannya perlakuan. Sedangkan posttest diberikan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. 2. Lembar Observasi a. Lembar observasi guru Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini diterapkan oleh guru. b. Lembar observasi siswa Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yakni untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada aspek afektif dan untuk mengetahui penguasaan siswa pada aspek psikomotor. 3. Dokumentasi Dokumentasi ini berupa foto-foto kegiatan pada saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL dengan menggunakan pendekatan ilmiah. G. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun fenomena alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Sugiono,2012).

20 Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012). 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Perhitungan uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment, yaitu : { }{ } (Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana : r XY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan X : skor tiap siswa pada item soal Y : skor total seluruh siswa N : jumlah siswa Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikasi korelasi dengan Dimana : r : koefisien korelasi (Suharsimi Arikunto, 2009)

21 N : jumlah siswa Kemudian jika t hitung > t tabel pada taraf signifikasi α=0,05 maka dapat disimpulkan item tersebut valid pada taraf yang ditentukan. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut : [ ] [ ] (Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana : r 11 n S p q pq : reliabilitas tes secara keseluruhan : banyaknya butir pertanyaan : standar deviasi dari tes : populasi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir : populasi subyek yang menjawab salah (q= 1-p) : jumlah hasil perkalian antara p dan q Harga standar deviasi (S) dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : X : jumlah skor total N : jumlah siswa (Suharsimi Arikunto, 2009)

22 S : standar deviasi S 2 kuadrat : varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat karena standar deviasi Hasil yang diperoleh yaitu r 11 dibandingkan dengan nilai dari table r-product moment. Jika r 11 > r tabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r 11 < r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3. Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus : (Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana : P : indeks kesukaran B : banyak siswi yang menjawab soal itu dengan benar J S : jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik sehingga perlu direvisi, kriterianya adalah seperti Tabel 3.2. Tabel 3.2. Tingkat Kesukaran dan Kriteria No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi 1 0,70 TK 1,00 mudah 2 0,30 TK 0,70 sedang 3 0,00 TK 0,30 sukar

23 4. Uji Daya Pembeda Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Suharsimi Arikunto, 2009) Dimana : D : indeks diskriminasi (daya pembeda) J A J B B A B B P : banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : proporsi peserta yang menjawab benar Untuk mengklasifikasikan daya pembeda dari setiap butir soal dapat digolongkan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda No. Rentang Nilai D Klasifikasi 1. D < 0 Tidak Baik (Dibuang) 2. 0,00 D < 0,20 Jelek 3. 0,20 D < 0,40 Cukup 4. 0,40 D < 0,70 Baik 5 0,70 D 1,00 Baik sekali (Suharsimi, 2012)

24 H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data terkumpul, dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab perumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2010). 1. Analisis Data Kognitif a. Data Pretest, Postest dan Gain siswa Data Pretest diperoleh sebelum perlakuan (treatment), dan data Postest yang didapat setelah diberikan perlakuan (treatment), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain). b. Analisis Data Pemberian skor terhadap jawaban yang diberikan siswa berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh siswa. Setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut: c. Analisis Gain Normalisasi

25 Menurut Hake (1999) skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan dari skor gain aktual dan skor gain maksimal. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimal yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Rumus indeks gain ternormalisasi menurut Meltzer (2008) yaitu: Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, seperti yang terlihat dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4.Kategori Perolehan Skor Batasan Kategori g > 0,7 Tinggi 0,3 g 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah (Hake, 1999) 2. Analisis Data Afektif Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Suharsimi,2012) Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

26 Katagori Perolehan Nilai Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0% Nilai 69% 3. Analisis Data Psikomotor berikut : Data hasil belajar psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai (Suharsimi,2012) Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian psikomotor ditunjukan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor Katagori Perolehan Nilai Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0 % Nilai 69% 4. Uji Normalisasi Data Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono,2010). Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat (X 2 ). Pengujian data dengan (X 2 )

27 dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah : 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (Gambar 3.2). Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut : a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk menguji normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan = 6, hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku. Nilai siswa = b. Menentukan panjang kelas interval (Sugiyono, 2010) Panjang Kelas = (Sugiyono, 2010) c. Menghitung kedalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. d. Menghitung f h (Frekuensi yang diharapkan) Cara menghitung f h, didasarkan pada prosentasi luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (Jumlah individu dalam sampel)

28 e. Memasukan harga-harga f h ke dalam tabel kolom f h, sekaligus menghitung hargaharga ( f 0 - f h ) 2 dan adalah merupakan harga Chi Kuadrat. f. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, bila lebih besar dinyatakan tidak normal. 5. Uji Hipotesis Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H 1 berbunyi lebih besar atau sama dengan ( ) dan H 0 berbunyi lebih kecil (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri. Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini: t = x (Sugiyono, 2010) Keterangan : t = nilai t yang di hitung x = nilai rata-rata µo = nilai yang di hipotesiskan S n = simpangan baku sampel = jumlah anggota sampel

29 Kriteria pengujian adalah t hitung dimana didapat dari daftar normal baku, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika t hitung < H 1 ditolak dan H 0 diterima. maka