DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

No. 17/ 9 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N

No. 17/ 8 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

SOSIALISASI KETENTUAN

LAMPIRAN VIII LAMPIRAN VIII

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

2012, No Mengingat Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang Operasi Moneter; : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Neg

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) SURAT EDARAN NOMOR 16/23 /DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA (OPT)

FREQUENTLY ASKED QUESTION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 5 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

DAFTAR ISI PETUNJUK TEKNIS BAGI PESERTA BANK INDONESIA SISTEM OTOMASI LELANG OPERASI MONETER VALAS FX SWAP

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.17/20/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu melakukan perubahan ketiga atas Pera

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/12/ PBI/ 2014 TENTANG OPERASI MONETER SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lampiran SE No.13/ 20 /DPM Tanggal 8 Agustus Lampiran 8

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH TRANSAKSI VALAS TERHADAP SBN. Setelmen : T+2 Jenis underlying asset : Beberapa seri Obligasi Negara (multiple securities)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 4 /PBI/2009 TENTANG TRANSAKSI USD REPURCHASE AGREEMENT BANK KEPADA BANK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perhitungan Jangka Waktu SBI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/30/PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NO. 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/20/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 14/39/DPM Jakarta, 28 Desember 2012 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

I. PENJAMINAN ATAS SIMPANAN PIHAK KETIGA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

Transkripsi:

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/6/PADG/2019 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/6/PADG/2018 TENTANG PELAKSANAAN OPERASI PASAR TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan operasi moneter perlu didukung oleh sistem lelang operasi moneter valuta asing yang lebih efisien melalui penyempurnaan sistem otomasi lelang operasi moneter valuta asing; b. bahwa dengan adanya penyempurnaan sistem otomasi lelang moneter valuta asing sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Bank Indonesia perlu mengatur tata cara pelaksanaan lelang operasi pasar terbuka valuta asing; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/6/PADG/2018 tentang Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka;

2 Mengingat : Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi Moneter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6198) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/14/PBI/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/5/PBI/2018 tentang Operasi Moneter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 247, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6278); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/6/PADG/2018 TENTANG PELAKSANAAN OPERASI PASAR TERBUKA. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/6/PADG/2018 tentang Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur: a. Nomor 20/29/PADG/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/6/PADG/2018 tentang Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka; b. Nomor 20/35/PADG/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/6/PADG/2018 tentang Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka, diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 125 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

3 Pasal 125 Bank Indonesia menyampaikan persetujuan pendaftaran untuk mengikuti lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing kepada Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara melalui surat yang memuat informasi sebagai berikut: a. nama Peserta OPT Konvensional dan/atau Lembaga Perantara; b. Bank Identifier Code (BIC) Peserta OPT Konvensional; c. Terminal Controller Identifier (TCID) Peserta OPT Konvensional dan/atau Lembaga Perantara; d. Standard Settlement Instruction Peserta OPT Konvensional; e. tanggal efektif untuk mengikuti lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing; dan f. informasi lainnya apabila diperlukan. 2. Ketentuan Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) diubah sehingga Pasal 128 berbunyi sebagai berikut: Pasal 128 (1) Pengajuan penawaran Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing untuk lelang dengan metode harga tetap (fixed rate tender) meliputi informasi paling sedikit sebagai berikut: a. penawaran nilai nominal; dan b. tingkat bunga sesuai dengan yang diumumkan oleh Bank Indonesia, untuk masing-masing jangka waktu Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing. (2) Pengajuan penawaran Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing untuk lelang dengan metode harga beragam (variable rate tender) meliputi informasi paling sedikit sebagai berikut: a. penawaran nilai nominal; dan b. tingkat bunga,

4 untuk masing-masing jangka waktu Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing. (3) Pengajuan penawaran nilai nominal dari Peserta OPT Konvensional paling sedikit sebesar USD5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat) dan selebihnya dengan kelipatan sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat). (4) Dalam hal lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan dengan metode harga beragam (variable rate tender), pengajuan setiap penawaran tingkat bunga dilakukan dengan kelipatan 1 (satu) bps (basis point) atau 0,01% (nol koma nol satu persen). 3. Ketentuan Pasal 129 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 129 (1) Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara dapat melakukan koreksi untuk setiap penawaran yang diajukan dalam window time Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) kecuali: a. bagi Peserta OPT Konvensional tidak dapat melakukan koreksi terhadap jangka waktu; dan b. bagi Lembaga Perantara tidak dapat melakukan koreksi terhadap nama Peserta OPT Konvensional dan jangka waktu. (2) Koreksi penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan pengajuan penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (3) dan ayat (4).

4. Ketentuan Pasal 133 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: 5 Pasal 133 Bank Indonesia mengumumkan hasil lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing setelah dilakukan proses penetapan pemenang lelang oleh Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: a. secara individual kepada pemenang lelang melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing dan/atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang memuat informasi berupa: 1. jangka waktu; 2. nilai nominal yang dimenangkan; 3. tingkat bunga yang dimenangkan; 4. nominal bunga Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing; dan 5. informasi lainnya apabila diperlukan; b. secara keseluruhan kepada semua Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing, Sistem LHBU, dan/atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang memuat informasi berupa: 1. nilai nominal penawaran yang dimenangkan; 2. tingkat bunga Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing, apabila Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan dengan metode harga tetap (fixed rate tender); 3. rata-rata tertimbang tingkat bunga Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing, apabila Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan dengan metode harga beragam (variable rate tender); dan 4. informasi lainnya apabila diperlukan.

5. Ketentuan Pasal 137 ayat (6) diubah sehingga Pasal 137 berbunyi sebagai berikut: 6 Pasal 137 (1) Peserta OPT Konvensional dapat mengajukan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing paling cepat 3 (tiga) hari setelah setelmen hasil lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing yang akan dilakukan Early Redemption. (2) Peserta OPT Konvensional dapat mengajukan Early Redemption pada setiap Hari Kerja, kecuali pada hari pelaksanaan lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dengan jangka waktu melebihi overnight. (3) Pengajuan Early Redemption sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. (4) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan melalui sarana dealing system yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. (5) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan paling sedikit sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) dengan kelipatan sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat). (6) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing yang ditransaksikan melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing harus disertai informasi referensi transaksi pada saat pengajuan lelang Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing; atau

7 b. untuk Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing yang ditransaksikan secara manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 ayat (1) huruf c harus disertai informasi tanggal lelang dan informasi waktu transaksi lelang yang akan dilakukan Early Redemption (waktu Greenwich Mean Time/GMT). (7) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Konvensional dalam valuta asing, baik keseluruhan atau sebagian, dilakukan untuk nilai nominal penuh yang tercantum dalam setiap deal ticket. 6. Ketentuan Pasal 151 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 151 Bank Indonesia menyampaikan persetujuan pendaftaran untuk mengikuti Transaksi Swap secara lelang kepada Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara melalui surat, yang memuat informasi sebagai berikut: a. nama Peserta OPT Konvensional dan/atau Lembaga Perantara; b. Bank Identifier Code (BIC) Peserta OPT Konvensional; c. Terminal Controller Identifier (TCID) Peserta OPT Konvensional dan/atau Lembaga Perantara; d. Standard Settlement Instruction Peserta OPT Konvensional; e. tanggal efektif untuk mengikuti Transaksi Swap secara lelang; dan f. informasi lainnya apabila diperlukan. 7. Ketentuan Pasal 154 ayat (1) dan ayat (2) diubah sehingga Pasal 154 berbunyi sebagai berikut:

8 Pasal 154 (1) Pengajuan penawaran Transaksi Swap secara lelang dengan metode harga tetap (fixed rate tender) meliputi informasi paling sedikit sebagai berikut: a. penawaran nilai nominal; dan b. premi swap sesuai dengan yang diumumkan oleh Bank Indonesia, untuk masing-masing jangka waktu Transaksi Swap secara lelang. (2) Pengajuan penawaran Transaksi Swap secara lelang dengan metode harga beragam (variable rate tender) memuat informasi paling sedikit sebagai berikut: a. penawaran nilai nominal; dan b. premi swap, untuk masing-masing jangka waktu Transaksi Swap secara lelang. (3) Pengajuan penawaran nilai nominal dari Peserta OPT Konvensional paling sedikit sebesar USD5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat) dan paling banyak sebesar USD50,000,000.00 (lima puluh juta dolar Amerika Serikat), dengan kelipatan sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat). (4) Dalam hal lelang Transaksi Swap dilakukan dengan metode harga beragam (variable rate tender), pengajuan setiap penawaran premi swap paling sedikit sebesar Rp1,00 (satu rupiah) dan selebihnya dengan kelipatan sebesar Rp1,00 (satu rupiah). 8. Ketentuan Pasal 155 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 155 (1) Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara dapat melakukan koreksi untuk setiap penawaran yang diajukan dalam window time Transaksi Swap

9 secara lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1) dan ayat (2), kecuali: a. bagi Peserta OPT Konvensional tidak dapat melakukan koreksi terhadap jangka waktu; dan b. bagi Lembaga Perantara tidak dapat melakukan koreksi terhadap nama Peserta OPT Konvensional dan jangka waktu. (2) Koreksi penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan pengajuan penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (3) dan ayat (4). 9. Ketentuan Pasal 159 huruf c dihapus sehingga Pasal 159 berbunyi sebagai berikut: Pasal 159 Bank Indonesia mengumumkan hasil Transaksi Swap secara lelang setelah dilakukan proses penetapan pemenang lelang oleh Bank Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut: a. secara individual kepada masing-masing pemenang lelang melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing dan/atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, berupa: 1. jangka waktu; 2. nilai nominal yang dimenangkan; 3. kurs spot; 4. kurs forward; 5. premi swap yang dimenangkan; dan 6. informasi lainnya apabila diperlukan. b. secara keseluruhan kepada semua Peserta OPT Konvensional dan Lembaga Perantara melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing, Sistem LHBU, dan/atau sarana lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, berupa: 1. nilai nominal Transaksi Swap yang dimenangkan;

10 2. premi swap per jangka waktu, apabila Transaksi Swap dilakukan dengan metode harga tetap (fixed rate tender); 3. rata-rata tertimbang (weighted average) premi swap per jangka waktu, apabila Transaksi Swap dilakukan dengan metode harga beragam (variable rate tender); dan 4. informasi lainnya apabila diperlukan. c. Peserta OPT Konvensional yang telah memenangkan penawaran tidak dapat melakukan pengakhiran Transaksi Swap secara lelang sebelum jatuh waktu (early termination). 10. Ketentuan Pasal 252 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 252 Bank Indonesia menyampaikan persetujuan pendaftaran untuk mengikuti lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing kepada Peserta OPT Syariah dan Lembaga Perantara melalui surat yang memuat informasi sebagai berikut: a. nama Peserta OPT Syariah dan/atau Lembaga Perantara; b. Bank Identifier Code (BIC) Peserta OPT Syariah; c. Terminal Controller Identifier (TCID) Peserta OPT Syariah dan/atau Lembaga Perantara; d. Standard Settlement Instruction Peserta OPT Syariah; e. tanggal efektif untuk mengikuti lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing; dan f. informasi lainnya apabila diperlukan. 11. Ketentuan Pasal 255 ayat (1) diubah sehingga Pasal 255 berbunyi sebagai berikut:

11 Pasal 255 (1) Pengajuan penawaran Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing memuat informasi penawaran nilai nominal untuk masing-masing jangka waktu Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing. (2) Pengajuan penawaran nilai nominal dari Peserta OPT Syariah paling sedikit sebesar USD5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat) dan selebihnya dengan kelipatan sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat). 12. Ketentuan Pasal 256 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 256 (1) Peserta OPT Syariah dan Lembaga Perantara dapat melakukan koreksi untuk setiap penawaran yang diajukan dalam window time Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 255 ayat (1), kecuali: a. bagi Peserta OPT Syariah tidak dapat melakukan koreksi terhadap jangka waktu; dan b. bagi Lembaga Perantara tidak dapat melakukan koreksi terhadap nama Peserta OPT Syariah dan jangka waktu. (2) Koreksi penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan pengajuan penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 255 ayat (2). 13. Ketentuan Pasal 260 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 260 Bank Indonesia mengumumkan hasil lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing setelah

12 dilakukan proses penetapan pemenang lelang oleh Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: a. secara individual kepada pemenang lelang melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing dan/atau sarana lain, yang memuat informasi berupa: 1. jangka waktu; 2. nilai nominal yang dimenangkan; 3. tingkat imbalan; 4. nominal imbalan Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing; dan 5. informasi lainnya apabila diperlukan; b. secara keseluruhan kepada semua Peserta OPT Syariah dan Lembaga Perantara melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing, Sistem LHBU, dan/atau sarana lain, yang memuat informasi berupa: 1. nilai nominal penawaran yang dimenangkan; 2. tingkat imbalan Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing; dan 3. informasi lainnya apabila diperlukan. 14. Ketentuan Pasal 264 ayat (6) diubah sehingga Pasal 264 berbunyi sebagai berikut: Pasal 264 (1) Peserta OPT Syariah dapat mengajukan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing paling cepat 3 (tiga) hari setelah setelmen hasil lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing yang akan dilakukan Early Redemption. (2) Peserta OPT Syariah dapat mengajukan Early Redemption pada setiap hari kerja, kecuali pada hari pelaksanaan lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing dengan jangka waktu melebihi overnight.

13 (3) Pengajuan Early Redemption sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. (4) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing dilakukan melalui sarana dealing system yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. (5) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing dilakukan paling sedikit sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) dengan kelipatan sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat). (6) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing yang ditransaksikan melalui sistem otomasi lelang Operasi Moneter valuta asing harus disertai dengan informasi referensi transaksi pada saat pengajuan lelang Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing; atau b. untuk Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing yang ditransaksikan secara manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 ayat (1) huruf c harus disertai informasi tanggal lelang dan informasi waktu transaksi lelang yang akan dilakukan Early Redemption (waktu Greenwich Mean Time/GMT). (7) Pengajuan Early Redemption Transaksi Term Deposit OPT Syariah dalam valuta asing, baik keseluruhan atau sebagian, dilakukan untuk nilai nominal penuh yang tercantum dalam setiap deal ticket.

14 Pasal II Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan penempatan Peraturan Anggota Dewan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 April 2019 ANGGOTA DEWAN GUBERNUR, TTD ERWIN RIJANTO

PENJELASAN ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 21/6/PADG/2019 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/6/PADG/2018 TENTANG PELAKSANAAN OPERASI PASAR TERBUKA I. UMUM Dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, telah diatur bahwa tujuan Bank Indonesia adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mendukung pelaksanaan operasi moneter tersebut perlu didukung oleh sistem lelang operasi moneter valuta asing yang lebih efisien melalui penyempurnaan sistem otomasi lelang operasi moneter valuta asing terhadap instrumen Transaksi Term Deposit OPT Konvensional, Transaksi Swap, dan Transaksi Term Deposit OPT Syariah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 125

2 Angka 2 Pasal 128 Angka 3 Pasal 129 Angka 4 Pasal 133 Cukup Jelas Angka 5 Pasal 137 Angka 6 Pasal 151 Angka 7 Pasal 154 Angka 8 Pasal 155 Angka 9 Pasal 159 Angka 10 Pasal 252

3 Angka 11 Pasal 255 Angka 12 Pasal 256 Angka 13 Pasal 260 Cukup jelas Angka 14 Pasal 264 Pasal II