KATA PENGANTAR. Bandung, September 2017 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT RancangaN, 25 Des 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 65

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 54

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada Peserta Pelatihan tentang pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, serta substansi dan pelaksanaan pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Buku Modul ini disusun dalam 4 (empat) bab, meliputi Pendahuluan, Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, serta Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar Peserta Pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif Peserta Pelatihan. Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini. Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi para Aparatur di Pusat dan Daerah dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman, khususnya dalam penyelenggaraan rumah khusus. Bandung, September 2017 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... vi A. Deskripsi... vi B. Persyaratan... vi C. Metode... vii D. Alat Bantu/Media... vii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Deskripsi Singkat... 3 C. Kompetensi Pembelajaran... 3 D. Indikator Keberhasilan... 3 E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok... 3 F. Estimasi Waktu... 4 BAB 2 PEMBINAAN TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS... 5 A. Indikator Keberhasilan... 6 B. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus... 6 C. Pelaksanaan Pembinaan Teknis Dalam Penyelengaraan Rumah Khusus... 11 D. Latihan Soal... 18 E. Rangkuman... 18 BAB 3 PEMBINAAN KELEMBAGAAN DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS... 19 A. Indikator Keberhasilan... 20 B. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus... 20 C. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus... 30 D. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus... 35 E. Latihan Soal... 37 ii Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

F. Rangkuman... 37 BAB 4 PENUTUP... 39 A. Simpulan... 40 B. Tindak Lanjut... 40 DAFTAR PUSTAKA... 42 GLOSARIUM... 43 BAHAN TAYANG... 45 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan Pengaturan... 7 Gambar 2 Skema Ruang Lingkup Pembinaan Teknis... 10 Gambar 3 Skema Pelaksanaan Pembinaan Teknis Rumah Khusus... 12 Gambar 4 Skema Tata Cara Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus... 15 Gambar 5 Skema Tipologi Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus... 22 Gambar 6 Skema Jenis Lembaga Perumahan Khusus... 24 Gambar 7 Skema Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus... 31 Gambar 8 Skema Pembinaan Unsur Kelembagaan dan Hierarki Pemda... 32 Gambar 9 Skema Hubungan Kemitraan, Kelembagaan dan Pembinaan Teknis... 33 Gambar 10 Skema Pembinaan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus... 37 iv Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

DAFTAR TABEL Tabel 1 Keterkaitan Antara Unsur Perumahan dengan Perangkat Pengendalian... 8 Tabel 2 Skema Lingkup Substansi Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus.. 11 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL A. Deskripsi Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Mata pelatihan ini disajikan melalui metode ceramah, dan diskusi interaktif. Penilaian Peserta dilakukan berdasarkan kecakapan dan keaktifan selama melakukan diskusi dalam pembelajaran pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ini terdiri atas 2 (dua) kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama yaitu menyajikan topik Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang membahas mengenai substansi pembinaan teknis, serta menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembinaan teknis dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Adapun kegiatan belajar kedua yaitu menyajikan topik Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang menjelaskan mengenai substansi pembinaan kelembagaan, serta bagaimana pelaksanaan pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Seluruh Peserta Pelatihan dapat mempelajari keseluruhan Modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada Modul ini sangat diperlukan karena materi Modul ini menjadi dasar pemahaman untuk melakukan pembinaan teknis dan kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus. Untuk lebih memahami dan mendalami setiap materi pada Modul ini, maka setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan soal atau evaluasi, untuk mengukur tingkat penguasaan para Peserta Pelatihan setelah mempelajari materi pada Modul Pelatihan ini. B. Persyaratan Dalam mempelajari Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus ini, Peserta Pelatihan dilengkapi dengan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang terkait dengan materi pembinaan teknis vi Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

dan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. Di samping itu, disediakan juga bahan ajar yang dilengkapi dengan gambar-gambar dan tabel-tabel, yang difungsikan untuk memudahkan para Peserta Pelatihan agar lebih memahami materi yang terdapat dalam Modul ini. C. Metode Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pemberi Materi (Widyaiswara/ Narasumber). Dalam kegiatan pembelajaran ini, Peserta Pelatihan juga diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi. D. Alat Bantu/Media Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, maka diperlukan Alat Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: 1. LCD/ Projector; 2. Laptop; 3. Papan Tulis atau Whiteboard dengan spidol dan penghapusnya; 4. Flip chart; 5. Modul dan/atau Bahan Ajar. 6. Bahan tayang dan film singkat (animasi visual); serta 7. Laser pointer. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus vii

BAB 1 PENDAHULUAN Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 1

Pendahuluan A. Latar Belakang Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia masih menghadapi permasalahan perumahan dan kawasan permukiman yang cukup berat, antara lain bertambahnya kebutuhan rumah setiap tahun yang menyebabkan backlog perumahan juga selalu meningkat setiap tahun. Ditambah lagi, permasalahan permukiman kumuh dan rumah tidak layak huni yang belum dapat diselesaikan secara tuntas. Salah satu permasalahan yang juga dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan tersebut karena yang menjadi sasaran adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) dan memiliki kebutuhan khusus sehingga masih sulit (belum mampu) untuk mendapatkan rumah secara mandiri (swadaya), maupun melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat dengan kebutuhan khusus adalah melalui penyelenggaraan Rumah Khusus. Melalui program bantuan pembangunan Rumah Khusus ini diharapkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki kebutuhan khusus ini akan memiliki peluang untuk mendapatkan rumah yang sehat dan layak huni, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Agar program penyediaan rumah khusus bagi masyarakat (MBR) ini dapat dilaksanakan dengan optimal dan berkelanjutan, maka perlu didukung dan dilengkapi juga dengan perangkat Pembinaan Teknis dan Pembinaan Kelembagaan yang baik dan tepat. Secara umum, kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Rumah Khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Dengan melakukan kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini diharapkan dapat memberikan arahan dan pedoman, bagaimana penyelenggaraan rumah khusus, terutama yang terkait dengan bantuan pembangunan rumah khusus, dapat dilaksanakan di daerah-daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan pembelajaran terhadap kegiatan Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus tersebut, maka harapannya adalah Aparatur Sipil Negara (Pemerintah) di Pusat maupun di Daerah, yang melaksanakan 2 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

program dan kegiatan pembangunan rumah khusus dapat melakukan kegiatan pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyeleng-garaan Rumah Khusus; Kelembagaan/ Unit Kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan Rumah Khusus, baik di Pusat maupun Daerah, juga dapat mengikuti kegiatan Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus untuk kepentingan lembaga/ unit kerja yang bersangkutan; dan pada akhirnya, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki kebutuhan khusus akan lebih mudah untuk mendapatkan rumah layak huni dan terjangkau, sehingga diharapkan dapat menjadi pendorong untuk pemenuhan Program Sejuta Rumah, termasuk mengurangi jumlah rumah tidak layak huni, dan backlog perumahan. B. Deskripsi Singkat Mata pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan Rumah Khusus. Mata pelatihan ini disajikan melalui metode ceramah, dan diskusi interaktif. Penilaian Peserta dilakukan berdasarkan kecakapan dan keaktifan selama melakukan diskusi dalam pembelajaran pembinaan teknis dan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. C. Kompetensi Pembelajaran Pada akhir pembelajaran, peserta pelatihan mampu memahami lingkup dan substansi pembinaan teknis dan pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. D. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pelatihan Mata Pelatihan ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan dan menentukan lingkup substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus 2. Menjelaskan dan menentukan lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Materi pokok dan sub materi dalam Mata Pelatihan Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini adalah sebagai berikut: Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 3

1. Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. a. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. b. Pelaksanaan Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. 2. Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. a. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus b. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. c. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. F. Estimasi Waktu Untuk mempelajari Modul Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus, pada Pelatihan Penyelenggaraan Rumah Khusus ini, dialokasikan waktu sebanyak 3 (tiga) Jam Pelajaran (135 Menit). 4 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

BAB 2 PEMBINAAN TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 5

Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus A. Indikator Keberhasilan Dengan mengikuti pembelajaran ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu menjelaskan Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang mencakup substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus, serta pelaksanaan pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus. B. Substansi Pembinaan Teknis dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Mengacu pada Undang Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Hal ini sesuai pula dengan pengertian pembinaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan dilakukan atas aspek: 1. Perencanaan; 2. Pengaturan; 3. Pengendalian, dan; 4. Pengawasan. Adapun pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek teknis. Adapun pengertian teknis menurut KKBI adalah bersifat atau mengenai (menurut) teknik, atau secara teknik. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan didalam pelaksanaan program bantuan pembangunan rumah khusus. Pelaksana pembinaan di tingkat 6 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

pusat dilakukan oleh Menteri bersama dengan pimpinan Instansi Pusat terkait; sedangkan pelaksana pembinaan di tingkat daerah dilakukan oleh: a. gubernur pada tingkat provinsi; dan b. bupati/walikota pada tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan pembinaan teknis yang dilakukan di tingkat pusat meliputi: a. pengaturan dan pemberian pedoman perencanaan pembangunan rumah khusus dan pengelolaan rumah khusus; dan b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi bantuan rumah khusus serta serah terima aset rumah khusus. Pembinaan perencanaan meliputi penyusunan perencanaan program dan kegiatan serta perencanaan pembangunan dan pengembangan. RPJP RPJMD Provinsi RPJMN RPJMD Kabupaten/Kota Pembinaan Perencanaan Program dan Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Pembinaan Pengaturan Penyediaan Tanah Pemanfaatan Pembangunan Pemeliharaan Pendanaan dan Pembiayaan Gambar 1 Keterkaitan Lingkup Pembinaan Perencanaan dan Pengaturan Dalam hal penyediaan rumah khusus, penyediaan tanah dilakukan oleh pemerintah daerah, pembangunan dilakukan oleh pihak ketiga, pemanfaatan oleh masyarakat yang membutuhkan rumah khusus, sedangkan pemeliharaan dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau masyarakat, sedangkan pendanaan dapat bersumber dari APBN, dan/ atau APBD. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 7

Pembinaan pengendalian dilakukan atas rumah dan perumahan, sedangkan pada skala permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman, perumahan khusus merupakan bagian daripadanya. Pada kenyataannya tidak mungkin pada skala permukiman, skala lingkungan hunian dan apalagi skala kawasan permukiman, seluruhnya berisi rumah khusus. Sebagai contoh, pada skala permukiman, sesungguhnya sudah dimungkinkan adanya tempat kegiatan usaha untuk dimana pemilik atau penghuni rumah khusus bekerja pada sarana perekonomian atau sarana usaha yang yang skalanya terbatas. Pembinaan pengendalian dilakukan melalui perizinan, penertiban dan penataan perumahan khusus. Ketiga perangkat tersebut (perizinan, penertiban dan penataan) merupakan perangkat pengendalian pembangunan dengan keterkaitan pada proses pembangunan dan pengembangan sebagai berikut: Tabel 1 Keterkaitan Antara Unsur Perumahan dengan Perangkat Pengendalian BIDANG UNSUR Perizinan Penertiban Penataan Penyediaan Tanah Pembangunan Pelaksanaan Χ Pemanfaatan Pemeliharaan Χ Χ Penyediaan Tanah Pengembangan Pelaksanaan Χ Pemanfaatan Pemeliharaan Χ Χ Pembinaan pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan tindakan koreksi, dimana kegiatan pemantauan dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan, kegiatan evaluasi dilakukan melalui penilaian dan pengukuran hasil penyelenggaraan rumah khusus, sedangkan tindakan koreksi dilakukan untuk memberikan rekomendasi perbaikan atas hasil evaluasi. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh masyarakat melalui pengamatan dan pencatatan, dimana jika terjadi penyimpangan baik atas pelaksanaan pembangunan maupun pemanfaatan rumah khusus dapat dilaporkan 8 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

kepada pemerintah daerah. masyarakat yang lebih terdidik, misalnya profesional maupun kalangan perguruan tinggi dapat melakukan evaluasi melallui penilaian dan pengukuran hasil, dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, maupun pemanfaatan dan hasilnya disampaikan kepada pemerintah daerah, sedangkan tindakan koreksi dilakukan oleh pemerintah daerah berdasarkan hasil evaluasi pemerintah daerah sendiri, maupun hasil evaluasi masyarakat. Dengan demikian pemerintah dan pemerintah daerah memperoleh masukan untuk perbaikan kebijakan, program dan kegiatan penyediaan perumahan khusus. Pelaksanaan pembinaan teknis yang dilakukan di tingkat daerah meliputi: 1. pendampingan kepada Penerima Manfaat dalam hal penghunian dan pengelolaan; 2. pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan rumah khusus, serta serah terima aset rumah khusus; 3. pemeriksaan secara berkala terhadap rumah khusus, termasuk fungsi rumah khusus sebagai sarana hunian; 4. penjaminan berfungsinya bangunan rumah khusus secara optimal melalui kegiatan pemeliharaan dan perawatan; serta 5. pengawasan pelaksanaan kepenghunian sesuai dengan sasaran Penerima Manfaat. Pelaksanaan pembinaan teknis dilakukan oleh pemerintah daerah dan/ atau masyarakat maupun pihak-pihak lain, seperti perguruan tinggi dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang perduli terhadap pemanfaatan perumahan yang dibiayai melalui APBN dan/ atau APBD. Oleh karena itu, substansi pembinaan teknis dalam penyelenggaraan rumah khusus ini adalah yang mencakup kegiatan-kegiatan teknis (yang bersifat teknis) dalam rangka pelaksanaan program penyediaan rumah khusus, terutama lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Perencanaan Program Bantuan Penyediaan Rumah Khusus. 2. Pelaksanaan Pembangunan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus. 3. Serah terima Aset Rumah Khusus. 4. Pemanfaatan (Penghunian dan Pengelolaan) Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 9

Pembinaan Teknis Perencanaan Pengaturan (Pedoman Perencanaan) Pembangunan Pengawasan & Pengendalian Pemanfaatan Pengaturan (Pedoman Pengelolaan) Pemantauan & Evaluasi Pelaksanaan, Pengawasan, Pengendalian (Serah Terima Aset) Pendampingan & Pengawasan Kepenghunian Oleh Pemerintah Pusat Oleh Pemerintah Daerah Pemeriksaan & Penjaminan Fungsi Bangunan Gambar 2 Skema Ruang Lingkup Pembinaan Teknis Sumber : Hasil Analisa, 2017 Dari peraturan di atas, maka dapat dijabarkan mengenai lingkup substansi pembinaan teknis penyediaan rumah khusus yang meliputi : 1. Pembinaan teknis pada tahap perencanaan penyediaan rumah khusus a. Gambaran umum struktur organisasi, tugas dan fungsi Direktorat Rumah Khusus, serta Rencana Strategis Direktorat Rumah Khusus, yang dilengkapi dengan Program dan Kegiatan (RPJM) Direktorat Rumah Khusus Tahun 2015 2019. b. Pengaturan dan pemberian pedoman pengajuan usulan bantuan rumah khusus; c. Penyiapan Rencana Teknis, meliputi penyusunan Detailed Engineering Design (DED), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB); d. Tata Cara Pengurusan Perizinan. 2. Pembinaan teknis pada tahap pembangunan penyediaan rumah khusus a. Pelaksanaan pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan pasca-konstruksi; 10 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

b. Pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan rumah khusus; c. Pemantauan dan evaluasi pembangunan (penyediaan) rumah khusus; d. Kegiatan serah terima dari Kontraktor (Developer). 3. Pembinaan teknis pada tahap serah terima rumah khusus a. Pelaksanaan serah terima aset rumah khusus; b. Pengawasan dan pengendalian dalam serah terima aset rumah khusus. 4. Pembinaan teknis pada tahap pemanfaatan rumah khusus a. Pengaturan dan pemberian pedoman pengelolaan rumah khusus; b. Pendampingan kepada Penerima Manfaat dalam penghunian dan pengelolaan; c. Pemeriksaan secara berkala terhadap rumah khusus; dan d. Pengawasan pelaksanaan kepenghunian sesuai dengan peruntukkan Penerima Manfaat. Tabel 2 Skema Lingkup Substansi Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 C. Pelaksanaan Pembinaan Teknis Dalam Penyelengaraan Rumah Khusus Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan sebagaimana dijelaskan di atas, dilaksanakan dengan cara: Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 11

a. Koordinasi. b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. c. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi. d. Pendidikan dan pelatihan. e. Penelitian dan pengembangan. f. Pendampingan dan pemberdayaan. g. Pengembangan sistem layanan informasi dan komunikasi. Gambar 3 Skema Pelaksanaan Pembinaan Teknis Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 Sosialisasi kegiatan penyelenggaraan rumah khusus, bertujuan untuk: 1. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah, bahwa terdapat masyarakat yang tidak mampu menghuni rumah, tanpa memperoleh bantuan pemerintah sepenuhnya, karena sama sekali tidak memiliki rumah maupun tanah, sehingga tidak dapat dilakukan pendekatan melalui penyediaan rumah 12 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

swadaya, baik untuk membangun rumah baru maupun peningkatan kualitas rumah; 2. Memberikan kesadaran kepada pemerintah daerah untuk menganggarkan pendanaan rumah khusus melalui APBD, sehingga dapat disediakan cukup banyak rumah khusus bagi masyarakat; 3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat, bahwa rumah khusus dibiayai melalui APBN dan/ atau APBD, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat dengan menghuni sendiri rumah yang disediakan; 4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berusaha lebih keras dan lebih baik, sehingga minimal mampu membeli tanah, dan pembangunan rumahnya dilakukan melalui pendekatan swadaya. Fasilitasi diberikan pemerintah kepada pemerintah daerah yang belum mampu menyediakan rumah khusus, dengan tujuan mendorong pemerintah daerah, berkontribusi menyediakan rumah bagi masyarakatnya melalui APBD dan memberikan pemahaman bahwa di samping memfasilitasi penyediaan rumah susun sederhana sewa (dengan biaya konstruksi lebih besar dari rumah khusus) dan memfasilitasi penyediaan rumah swadaya, pemerintah juga membangun rumah khusus, untuk kebutuhan khusus. Di samping itu pemerintah juga memfasilitasi masyarakat untuk dapat menghuni rumah khusus, dan diharapkan masyarakat memanfaatkan rumah khusus dengan sebaik-baiknya. Dalam rangka pembinaan teknis, Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan konsultasi, baik dalam hal penyediaan tanah, perencanaan rumah khusus maupun pembangunan dan pemanfaatan rumah khusus sesuai dengan karakter masyarakat dan karakter daerah dimana rumah khusus akan dibangun; Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang termasuk kedalam substansi pembinaan teknis diberikan kepada Aparatur sipil Negara (ASN) melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) secara terjadwal dan terus menerus, seiring dengn telah terbentuknya Dinas yang menangani perumahan dan kawasan permukiman di provinsi maupun kabupaten/ kota. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 13

Kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan bagi pemanfaatan bahan bangunan dan teknologi konstruksi yang bersifat lokal dengan tujuan efisiensi biaya pembangunan rumah khusus. Barkaitan dengan hal ini, tetap terbuka peluang untuk memasukkan unsur lokal (daerah) dalam desain rumah khusus. Kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan oleh pemerintah daerah melalui kerjasama dengan Pusat penelitian dan Pengembangan perumahan dan Kawasan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan penelitian dan pengembangan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat teknis semata, melainkan dapat juga melibatkan lembaga lain yang berminat, berpengalaman dan mempunyai kompetensi untuk penelitian dan pengembangan sosial dan budaya serta ekonomi masyarakat. Koordinasi Koordinasi merupakan kegiatan sinkronisasi dan evaluasi antar-pemerintahan dalam penyelenggaraan perumahan. Koordinasi dalam penyelenggaraan perumahan dilakukan dalam rangka: a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan; b. Mengawasi dan mengendalikan kebijakan di bidang perumahan; c. Pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan, serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan kawasan permukiman dilakukan oleh Menteri kepada Gubernur dan/atau Bupati/ Walikota. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut dilakukan terhadap: a. Peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, sinkronisasi peraturan perundangundangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. b. Standar pelayanan minimal di bidang perumahan dan kawasan permukiman. c. Sinkronisasi kebijakan tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan kawasan permukiman. 14 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Gambar 4 Skema Tata Cara Pembinaan Teknis Penyediaan Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 Bimbingan, Supervisi, dan Konsultasi Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi dilakukan terhadap kebijakan di bidang perumahan. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi tersebut dilakukan dalam rangka: a. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perumahan; b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan kawasan permukiman di daerah; c. Melakukan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; d. Mengelola prasarana, sarana, dan utilitas umum; e. Mengelola bagian bersama dan benda bersama; f. Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah dan Badan Hukum di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 15

Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Pendidikan dan pelatihan tersebut mencakup materi: a. Teknis manajerial. b. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. c. Keahlian perencanaan dan perancangan rumah serta perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Keahlian dalam perencanaan dan perancangan rumah serta perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum akan diberikan sertifikat keahlian, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendidikan dan pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan dimaksudkan untuk: a. Menganalisis pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. b. Menghasilkan teknologi perumahan dan kawasan permukiman yang bermanfaat, aplikatif, inovatif, dan kompetitif serta berwawasan lingkungan. c. Memberikan acuan terhadap substansi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan. Selain itu, penelitian dan pengembangan dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi atau Lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendampingan dan Pemberdayaan Kegiatan pendampingan dan pemberdayaan dilakukan dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan kebijakan tingkat nasional dan/atau tingkat daerah. Pendampingan tersebut dilakukan melalui penyusunan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Adapun pemberdayaan dilakukan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan. 16 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pemberdayaan terhadap Pemangku Kepentingan dilakukan melalui: a. Fasilitasi forum pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. b. Mengakomodasi partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. c. Meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Pengembangan Sistem Layanan Informasi dan Komunikasi Pengembangan sistem layanan informasi dan komunikasi perlu dilakukan dalam rangka memberikan informasi di bidang perumahan dan kawasan permukiman kepada Pemangku Kepentingan. Adapun informasi publik yang perlu disampaikan, meliputi: a. Teknologi rancang bangun. b. Bahan bangunan. c. Produk hukum. d. Program dan kegiatan. e. Pengaduan masyarakat. f. Informasi publik lainnya. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi dilakukan melalui penyusunan dan penyediaan basis data, pemutakhiran data, jaringan, perangkat keras, dan perangkat lunak. Adapun pengembangan sistem informasi dan komunikasi tersebut perlu didukung oleh sumber daya manusia serta prasarana dan sarana kerja yang memadai. Sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya untuk melaksanakan pembinaan teknis dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif,dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 17

D. Latihan Soal Setelah Anda mempelajari materi di atas, selanjutkan untuk memantapkan pemahaman Anda tentang topik tersebut, silakan kerjakan beberapa soal latihan berikut ini. 1. Apa yang dimaksud dengan aspek teknis pada pembinaan teknis penyediaan rumah khusus? 2. Jelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam rangka pembinaan teknis! E. Rangkuman Pengertian pembinaan teknis dalam penyediaan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan secara teknik untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyediaan rumah khusus. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan berkaitan dengan aspek-aspek teknis dalam penyediaan rumah khusus. Lingkup substansi pembinaan teknis penyediaan rumah khusus yang meliputi pembinaan teknis pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan aset penyediaan rumah khusus. Sedangkan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan teknis, antara lain fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan. 18 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

BAB 3 PEMBINAAN KELEMBAGAAN DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH KHUSUS Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 19

Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus A. Indikator Keberhasilan Dengan mengikuti pembelajaran ini, Peserta Pelatihan diharapkan mampu merancang dan melaksanakan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus, yang mencakup kelembagaan/unit kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan rumah khusus, substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus, serta pelaksanaan kegiatan pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. B. Kelembagaan/ Unit Kerja yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. 1 Hal ini didukung pula oleh penjelasan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun pengertian lembaga menurut KKBI adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu usaha, sedangkan kelembagaan adalah yang bersifat lembaga. Jadi, pengertian pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan secara kelembagaan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Dalam hal ini, kegiatan pembinaan dilakukan terhadap lembaga-lembaga yang terlibat (dilibatkan) dalam penyelenggaraan rumah khusus. Menurut Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pasal 541, Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan 1 Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman 20 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pembinaan pemberdayaan masyarakat, pembinaan kelembagaan, pembinaan sumber daya manusia di bidang kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus. Salah satu fungsinya adalah fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat bidang penyelenggaraan pengembangan kawasan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus. Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dijelaskan bahwa pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman ini pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Oleh karena itu, penanggung jawab kegiatan pembinaan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman ini secara umum adalah: a. Menteri pada tingkat nasional. b. Gubernur pada tingkat provinsi. c. Bupati/ Walikota pada tingkat kabupaten/kota. Pembinaan penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman tersebut dilaksanakan secara berjenjang dari: a. Menteri kepada Gubernur, Bupati/ Walikota, dan Pemangku Kepentingan. b. Gubernur kepada Bupati/ Walikota dan Pemangku Kepentingan. c. Bupati/ Walikota kepada Pemangku Kepentingan. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 21

Gambar 5 Skema Tipologi Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 Dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus selama ini, ada beberapa Lembaga atau Unit Kerja yang terlibat atau dilibatkan dalam penyelenggaraan rumah khusus, sebagaimana dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. Kelembagaan di Tingkat Pusat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, meliputi: Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, mencakup: Direktorat Pengembangan Perumahan. Direktorat Rumah Susun. Direktorat Rumah Swadaya. Direktorat Rumah Umum dan Komersial. Direktorat Rumah Khusus. POKJA PKP Nasional, meliputi: Tim Pengarah POKJA. Tim Pelaksana. Kementerian/ Lembaga Lainnya, meliputi: Kementerian Transmigrasi. 22 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Kementerian Kelautan. Kementerian Sosial. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dan lain-lain. Kelembagaan Swasta di Pusat, meliputi: Real Estate Indonesia (REI). APERSI. Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer). Dan lain-lain. 2. Kelembagaan di Tingkat Provinsi Satuan Kerja (Satker) Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi. POKJA PKP Provinsi, meliputi: Tim Pengarah POKJA. Tim Pelaksana. Pemerintahan Provinsi, meliputi: Dinas (SKPD) bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dinas-dinas (SKPD) lainnya yang terkait. Kantor Pertanahan Provinsi. Kelembagaan Swasta di Provinsi, meliputi: Real Estate Indonesia (REI). APERSI. Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer). Dan lain-lain. 3. Kelembagaan di Tingkat Kabupaten/Kota POKJA PKP Kabupaten/Kota, meliputi: Tim Pengarah POKJA. Tim Pelaksana. Pemerintahan Kabupaten/Kota, meliputi: Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 23

Dinas (SKPD) bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dinas-dinas (SKPD) lainnya yang terkait. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Kelembagaan Swasta di Kabupaten/Kota, meliputi: Real Estate Indonesia (REI). APERSI. Perusahaan Pengembang Perumahan (Developer). Dan lain-lain. Kelembagaan Masyarakat di Lokasi/ Kawasan Pembangunan Rumah Khusus, meliputi: KSM-1. KSM-2. Gambar 6 Skema Jenis Lembaga Perumahan Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 Kerangka Kelembagaan di Direktorat Rumah Khusus berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Direktorat Rumah Khusus 24 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaan di bidang pembinaan penyelenggaraan rumah tapak khusus, perencanaan teknik, penyusunan standar dan pedoman, pengelolaan, pemantauan dan evaluasi penyediaan rumah tapak khusus, serta penyediaan rumah tapak khusus dan rumah tapak negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Rumah Khusus menyelenggarakan fungsi : 2 a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan rumah tapak khusus; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan penyelenggaraan rumah tapak khusus; c. penyiapan penyusunan rencana teknik di bidang penyelenggaraan rumah tapak khusus; d. penyiapan penyusunan norma, standar, pedoman, dan kriteria di bidang penyelenggaraan rumah tapak khusus; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan rumah tapak khusus; f. pelaksanaan pengelolaan rumah tapak khusus; g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi rumah tapak khusus; h. pelaksanaan penyediaan rumah tapak khusus dan rumah tapak Negara; dan i. pelaksanaan tata usaha Direktorat. c). Contoh Kelembagaan Dinas pada Kabupaten/ Kota Dengan mengambil contoh pada Kabupaten Malang, organisasi Dinas yang menangani perumahan dan kawasan permukiman, tertuang dalam Peraturan daerah Kabupaten Malang 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan Peraturan Bupati Malang Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya. Tugas Pokok Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Malang : 2 Renstra Direktorat Rumah Khusus 2015-2019 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 25

1. Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Bidang Cipta karya berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan; dan 2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. Fungsi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Malang : 1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan; 2. Perencanaan strategis pada Dinas; 3. Perumusan kebijakan teknis bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 6. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 7. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas; 8. Penyelenggaraan koordinasi, perencanaan, pengendalian, kebijakan, strategi serta sosialisasi pembangunan Permahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 9. Pelaksanaan dan fasilitasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 10. Pelaksanaan sertifikasi bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 11. Penyediaan informasi data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 12. Pelaksanaan pengesahan pemanfaatan ruang perumahan dan kawasan permukiman serta perizinan bidang Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya; 13. Pelaksanaan pengawasan atas pemanfaatan tata ruang perumahan dan kawasan permukiman serta pertimbangan teknik sesuai perizinan dan peraturan yang berlaku; dan 26 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

14. pelaksanaan koordinasi dan pembinaan serta pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan perumahan dan kawasan permukiman terhadap pelaku perumahan. Selanjutnya Peraturan Bupati Malang Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya ditetapkan susunan organisasi, yang terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Perumahan; d. Bidang Permukiman; e. Bidang Penataan Ruang dan Penataan Bangunan; f. UPT; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Bidang Perumahan mempunyai tugas: a. merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi terhadap pelaksanaan rumah umum, rumah komersial, rumah susun dan rumah khusus; b. melaksanakan pendataan rumah dan kawasan permukiman; dan c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Perumahan mempunyai fungsi: a. pengumpulan dan penyediaan data, informasi sebagai bahan pengendalian pelaksanaan dan pengelolaan rumah umum, rumah komersial, rumah susun, dan rumah khusus; b. perencanaan pencadangan lahan rumah umum dan rumah komersial; c. pelaksanaan fasilitasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas rumah umum, rumah komersial, rumah susun dan rumah khusus; d. pelaksanaan fasilitasi perencanaan dan pembangunan, rumah umum dan komersial, rumah susun dan rumah khusus; e. fasilitasi penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman; f. pemeliharaan dan peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Perumahan; Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 27

g. pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan, kebijakan strategis, program dan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) dan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) rumah umum dan rumah komersial, pembiayaan, rumah susun dan rumah khusus; h. pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penyusunan prosedur pengelolaan, pemanfaatan dan perizinan perumahan dan kawasan permukiman; dan i. perencanaan program dan administrasi kerja sama kegiatan tanggung jawab sosial badan usaha/corporate Social Responsibility (CSR). Jika ditelusuri lebih dalam lagi, Bidang Perumahan membawahi 3 (tiga) seksi yaitu Seksi Rumah Umum, Rumah Khusus dan Komersial, Seksi Rumah swadaya dan seksi Pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan. Seksi Rumah Umum, Rumah Khusus dan Komersial mempunyai tugas: b. mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan pengendalian Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; c. melakukan koordinasi, perencanaan, pengendalian, kebijakan, strategi pembangunan Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; d. melaksanakan fasilitasi dan penyerahan prasarana, sarana dan utilitas Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; e. melaksanakan pengendalian pembangunan perumahan sesuai peraturan yang berlaku; f. melaksanakan fasilitasi dan perencanaan pembangunan Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; g. menyediakan informasi data Perumahan PNS dan rumah komersial; h. melaksanakan fasilitasi dan perencanaan pembangunan, evaluasi serta koordinasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Perumahan PNS; i. melakukan evaluasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; j. melaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan rumah umum dan komersial, kebijakan strategis, program dan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) dan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) rumah umum, susun dan khusus, dan Komersial; 28 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

k. melaksanakan fasilitasi, koordinasi, dan kemitraan untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah umum, rumah susun dan rumah khusus; l. menyediakan informasi data Rumah Umum, Rumah Susun, Rumah Khusus dan Rumah Komersial; m. menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi rumah negara; dan n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan sesuai dengan bidang tugasnya. Sementara itu Seksi Pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan mempunyai tugas: a. mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan, tata cara dan prosedur pengawasan dan pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan; b. melaksanakan pengawasan atas pemanfaatan tata ruang sesuai ketentuan dan perizinan pemanfaatan tata ruang yang berlaku; c. melaksanakan koordinasi dalam rangka pengendalian terhadap perubahan dan penyimpangan penggunaan lahan berdasarkan tata ruang yang ada; d melaksanakan koordinasi dan pembinaan terhadap perkembangan pemanfaatan ruang dalam rangka penerapan dan penegakan ketentuan peraturan penataan ruang; e. melaksanakan evaluasi dan pemantauan terhadap perkembangan pemanfaatan ruang serta mengembangkan sistem informasi dan ragam bentuk sarana pengawasan serta pengendalian pemanfaatan ruang; f. melaksanakan inventarisasi terhadap bangunan gedung Daerah/peninggalan; g. memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya Izin Mendirikan Bangunan; h. memberikan kajian teknis atau telaah dan meneliti terhadap kelayakan struktur teknis bangunan; i. melaksanakan pengendalian tertib bangunan dan keselamatan gedung; j. penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah perkotaan dan Sertifikat Layak Fungsi dan Sertifikat Kelayakan Bangunan Gedung (SKBG); dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan sesuai dengan bidang tugasnya. Berdasarkan contoh di atas, maka penyelenggaraan rumah khusus pada Kabupaten Malang dapat disimpulkan bahwa: Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 29

1) rumah khusus ditangani oleh Seksi rumah umum, rumah khusus dan rumah komersial, dengan tugas antara lain pendataan, koordinasi, perencanaan, pengendalian, kebijakan, strategi pembangunan, fasilitasi dan perencanaan pembangunan, evaluasi serta koordinasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas Perumahan PNS dan melakukan evaluasi bantuan prasarana, sarana dan utilitas; 2) pengawasan dan pemanfaatan tata ruang, kajian teknis dan pengendalian tertib bangunan dan keselamatan bangunan berada pada seksi Pengendalian Perumahan, Ruang dan Bangunan; Berdasarkan simpulan tersebut, maka pembinaan kelembagaan yang akan diselenggarakan paling tidak harus melibatkan 2 (dua) seksi ini, tidak cukup hanya diikuti oleh kepala dinas saja. C. Substansi Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Adapun pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek manajemen dan kelembagaan. 30 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Gambar 7 Skema Peran Lembaga dalam Penyediaan Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 Pembinaan lembaga kepemerintahan ke dalam (internal) paling tidak meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek organisasi, aspek SDM dan aspek tata kelola, yang ditetapkan melalui peraturan dimana pengangkatan SDMnya dilakukan melalui keputusan. Dalam lembaga pemerintahan seperti Dinas, Badan atau Kantor tidak tergambar dengan jelas bagaimana hubungan kerja antar Dinas, antara Dinas dengan Badan maupun Kantor, karena di setiap pemerintah daerah ada unsur desentralisasi dan tugas pembantuan Kelancaran dan keharmonisan hubungan kerja acapkali hanya ditentukan oleh kebiasaan yang bersifat rutin, misalnya pada saat penyusunan program dan anggaran, dan kepemimpinan daerah, sehingga jika seorang pemimpin daerah tidak mengetahui organisasi dan hubungan kerja internal di pemerintahan daerah dengan baik, apalagi jika tidak ada SOP untuk setiap penyusunan program dan kegiatan, yang terjadi adalah kesulitan untuk melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, program maupun kegiatan, yang terbawa bahkan hingga ke level Musrenbang. Oleh karena itu dalam rangka pembinaan kelembagaan, kegiatan yang dilakukan harus berkaitan dengan level atau hierarki pemerintah daerah. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 31

Gambar 8 Skema Pembinaan Unsur Kelembagaan dan Hierarki Pemda Sumber: Hasil Analisis, 2017 Pembinaan kelembagaan dan pembinaan teknis perlu dilakukan beberapa kali, mengingat ada kemungkinan besar terjadi penggantian pejabat atau mutasi PNS di daerah. Materi sosialisasi, bimbingan teknis dapat pula dimasukkan ke dalam Website Direktorat Jenderal yang dapat diakses dengan mudah di daerah. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Khusus, dan Peraturan Menteri PUPR No. 20 Tahun 2017 Tentang Pembangunan Rumah Khusus, memuat sebagian substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus yang lebih mencakup kegiatan-kegiatan manajemen dan pengelolaan (yang bersifat non teknis) dalam rangka pelaksanaan bantuan penyediaan rumah khusus, terutama yang lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus. 2. Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. 3. Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. 32 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Gambar 9 Skema Hubungan Kemitraan, Kelembagaan dan Pembinaan Teknis Sumber : Hasil Analisa, 2017 Substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus secara keseluruhan dapat dicermati pada penjelasan berikut ini. Pembinaan Kelembagaan pada Tahap Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus Substansi pembinaan kelembagaan pada tahap pemanfaatan bantuan penyediaan rumah khusus ini adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan organisasi pengelola di tingkat pemanfaat dan pembinaan yang dilakukan oleh unsur Dinas (seksi) pada pemerintah kabupaten/ kota; 2. Penyusunan SOP pemanfaatan rumah khusus dan PSU; 3. Proses pendampingan dan pelatihan kegiatan penghunian dalam memanfaatkan bangunan rumah khusus yang telah dibangun. 4. Proses pendampingan dan pelatihan kegiatan pengelolaan dalam memanfaatkan bangunan rumah khusus yang telah dibangun. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 33

Pembinaan Kelembagaan pada Kegiatan Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Substansi pembinaan kelembagaan pada kegiatan kemitraan (melalui kelompok masyarakat yang terorganisir) dalam penyelenggaraan rumah khusus ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep kemitraan dalam penyelenggaraan rumah khusus. 2. Bentuk kemitraan dalam penyelenggaraan rumah khusus. Pembinaan Kelembagaan pada Tahap Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Substansi pembinaan kelembagaan pada tahap pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus. 2. Bentuk pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan rumah khusus, meliputi: a. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap perencanaan. b. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap pelaksanaan pembangunan. c. Bentuk pelibatan masyarakat pada tahap pemanfaatan. Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional mengenai kerangka kelembagaan, dijelaskan bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan memerlukan kerangka kelembagaan pemerintah yang efektif dan akuntabel sebagai pelaksana dari program pembangunan yang telah ditetapkan. Kelembagaan merujuk kepada organisasi, pengaturan hubungan inter dan antar organisasi, serta sumber daya manusia aparatur. Organisasi mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur. Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi mencakup aturan main dan/atau tata hubungan kerja inter dan antar organisasi/ lembaga pemerintah, sedangkan sumber daya manusia aparatur negara mencakup para pejabat negara dan aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut. Dengan demikian, lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus lebih difokuskan pada: 1. Organisasi, yang mencakup rumusan tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur. 34 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

2. Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi, yang mencakup aturan main dan/atau tata hubungan kerja inter dan antar organisasi/ lembaga pemerintah. 3. Sumber daya manusia (aparatur negara), yang mencakup para pejabat dan aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut. D. Pelaksanaan Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus, Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, diselenggarakan dengan melakukan berbagai kegiatan ke Daerah-daerah (Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/ Kota, dan para Pemangku Kepentingan lainnya). Beberapa strategi yang dilaksanakan antara lain : 1. Memanfaatkan kelembagaan pemerintah yang sudah ada, seperti lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah non-kementerian, dan lembaga nonstruktural. Apabila diperlukan, dapat dibentuk institusi koordinasi untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang bersifat lintas sektor, lintas K/L, dan/atau lintas daerah. 2. Mengupayakan penguatan kelembagaan pemerintah melalui : a. Koordinasi antar instansi yang terkait dengan fungsi penataan kelembagaan instansi pemerintah, yang dikoordinasikan oleh kementerian yang membidangi pendayagunaan aparatur negara. b. Penataan tugas, fungsi, dan kewenangan lembaga pemerintah untuk menghindari multi-tafsir dan duplikasi fungsi, serta benturan kewenangan. c. Penyederhanaan struktur baik secara horizontal maupun vertikal untuk mengurangi fragmentasi organisasi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. d. Penyempurnaan bisnis proses inter maupun antar lembaga agar tercipta tata laksana pemerintahan dan pembangunan yang lebih transparan, sinergis, harmonis, efektif, dan efisien. e. Penyediaan aparatur sipil negara yang profesional, berintegritas, dan berkinerja sehingga dapat melaksanakan visi dan misi lembaganya dengan baik. f. Penguatan kelembagaan dalam rangka mendukung kinerja pengelolaan program prioritas pembangunan. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 35

3. Kebijakan pembangunan, yang meliputi sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan, untuk memastikan bahwa kelembagaan pemerintah yang diperkuat dan/atau dibentuk sejalan dan mendukung pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien, dan akuntabel. 4. Dukungan dari peraturan perundangan yang berlaku, termasuk peraturan perundangan tentang desentralisasi dan otonomi daerah, untuk memastikan keserasian antara tugas, fungsi, dan kewenangan setiap lembaga dengan peraturan perundangan yang berlaku dan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. 5. Penerapan prinsip transparan, efektif, dan efisien, untuk memastikan bahwa hasil penataan kelembagaan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Oleh karena itu, analisis biaya dan manfaat dalam penataan kelembagaan perlu dilakukan dengan cermat. Untuk memperlancar kegiatan pembinaan lembaga di daerah, pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan antara lain melalui : 1. Penyusunan modul atau pedoman; 2. Pembentukan dan Pendampingan Lembaga terkait Penyelenggaraan Rumah Khusus; 3. Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ke Daerah-daerah; 4. Pembimbingan; 5. Review/evaluasi dan monitoring; 6. Kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ini akan dilakukan oleh Menteri kepada Gubernur dan/atau Bupati/ Walikota. Dalam pelaksanaannya, kegiatan Sosialisasi Penyelenggaraan Rumah Khusus ini akan dilakukan sebagai berikut. a. Kegiatan Sosialisasi di Pusat. b. Kegiatan Sosialisasi di Daerah. 36 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

1. Penyusunan Modul/Pedoman 2. Pembentukan & Pendampingan Lembaga 3. Pembimbingan Kegiatan Sosialiasi di pusat Kegiatan sosialisasi di daerah 5. Kegiatan Sosialisasi 4. Review/Evaluasi & Monitoring Gambar 10 Skema Pembinaan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus Sumber : Hasil Analisa, 2017 E. Latihan Soal Setelah Anda mempelajari materi di atas, selanjutkan untuk memantapkan pemahaman Anda tentang topik tersebut, silakan kerjakan beberapa soal latihan berikut ini 1. Jelaskan, sajakah substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus. 2. Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus, maka dilaksanakan juga Pembinaan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan ke Daerah-daerah (Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/ Kota, dan para Pemangku Kepentingan lainnya). Apa saja yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya? F. Rangkuman 1. Dalam rangka penyelenggaraan rumah khusus Lembaga atau Unit Kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan rumah khusus, terdiri dari : a. Kelembagaan di Pusat b. Kelembagaan di Daerah (Provinsi dan Kota/ Kabupaten) c. Kelembagaan Swasta Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 37

2. Substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah yang mencakup kegiatan-kegiatan manajemen dan pengelolaan, terutama yang lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan : a Pemanfaatan Bantuan Penyediaan Rumah Khusus. b Kemitraan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. c Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus. 3. Lingkup substansi pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus lebih difokuskan pada: a Organisasi b Pengaturan hubungan inter dan antar organisasi c Sumber daya manusia (aparatur negara), yang mencakup para pejabat dan aparatur sipil negara yang menjalankan organisasi tersebut 38 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

BAB 4 PENUTUP Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 39

Penutup A. Simpulan Pengertian pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dapat dijelaskan bahwa pengertian mengenai pembinaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus. Hal ini sesuai pula dengan pengertian pembinaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan kelembagaan dalam penyelenggaraan rumah khusus adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan rumah khusus, yang berkaitan dengan aspek-aspek manajemen dan kelembagaan. B. Tindak Lanjut Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, Peserta diharapkan dapat mempelajari lebih mendalam mengenai: a. Berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dan mendukung tentang Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus. b. Berbagai studi literatur yang terkait dan mendukung Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus. c. Program Nasional terkait Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus. d. Buku-buku literatur mengenai Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus. 40 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

e. Berbagai kebijakan dan program yang terkait dengan Pembinaan Teknis dan Kelembagaan penyelenggaraan Rumah Khusus. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 41

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Rencara Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2015-2019 Rencana Strategis Direktorat Penyediaan Perumahan 2015-2019 Rencana Strategis Direktorat Rumah Khusus 2015-2019 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI Online), Tahun 2016. 42 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Backlog Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Developer GLOSARIUM Kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat Masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni Orang atau Perusahan yang bergerak di bisnis properti sebagai pengembang (pembangun dan pemasar properti) baik itu berupa perumahan dalam skala besar maupun kecil Perumahan Khusus Pembangunan perumahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan khusus. Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 43

44 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

BAHAN TAYANG Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 45

46 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 47

48 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 49

50 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 51

52 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 53

54 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 55

56 Pembinaan Teknis dan Kelembagaan Penyelenggaraan Rumah Khusus

Pembinaan Teknis dan Kelembagaan dalam Penyelenggaraan Rumah Khusus 57