dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada juta

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan salah satu dari gangguan kesehatan yang lazim. dan Indonesia (Ramaiah, 2007:11). Penyakit diare merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada perianus dan inkontinensia

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk


BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 10 juta kematian terjadi setiap tahunnya pada anak-anak yang berumur di bawah lima

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas anak di dunia. Diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, sekitar 760.000 anak meninggal setiap tahun karena. Sebagian besar dari mereka disebabkan oleh makanan dan sumber air yang terkontaminasi penyebab. Sebesar 780 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum dan 2,5 milyar orang tidak memiliki sanitasi. Diare akibat infeksi tersebar luas di seluruh negara berkembang. Sebagian besar orang yang meninggal karena sebenarnya karena dehidrasi berat dan kehilangan cairan (WHO, 2013). Indonesia yang merupakan negara berkembang, penyakit masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2013). Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai 2010 terlihat kecenderungan insidensinya meningkat. Pada tahun 2000 Incidence Rate (IR) penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) juga masih sering terjadi, Case Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan jumlah kasus 5.756 orang, kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB di 33 kecamatan jumlah penderita 4204 kematian 73 orang (Kementrian Kesehatan, 2011). Kejadian di RSI Kendal menunjukkan bahwa terdapat 372 kasus kejadian selama tahun 2016 rata-rata kasus 31 kasus setiap bulan. Pada bulan April 2017 terdapat 30 kasus, yang berulang 1

2 sebanyak 2 orang, pada bulan Mei 2017 terdapat 29 kasus, yang berulang sebanyak 6 orang dan bulan Juni 2017 terdapat 28 kasus, yang berulang tidak ada. Kejadian kasus berulang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Adisasmito (2007) menyatakan bahwa faktor dari anak seperti daya tahan tubuh anak yang masih rendah, status gizi dan anak tidak mencuci tangan. Dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat perlu diketahui faktor-faktor yang berkaitan kejadian. Banyak faktor yang secara langsung dan tidak langsung dapat mendorong terjadinya, faktor-faktor tersebut antara lain adalah keadaan gizi, kependudukan, lingkungan dan perilaku. Faktor yang diduga sangat berkaitan erat kejadian adalah faktor tersedianya air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitas, pembuangan tinja dan air limbah, perilaku, hygiene perorangan, terutama ibu dalam menyajikan makanan dan kependudukan (Wulandari, 2009). Strategi WHO dalam upaya untuk menurunkan angka kematian anak karena melakukan tatalaksana secara tepat dan akurat. WHO mengembangkan kerangka kerja pelayanan kesehatan yang salah satunya dalam buku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, di dalamnya berisi panduan tatalaksana anak sakit di rumah sakit oleh tenaga kesehatan termasuk perawat. Tatalaksana dapat dilakukan lima langkah tuntaskan (lintas ) (WHO, 2009). Perawat dalam tatalaksana dapat melaksanakan perannya dalam beberapa hal, salah satunya adalah memberikan pendidikan kepada orang tua mengenai rehidrasi oral untuk mengatasi. Seperti penelitian di India yang dilakukan oleh Mazumder et al. (2010), dikemukakan bahwa pendidikan yang diberikan kepada orang tua atau pengasuh mengenai pemberian zink dan oralit untuk anak, efektif dapat mengurangi pada anak. Selain itu, perawat juga dapat memberikan kontribusi di masyarakat untuk menangani pada anak (Wake dan Tolessa, 2011).

3 Peran perawat di masyarakat sangat penting terutama dalam memberikan pengetahuan tentang penanganan. Warman (2008) menemukan bahwa pengetahuan ibu memberikan kontribusi paling kuat dibandingkan faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam mempengaruhi kejadian akut pada balita. Tingkat pengetahuan ibu yang baik tentang, sangat menentukan upaya pencegahan yang dilakukan dan terhindarnya anak dari dampak buruk seperti dehidrasi, kekurangan gizi dan risiko kematian. Berdasarkan studi pendahuluan di RSI Kendal diperoleh data dari 6 ibu yang anaknya menderita 4 ibu menyatakan belum mengetahui tanda dan gejala, penyebab, belum mengetahui penatalaksanaan awal dan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang. Sikap ibu pada saat mengetahui anaknya yaitu membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit. Sementara 2 ibu lainnya mengatakan sudah mengetahui tentang tanda dan gejala, penyebab, namun belum mengetahui tentang cara pencegahan dan penatalaksanaan awal. Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang. Informasi tentang diperoleh dari media seperti koran, majalah dan buku. B. Rumusan Masalah Penyakit di Indonesia masih merupakan penyakit yang sering menyerang pada balita. Angka morbiditas dan mortalitas penyakit masih tinggi. Perawat sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan kontribusi dalam penanganan sesuai perannya, salah satunya adalah memberikan pendidikan kepada orang tua terutama ibu untuk pencegahan penyakit. Perilaku ibu memberikan kontribusi paling kuat dibandingkan faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam mempengaruhi kejadian akut pada balita. Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian analisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak di RSI Kendal perlu dilakukan.

4 C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini meliputi tujuan umum dan khusus 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak di RSI Kendal. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, usia anak, posisi anak dalam keluarga dan perawatan anak. b. Mendeskripsikan perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di RSI Kendal c. Mendeskripsikan perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di RSI Kendal d. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak di RSI Kendal D. Manfaat 1. Bagi Ibu Balita Diharapkan dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan ibu balita tentang pencegahan terjadinya pada balita, serta lebih memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan guna menurunkan angka kejadian. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi rumah sakit, terutama bagi kepala bidang keperawatan agar tetap mempertahankan usaha-usaha promotif seperti penyuluhan-penyuluhan tentang sehingga terciptanya masyarakat yang sehat secara optimal, dan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

5 3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan penyakit pada anak. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini mampu menambah ketrampilan peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. 5. Bagi Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna mengembangkan program penyuluhan mengenai pada balita. E. Keaslian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut. 1.1 Tabel Keaslian Nama Peneliti (Tahun) Nuhan, H.G. (2014) Judul Efektivitas Edukasi Kesehatan Perawatan Diare Terhadap Kemampuan Ibu Dalam Merawat Area Perianal Anak Balita Dengan Diare Muhziadi (2012) Faktor faktor yang Berhubungan Dengan Kasus Diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh Nugraha, A.A. (2014) Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare Dengan Desain Quasi eksperimen rancangan pre test and post test with control group edukasi kesehatan perawatan Kemampuan Ibu Dalam Merawat Area Perianal Anak Balita deskriptif analitik lingkungan, desain cross perilaku dan sectional makanan kasus Pre survey analitik perilaku ibu pendekatan dalam Hasil Ada pengaruh edukasi kesehatan perawatan terhadap kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) dalam merawat area perianal anak balita kelompok intervensi (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol Ada hubungan antara lingkungan, perilaku, makanan kasus. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dalam pencegahan

6 Nama Peneliti (Tahun) Evayanti, N.K.E (2014) Judul Desain Hasil Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo waktu cross pencegahan sectional kejadian kejadian pada balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare pada Balita yang Berobat ke Badan Rumah Sakit Umum Tabanan Deskriptif menggunakan metode pendekatan cross sectional Tidak ada hubungan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, sumber air minum kejadian pada balita yang berobat ke BRSU Tabanan. Ada hubungan kebiasaan mencuci tangan terhadap kejadian pada balita yang berobat ke BRSU Tabanan p-value = 0,010 (α < 0,05). pendidikan, jenis pekerjaan, sumber air minum, kebiasaan mencuci tangan kejadian Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. yang dilakukan oleh Nuhan G.G (2014) variabel independen edukasi kesehatan perawatan, variabel dependen kemampuan ibu dalam merawat area perianal anak balita. Sementara penelitian yang diteliti variabel independen pendidikan kesehatan, variabel dependen perilaku ibu dalam pencegahan. yang dilakukan mengambil subyek ibu yang anaknya mengalami dan dirawat di RSI Kendal dan peneliti hanya menganalisis variabel perilaku ibu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Peneliti menggunakan metode penelitian quasi eksperimen rancangan one group pre test post test. Perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan, subjek penelitian dan tempat penelitian. 2. yang dilakukan oleh Muhziadi (2012) variabel independen lingkungan, perilaku dan makanan sedangkan variabel dependen kasus. Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Sementara

7 penelitian yang diteliti variabel independen pendidikan kesehatan, variabel dependen perilaku ibu dalam pencegahan. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen rancangan one group pre test post test. Perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan, metode penelitian, subjek penelitian dan tempat penelitian. 3. yang dilakukan oleh Nugraha A.A (2014) variabel independen perilaku ibu dalam pencegahan, variabel dependen kejadian. Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Sementara penelitian yang diteliti variabel independen pendidikan kesehatan, variabel dependen perilaku ibu dalam pencegahan. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen rancangan one group pre test post test. Perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan, metode penelitian, subjek penelitian dan tempat penelitian. 4. yang dilakukan oleh Evayanti N.K.E (2014) variabel independen pendidikan, jenis pekerjaan, sumber air minum, kebiasaan mencuci tangan, sedangkan variabel dependen kejadian. Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Sementara penelitian yang diteliti variabel independen pendidikan kesehatan, variabel dependen perilaku ibu dalam pencegahan. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen rancangan one group pre test post test. Perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan, metode penelitian, subjek penelitian dan tempat penelitian.