Available online

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR TUGAS AKHIR YULIA CORSIKA M. S

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU MEKANIS DAN FISIS BETON PASCA BAKAR

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON PASCA PEMBAKARAN JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayu Wulandari,2013

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

PENGARUH KOMPOSISI BETON NON-PASIR DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR DAN TARIK BELAH

BABV HASiL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DARI MERAK DAN AGREGAT KASAR DARI BATU GADUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU NORMAL

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DAN KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR

Transkripsi:

Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG KEMIRI TERHADAP KUAT TEKAN DAN RETAKAN BETON PASCA BAKAR Biduan Manahan Nainggolan dan Alkhafi Maas Siregar* Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Indonesia Diterima Oktober 2014; Disetujui November 2014; Dipublikasikan Desember 2014 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan cangkang kemiri terhadap kuat tekan dan pola retakan beton pasca bakar. Pembuatan beton ini dilakukan dengan pencampuran cangkang kemiri sebagai pengganti agregat kasar. Metode pembuatan yang dilakukan adalah beton dibuat berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm. Campuran beton yang digunakan mengacu pada beton mutu K 225 dengan semen : pasir : kerikil adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Pada penelitian ini dibuat variasi komposisi cangkang kemiri terhadap kerikil sebesar 10%, 20%, dan 30%. Setelah beton dicetak dan dikeringkan pada umur 28 hari dilakukan pembakaran dengan menggunakan mesin furnace pada suhu 200 C, 250 C, 300 C dengan waktu penahanan (holding time) selama 1 jam untuk masingmasing temperatur. Setelah dilakukan pembakaran beton direndam ke dalam air selama ± 3 menit, kemudian didiamkan selama 24 jam dengan temperatur ruangan kemudian dilakukan pengujian karakteristik sifat mekanik (kuat tekan) benda uji beton.hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton pasca bakar dengan komposisi 10%, 20%, dan 30% cangkang kemiri didapatkan hasil paling optimal pada campuran 10% dengan suhu pembakaran 200 C sebesar 25,3 M.Pa. Sedangkan pada komposisi 20% dan 30% beton cangkang kemiri mengalami penurunan nilai kuat tekannya. Pola retakan beton terbaik yaitu pada campuran 10% cangkang kemiri dengan suhu pembakaran 200 C, sedangkan untuk pola retakan pada campuran 20% cangkang kemiri belum ada terlihat retakan dan pada komposisi penambahan 30% terjadi sedikit retakan pada beton dengan suhu pembakaran tertinggi yaitu 300 C. Hasil uji karakteristik yang ditunjukkan bahwa cangkang kemiri sebagai substitusi kerikil pada pembuatan beton berpengaruh dalam menentukan sifat mekanik beton dan dipengaruhi oleh suhu pembakaran yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur pada beton tersebut. Kata Kunci : Beton, Cangkang Kemiri, Pasca Bakar, Uji Kuat Tekan, Pola Retakan. How to Cite Biduan Manahan Nainggolan dan Alkhafi Maas Siregar, (2015), Pengaruh Penambahan Cangkang Kemiri Terhadap Kuat Tekan Dan Retakan Beton Pasca Bakar, Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 1 (5): 9-14. *Corresponding author: p-issn : I2338-1981 E-mail : awaliyatun_fz@yahoo.com 1

PENDAHULUAN Pelaksanaan pembangunan yang senantiasa dilaksanakan berakibat pada meningkatnya kebutuhan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan atau gedung. Hal ini terjadi karena konstruksi merupakan pendukung dari pembangunan tersebut tanpa adanya konstruksi pembangunan akan berjalan dengan lambat, dalam konstruksi salah satu bahan dasar yang dibutuhkan adalah beton, dengan demikian kebutuhan akan beton juga terus meningkat. Kebakaran sebagai salah satu bencana baik pada bangunan maupun industri, perlu semakin diwaspadai dalam setiap pembangunan sarana dan prasarana agar hasil-hasil pembangunan tersebut dapat dimanfaatkan hingga mencapai umur ekonomis yang diharapkan. Ditinjau dari jenis bangunan yang terbakar maka bangunan tempat tinggal menempati urutan pertama dengan jumlah kejadian 62 %, bangunan industri 15 %, pertokoan 11 %, perkantoran 7 % dan lainnya 5 %. Dimana penyebab utama kebakaran tersebut adalah akibat kelalaian manusia, baik kelalaian pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap pemanfaatan. Terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, seperti yang terjadi pada peristiwa kebakaran akan membawa dampak pada struktur beton. Gejala yang umum timbul akibat kebakaran pada suatu gedung ialah permukaan struktur berwarna hitam atau lebih sering kita katakan gosong yang di akibatkan tingginya temperatur suhu api, hal tersebut akan mempengaruhi kualitas/kekuatan struktur beton tersebut. Sehingga menyebabkan kekuatan beton menurun, dan penggunaan struktur bangunan tersebut juga akan berkurang (tidak maksimal). Akan tetapi kekuatan struktur bangunan beton pasca bakar juga ditentukan oleh durasi waktu yang diterima bangunan terhadap api pada saat terbakar (Wahyuni, 2010). Hasil penelitian (Widjaja, 1999) menunjukkan bahwa pengaruh pemanasan beton pasca bakar pada temperatur 200 C meningkatkan nilai kuat tekan beton dan nilai kuat lentur 10 % sampai 15 %, dibandingkan beton normal yang tanpa pemanasan. Cangkang kemiri merupakan suatu potensi baru yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih besar lagi. Tentu saja ini dapat meningkatkan nilai ekonomis cangkang kemiri yang selama ini hanya dikenal sebagai bahan buangan dari tanaman kemiri. Pemanfaatan cangkang kemiri kelak dapat dimaksimumkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Pemanfaatan cangkang kemiri selama ini hanya berputar pada hal-hal bersifat tradisional, misalnya sebagai bahan bakar pengganti kayu bakar maupun sebagai obat nyamuk bakar. Namun kenyataannya potensial dari cangkang kemiri dapat dimanfaatkan lebih besar lagi (Triwulan, 2007). Berdasarkan materi di atas, sangat cocok apabila cangkang kemiri yang selama ini sebagai limbah yang tidak terpakai, dapat digunakan sebagai bahan tambah pada campuran beton. Pada penelitian Daniel Kristian Nababan (2011) membuat variasi komposisi cangkang kemiri sebesar 5 %, 10%, 15%, dan 20% dari berat kerikil yang digunakan. Dari hasil pengujian diperoleh sifat mekanik yaitu kuat tekan beton terendah pada kemiri yaitu 130,96±0,87 kg/ cm², sedangkan kuat tekan beton tertinggi pada komposisi 80% kerikil dan 20% cangkang kemiri yaitu 199,64±1,33 kg/cm². Dari hasil pengujian diperoleh sifat fisik yaitu penyerapan air beton tertinggi terjadi pada kemiri yaitu 2,17%, sedangkan penyerapan air beton terendah terjadi pada komposisi 80% kerikil dan 20% cangkang kemiri yaitu 1,44%. Porositas beton tertinggi pada kemiri yaitu 4,9%, sedangkan porositas beton terendah terjadi pada komposisi 80% kerikil dan 20% cangkang kemiri yaitu 3,01%. 2

Dari penjelasan di atas, maka pada skripsi ini dibahas bagaimana kekuatan beton setalah penambahan cangkang kemiri dan pola retakan beton paska bakar. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh cangkang kemiri terhadap kuat tekan dan pola retakan beton pasca bakar? 2. Bagaimana nilai kuat tekan beton suhu 200 C, 250 C, dan 300 C dan lama pembakaran 1 jam dengan variasi 10%, 20 %, dan 30% cangkang kemiri? 3. Bagaimana pola retakan beton suhu 200 C, 250 C, dan 300 C dengan lama pembakaran 1 jam dengan variasi 10%, 20 %, dan 30% cangkang kemiri? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh komposisi cangkang kemiri terhadap kuat tekan beton pasca bakar. 2. Mengetahui kuat tekan beton suhu 200 C, 250 C, dan 300 C dan lama pembakaran 1jam dengan variasi 10%, 20 %, dan 30% cangkang kemiri. 3. Mengetahui pola retakan pada permukaan beton sesudah mengalami pembakaran pada suhu 200 C, 250 C, dan 300 C dan lama pembakaran 1 jam dengan variasi 10%, 20 %, dan 30% cangkang kemiri. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dan di Bengkel Teknik Mesin POLMED Medan. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan Agustus sampai Semptember 2014. Alat dan Bahan Tabel 1. Alat-alat yang digunakan No Nama Alat Spesifikasi Jumlah 1 Ayakan 1 buah 2 Timbangan 1 buah 3 Pan besar 1 buah 4 Sendok Semen Besar dan Kecil 4 buah 5 Kuas 2 buah 6 Alat uji Tekan(Universal Testing Machine) 25000kN 7 Cetakan Beton Kubus (15cm x 15cm) 1 buah 12 buah 8 Furnace 1200 C 1 buah 9 Batang perojok 1 buah 10 Mesin molen 1 buahh 11 Vibrator 1 buah 12 Scrap 2 buah 13 Ember Secukupnya 14 Kunci Inggris No.17 4 buah 15 Bak perendaman Besar 1 buah 16 Spidol (Marker) 2 buah Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan No. Nama Bahan Jumlah 1 Semen portland Tipe I Secukupnya 2 Pasir Secukupnya 3 Kerikil Secukupnya 4 Cangkang kemiri Secukupnya 5 Air Secukupnya 6 Oli kotor Secukupnya Tabel 3. Komposisi Adukan Beton Rencana dan Agregat Nama Bahan Massa/Volume (kg/m³) Semen 367,4 1 Perbandingan 3

Pasir 720,5 2 Kerikil 1127 3 Air 185 0,5 (Tri Mulyono, 2005) Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benda uji yang berbentuk Kubus dengan sisi 15 cm. 15 cm 15 cm Gambar 1. Benda Uji Beton Berbentuk Kubus Teknik Pengambilan Data Pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan analisa regresi linier sederhana yaitu : Dimana : Y = Nilai kuat tekan. X = Komposisi cangkang kemiri pada setiap sampel beton. a = bilangan konstan regresi linier yang menunjukkan titik potong garis regresi terhadap sumbu Y. Nilainya merupakan nilai Y rata-rata terhadap b dan X rata-rata. b = Koefisien regresi, dimana nilai ni berhubungan dengan kemiringan garis regresi, dengan rumus : HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan Beton Kode Sampel Komposisi Variasi `Suhu ( C) Luas (cm²) Beban Tekan Beton(F) (kn) Beban Tekan (M.Pa) A1 Tanapa 25 C 225 496 22,6 A2 cangkang ( tanpa 225 488 23,1 A3 kemiri pembakaran) 225 520 24 B1 200 C 225 570 25,3 B2 10% 250 C 225 560 24,8 B3 300 C 225 550 24,4 C1 200 C 225 490 21,7 C2 20% 250 C 225 488 21,6 C3 300 C 225 472 20,9 D1 200 C 225 452 20 D2 30% 250 C 225 442 19,6 D3 300 C 225 398 17,6 Kode sampel A1, A2, A3 menyatakan beton normal dengan mutu beton K 225 memiliki nilai kuat tekan 22,6 M.Pa, 23,1 M.Pa, dan 24 M.Pa. Kode sampel B1, B2, B3 menyatakan beton dengan campuran cangkang kemiri sebesar 10% dari total agregat kasar yang 25,3 M.Pa, 24,8 M.Pa, dan 24,4 M.Pa. Kode sampel C1, C2, C3 menyatakan beton dengan campuran cangkang kemiri sebesar 20% dari total agregat kasar yang 21,7 M.Pa, 21,6 M.Pa, dan 20,9 M.Pa. Kode sampel D1, D2, D3 menyatakan beton dengan campuran cangkang kemiri sebesar 30% dari total agregat kasar yang 20 M.Pa, 19,6 M.Pa, dan 17,6 M.Pa. 4

Kode Sampel B1 Gambar 1. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton terhadap Suhu dengan komposisi 10% cangkang kemiri Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan kuat tekan terhadap suhu dengan komposisi cangkang kemiri 10%, dimana semakin rendah suhu pembakarannya maka nilai kuat tekannya lebih baik, namun semakin tinggi suhu pembakarannya maka nilai kuat tekannya semakin berkurang. Tabel 5. Data Pengujian Pola Retakan Beton Kompos isi (%) Suhu ( C) 200 C Pembakaran (Jam) Kondisi Retakan Tidak ada retakan B2 10% 250 C Tidak ada retakan B3 300 C Tidak ada retakan C1 200 C Tidak ada retakan C2 20 250 C Tidak ada retakan 1 C3 300 C Retak kecil sedikit D1 200 C Tidak ada retakan D2 250 C Tidak ada retakan 30% Retak Rambut D3 300 C Sedikit Gambar 2. Grafik Hubungan Kuat Tekan terhadap Komposisi dengan Suhu 200ºC Dari grafik dapat dilihat hubungan kuat tekan terhadap komposisi pada suhu 200ºC, diman semakin kecil penambahan komposisi cangkang kemiri maka nilai kuat tekannya lebih baik, semakin besar penambahan cangkang kemiri maka nilai kuat tekannya semakin berkurang. KESIMPULAN 1. Semakin sedikit penambahan cangkang kemiri maka kekuatan beton semakin tinggi begitu juga sebaliknya semakin besar penambahan cangkang kemiri maka kekuatan beton semakin rendah. 2. Nilai kuat tekan beton terbaik setelah pembakaran yaitu pada beton dengan penambahan 10% cangkang kemiri dengan suhu pembakaran 200 C yaitu 25,3 M.Pa. Pada penambahan cangkang kemiri 20% nilai kuat tekann terbaik ada pada suhu pembakaran 200 C dengan kuat tekan beton 21,7 M.Pa. Dan untuk penambahan cangkang kemiri 30% nilai kua tekan terbaik pada suhu pembakaran 200 C dengan kuat tekan beton yaitu 20 M.Pa. 3. Pola retakan beton setelah pembakaran pada komposisi 10% dengan dengan lama pembakaran 1 jam menunjukkan belum adanya retakan yang terjadi, pada beton dengan komposisi 20% penambahan cangkang kemiri masih mengalami retakan sedikit, namun pada komposisi 30% penambahan cangkang kemiri 30% tampak terlihat sedikit retakan. Retakan yang terjadi karena pada saat pembakaran air yang tertinggal di pori-pori beton terbang sehingga terjadi penyusutan yang membuat beton mengalami retakan. DAFTAR PUSTAKA Mulyono, T., (2003, 2004, 2005), Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi Nababan K. Daniel, (2012), Pemanfaatan Cangkang Kemiri dalam Pembuatan Beton dan Karakterisasinya, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan Triwulan, D., (2007), Limbah Industri Tingkatkan Daya Kuat Tekan Beton, http://www.kapanlagi.com/h/000008 1867.html/, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 Wahyuni, N., (2010), pemanfaatan Serat Ijuk Pendek dalam Pembuatan Beton Ringan dan Karakteristiknya, Medan : Skripsi USU Widjaja, A., 1999, "Karateristik Beton Pascabakar", Naskah Seminar Hasil Penelitian Tesis Sz. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta 5