HUBUNGAN SIKAP DAN PENGALAMAN PELAKSANAAN MANAJEMEN NYERI PADA PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN NYERI PASIEN PASCA OPERASI

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan yang paling umumyang dialami oleh individu adalah nyeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

(Submited : 26 Oktober 2017, Accepted : 28 Oktober 2017) Solikin, Roly Marwan Maturidi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

Kris Adityawarman*, Diyah Fatmasari **, Arlina Nurhapsari** ABSTRAK

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

BAB I PENDAHULUAN. tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

Jurnal Kesehatan Kartika 7

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JATUH DENGAN MOTIVASI MENCEGAH JATUH PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti. Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

Rauf Harmiady. Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

AFAF NOVEL AININ ( S

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN CVA DI RUMAH KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Transkripsi:

HUBUNGAN SIKAP DAN PENGALAMAN PELAKSANAAN MANAJEMEN NYERI PADA PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN NYERI PASIEN PASCA OPERASI Bella Arinda Mashita Dewi*, Chandra Bagus Ropyanto** *Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro **Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro E-mail : chandra_undip@yahoo.com ABSTRAK The Ameican Society of Anastheiologists (ASA) mendefiniskan nyeri pasca operasi sebagai nyeri yang timbul pada pasien karena prosedur bedah yang dilakukan. Nyeri pasca operasi yaang tidak ditangani dapat berefk secara fisiologis dan psikologis pada pasien. Manajemen nyeri penting untuk mengurangi nyeri dan memberikan kenyamanan pada pasien sehingga peningkatan manajemen nyeri merupakan kebutuhan mendesak. Faktor yang mempengaruhi perawat pada pelaksanaan manajemen nyeri yaitu sikap dan pengalaman perawat. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan sikap dan pengalaman terhadap pelaksanaa manajemen nyeri. Desain penelitian adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel non probability sampling berupa tehnik total sampling dan jumlah responden 45 perawat di ruang perawatan bedah. Hasil penelitian didapatkan perawat dengan sikap positif sebnyak 62,2 % dengan pengalaman kurang sebanyak 55,6 %, dan manajemen nyeri kurang baik 51,1 %. Hasil uji statistik didapakan nilai p=0,003 sehingga didapatkan hubungan antara sikap terhadap pelaksanaan manajemen nyeri. Terdapat hubungan antara pengalaman terhadap manajemen nyeri dengan nilai p=0,025. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk pelaksanaan manajemen nyeri dengan menambah wawasan perawat, sementara sikap positif perawat harus dipertahankan dan menambajh pengalaman perawat dengan memberikan pelatihan serta seminar tentang manajemen nyeri. Kata kunci : Manajemen nyeri, sikap perawat, pengalaman perawat. Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 38 of 43

PENDAHULUAN The American Society of Anestesiologists (ASA) mendefinisikan nyeri pasca operasi sebagai nyeri yang timbul pada pasien pasca bedah karena prosedur bedah yang dilakukan (Abdalrahim, 2009). Nyeri pasca operasi merupakan hal yang fisiologis tetapi merupakan salah satu keluhan yang ditakuti klien setelah pembedahan. Nyeri pasca operasi yang tidak terkontrol dapat memberikan efek secara fisiologis dan psikologis pasien (Smeltzer, 2002). Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa nyeri pasien yang mengalami bedah laparatomy tidak ditangani secara adekuat oleh tenaga kesehatan (Haeruddin, 2013). Perawat memiliki peran penting dalam pelaksanaan manajemen nyeri karena nyeri yang terjadi pada klien harus menjadi perhatian perawat. Membiarkan pasien sakit tanpa upaya dalam memberikan perawatan yang optimal merupakan hal yang sangat tidak etis (Potter, 2006). Manajemen nyeri adalah upaya mengurangi rasa sakit sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien (NIC, 2012). Manajemen nyeri yang efektif adalah aspek penting asuhan keperawatan untuk proses penyembuhan, pencegahan komplikasi, mengurangi penderitaan dan mencegah perkembangan nyeri yang tidak dapat disembuhkan. Pelaksanaan manajemen nyeri saat ini belum dilakukan secara maksimal oleh tenaga kesehatan terutama perawat (Kipkorir, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen nyeri adalah pengetahuan, sikap, pengalaman, dan standar yang ada (Potter, 2001). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perawat onkologi memiliki skor yang lebih tinggi dala memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap nyeri dibandingkan dengan perawat non-onkologi Perawat memiliki sikap positif karena perawat telah memiliki pendidikan tambahan mengenai manajemen nyeri (El-Rahman, 2013). Sikap adalah faktor penentu perilaku, sehingga sikap dapat mempengaruhi pelaksanaan manajemen nyeri (Wawan, 2010). Pengalaman merupakan faktor yang paling berpengaruh yang mempromosikan pengetahuan perawat dan keyainan mengelola pasien. Pengalaman didapat dari lama kerja, pelatihan, seminar, dan pengalaman sebelumnya dalam mengelola pasien (El-Rahman, 2013). Penelitian ini bertujuan fraktur mengetahui hubungan antara sikap dan pengalaman perawat terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pasca operasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah kiantitaatif non eksperimental dengan desain penlitian analitik korelasi dan pendekatan cross-sectional. Tehnik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh (total sampling). Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 38 of 43

Penelitian dilakukan terhadap 45 responden perawat yang bekerja diruang perawatan bedah. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner yang terdiri dari kuisioner sikap, pengalaman, dan manajemen nyeri. Kuisioner sikap terdiri dari 17 item pertanyaan dengan rentang nilai uji validitas r=0,384-0,904 dan nilai reliabilitasnya 0,939. Kuisioner pelaksanaan manajemen nyeri terdiri dari 30 item dengan nilai r= 0,101-0,872 dan nilai reliabilitas 0,949. Terdapat pertanyaan dengan nilai r < 0,381 tetapi tetap digunakan karena termasuk pertanyaan vital dan penting dengan dirubah redaksi kalimatnya sebelum digunakan dalam penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis pada tabel 1 menunjukan bahwa hampir seluruhnya responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden (62,2 %). Usia responden paling banyak adalah dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 27 responden (60,0 %). Tabel 1. Distribusi karakteristik responden di RSUD Dr. Adhyatmma MPH Kota Semarang tahun 2014 (n=45) Karakteristik Responden Frekuensi % Jenis Kelamin Laki-laki 17 37,8 Perempuan 28 62,2 Usia Remaja akhir (17-25 tahun) 12 26,7 Dewasa awal (26-35 tahun) 5 60 Dewasa akhir (36-45 tahun) 3 13,3 Sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar berada pada kategori usia dewasa awal. Jenis kelamin dan usia merupakan faktor internal dari terbentuknya suatu perilaku seseorang. Perilaku seorang perempuan akan berdasarkan pertimbangan emosional atau perasaan, sehingga mempengaruhi sikap. Masa dewasa awal merupakan suatu masa atau periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa awal merupakan masa seseorang mencapai kedewasaan dalam arti sesungguhnya, sebagai hasil belajar dan pengalaman. Menurut Hurlock semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja yang dapat dilihat dari pengalaman dan kematangan jiwa. Perawat pada usia dewasa awal akan dapat lebih menerima hal-hal baru yang didapatkan serta dipadukan dengan proses belajar dan pengalaman yang dimilikinya. Proses tersebut akan menjadi keyakinan serta membentuk pola sikap yang dianggapnya benar (Desmita, 2007). Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 39 of 43

Tabel 2 menunjukan bahwa sikap perawat sebagian besar positif sebanyak 28 responden (62,2 %). Pengalaman perawat lebih dari setengah termasuk kategori kurang sebanyak 25 responden (55,6 %). Pelaksanaan manajemen nyeri pasca operasi lebih dari setengahnya baik sebanyak 23 responden (51,1 %). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Sikap, Pengalaman, dan Manajemen Nyeri di RSUD Dr, Adhyatma MPH Kota Semarang (n=45) No Kategori F % 1. Sikap Perawat a. Positif 28 62,2 b. Negatif 17 37,8 2. Pengalaman a. Baik 20 44,4 b. Kurang 25 55,6 3. Manajemen Nyeri a. Baik b. Kurang 22 48,9 23 51,1 Sebagian besar repsonden memiliki sikap positif terhadap manajemen nyeri pasca operasi. Sikap positif yang dimiliki perawat perlu dimanifestasikan dalam bentuk tanggapan atau respon perasaan positif perawat terhadap nyeri yang dikeluhkan pasien dan hal tersebut membantu dalam pelaksanaan manajemen nyeri. Pendidikan tambahan mengenai manajemen nyeri juga dapat membentuk sikap perawat lebih positif. Sikap positif didukung dari analisis item pertanyaan pada aspek penggunaan terapi farmakologis dan non-farmakologis dimana sebagian besar perawat menjawab setuju. Perawat penting memberi dan memantau terapi yang diprogamkan dokter untuk penghilang rasa nyeri (tindakan farmakologis) dan penggunaan tindakan penghilang rasa nyeri yang mandiri sehingga melengkapi terapi yang diprogramkan dokter. Penggunaan kombinasi terapi penting untuk membantu pasien mengatasi nyeri yang dialami (Prasetyo, 2010). Pengkajian nyeri dari efek samping medikasi sebagian besar perawat menjawab setuju. Peran perawat dalam medikasi bahwa perawat perlu melakukan pengkajian efektivitas obat yang diberikan dan melihat efek samping obat dalam mengurangi nyeri pasien. Sebagian besar perawat memiliki pengalaman kurang terhadap manajemen nyeri pasca operasi. Pengalaman merupakan proses pembentukan pengetahuan atau ketrampilan tentang suatu pekerjaan yang dilakukan sehari-hari (Manulang, 1984). Pengalaman kurang dapat dilihat pada aspek pengalaman kerja perawat, dimana sebagian besar perawat bekerja selama 0-5 tahun dan kurang dari dua tahun di ruang perawatan bedah. Pengalaman kurang pada responden juga Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 40 of 43

dilihat pada aspek pendidikan perawat, dimana sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah diplomat keperawatan. Pengalaman perawat didapat dari pendidikan akademis dan pengalaman praktik yang saling memperkuat satu sama lain. Perawat dapat menambah pengalaman dengan mengikuti seminar, membaca jurnal, atau artikel tentang nyeri dan manajemen nyeri yang tepat, pengalaman sebelumnya dalam manajemen nyeri, efek dari pengalaman bekerja sebagai perawat (Stanley, 2013). Pengalaman kurang juga dapat dilihat pada aspek pelatihan, dimana sebagian besar perawat tidak mengikuti pelatihan saat bekerja. Pelaksanaan manajemen nyeri tidak lepas dari faktor sikap, pengalaman, dan faktor lain yang mempengaruhi. Sebagaian besar perawat melaksanakan manajemen nyeri pasca operasi kurang baik. Manajemen nyeri yang efektif belum tercapai karena berbagai hambatan antara lain kurangnya pengetahuan, prinsip pribadi, perasaan yang dipengaruhi orang lain, kemampuan untuk menilai nyeri, pengambilan keputusan, dan penggunaan informasi berbasis jurnal untuk manajemen nyeri dan pertimbangan nyeri yang buruk (Kipkorir, 2011). Faktor lain diluar perawat yang mempengaruhi manajemen nyeri yang kurang baik salah satunya sarana dan prasarana serta kebijakan dari rumah sakit sendiri (Moenir, 2000). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap perawat terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pasca operasi. Sebagian besar perawat yang memiliki sikap positif sudah menerapkan pelaksanaan manajemen nyeri dengan baik. Hasil penelitian sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Responden yang mempunyai sikap positif seharusnya dapat bersikap baik, tetapi terdapat responden dengan sikap positif dengan pelaksanaan manajemen nyeri kurang. Pelaksanaan manajemen nyeri yang kurang dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengetahuan yang kurang. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perawat onkologi telah mempunyai sikap yang positif karena sebagian besar perawat onkologi telah mendapatkan persiapan pendidikan tambahan untuk manajemen nyeri farmakologis atau non-farmakologis. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa sikap perawat dalam manajemen nyeri lebih baik pada perawat onkologi karena telah memiliki pendidikan khusus tentang manajemen nyeri (Kipkorir, 2011). Tabel 3 menunjukan bahwa perawat yang memiliki sikap positif sebanyak 28 perawat dimana 67,9 % atau 19 perawat memiliki sikap positif. Hasil analisa hubungan menunjukan bahwa terdapat hubungan antara sikap perawat dengan pelaksanaan manajemen nyeri dengan nilai p=0,003. Perawat yang memiliki pengalaman kurang sebanyak 25 orang, ternyata 68 % atau Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 41 of 43

17 perawat pelaksanaan manajemen nyeri termasuk kurang. Hasil analisa hubungan menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengalaman dengan manajemen nyeri pasca operasi dengan nilai p=0,025. Tabel 3. Hubungan antara sikap perawat dengan pelaksanaan manajemen nyeri Pelaksanaan Manajemen Nyeri Pasca Operasi Total Nilai p Sikap Perawat Baik Kurang Pengalaman Perawat Positif 19 (67,9%) 9 (32,1%) 28 (100%) 0,003 Negatif 3 (17,6%) 14 (82,4%) 17 (100%) Total 22 (48,9%) 14 (51,1%) 45 (100%) Baik Kurang Baik 14 (70%) 6 (30,0%) 20 (100%) 0,025 Kurang 8 (32%) 17 (68,0%) 25 (100%) Total 22 (48,9%) 23 (51,1%) 45 (100%) Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa ada hubungan antara pengalaman perawat terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pasca operasi. Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi dalam berperilaku. Pada penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman yang kurang akan menghasilkan pelaksanaan manajemen nyeri yang kurang juga. Hal ini dapat dipengaruhi faktor seperti tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa pengalaman perawat memiliki hubungan terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pada anak-anak. Pengalaman yang diperoleh perawat melalui pendidikan, pelaksanaan tugas pekerjaan, media informasi, seminar, pergaulan, dan pengamatan. Pengalaman didapat dari pengetahuan dan pelatihan yang disebut sebagai keahlian klinis. Hal ini dapat dapat dipengaruhi oleh waktu yang dihabiskan perawat dalam bidang kerja mereka, memperbaharui pengetahuan yang dimiliki dengan penelitian membaca jurnal penelitian mengenai manajemen nyeri serta pembelajaran akademik yang diperoleh selama masa sekolah keperawatan (Stanley, 2013). Pengalaman akademis dan pengalaman praktik harus saling memperkuat satu sama lain yang akan membentuk pengalaman baik. Pengalaman baik tersebut akan membantu perawat dalam melaksanakan manajemen nyeri yang efektif. KESIMPULAN Sikap perawat sebagian besar memiliki sikap positif, perawat memiliki pengalaman kurang serta pelaksanaan manajemen nyeri pasca nyeri kurang baik. Terdapat hubungan antara sikap perawat terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pasca nyeri, serta terdapat hubungan antara pengalaman perawat terhadap pelaksanaan manajemen nyeri pasca operasi. Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 42 of 43

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai kajian bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelaksanaan manajemen nyeri serta meningkatkan pengetahuan bagi perawat melalui kegiatan pelatihan, seminar, dan memperbaharui pengetahuan. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan mengidentifikasi faktor lain yang berpengaruh seperti karakteristik responden, pengetahuan, dan keyakinan diri. DAFTAR PUSTAKA Abdalrahim, M.S. (2009). Postoperative Pain Assesment and Management The Effect of Educational Program on Jordanian Nurses Practice, Knowledge, and Attitudes. Diakses : https://gupea.ub.gu.se/bitstream/2077/20316/4/gupea_2077_20136_4.pdf Bulechek, G.M. & Docther, J.M.C. (2007). Nursing Intervention Classification (NIC). Philadelphia : Mosby Elsevier. Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya. El-Rahman, M.A. et al (2013). Knowledges and Attitude Towards Pain Management, A Comparassion between Oncology and Non-Oncology Nurses in Jordan. International Journal of Advanced Nursing Studies. Diakses dari http://www.sciencepubco.com/index.php/ijans/article/view/1006. Haeruddin, H., & Ahmad, M.R.Dahlen, L., Zimmerman, L., & Barron, C. (2006). Pain perception and its relation to functional status post total knee arthroplasty : a pilot study. Orthopaedic Nursing, July-August 2006, 25 (4). Academic Research Library. Kipkorir, C. (2012). Knowledge and Attitudes of Nurses Towards Pain Management among The Elderly: A Case study of registered nurses from the local healthcare centers kokkola. Central Ostrobothnia University of Applied Sciences. Diakses dari : https://www.theseus.fi/bitstream/handle/10024/39296/christopher_kipkorir.pdf. Manulang. (1984). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Moenir, H.A.S. (2000). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2001). Fundamental Of Nursing 6th edition. Australia, Elseiver- Mosby. Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundemental Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik. Jakarta, EGC. Prasetyo, S.N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta, Graha Ilmu. Smeltzer, S.C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner & Suddarth. Jakarta, EGC. Stanley, M. & Pollard, D. (2013). Relationship between Knowledge, Attitudes, and Self Efficacy of Nurses in The Management of Pediathric Pain. Contuining Nursing Education, Vol. 39. 20. Wawan, S. & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta, Nuha Medika Dewi / Hubungan sikap dan pengalaman pelaksanaan manajemen nyeri...page 43 of 43