Biology Teaching and Learning

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA


Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Jln Gunung Jaya Wijaya No. 15, Watampone (2) Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

Abstract. Keywords: Learning motivation, Learning outcomes, Numbered Head Together. Abstrak

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI BELAJAR PQ4R DAN STRATEGI BELAJAR PETA KONSEP PADA MATERI VIRUS

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Delia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT

PENGARUH STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PERBANDINGAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

ABSTRAK

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

Unnes Physics Education Journal

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PRESTASI BELAJAR IPA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

Unnes Physics Education Journal

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Endang Sujiati. Universitas Negeri Surabaya, Eko Wahjudi

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi:

Biology Teaching and Learning p-issn 2621 5527 e-issn 2621 5535 Abstract. This study is a quasy experimental with pretest posttest control group design that aimed to determine the influence of guided inquiry learning on students motivation and learning outcome. The population of this research was all of X grade students at SMA Negeri 3 Tana Toraja in academic year 2017/2018. Sampling technic used random sampling that choosed X MIA 3 grade as experiment group and X MIA 5 grade as control group. Technic of data collecting were test and non-test method which were analysed by using anacova. The results of this study showed that students motivation and learning outcome who taught by implementing guided inquiry learning in high category and there is significantly difference between students motivation and learning outcome who taught by implementing guided inquiry learning and direct instruction. Keywords: guided inquiry, learning motivation, learning outcome. Fitha Febrilia Ruli Universitas Negeri Makassar Indonesia Yusminah Hala Universitas Negeri Makassar Indonesia Syamsiah Universitas Negeri Makassar Indonesia Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja Fitha Febrilia Ruli Yusminah Hala Syamsiah Abstrak. Penelitian ini adalah quasy experimental dengan desain penelitian pretest posttest control group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rombel kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini dipilih secara acak (random) dan terpilih kelas X MIA 3 sebagai kelompok eksperimen dan X MIA 5 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berada pada kategori tinggi dan terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pengajaran langsung. Kata Kunci: inkuiri terbimbing, motivasi belajar, hasil belajar. Pendahuluan Perkembangan zaman dan kurikulum saat ini menuntut peserta didik untuk selalu aktif, kreatif, dan inovatif dalam menanggapi setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Sikap aktif, kreatif, dan inovatif hanya dapat terwujud apabila peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar. Untuk dapat membentuk peserta didik yang memiliki sikap aktif, kreatif, dan inovatif maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik agar dapat mengembangkan kompetensinya. Pembelajaran sains, khususnya biologi sangat menekankan pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik. Pemberian pengalaman langsung dapat membantu peserta didik untuk menemukan sendiri konsepkonsep dan pengetahuan. Pembelajaran yang monoton, dimana guru sebagai pusat pembelajaran (teacher-centered) menyebabkan peserta didik menjadi tidak bersemangat dalam belajar dan menganggap pembelajaran menjadi kurang menarik. Dalam hal ini, motivasi peserta didik dalam pembelajaran biologi akan semakin menurun dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, apabila peserta didik termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran tersebut akan menjadi bermakna dan materi pelajaran akan lebih mudah dipahami karena peserta didik memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah. Dengan adanya motivasi belajar, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat lagi karena merasa bahwa sesuatu yang dipelajari bermakna bagi dirinya. Keberhasilan pembelajaran biologi sangat ditentukan oleh 151

152 Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 besarnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Semakin aktif peserta didik mengambil bagian dalam proses pembelajaran, maka makin berhasil proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran biologi di SMA Negeri 3 Tana Toraja menunjukkan masih rendahnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif dan hanya berperan sebagai objek pembelajaran. Proses pembelajaran yang cenderung satu arah, kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik, dominasi kegiatan belajar mengajar oleh guru, serta kurangnya variasi pembelajaran menyebabkan rendahnya motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran biologi. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya semangat ataupun motivasi belajar dari para peserta didik. Motivasi belajar peserta didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan proses ataupun hasil belajar peserta didik. Priansa (2017) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah perilaku dan faktor-faktor yang memengaruhi peserta didik untuk berperilaku terhadap proses belajar yang dialaminya. Motivasi belajar merupakan proses yang menunjukkan intensitas peserta didik dalam mencapai arah tujuan proses belajar yang dialaminya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2016). Sementara itu (Sahabuddin, 2007) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan bahwa motivasi tidak berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar, tetapi berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan untuk mencapai hasil belajar. Besarnya usaha yang dicurahkan itulah yang berpengaruh langsung pada prestasi belajar. Oleh karena itu diisyaratkan kepada guru dan orang tua agar dalam membangkitkan motivasi belajar siswa tidak berlebihan supaya tidak menimbulkan kecemasan dan disintegrasi. Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya (Susanto, 2014). Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik (Mudlofir & Rusydiyah, 2016). Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pengajaran yang menekankan pada proses penemuan konsep dan hubungan antar konsep dimana siswa merancang sendiri prosedur percobaan sehingga peran siswa lebih dominan, sedangkan guru membimbing siswa ke arah yang tepat/benar (Sukma, Komariyah, & Syam, 2016). Penerapan model pembelajaran inkuiri siswa dapat memperoleh kemampuan untuk menggunakan alat-alat dan berbagai sumber belajar baik yang berhubungan dengan materi pembelajaran maupun yang tidak berhubungan dengan wilayah materi standar kurikulum. Penerapan model ini membantu siswa beroleh kompetensi meneliti dan kompetensi pengetahuan yang disertai pula dengan kompetensi yang lain seperti kompetensi membaca pemahaman, kompetensi menulis, kompetensi bekerja sama, kompetensi berpikir kritis kreatif dan inovatif, sekaligus mampu digunakan untuk mengembangkan minat dan motivasi siswa belajar (Abidin, 2016). Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing ialah: 1) strategi pembelajaran inkuiri mampu mendorong peserta didik untuk berpikir atas inisiatif sendiri, membantu peserta didik mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan bakat individu peserta didik secara optimal dan menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik; 2) strategi pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata; 3) strategi inkuiri memberikan ruang bagi peserta didik belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing (Mudlofir & Rusydiyah, 2016).

Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 153 Di samping kelebihannya, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai berikut: 1) sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa; 2) sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar; 3) kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan; 4) selama kriteria keberhasilakn belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan (Al-Tabany, 2017). Metode Penelitian Latar Belakang Umum Penelitian Penelitian ini merupakan quasy experimental yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tana Toraja pada bulan April sampai dengan Mei 2018, semester genap Tahun Ajaran 2017/2018. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rombel kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja Tahun Ajaran 2017/2018, sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga terpilih kelas X MIA 3 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X MIA 5 sebagai kelompok kontrol. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest posttest control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen penelitian, yaitu: (1) Instrumen non tes berupa angket yang akan digunakan untuk mengumpulkan data motivasi siswa dengan menggunakan skala Likert. (2) Instrumen tes berupa tes hasil belajar dalam bentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 nomor yang disertai lima pilihan jawaban. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskripstif dan statistik inferensial dengan menggunakan uji anacova pada program SPSS 20.0.

154 Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Tabel 1. Deskripsi Skor Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Statistik Motivasi Motivasi Motivasi Motivasi Deskriptif Awal Akhir Awal Akhir Skor Terendah 54 70 53 67 Skor Tertinggi 65 90 64 80 Rata-rata 58,71 78,85 56,94 74,24 Median 58 78,5 57 75 Modus 60 73 57 78 Standar Deviasi 3,42 5,33 2,68 3,73 Jumlah Sampel 34 34 33 33 Nilai rata-rata motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran, baik pada kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun pada kelompok kontrol yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung. Tetapi jika ditinjau dari nilai kedua kelompok tersebut, kelompok yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung. Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Interval Kategori Motivasi Motivasi Motivasi Motivasi Awal Akhir Awal Akhir % % % % 81 100 Sangat Tinggi 0 0 14 41,18 0 0 0 0 61 80 Tinggi 8 23,53 20 58,82 2 6,06 33 100 41 60 Sedang 26 76,47 0 0 31 93,94 0 0 21 40 Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 34 100 34 100 33 100 33 100 Motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didominasi oleh kategori sedang. Pada kelompok eksperimen sebesar 76,47% pada kategori sedang dan 23,53% pada kategori tinggi. Pada kelompok kontrol sebesar 93,94% pada kategori sedang dan 6,06% pada kategori tinggi. Sedangkan motivasi siswa setelah pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didominasi oleh kategori tinggi. Pada kelompok eksperimen sebesar 58,82% pada kategori tinggi dan 41,18% pada kategori sangat tinggi. Pada kelompok kontrol sebesar 100% pada kategori tinggi. Meskipun nilai motivasi setelah pembelajaran kedua kelompok sama-sama didominasi oleh kategori tinggi, namun pada kelompok kontrol 100% nilai motivasi berada pada kategori tinggi sedangkan pada kelompok eksperimen terdapat 41,18% berada pada kategori sangat tinggi.

Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 155 Tabel 3. Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Nilai Terendah 40 75 30 65 Nilai Tertinggi 55 95 55 80 Rata-rata 47,50 85,29 43,03 73,48 Median 50 85 40 75 Modus 50 85 40 75 Standar Deviasi 4,81 5,21 6,12 4,76 Jumlah Sampel 34 34 33 33 Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran baik pada kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun pada kelompok kontrol yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung. Tetapi jika ditinjau dari nilai pretest maupun posttest kedua kelompok tersebut, kelompok yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung. Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Interval Kategori Pretest Posttest Pretest Posttest % % % % 86 100 Sangat baik 0 0 12 35,29 0 0 0 0 71 85 Baik 0 0 22 64,71 0 0 20 60,61 56 70 Cukup 0 0 0 0 0 0 13 39,39 41 55 Kurang 28 82,35 0 0 15 45,45 0 0 40 Sangat kurang 6 17,65 0 0 18 54,55 0 0 Jumlah 34 100 34 100 33 100 33 100 2. Analisis Statistik Inferensial Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Nilai Motivasi Belajar Uji Normalitas Asymp. Sig. Keterangan (2-tailed) Motivasi Awal Model 0,335 Berdistribusi normal Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Motivasi Akhir Model 0,731 Berdistribusi normal Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Motivasi Awal Model 0,658 Berdistribusi normal Pengajaran Langsung Motivasi Akhir Model Pengajaran Langsung 0,575 Berdistribusi normal Tabel 5 menunjukkan bahwa data motivasi belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pengajaran langsung berasal dari populasi yang berdistribusi normal (nilai signifikansi 2-tailed α > 0,05).

156 Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Nilai Motivasi Belajar Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Sig. 2,432 0,068 Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 6, diperoleh signifikansi sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data motivasi belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pengajaran langsung memiliki variansi yang sama (homogen). Tabel 7. Hasil Uji Anakova Motivasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects Source Sig. Kelompok 0,002 Berdasarkan hasil uji anakova pada Tabel 7 menunjukkan nilai signifikansi 0,002 < 0,05, berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara motivasi belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja. Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Hasil Belajar Uji Normalitas Asymp. Sig. (2- Keterangan tailed) Pretest model 0,058 Berdistribusi normal pembelajaran inkuiri terbimbing Posttest model 0,092 Berdistribusi normal pembelajaran inkuiri terbimbing Pretest model 0,052 Berdistribusi normal pembelajaran langsung Posttest model pembelajaran langsung 0,059 Berdistribusi normal Tabel 8 menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pengajaran langsung berasal dari populasi yang berdistribusi normal (nilai signifikansi 2-tailed α > 0,05). Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Sig. 1,278 0,285 Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 9, diperoleh signifikansi sebesar 0,285 > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pengajaran langsung memiliki variansi yang sama (homogen). Tabel 10. Hasil uji anakova hasil belajar Tests of Between-Subjects Effects Source Sig. Kelompok 0,000

Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 157 Berdasarkan hasil uji anakova pada Tabel 10 menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh bahwa rata-rata skor motivasi akhir kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebesar 78,85 sedangkan rata-rata skor motivasi akhir kelompok kontrol yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung sebesar 74,24 yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,002 < 0,05, yang berarti model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing di dalam kelas melibatkan siswa secara dominan dalam pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi siswa pada proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran, guru melakukan orientasi dimana guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa. Pada tahap ini guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan pernyataan Brown dalam Kane (2013) bahwa ketika guru mencoba memotivasi siswa, penting bagi guru untuk menemukan kaitan atau relevansi antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Guru harus mampu mengidentifikasi dan berinteraksi dengan siswa untuk menemukan relevansi antara keduanya. Tahap selanjutnya guru membawa siswa kepada suatu persoalan atau permasalahan yang telah ditentukan oleh guru dan dirancang sedemikian rupa untuk memotivasi siswa untuk belajar. Dengan adanya masalah tersebut, menyebabkan munculnya rasa ingin tahu siswa dan akan berusaha untuk mencari jawaban atas permasalahan tersebut serta menyelidiki permasalahan dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesis atau jawaban sementara. Hal ini sejalan dengan pendapat Uno (2016) yang mengemukakan bahwa rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit. Hal tersebut menimbulkan semacam konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motivasi belajar siswa bertambah besar. Selanjutnya siswa mengumpulkan data, dimana pada penelitian ini siswa melakukan pengamatan secara langsung. Dari hasil pengamatan tersebut siswa menguji hipotesis yang sebelumnya telah ditetapkan. Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa menemukan sendiri konsep-konsep pembelajaran melalui pengalaman langsung. Berbeda dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, pada model pengajaran langsung siswa lebih pasif dimana siswa hanya menerima informasi dari penjelasan guru. Model ini bersifat teacher-centered sehingga tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat rendah yang menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada proses penemuan konsep dan hubungan antar konsep oleh siswa secara mandiri sehingga peran siswa lebih dominan, sedangkan guru membimbing siswa ke arah yang benar. Penerapan model ini membantu siswa beroleh kompetensi meneliti dan kompetensi pengetahuan sekaligus mampu digunakan untuk mengembangkan minat dan motivasi siswa belajar. Hal ini sesuai pendapat Nichols (2006) yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang didasarkan pada hubungan sosial dan kemandirian siswa, seperti pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.

158 Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh bahwa rata-rata skor posttest hasil belajar kelompok eksperimen yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebesar 85,29 sedangkan rata-rata skor posttest hasil belajar kelompok kontrol yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung sebesar 73,48 yang menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Adanya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar dengan menerapkan model pengajaran langsung dikarenakan pada proses pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa diarahkan untuk menyelidiki masalah yang sebelumnya telah ditetapkan oleh guru. Siswa akan mengumpulkan dan memperoleh sendiri jawaban atas masalah tersebut sehingga pengetahuan yang diperolehnya akan bermakna dan bertahan di otaknya. Hal ini sejalan pendapat Tatar dan Kuru dalam Bayram, et al. (2013) yang menyatakan bahwa pada lingkungan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran inkuiri, siswa melakukan eksperimen dan kegiatan individual atau kelompok, sehingga pengetahuan menjadi lebih bermakna dan lebih permanen (tahan lama). Siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung yang bersifat teacher-centered cenderung lebih banyak memperoleh informasi dari guru. Akibatnya peran siswa dalam proses pembelajaran sangat minim karena guru lebih berperan dominan. Siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif. Dengan adanya peran guru yang dominan dalam proses pembelajaran, siswa akan kehilangan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran itu sendiri karena sudah merasa tergantung pada penjelasan dari guru. Berbeda dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dimana pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Partisipasi aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep sehingga meningkatkan hasil belajar. Peran guru dalam pembelajaran hanya mengarahkan dan membimbing siswa ke arah yang benar. Siswa diarahkan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri konsep-konsep dan pengetahuan yang akan membuat materi pelajaran lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa pada materi kingdom Plantae yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibanding dengan yang diajar dengan model pengajaran langsung. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berada pada kategori tinggi dan yang diajar dengan model pengajaran langsung berada pada kategori tinggi. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berada pada kategori baik dan yang diajar dengan model pengajaran langsung berada pada kategori baik. 3. Terdapat perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar dengan model pengajaran langsung. 4. Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 3 Tana Toraja yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan yang diajar dengan model pengajaran langsung. Referensi Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum. Bandung: Refika Aditama. Al-Tabany, T. I. B. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta. Kencana.

Jurnal Biology Teaching and Learning, Volume 1, Nomor 2, Desember 2018 159 Bayram, Z., Erdem, E., Oskay, Ö. Ö., & Özgür, S. dinçol. (2013). Effect of Inquiry based Learning Method on Students Motivation ScienceDirect. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 106, 988 996. Kane, E. M. (2013). Urban Student Motivation through Inquiry-Based Learning. Journal of Studies in Education, 3 (1), 155 168. Mudlofir, A., & Rusydiyah, E. F. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. Nichols, J. D. (2006). Empowerment and Relationships: a Classroom Model to Enhance Student Motivation. Learning Environments Research. 9 (2). Priansa, D. J. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Sahabuddin. (2007). Mengajar dan Belajar. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Sukma, Komariyah, L., & Syam, M. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Saintifika. 18 (1), 59 63. Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Kencana. Uno, H. B. (2016). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara. Fitha Febrilia Ruli Yusminah Hala Syamsiah S.Pd., Jurusan Biologi FMIPA UNM, Universitas Negeri Makassar. E-mail: fithafruli@gmail.com Prof., Dr., M.Si., Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar E-mail: yushala12@gmail.com Dr., Dra., M.Si., Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar E-mail: syamsiah.msi@gmail.com