BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Jenis-jenis dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

Analisa Rasio Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa definisi mengenai kinerja, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEUANGAN. o o

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Financial Performance (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian bagi setiap kelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber ekonomi atau faktor untuk mencapai tujuan yang sudah dicapai sebelumnya. Lebih jelasnya akan dikemukakan oleh Mamduh M. Hanafi, M.B.A (2012 : 1) sebagai berikut : Manajemen diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan yang secara garis besar fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokan ke dalam empat fungsi yaitu, fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi produksi, fungsi personalia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan dimana manajemen adalah suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. 2.2 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan bagian fungsi dari operasional perusahaan yang mana merupakan salah satu fungsi yang terpenting bagi perusahaan. Manajemen keuangan juga membantu fungsi operasional lainnya seperti manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen SDM dan lainnya. Manajemen Keuangan (Financial Management), atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan, adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan

manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan. Martono (2010:4) Manajemen keuangan sangat berpengaruh secara langsung dalam kehidupan setiap orang dan perusahaan, dimana keuangan sangat berperan penting bagi perusahaan. Oleh karena itu untuk lebih memperkuat pengertian manajemen keuangan maka ada beberapa pendapat menurut para ahli. Menurut Kasmir (2010:34) Seni (art) dan ilmu (science) untuk me-menage uang yang meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrument yang terlibat dengan masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Sedangkan menurut Arthur J. Keown (2011 4) bahwa pengertian Manajemen keuangan adalah : Berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari manajemen keuangan adalah usaha atau cara untuk mendapatkan dan menyediakan uang, dimana dengan uang tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh atau mendapatkan keuntungan. 2.2.1 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan dapat dirinci dalam tiga bentuk kebijakan perusahaan yaitu menurut Martono (2010 : 4) 1. Keputusan investasi (Investment Decision) Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang paling penting diantara ketiga bidang keputusan lainnya. Hal ini karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap 9

besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk sewaktuwaktu yang akan datang. Keputusan investasi juga adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk, macam dan kondisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan dimasa depan. Keuntungan dimasa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena, investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian karena risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2. Keputusan pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal. Keputusan pendanaan ini sering disebut juga sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. 3. Kebijakan dividen Dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen juga merupakan 10

bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : a. Besarnya persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend b. Stabilitas dividen yang dibagikan c. Dividen saham (stock dividend) d. Pemecahan saham (stock split), dan e. Penarikan kembali saham beredar yang semuanya ditunjukkan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Untuk menjelaskan tujuan dan fungsi manajemen keuangan tersebut dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasarinya. Menurut Harmono (2011 : 6) Setiap fungsi harus mempertimbangkan tujuan perusahaan, mengoptimalkan kombinasi tiga kebijakan keuangan yang mampu meningkatkan nilai kekayaan bagi para pemegang saham. Ketiga fungsi manajemen keuangan harus dipertimbangkan yang membawah dampak sinergis terhadap harga saham perusahaan di pasar. 2.2.2 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham perusahaan. Dalam praktiknya untuk mencapai tujuan perusahaan, maka manajemen keuangan memiliki tujuan yang melalui dua pendekatan yaitu : 1. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya sekedar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan resiko yang bakal dihadapi. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari : 11

a. Maksimalisasi profit b. Minimal risk c. Maintain control, and d. Achieve flexibility (careful management of fund and activities) 2. Liqudity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas, manajer keuangan harus sanggup untuk menyiapkan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer keuangan juga harus mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu Kasmir (2010:15). 2.3 Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Semua transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dicatat, diklasifikasikan dan disusun menjadi laporan keuangan, sehingga dapat mencerminkan kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu atau jangka waktu tertentu. Jika dilihat dari fungsinya laporan keuangan merupakan hal yang paling penting dalam menilai kinerja. Pengertian laporan keuangan menurut Mamduh M. Hanafi, M.B.A (2012 : 27) bahwa : Laporan keuangan adalah meringkaskan kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK): Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti : laporan arus kas, laporan arus dana, 12

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Budi Raharjo (2009:1) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pemangku kepentingan atau pihak yang punya kepentingan (stakeholders) diluar perusahaan : pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya. Menurut Sutrisno (2009:9) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor dan pemerintah. Menurut Martono (2013:51) Laporan Keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu Dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses pengelolaan dana perusahaan yang menjadi tanggung jawab pemimpin perusahaan dan bersifat rahasia. 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Seperti yang diketahui bahwa setiap keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak di capai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Menurut Martono (2013:23) 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal pada waktu tertentu. 13

2. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 3. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan. 4. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 2.4 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari laporan keuangan neraca laporan keuangan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan keuangan arus kas. Neraca (balance sheet) suatu perusahaan menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari perusahaan tersebut pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun pembukuan (31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal disajikan pada sisi pasiva. Laporan laba rugi (income statement) suatu perusahaan menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari perusahaan tersebut pada periode tertentu. Sebagaimana halnya dengan neraca, laporan laba rugi biasanya disusun setiap akhir tahun pembukuan (per 31Desember). 2.4.1 Teknik-teknik Analisis Laporan Keuangan Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan. Adapu jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan lebih dari suatu periode. Artinya minimal 2 periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat 14

diketahui perubahan yang terjadi, perubahan dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. 2. Analisis Trend Analisis trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitun naik, turun, atau tetap serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase. 3. Analisis Rasio Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Kasmir (2010:37) 2.5 Pelaporan Keuangan 2.5.1 Pengertian Pelaporan Keuangan Untuk memberikan informasi bagi para pengguna informasi akuntansi diperlukan pelaporan keuangan agar dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan. Wiwin Yadiati (2010:36) pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan seperti informasi tentang sumber daya perusahaan. 2.5.2 Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprise, tujuan pelaporan keuangan adalah : 1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan 15

keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. 2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan tentang kinerja dan earning dari satu kesatuan usaha, yaitu : 1. Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu. 2. Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur daya produktif dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan. 3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para stakeholdersnya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan manajemen. Dari tujuan pelaporan keuangan dalam teori akuntansi yang telah diuraikan diatas yaitu untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna informasi akuntansi mengenai kondisi keuangan. Pelaporan keuangan juga dapat memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban. 2.6 Pengukuran Kinerja Keuangan 2.6.1 Pengertian Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. (Kasmir 2010:79) 16

Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa penangguhan. 2.6.1.1 Rasio Likuiditas Ukuran Rasio Likuiditas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Current Ratio Merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Current Assets Current Ratio = x 100% Current Liabilities b. Quick Ratio atau Acid Test Ratio Rasio ini menunjukan besarnya alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Oleh karena itu, persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid harus dikurangkan dari aktiva lancar. Current Assets - Inventory Quick Ratio = x 100% Current Liabilities 17

c. Cash Ratio Rasio yang mengukur kemampuan membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Cash + Securities Cash Ratio = x 100% Current Liabilities d. Working Capital To Total Assets Ratio Rasio yang mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto dari jumlah aktiva. Current Assets-Current Liabilities Working Capital To Total Assets Ratio = x 100% Total Assets 2.6.2 Pengertian Rasio Profitabilitas Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:304) Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Menurut Arief Sugiono (2009:78) Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengolahan kewajiban dan modal. 18

2.6.2.1 Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Gross Profit Margin Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari hasil penjualan bersih perusahaan. Net Sales - COGS Gross Profit Margin = x 100% Net Sales b. Operating Profit Margin Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dari hasil penjualan bersih perusahaan. EBIT Operating Profit Margin = x 100% Net Sales c. Operating Ratio Rasio yang mengukur proporsi biaya operasi dari setiap Rp.1 penjualan bersih perusahaan. COGS + Operating Cost Operating Ratio = x 100% Net Sales 19

d. Net Profit Margin Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari hasil penjualan bersih perusahaan. EAT Net Profit Margin = x 100% Net Sales e. Return On Assets Sering disebut sebagai Rentabilitas Ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:305) Return On Assets yaitu rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. EBIT Return On Assets = x 100% Total Assets f. Return On Equity Rasio ini sering disebut dengan Rate Of Return On Net Worth, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih 20

dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:305) Return On Equity yaitu rasio yang menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih yang bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin bagus. EAT Return On Equity = x 100% Total Equity g. Return On Invesment Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari seluruh modal yang diinvestasikan dalam aktiva. EAT Return On Invesment = x 100% Total Assets h. Earning Per Share (EPS) Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan per lembar saham pemilik. EAT Earning Per Share = x $1 Outstanding Share 21

2.7 Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya berdasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio dapat meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analisis dapat memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Kedua, perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama (perbandingan eksternal). Menurut Harahap (2010:297) rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. 2.8 Penilaian Kinerja Keuangan 2.8.1 Pengertian Penilaian Kinerja Keuangan Informasi Akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer, karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kerja manajer atau pimpinan perusahaan. Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2010:419) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka 22

penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Dalam penilaian kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur. Penilain kinerja keuangan perusahaan didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi posisi dan kinerja di masa depan. Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya, namun demikian penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa yang akan datang. Secara umum dapat diakatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Di sisi lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana aset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. 23

2.8.2 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan Penilaian kinerja keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam proses perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat melakukan perencanaan serta memilih strategi yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja keuangan melibatkan penialaian terhadap keadaan keuangan di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Semuanya itu untuk mengetahui kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah di masa depan dan menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan. (Mulyadi 2009:417) Pengukuran kinerja keuangan perusahaan umumnya diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan seperti penghasilah bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share) unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban didefinisikan menurut Harmono (2011 : 23) 1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau pembahanan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. 2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar dan berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Penghasilan dan beban dapat disajikan dalam laporan laba rugi dengan beberapa cara yang berbeda demi untuk menyediakan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. 24

2.8.3 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan S. Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari penilaian kinerja keuangan adalah : 1. Mengetahui tingkat likuiditas Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat di tagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya saat ditagih berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan likuid. Perusahaan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancarnya. 2. Mengetahui tingkat solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Mengetahui tingkat rentabilitas Rentabilitas atau disebut dengan profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan perusahaan berguna untuk mengevaluasi sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian diharapkan manajer dapat mengetahui kelemahan ataupun kelebihan perusahaan ditinjau dari sektor keuangannya. 25