2016 PENGGUNAAN TEKNIK TRANSFORMASI VIDEO KLIP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Delia Nurjanah, 2014 PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPENMELALUI PENDEKATAN SAINTIFIKDENGAN

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan proses kegiatan belajar siswa di dalam sebuah pembelajaran untuk menuangkan ide, gagasan ataupun lainnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Tarigan, 1986 hlm.15), bahwa menulis diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis, empat keterampilan berbahasa ini sangatlah penting karena termasuk ke dalam standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia. Maka dari itu, diharapkan sekolah yang fungsi tempat pengenyam ilmu harus mampu memberikan pengajaran dan ilmu yang baik dan tentu dengan metode yang baik pula. Siswa pun diharapkan mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa tersebut terutama menulis, meskipun sampai saat ini belum ada hasil yang memuaskan yang dapat diambil dari pembelajaran menulis siswa. Hal tersebut sesuai pernyataan Nurhayati (2000, hlm.13) bahwa siswa belum dapat dikatakan mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik lisan maupun tulisan, mulai Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Pernyataan tersebut harus dijadikan sebuah upaya untuk mencari titik terang di dalam penuntasan masalah tersebut. Pembelajaran mengarang merupakan salah-satu pembelajaran penting di dalam keterampilan menulis, karena pengajaran mengarang dapat menumbuhkan sikap memotivasi kemampuan menulis siswa dengan cara mengaplikasikan pemikiran bebas tanpa batas dengan membuat sebuah tulisan indah, seperti pernyataan Resmini (2009,hlm.156) melalui pembelajaran mengarang diharapkan dapat menggunakan bahasa dengan sebaik-baiknya, dapat mengeluarkan pendapatnya sendiri dengan memilih kata secara bebas. Pembelajaran mengarang berkaitan dengan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keyakinan yang kongkret membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Salah satu keterampilan menulis karangan adalah menulis

2 karangan narasi. Siswa harus mampu membuat sebuah karangan narasi dengan imajinasi masing-masing, bisa diambil dari hasil pengalaman pribadi, rekan ataupun dari hasil lainnya yang dapat menunjang penulisan sebuah karangan narasi. Pembelajaran menulis karangan narasi sering dianggap tidak menarik atau sulit oleh sebagai siswa karena harus merangkai sebuah cerita yang panjang namun tidak bisa menemukan hasil ujung cerita. Siswa juga sering kali tidak dapat menemukan tema dan mengembangkan sebuah cerita dan terkadang kreativitas dan imajinasi siswa tidak dapat berkembang karena biasanya metode yang digunakan adalah metode ceramah. Tarigan (2008, hlm.186) menegaskan bahwa pembelajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah, karena hanya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang adanya variasi, kurang adanya rangsangan, dan kurang pula adanya dalam frekuensi. Dalam suatu proses pembelajaran mengajar, guru dihadapkan pada permasalahan kurangnya motivasi siswa terhadap materi pembelajaran. Kondisi ini yang ditemukan peneliti di SMP Negeri 45 Bandung. Pada tanggal 5 Maret 2016, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dwi Astuti S.Pd. selaku guru pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VII-C SMP Negeri 45 Bandung. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan narasi kurang diminati siswa karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1) suasana pembelajaran yang membosankan; 2) tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk memperhatikan materi pelajaran yang tengah diajarkan; 3) pembelajaran menulis hal yang cukup sulit dan menguras pikiran; 4) kesulitan dalam pemilihan tema dan judul. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dilihat dari hal ini peneliti diberikan izin oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 45 Bandung untuk melakukan sebuah tindakan kepada siswa mengenai pembelajaran menulis karangan narasi terutama dalam keterampilan menulis. Dari rujukan studi pendahuluan tersebut guru Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan langkah

3 dengan teknik ceramah dan tanpa menggunakan media apapun kepada siswa lalu melakukan tes awal untuk mengetahui hasil menulis karangan narasi pada siswa, berdasarkan hasil studi pendahuluan ini maka diperoleh kenyataan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa masih kurang efektif, hasilnya ternyata hampir seluruh nilai siswa kelas VII-C dibawah KKM, siswa mendapatkan nilai rata-rata 55-65. Selanjutnya peneliti menyebarkan angket kepada siswa SMP Negeri 45 Bandung kelas VII-C yang berjumlah 32 siswa. Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 13 Maret 2016, diperoleh keterangan bahwa banyak siswa yang menyadari pentingnya pembelajaran menulis karangan narasi. Namun, 92 % di antara mereka mengaku tidak terlalu antusias terhadap pembelajaran menulis karangan narasi. Faktor penyebabnya antara lain siswa seringkali merasa kesulitan dalam menemukan inspirasi atau ide penulis karangan narasi, sulit berimajinasi, sulit menentukan kalimat pembuka, dan sulit mengembangkan ide ceritanya. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir seluruh siswa menginginkan adanya media audio visual untuk membantu mereka dalam pembelajaran menulis karangan narasi. (Terlampir hlm. 61) Oleh karena itu, untuk lebih menarik motivasi siwa serta memberikan inspirasi dalam penulisan karangan narasi, peneliti memilih media Video Klip Lagu. Dalam hal ini penulis memilih video klip lagu yang berjudul Ayah dan Bunda karena video klipnya menarik dan mendidik mengenai pengorbanan seorang ayah dan pengorbanan seorang ibu untuk anaknya juga memiliki alur yang mudah diikuti, sehingga dapat menjadikan sebuah pengantar untuk menarik minat dan mendukung imajinasi siswa dalam menulis sebuah karangan narasi. Selain penggunaan Media Video Klip Lagu, peneliti pun menggunakan teknik transformasi. Teknik tersebut, merupakan sebuah bentuk pengalihan suatu ragam karya sastra yang merupakan penerapan kembali konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama tanpa mengubah maknanya, dengan memberikan penekanan yang agak berlainan. Penelitian mengenai pembelajaran menulis menggunakan media, sebelumnya pernah dilakukan oleh Milla Rahmadita dengan judul penelitian

4 Pemanfaatan Media Video Klip Lagu Populer Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Media Tayang Televisi Cita-Citaku TRANS 7 Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Selain penggunaan media, penelitian mengenai pembelajaran menulis karangan narasi melalui teknik transformasi sebelumnya pernah dilakukan oleh Delia Nurjanah dengan judul penelitian Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Pendekatan Sainstifik Dengan Media Gambar dan Teknik Transformasi. Penelitian itu berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa media DVD dan Teknik Transformasi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Di mana hipotesis yang menyatakan bahwa media 3D ini efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Penggunaan 3D ini memiliki potensi yang sangat besar untuk proses pendidikan. Selain Media 3D, teknik transformasi pun dianggap memiliki keefektifan dalam menulis karangan narasi. Karena penulis diberikan kebebasan untuk mengembangkan karangan sesuai daya apresiasinya dengan tidak menyimpang dari isi dan tema. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui sejauh manakah keefektifan media Video Klip dengan teknik transformasi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi bagi siswa. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Teknik Transformasi Video Klip Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 45 Bandung 2015/2016) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

5 1) Bagaimana rancangan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 3) Bagaimana hasil pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis Karangan Narasi pada siswa kelas VII-C dengan dengan penggunaan teknik 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut ini: 1) mendeskripsikan rancangan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 3) mendeskripsikan hasil pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberikan manfaat yang cukup berarti bagi berbagai pihak di antaranya sebagai berikut ini. 1) Bagi pembelajar Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini memberikan tambahan referensi penggunaan media dan teknik pembelajaran, yaitu Penggunaan teknik transformasi video klip lagu yang berisikan pesan moral di dalamnya.

6 2) Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, melalui penelitian ini dapat diketahui teknik dan media apa yang paling efektif dalam pembelajaran menulis Karangan Narasi. Selain itu, dengan adanya penelitian ini guru diajak untuk lebih kreatif dan inovatif dalam penggunaan media pembelajaran sehingga motivasi siswa untuk belajar menulis Karangan Narasi pun akan lebih meningkat. 3) Bagi siswa, kemampuan menulis Karangan Narasi akan lebih meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan penggunaan teknik transformasi video klip lagu. Selain itu, pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide yang ada dalam pikirannya dalam bentuk tulisan. Pemilihan penggunaan teknik transformasi video klip lagu diharapkan juga akan meningkatkan daya apresiasi dalam kecintaan siswa terhadap karya musisi dalam negeri dan amanat yang tersirat dari video klip lagu dapat menambah motivasi siswa untuk meningkatkan moral mereka. 4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan tuntutan agar peneliti lebih kreatif memilih teknik dan media yang tepat dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi bagi siswa. Peneliti juga bertambah wawasannya mengenai bagaimana penerapan teknik tranformasi video klip menjadi suatu teknik dan media pembelajaran yang baik digunakan. Selain itu, peneliti bertambah pengalamannya dalam hal penelitian, mengajar dan bagaimana menghadapi siswa yang memiliki keragaman sifat, sikap, dan minat dalam mempelajari bahasa dan sastra Indonesia. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini disusun menjadi 5 bab utama yakni Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Landasan Teoretis, Bab 3 Metodologi Penelitian, Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab 5 Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Bab 1 Pendahuluan dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang penelitian mengapa masalah pembelajaran menulis Karangan Narasi ini diteliti, identifikasi masalah

7 penelitian yang ingin dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis. Pada Bab 2, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai landasan penulis dalam melakukan penelitian baik teori-teori yang berkenaan dengan variabel Karangan Narasi, variabel teknik pembelajaran ataupun variabel media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, peneliti mencantumkan asumsi yang dirumuskan oleh peneliti, serta berisi pula hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Bab 3 yaitu Bab Metodologi Penelitian, pada bagian ini penulis menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sempel penelitian, rumusan definisidefinisi yang dioperasionalkan yang selanjutnya melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam instrumen penelitian. Pada instrumen penelitian, peneliti membaginya menjadi dua sub yakni, instrumen pengumpulan data yang berisi soal tes dan kriteria penilaian penelitian, serta instrumen pengumpulan data yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan penelitian. Selain itu, peneliti menjelaskan tentang teknik observasi dan penyebaran angket. Terakhir, dalam Bab ini penulis mencantumkan pula teknik pengumpulan data. Pada tahap teknik pengumpulan data, penulis menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan penulis dalam mengolah data yang sudah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Bab 4 dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasa ini menjabarkan tentang deskripsi proses penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis karangan narasi, analisis data dan pembahasa. Pada bagian pembahasan, peneliti mengkorelasikan antara teori yang digunakan dengan data hasil penelitian yang sudah diperoleh, kamudian menghubungkannya dengan hipotesis yang diajukan. Bab 5 adalah Bab terakhir. Bab ini berisi tentang simpulan serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan dan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan pada Bab 1. Bab ini juga berisikan tentang implikasi mengenai dampak atau akibat langsung yang terjadi dari peneliti. Selain itu, Bab

8 ini juga berisi tentang rekomendasi yang diajukan penulis bagi guru dan bagi penelitian selanjutnya.